You are on page 1of 50

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

NOTA KESEPAKATAN
PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SUMENEP

TENTANG

KEBIJAKAN UMUM APBD ( KUA ) TAHUN ANGGARAN 2012


TAHUN 2011

NOTA KESEPAKATAN
ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SUMENEP NOMOR : 188/ NOMOR : 188/ TANGGAL : /435.202/2011 /435.050/2011 OKTOBER 2011

TENTANG KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 Yang bertanda tangan di bawah ini :
1. Nama

: KH. A. BUSYRO KARIM, M.Si Jabatan : BUPATI SUMENEP Alamat Kantor : Jl. Dr. Cipto No. 33 Sumenep Bertindak selaku dan atas nama Pemerintah Kabupaten Sumenep : KH. IMAM HASYIM, SH, MH. Jabatan : KETUA DPRD KABUPATEN SUMENEP Alamat Kantor : Jl. Trunojoyo No. 124 Sumenep

2. a. Nama

b. Nama : H. MOH. HANIF, SE Jabatan : WAKIL KETUA DPRD KABUPATEN SUMENEP Alamat Kantor : Jl. Trunojoyo No. 124 Sumenep c. Nama : FAISAL MUHLIS, S.Ag Jabatan : WAKIL KETUA DPRD KABUPATEN SUMENEP Alamat Kantor : Jl. Trunojoyo No. 124 Sumenep d. Nama : H. HUNAIN SANTOSO, SH Jabatan : WAKIL KETUA DPRD KABUPATEN SUMENEP Alamat Kantor : Jl. Trunojoyo No. 124 Sumenep Sebagai Pimpinan DPRD bertindak selaku dan atas nama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sumenep.

Dengan ini menyatakan bahwa dalam rangka penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Sumenep Tahun Anggaran 2012 diperlukan Kebijakan Umum APBD yang disepakati bersama antara DPRD Kabupaten Sumenep dengan Pemerintah Kabupaten Sumenep untuk dijadikan dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara APBD Tahun Anggaran 2012. Berdasarkan hal tersebut di atas, para semua pihak sepakat terhadap Kebijakan Umum APBD Kabupaten Sumenep yang meliputi asumsi-asumsi dasar dalam penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2012, Kebijakan Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan Daerah, yang menjadi dasar dalam penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara dan Perubahan APBD Kabupaten Sumenep Tahun Anggaran 2012. Secara lengkap Kebijakan Umum APBD Kabupaten Sumenep Tahun Anggaran 2012 disusun dalam lampiran yang menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Nota Kesepakatan ini. Demikian Nota Kesepakatan ini dibuat untuk dijadikan dasar dalam penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara APBD Kabupaten Sumenep Tahun Anggaran 2012. Sumenep, Oktober 2011 PIMPINAN BUPATI SUMENEP DEWAN PERWAKILAN RAKYAT KABUPATEN SUMENEP

KH. A. BUSYRO KARIM, M.Si

KH. IMAM HASYIM, SH, MH. KETUA H. MOH. HANIF, SE WAKIL KETUA

FAISAL MUCHLIS, S.Ag WAKIL KETUA

H. HUNAIN SANTOSO, SH WAKIL KETUA

Lampiran

: Nota Kesepakatan Pemerintah Kabupaten Sumenep dengan DPRD Kabupaten Sumenep Nomor : 188/ /435.202/2011 188/ /435.050/2011 Tanggal : Oktober 2011 --------------------------------------------------------

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Sejalan dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Pemerintah Daerah berkewajiban menyusun Kebijakan Umum Anggaran dalam proses perencanaan dan penganggaran daerah . Kebijakan Umum Anggaran ini disusun dengan memperhatikan Rencana Kerja Pemerintah Daerah(RKPD) yang merujuk pada Rencana Pembangunan Menengah Daerah (RPJMD) 2011-1015 dan eksistensinya untuk dijadikan pedoman penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran. Pada dasarnya dokumen perencanaan dan penganggaran merupakan kegiatan yang bertahap, berkelanjutan dan hirarkies sejak dari penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah, Kebijakan Umum Anggaran, Prioritas dan Plafon Anggaran sampai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Rancangan Kebijakan Umum Anggaran yang telah disusun oleh Pemerintah Daerah selanjutnya dibahas bersama antara Tim Anggaran Pemerintah Daerah dan Badan Anggaran DPRD. Hasil koordinasi pembahasannya ditindaklanjuti dengan pengesahan Nota Kesepakatan tentang Kebijakan Umum Anggaran antara Pemerintah Daerah dan DPRD. Penetapan Nota Kesepakatan tersebut bertujuan untuk mewujudkan kesamaan persepsi dan konsistensi penyusunan APBD, keserasian dan keselarasan penyaluran aspirasi masyarakat serta relevansinya dengan rencana tindak dan alokasi anggaran daerah. Kebijakan Umum Anggaran yang ditetapkan dijadikan sebagai kerangka regulasi tahunan pada perencanaan anggaran yang akan dilaksanakan pada APBD. Dalam rangka memasuki Tahun Anggaran 2012 kebijakan pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah akan menghadapi perubahan yang signfikan. Dalam hal ini sebagai konsekuensi dari implikasi Undang-undang

Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Pemerintah Kabupaten/Kota akan mendapatkan penambahan jenis pajak daerah, yaitu pajak mineral bukan logam dan batuan, pajak air tanah, pajak sarang burung wallet, pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan serta bea perolehan hak atas tanah dan bangunan. Sedangkan belanja daerah harus diprioritaskan pada belanja wajib dan prioritas daerah yang berbasis anggaran kinerja serta disesuaikan dengan kebijakan Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Pusat. Sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2011 bahwa dalam upaya peningkatan kesejahteraan rakyat melalui pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan tantangan utama pembangunan yang harus dihadapi dan diatasi adalah (a) penciptaan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas yang mampu menciptakan pekerjaan dan mengurangi kemiskinan; (b) pembangunan tata kelola yang baik untuk dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengeluaran pemerintah; (c) peningkatan sinergi antara pemerintah dan pemerintah daerah. Tantangan utama terkait dengan penciptaan pertumbuhan ekonomi, penanggulangan kemiskinan, ketenagakerjaan tercermin dari : (1) belum berkembangnya iklim usaha yang kondusif di daerah, sehingga belum mampu menarik investasi dan belum meluasnya budaya usaha di masyarakat, yang berakibat pada belum optimalnya kesempatan usaha ekonomi untuk peningkatan pendapatan dan daya beli di daerah; (2) masih kurang efektifnya penyelenggaraan bantuan dan jaminan sosial, dan masih terbatasnya jumlah dan kapasitas sumber daya manusia; (3) masih kurangnya tingkat pemenuhan beberapa kebutuhan dasar; (4) belum optimalnya pemenuhan hak dasar terutama bagi masyarakat miskin dan termarjinalkan; (5) masih banyaknya rumah tangga yang miskin meskipun sudah meningkat kesejahteraannya, namun masih berada pada kelompok hampir miskin, sehingga rentan terhadap gejolak ekonomi dan social; (6) permasalahan kemiskinan dan tingkat keparahan kemiskinan yang berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya; (7) masih kurang optimalnya pelibatan masyarakat terutama masyarakat miskin dalam pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan (8) kesenjangan sosial,ekonomi dan disparitas

wilayah akibat belum optimalnya pemerataan pembangunan dalam kondisi demografis kepulauan serta daerah terpencil. Tantangan utama terkait dengan pembangunan tata kelola yang baik tercermin dari : (1) masih dijumpai kelembagaan yang belum mencerminkan kebutuhan dan tuntutan kinerja yang optimal; (2) belum sepenuhnya terwujud sumber daya manusia aparatur yang professional, netral dan sejahtera; (3) belum sepenuhnya pelayanan publik dapat diselenggarakan secara berkualitas sesuai harapan masyarakat; (4) banyaknya usulan pembentukan daerah otonom baru yang belum sepenuhnya berdampak pada peningkatan kualitas penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat, selain belum efektif dan rendahnya akuntabilitas pemanfaatan dana perimbangan; (5) masih terdapat kelemahan dalam pendataan penduduk secara akurat dan valid, serta masih terbatasnya penerapan SIAK on-line untuk pelayanan public dan belum tersambung nya jaringan komunikasi data (on-line system) dari Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat; (6) masih banyak peraturan perundang-undangan yang bermasalah dan diindikasikan tidak harmonis, tumpang tindih, inkonnsisten, multitafsir, sulit diterapkan, menimbulkan biaya tinggi dan menciptakan hambatan kegiatan pembangunan, terutama peraturan daerah yang mengatur pajak daerah dan retribusi daerah; (7) masih adanya tuntutan masyarakat agar penegakan hukum dilakukan secara adil dan tidak diskriminasi serta aparat penegakan dalam menjalankan tugas kewenangannya agar tidak hanya memperhatikan unsur legalitas saja, akan tetapi juga harus memperhatikan rasa keadilan masyarakat. Tantangan utama terkait peningkatan sinergi antara pemerintah dan pemerintah daerah tercermin dari : (1) belum efektifnya koordinasi dalam penetapan dan pelaksanaan kebijakan pembangunan antara pusat dan daerah serta antar daerah; (2) inkonsisten dan ketidakjelasan serta adanya perbedaan persepsi atas pembagian kewenangan dalam implementasi otonomi daerah; (3) masih rendahnya efektivitas pelaksanaan kebijakan desentralisasi fiskal yang berimplikasi pada kecenderungan daerah untuk selalu berorientasi meningkatkan sumber pendapatannya. Pemecahan masalah dan tantangan tersebut merupakan agenda prioritas nasional dan memerlukan sinergitas kebijakan antara Pemerintah Daerah dengan Pemerintah Pusat.

Faktor pertimbangan lain dalam penyusunan Kebijakan Umum Anggaran adalah kondisi daerah, terutama masalah potensi daerah serta kemampuan dan kebutuhan daerah. Masalah dan kebutuhan daerah harus diseleksi sesuai analisis masalah dan indikator prioritasnya untuk ditetapkan sebagai materi Kebijakan Umum Anggaran. Sedangkan potensi dan kemampuan daerah merupakan indikator daya dukungnya pada pendapatan daerah dan penyediaan anggaran belanja daerah untuk menyelesaikan masalah dan prioritas daerah. Masalah daerah yang kompleks memerlukan pendekatan sistemik dan Kebijakan Umum Anggaran yang objektif sehingga perencanaan komposisi, alokasi dan distribusi APBD dapat efisien dan efektif. Secara de jure Kebijakan Umum APBD Kabupaten Sumenep Tahun Anggaran 2012 substansinya merupakan implementasi dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sumenep Tahun 2011-2015 untuk kepemimpinan Bupati/Wakil Bupati Sumenep Masa Bhakti 2010-2015. Penjabaran Visi, misi dan agenda pemerintah yang termaktub dalam RPJMD 2011-2015 Kabupaten Sumenep memiliki kesamaan orientasi pada pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat dan peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan prioritas rencana aksi agamis, nasionalis, transparan, adil dan profesional. Sesuai Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Sumenep Tahun 2012 telah direncanakan prioritas pembangunan daerah, yaitu (1) Pengembangan UMKM dan Sistem Ekonomi Kerakyatan, (2) Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Alam, (3) Pengembangan Wilayah dan Masyarakat Kepulauan, (4) Pengembangan Sistem Pendidikan dan Kualitas Sumber Daya Manusia, (5) Pembangunan Infrastruktur Kebutuhan Dasar Masyarakat, dan (6) Pemerintahan yang Profesional dan Konsistensi Penegakan Hukum. Pengembangan UMKM dan Sistem Ekonomi Kerakyatan, fokus pembangunan bidang ekonomi diarahkan pada UMKM, koperasi dan sektor ekonomi kerakyatan sebagai upaya mewujudkan pemerataan pembangunan dan upaya untuk memfasilitasi pengembangan potensi swakarya dan swadaya masyarakat yang berkesinambungan dan berkeadilan, dimana program diprioritaskan pada pengembangan diversifikasi usaha dan produk UKM dan Koperasi, peningkatan dan spesifikasi kebijakan mengedepankan kualitas pemerintahan yang bersih, mandiri,

infrastruktur ekonomi yang mendukung kegiatan produktif masyarakat, peningkatan ekonomi masyarakat miskin dengan pemberian subsidi pajak bumi dan bangunan (PBB) Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Alam sebagai upaya untuk dikelola dengan baik potensi kekayaan sumber daya alam yang besar khususnya di sektor kelautan dan pertanian, juga migas untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dan tidak menimbulkan perusakan kelestarian lingkungan maka program prioritaskan yang harus dikembangkan adalah Industrialisasi dan ekplorasi sumber daya alam yang melibatkan peran aktif masyarakat local, Eksplorasi dan peningkatan daya saing sektor pertanian dan kelautan, dan Pemantapan rencana dan penataan ruang daerah yang efisien serta menjamin kelestarian lingkungan hidup. Pengembangan Wilayah dan Masyarakat Kepulauan sebagai upaya untuk memberdayakan dan mengembangkan kesejahteraan masyarakat di kepulauan programi prioritaskan yang akan dikembangkan adalah Peningkatan fasilitas pelayanan kesehatan, pendidikan dan pemukiman di wilayah kepulauan,, Peningkatan infrastruktur dan kelembagaan pelayanan air bersih dan kelistrikan di wilayah kepulauan, Peningkatan infrastruktur dan jaringan transportasi darat dan laut di wilayah kepulauan, dan Peningkatan pengelolaan potensi SDA di wilayah kepulauan serta menjamin kelestarian lingkungan. Pengembangan Sistem Pendidikan dan Kualitas Sumber Daya Manusia. Pembangunan kualitas manusia sebenarnya suatu upaya yang terencana untuk meningkatkan kapasitas individu dan masyarakat untuk dapat secara aktif menentukan masa depannya, baik melalui perbaikan sistem pendidikan, kualitas layanan kesehatan dan berbagai layanan sosial lainnya. Untuk mempercepat upaya pembangunan kualitas sumberdaya manusia yang penting untuk dikembangkan adalah bagaimana menyempurnakan dan mengembangkan sistem pendidikan serta pengembangan SDM yang berorientasi pada keahlian dan ketrampilan dengan dilandasi nilai-nilai agama dan budaya yang mampu bersaing ditingkat regional, nasional bahkan dunia internasional, program prioritas yang akan dikembangkan adalah Peningkatan dan pemerataan pendidikan sebagai indikator pembangunan

manusia, Revitalisasi SMK yang mendukung potensi daerah, Pengembangan sekolah kawasan bermutu, Peningkatan kesejahteraan dan status pendidik. Pembangunan Infrastruktur Kebutuhan Dasar Masyarakat. Untuk

mewujudkan ketersediaan infrastruktur pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang merata dan berkualitas, khususnya di bidang pendidikan, kesehatan, kelautan dan perikanan serta pemukiman program prioritas yang akan dikembangkan adalah: Pengembangan puskesmas, polindes dan poskesdes berkualitas dan terjangkau oleh masyarakat, Peningkatan pelayanan kesehatan dan program puskesmas gratis, Peningkatan sarana dan prasarana sektor kelautan dan perikanan, Pemenuhan kebutuhan masyarakat akan air bersih, energi dan ketenagalistrikan, Pemenuhan kebutuhan perumahan yang layak bagi masyarakat, dan fasilitas publik sektor ekonomi dan sosial. Pemerintahan yang Profesional dan Konsistensi Penegakan Hukum. Untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan yang profesional dan konsistensi penegakan hukum yang menjamin rasa keadilan dan berwibawa, maka Kebijakan diprioritaskan pada efesiensi pelayanan, transparansi pelayanan dan keadilan pelayanan yang bermuara pada kepuasan pelanggan, dengan program prioritas yang akan dikembangkan pemerintah kabupaten Sumenep adalah : Pemberlakuan SPM dalam berbagai layanan publik, Penciptaan tata pemerintahan yang bersih dan bertanggungjawab, Pengembangan saluran komunikasi umaroh, ulama dan masyarakat, Peningkatan sarana dan prasarana aparatur negara, Peningkatan potensi sumber keuangan daerah, dan Peningkatan akuntabilitas perencanaan dan pelaksanaan anggaran keuangan sektor publik. Pemenuhan kebutuhan

1.2 Tujuan Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran merupakan kewajiban daerah yang ditindaklanjuti dengan Prioritas dan Plafon Anggaran. Dokumen Kebijakan Umum Anggaran serta Prioritas dan Plafon Anggaran berfungsi sebagai kaidah atau pedoman dalam penyusunan APBD. Sesuai mekanisme perencanaan dan penganggaran daerah, maka penyusunan Kebijakan Umum Anggaran berpedoman pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah dan pedoman penyusunan APBD yang

ditetapkan Menteri Dalam Negeri setiap tahunnya. Sedangkan untuk pembahasan Rancangan Kebijakan Umum Anggaran dilakukan secara bersama-sama antara Tim Anggaran Pemerintah Daerah dan Badan Anggaran DPRD. Selanjutnya untuk pengesahan Kebijakan Umum Anggaran ditetapkan dengan Nota Kesepakatan antara Pemerintah Daerah dan DPRD. Memperhatikan proses penyusunan, pembahasan dan pengesahan Kebijakan Umum Anggaran tersebut, maka penetapan Kebijakan Umum Anggaran Kabupaten Sumenep Tahun 2012 bertujuan, yaitu :
1. Untuk menyamakan persepsi, orientasi dan rencana aksi tentang Prioritas dan

Plafon Anggaran serta APBD Kabupaten Sumenep Tahun Anggaran 2012 ;


2. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas alokasi dan distribusi APBD

Kabupaten Sumenep Tahun Anggaran 2012 sesuai dengan kondisi daerah, aspirasi masyarakat dan kebijakan yang berlaku ;
3. Untuk meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan

Kabupaten Sumenep ; Berdasarkan ratifikasi APBD penetapan Nota Kesepakatan Kabupaten Sumenep harus tentang Kebijakan Umum memperhatikan konsistensi Anggaran Kabupaten Sumenep Tahun 2012, maka penyusunan, pembahasan dan pelaksanaannya sesuai kebijakan yang berlaku. Pada dasarnya Kebijakan Umum Anggaran telah mempertimbangkan kebijakan Pemerintah, prioritas Rencana Kerja Pemerintah Daerah dan aspirasi masyarakat untuk terwujudnya pengelolaan anggaran yang efisien dan efektif.
1.3 Dasar Hukum Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran

Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Kabupaten Sumenep Tahun 2012 merupakan proses perencanaan dan penganggaran daerah. Substansinya adalah kebijakan pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah untuk satu tahun anggaran. Dasar hukum penyusunan Kebijakan Umum Anggaran ini berpedoman pada : 1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286) ;

2. Undang-undang

Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3455) ; 3. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400) ; 4. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) ;
5. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Sistem Perimbangan Keuangan

Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438) ;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578) ; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614) ;
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas

Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah ;


9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2011 tentang Pedoman

Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2012;

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH


2.1 Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Pertumbuhan ekonomi sebagai indikator ekonomi makro merupakan refleksi dari perkembangan aktifitas perekonomian daerah. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi menunjukkan makin berkembangnya aktifitas perekonomian daerah, baik aktifitas produksi, konsumsi, investasi dan perdagangan daerah yang berdampak pada segala sektor. . Indikator pertumbuhan ekonomi dapat dinilai dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dari sumber data BPS Jawa Timur perbandingan absolut antar Kabupaten / Kota, pada tahun 2008 PDRB atas dasar harga konstan Kabupaten Sumenep sebesar Rp. 4.986.250,94 juta meningkat sebesar 4,16 % dari tahun 2007 sebesar Rp. 4.786.946.28.juta Kondisi ini terus mengalami peningkatan hingga PDRB atas dasar berlaku konstan tahun 2009 sebesar Rp. 5.197.188,99 juta meningkat sebesar 4,23 % dan pada tahun 2010 PDRB atas dasar berlaku konstan tahun 2010 sebesar Rp. 5.421.187,72 juta meningkat sebesar 4,31 %. Berdasarkan indikator yang ada pertumbuhan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sumenep menunjukkan peningkatan ternd postif.sejak tahun 2008 sebesar 4,10 % mengalami peningkatan pada Tahun 2009 mencapai 4,15% sedangkan pada tahun 2010 meningkat sebesar 5,30 %. Kondisi ini menunjukkan kenaikan yang cukup berarti dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Sumenep sehingga target capaian pertumbuhan ekonimi pada tahun 2011 sebesar 5,5 %. Capaian Pertumbuhan Ekomoni 2007 s/d 2010 dan target tahun 2011 Pertumbuhan Ekonomi PEMERINTAH 2008 2009 2010 Nasional 6,06 4.55 6,10 Propinsi Jawa Timur 5,99 5,01 6,67 Kab. Sumenep 4,10 4,15 5,30 Sumber : BPS Propinsi Jawa Timur

2011* 6,40 7,00 5,50

8 7 6 5 4 3 2 1 0 2008 2009 2010 2011 Ns a iona l Propins Ja aT ur i w im K b. S enep a um Poly (N s . a iona l)

Diagram :Capaian Pertumbuhan Ekomoni 2007 s/d 2010 dan target tahun 2011 Selain itu, laju inflasi Kabupaten Sumenep pada bulan September tahun 2010 sebesar 0,97 persen secara komulatis pada periode Januari sampai dengan September 2010 sebesar 5,73 persen. Sedangkan laju inflasi Propinsi Jawa Timur pada bulan September tahun 2010 sebesar 0,46 persen secara komulatif pada periode januari sampai dengan September 2010 sebesar 5,36 persen. Hal ini menunjukan tingkat inflasi Kabupaten Sumenep lebih tinggi dari tingkat inflasi Propinsi Jawa Timur. Tingkat inflasi Kabupaten Sumenep yang tinggi disebabkan karena kenaikan harga komoditi bahan makanan yang didatangkan dari luar daerah, sedangkan permintaan konsumsi masyarakat sangat tinggi. Permintaan dan harga komoditi bahan makanan mengalami kenaikan cukup signifikan ketika bulan puasa dan hari raya. Sebagai upaya untuk menekan laju inflasi Kabupaten Sumenep Pemerintah Propinsi Jawa Timur bekerja sama dengan Bank Indonesia Cabang Jawa Timur membentuk Tim Pengendalian Inflasi Daerah dengan melakukan monitoring dan evaluasi pengendalian inflasi daerah. Komposisi pengurusnya adalah Bupati Sumenep dan Pimpinan Bank Indonesia Cabang Surabaya sebagai Pengarah, Sekretaris Daerah sebagai Penanggung Jawab, Kepala Bappeda Kabupaten Sumenep sebagai Ketua dan sejumlah anggota dari berbagai satuan kerja terkait. Tingkat inflasi yang tinggi akan menyebabkan kemerosotan pendapatan riil masyarakat dan membebani kemampuan daya beli masyarakat miskin, terutama untuk komoditi bahan makanan. Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Sumenep sesuai Pendataan Program Perlindungan Sosial dan data bantuan raskin 2010 sebanyak 43.237 jiwa dengan komposisi sangat miskin sebanyak 22.735 rumah

tangga, miskin sebanyak 55.070 rumah tangga dan hampir miskin sebanyak 67.983 rumah tangga. Sedangkan konsentrasi pemukiman rumah tangga miskin adalah Kecamatan Arjasa sebanyak 11.997 rumah tangga, Sapeken sebanyak 11.891 rumah tangga dan Pragaan sebanyak 11.863 rumah tangga. Prosentase jumlah penduduk miskin atas jumlah penduduk Kabupaten Sumenep cukup banyak dan Tahun 2009 tercatat sebanyak 31,16 persen atau turun 7,48 persen, sedangkan tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Sumenep sebesar 6,5 persen atau turun 1,67 persen. Masalah kemiskinan penduduk Kabupaten Sumenep telah menyebabkan rendahnya Indeks Pembangunan Manusia. Pada Tahun 2010, IPM Kabupaten Sumenep sebesar 65,30 atau naik sebesar 0,56 dari tahun 2009 dan masih tergolong rendah bila dibandingkan dengan Kabupaten/Kota lainnya di Jawa Timur. Rendahnya IPM Kabupaten Sumenep disebabkan karena faktor kemiskinan penduduk sehingga berpengaruh pada rendahnya daya beli masyarakat serta pendidikan dan kesehatan masyarakat yang sangat jelek. Berdasarkan indeks pendidikan diketahui sebesar 64,07 menduduki ranking 35 dan indeks kesehatan sebesar 65,84 menduduki ranking 30 dari 38 Kabupaten/Kota se Jawa Timur. Target peningkatan indeks pendidikan dan kesehatan Kabupaten Sumenep merupakan kondisi yang amat mendesak melalui perbaikan alokasi anggaran belanja pendidikan dan kesehatan, khususnya untuk masyarakat pedesaan terisolir dan kepulauan. Anggaran belanja pendidikan mendapatkan alokasi anggaran yang sangat besar minimal 20 persen dari APBD sesuai Undang-undang Dasar 1945 dan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan, namun kebijakan sangat penting untuk alokasinya diprioritaskan pada kualitas kegiatannya sehingga efektif dalam mengatasi masalah-masalah pendidikan di Kabupaten Sumenep. Dalam kaitan ini pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan tahun 2012 diarahkan pada peningkatan prasarana dan sarana pendidikan, manajemen dan mutu pendidikan. 2.2 Rencana Target Ekonomi Makro. Pengembangan ekonomi daerah diharapkan dapat mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan

Rencana Pembangunan Daerah dinyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi daerah, pendapatan per kapita dan pemerataan pendapatan sebagai indikator kesejahteraan masyarakat. Dalam rangka peningkatan ekonomi daerah Kabupaten Sumenep diperlukan efektifitas alokasi anggaran pada sektor basis dan peningkatan akses pelayanan investasi yang optimal. Kabupaten Sumenep memiliki prospek investasi yang cukup bagus dan top one hundred Kabupaten/Kota sebagai lokasi investasi di Indonesia. Faktor pendukung investasi yang diperlukan adalah peningkatan infrastruktur dan pelayanan ijin usaha secara mudah, murah, cepat dan tuntas dalam sistem satu atap. Target keberhasilan peningkatan ekonomi Kabupaten Sumenep Tahun 2012 akan ditunjukkan dengan kenaikan indikator ekonominya, yaitu pertumbuhan ekonomi ditargetkan sebesar 5,50 persen, penurunan jumlah penduduk miskin menjadi 30,42 persen dan penurunan tingkat pengangguran terbuka menjadi 5,8 persen. Target pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sumenep sebesar 5,50 persen merupakan target kenaikan yang cukup signifikan. Kondisi ini akan dipacu melalui peningkatan produksi sektor primer, yaitu sektor pertanian serta sektor pertambangan dan penggalian. Sedangkan sektor lainnya yang berpotensi naik pada Tahun 2012 adalah sektor jasa sejalan dengan bertambahnya jumlah hotel dan restoran di Kabupaten Sumenep. Target Ekonomi makro kabupaten Sumenep Tahun Anggaran 2012 Pertumbuhan Kemiskinan ekonomi 2,5% 6,7%. 15,0 % 7,0 % 30,42 % 6,0 %.

Indikator Nasional Propinsi Jawa Timur Kabupaten Sumenep

Inflasi 5,3% 5,36 % 5,65 %.

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR PENYUSUNAN RANCANGAN APBD KABUPATEN SUMENEP TAHUN 2011
3.1 Asumsi Dasar APBN Berdasarkan pandangan optimistis Pemerintah dan DPR atas perkembangan ekonomi nasional, maka asumsi makro RAPBN 2011 telah dilakukan langkahlangkah penyesuaian. Asumsi pertumbuhan ekonomi nasional yang direncanakan 6,3 persen telah disepakati kenaikannya menjadi 6,4 persen. Dasar perubahan asumsi ini adalah kinerja perekonomian nasional 2010 yang cukup baik dan indikasinya didasarkan pada catatan pertumbuhan ekonomi selama Kuartal II Tahun 2010 sebesar 6,2 persen. Asumsi makro lainnya adalah menguatnya nilai tukar rupiah pada Rp. 9.300,-/USD, sedangkan asumsi makro yang tidak mengalami perubahan adalah tingkat inflasi yang dipatok pada 5,3 persen. Prediksi tingkat inflasi tersebut berada di bawah rata-rata historis inflasi sepanjang 10 (sepuluh) tahun terakhir. Pada dasarnya potensi tekanan inflasi sangat besar karena asumsi inflasi belum memperhitungkan rencana pemerintah untuk penyesuaian administered price yang bersifat strategis, seperti tarif dasar listrik, elpiji dan rencana pembatasan BBM. ASUMSI MAKRO RAPBN ASUMSI Pertumbuhan Ekonomi Inflasi SBI 3 Bulan Nilai Tukar Tahun 2011 6,6 % 5,3 % 6,5 % Rp. 9.300,-/USD Tahun 2012* 6,7 % 5,3 % 6,4 % Rp. 8.800,-/USD

Sumber : Kementrian Keuangan, 2011 (*- Jawa Post , 1 Oktober 2011)

Perkiraan

optimistis

kondisi

ekonomi

makro

didukung

proyeksi

pertumbuhan investasi, ekspor dan konsumsi domestik yang cukup baik. Proyeksi kondisi ekonomi makro yang kondusif Tahun 2011 akan mendorong masuknya modal asing dan terjaganya daya beli masyarakat. Selain itu, peningkatan sektor

industri

pengolahan

dan

sektor

perdagangan

seiring

dengan

membaiknya

perekonomian dunia akan mendongkrak pendapatan dan konsumsi masyarakat yang berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi. 3.2 Laju Inflasi Inflasi merupakan indikator ekonomi makro yang ditunjukkan dengan kenaikan harga barang secara umum dan terus-menerus. Kenaikan harga komoditi tersebut disebabkan tingkat permintaan yang sangat tinggi, sedangkan penawaran barangnya yang rendah. Disequilibrium permintaan dan penawaran juga disebabkan pola distribusi barang yang tidak lancar, biaya produksi dan transportasi yang makin tinggi serta pengaruh faktor eksternal lainnya. Tingkat inflasi yang cukup tinggi menurunkan kekuatan daya beli masyarakat dan dampak signifikannya dirasakan masyarakat miskin, apalagi berkaitan dengan sembilan kebutuhan pokok. Berdasarkan data statistik inflasi Kabupaten Sumenep Tahun 2010 diketahui bahwa kenaikan harga yang signifikan adalah bahan makanan. Tingkat permintaan komoditi bahan makanan sangat tinggi pada bulan puasa dan hari raya, sedangkan penawarannya belum dipenuhi 100 persen dari produksi lokal. Pemerintah Kabupaten Sumenep harus melaksanakan pengawasan dan pengendalian harga melalui operasi pasar tentang perkembangan konsumsi, produksi dan distribusi komoditinya. Kebijakan lainnya adalah pasar murah untuk memberikan akses pada masyarakat miskin dapat membeli kebutuhan pokok atau kebutuhan bahan makanan dengan harga lebih murah daripada harga pasar. Kebijakan distribusi kebutuhan pokok tersebut didukung dengan program nasional, yaitu penyaluran beras untuk keluarga miskin. Laju inflasi Kabupaten Sumenep memerlukan pengendalian targetnya di bawah 10 persen sehingga menggairahkan kegiatan usaha produktif dan aktifitas ekonomi masyarakat. Pengendalian inflasi merupakan masalah untuk komoditi dari luar daerah, sedangkan tingkat permintaan masyarakat sangat tinggi, seperti sayursayuran dan bumbu-bumbuan sebagai kebutuhan makanan, emas perhiasan sebagai kebutuhan sandang dan minyak tanah sebagai kebutuhan rumah tangga. Pemerintah Kabupaten Sumenep harus melakukan pengendalian inflasi Kabupaten Sumenep dengan mengatur pencairan anggaran belanja langsung. Kebijakan ini

bertujuan untuk mengantisipasi booming pencairan anggaran pada bulan-bulan tertentu yang berdampak pada kenaikan jumlah uang beredar dan harga barang. Sesuai Data Bank Indonesia Cabang Surabaya 2010 diketahui bahwa kenaikan inflasi yang signifikan di Kabupaten Sumenep pada Triwulan IV untuk komoditi bahan makanan dan kebutuhan sandang. Pada dasarnya pengendalian inflasi akan mendorong kondisi perekonomian yang sehat dan memacu pertumbuhan ekonomi yang baik. Pada Tahun 2012 ditargetkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sumenep sebesar 5,50 persen dan kondisi ini akan dicapai apabila tingkat inflasi relatif rendah, kegiatan ekonomi lancar dan kondusif serta kesempatan kerja cukup signifikan dan tingkat pengangguran terbuka akan turun. 3.3 Pertumbuhan PDRB Pertumbuhan PDRB merupakan indikator yang berguna untuk informasi perkembangan ekonomi daerah. Sesuai kontribusi sektoralnya dapat diidentifikasi bahwa basis ekonomi Kabupaten Sumenep adalah sektor agraris dan penurunan relatif kecil setiap tahunnya. Sektor pertanian menjadi kontributor yang signifikan pada perekonomian daerah dan indikasinya didasarkan pada kontribusinya lebih dari 50 persen. Kontribusi ini dapat dicapai karena tingkat produksi tanaman pangan, perikanan dan tanaman perkebunan relatif stabil. Dari data BPS pertumbuhan PDRB dapat digambarkan sejak tahun 2008 PDRB atas dasar harga konstan Kabupaten Sumenep sebesar Rp. 4.986.250,94 juta meningkat sebesar 4,16 % dari tahun 2007 sebesar Rp. 4.786.946.28.juta Kondisi ini terus mengalami peningkatan hingga PDRB atas dasar berlaku konstan tahun 2009 sebesar Rp. 5.197.188,99 juta meningkat sebesar 4,23 % dan pada tahun 2010 PDRB atas dasar berlaku konstan tahun 2010 sebesar Rp. 5.421.187,72 juta meningkat sebesar 4,31 %. Pada Tahun 2010 sesuai kontribusi sektor pertanian sebesar 50,46 persen sehingga struktur ekonomi Kabupaten Sumenep berbasiskan sektor agraris. Data BPS Kabupaten Sumenep Dalam Angka 2010, PDRB Kabupaten Sumenep sejak Tahun 2007-2010 dapat diidentifikasi kecenderungan sektoral yang relatif tetap.

Sektor pertanian memberikan kontribusi dominan terhadap komposisi sektor pada PDRB Kabupaten Sumenep lebih dari 50 persen. Sedangkan kontribusi sektor industri hanyalah sebesar 2,43 persen dan perkembangannya lambat untuk diandalkan sebagai motor penggerak perekonomian daerah. Mobilisasi dan ekstensifikasi pengembangan sektor industri sangat penting karena keterkaitan sektoralnya sangat kuat dan berpotensi sebagai pengungkit nilai produksi sektor pertanian. Korelasinya didasarkan pada penggunaan bahan baku industri kecil dan menengah yang berasal dari hasil pertanian, sedangkan produksi pertanian sangat banyak dan belum diserap pasar secara maksimal. Perkembangan sektor industri dan sektor pertanian memiliki hubungan yang positif, artinya kenaikan output sektor industri akan mendorong kenaikan output dan nilai produksi sektor pertanian. Masalah perkembangan sektor industri yang lambat tersebut merupakan indikasi bahwa iklim usaha Kabupaten Sumenep belum kondusif karena pengaruh faktor internal dan eksternalnya. Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (Juta Rp) Kabupaten Sumenep
No 1 2 3 4 5 6 7 8 Sektor/Sub Sektor 2007 2.513.156 .87 502.746.5 9 120.384,2 3 5.001,62 90.692,84 730.365,2 8 167.862.7 0 197.757.8 2 458.978,3 2 4.786.94 6,28 4.382.76 6,41 2008 2.577.169, 43 530.089,84 125.840,62 5.234,67 95.445,15 780.227,14 176.269,41 211.425,30 484.549,39 2009 2.653.959 ,17 555.291,9 3 129.962,7 0 5.472,20 98.635,54 837.531,9 8 182.032,7 8 224.915,0 1 509.388,4 6 5.197.18 8,88 4.752.87 1,98 2010

Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas Dan Air Bersih Bangunan Perdag, Hotel Dan Restoran Angkutan Dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 9 Jasa-jasa

PDRB dengan migas PDRB tanpa migas

4.986.250 ,94 4.560.878 ,37

Sumber : BPS kabupaten Sumenep

Pada Tahun 2011, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sumenep ditargetkan sebesar 5,50 persen. Kenaikan pertumbuhan ekonomi ini akan dicapai apabila pertumbuhan produksi sektor-sektor basisnya naik melalui kebijakan intensifikasi dan ekstensifikasi. Beberapa komoditi yang diproyeksikan naik adalah produksi padi dan jagung untuk pemenuhan kebutuhan pangan lokal, sedangkan peningkatan produksi perikanan ditargetkan naik karena potensinya yang sangat besar untuk Kabupaten Sumenep sebagai wilayah kepulauan. Pemerintah Kabupaten Sumenep harus meningkatkan kemampuan teknis petani dan nelayan serta fasilitas bantuan bibit dan peralatan untuk meningkatkan usaha dan produksi pertanian, perkebunan dan perikanan. 3.4 Asumsi Lainnya Kenaikan gaji pegawai merupakan perencanaan anggaran yang sangat dinamis dan estimasinya harus didasarkan pada rencana kebijakan pemerintah dan data kondisi aparatur daerahnya. Memasuki Tahun Anggaran 2012, kenaikan jumlah belanja gaji pegawai Pemerintah Kabupaten Sumenep harus dipersiapkan sesuai estimasi kenaikan gaji pokok pegawai negeri sipil dan gaji ke-13, kenaikan gaji berkala, kenaikan pangkat dan jabatan, mutasi pegawai, pengangkatan CPNSD dan pengaruh kebijakan pemerintah lainnya. Sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2010 dinyatakan bahwa kenaikan belanja gaji pegawai untuk disiapkan melalui accres gaji pegawai maksimal 2,5 persen dari jumlah belanja pegawai. Berdasarkan jumlah anggaran belanja pegawai Kabupaten Sumenep Tahun 2011 ditetapkan sebesar Rp. 683.191.011.020,- yang dialokasikan untuk gaji PNS,gaji DPRD, gaji KDH dan WKDH, belanja penunjang operasional Pimpinan DPRD, belanja penunjang operasional KDH dan WKDH, tambahan penghasilan (termasuk tambahan penghasilan guru PNS daerah maupun pusat), askes PNS, jasa medik, tunjangan profesi pendidikan Sedangkan pada Tahun 2012 diperkirakan sebesar Rp. 573.401.978.794,Penurunan estimasi anggaran belanja gaji pegawai tersebut disebabkan dana sertifikasi dan tambahan penghasilan guru tidak dimasukkan pada perkiraan

belanjanya. Dana setifikasi dan tambahan penghasilan guru adalah relatif dan belum pasti serta sumber dananya berasal dari APBN.

BAB IV KEBIJAKAN PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN DAERAH


4.1 Pendapatan Daerah 4.1.1 Kebijakan Perencanaan Pendapatan Daerah Implementasi otonomi daerah dan kebijakan desentralisasi fiskal telah memberikan diskresi kepada Pemerintah Daerah untuk meningkatkan pendapatan daerah sesuai dengan potensi dan kewenangan daerah. Berdasarkan Undangundang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah telah diberikan kewenangan kepada Kabupaten/Kota untuk mengelola jenis-jenis pajak daerah dan retribusi daerah yang makin banyak dan potensial. Pajak Kabupaten/ Kota meliputi pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak mineral bukan logam dan batuan, pajak parkir, pajak air tanah, pajak sarang burung wallet, pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan serta bea perolehan hak atas tanah dan bangunan. Sedangkan objek retribusinya meliputi retribusi jasa umum, jasa usaha dan perijinan tertentu. Pemerintah Kabupaten Sumenep harus melakukan penyesuaian regulasinya sesuai ketentuan yang berlaku dan menyerasikan peningkatan pajak daerah dan retribusi daerah dengan komitmen Bupati/Wakil Bupati Sumenep Masa Bhakti 20102015, khususnya untuk pajak daerah dan retribusi daerah yang berkaitan dengan pelayanan publik. Selama ini, kontribusi pendapatan asli daerah pada APBD Kabupaten Sumenep masih sangat rendah atau kurang dari 5 persen. Kondisi ini disebabkan karena subjek dan objek potensi pajak daerahnya sangat terbatas, terutama pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame dan pajak parkir. Perkembangan jumlah restoran, tempat hiburan dan aktifitas hiburan di Kabupaten

Sumenep sangat rendah sehingga kontribusinya pada Pendapatan Asli Daerah belum signfikan. Sedangkan potensi pajak yang dapat diperhitungkan kenaikannya adalah pajak hotel karena perkembangan jumlah hotel dan jumlah pengguna jasa hotelnya yang semakin banyak. Memasuki Tahun Anggaran Anggaran 2012, target Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sumenep sebesar Rp. 54.064.353.026,- masih menggantungkan pada kontribusi penerimaan retribusi daerah. Beberapa jenis retribusi yang kontribusinya sangat signifikan adalah retribusi gangguan/keramaian, retribusi parkir dan retribusi pemakaian kekayaan daerah. Mekanisme dan pelayanan perijinan akan ditingkatkan melalui sistem satu atap sehingga mutu pelayanan ijin makin baik dan penerimaan retribusi daerah makin naik. Sedangkan penerimaan retribusi parkir akan ditingkatkan kontribusinya sesuai dengan potensi retribusi parkir yang makin banyak dan perkembangan kegiatan ekonomi perkotaan yang makin baik. Kebijakan pemungutan retribusi parkir akan diprioritaskan pada intensifikasinya melalui perbaikan manajemennya, yaitu pelaksanaan dan pengawasannya. Sumber potensi pendapatan lainnya adalah hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, yaitu bagian laba atas penyertaan modal pada Badan Usaha Milik Daerah. Badan Usaha Milik Daerah Kabupaten Sumenep berbentuk Perseroan Terbatas dan berorientasi profit sehingga prospektif untuk memberikan kontribusi pada Pendapatan Asli Daerah. Kegiatan usahanya memiliki akses pasar yang sangat baik dan strategis dalam bidang perbankan, transportasi laut dan SPBU. PT BPRS Bhakti Sumekar, PT Sumekar Lines dan PT Wira Usaha Sumenep dapat ditingkatkan manajemen usahanya sehingga perolehan keuntungan usahanya dapat optimal dan kontribusinya pada Pendapatan Asli Daerah dapat signifikan. Apresiasi pasar atas komoditi dan jasa produk BUMD Kabupaten Sumenep sangat baik karena berkaitan dengan kebutuhan masyarakat dan dunia usaha, yaitu kredit perbankan, transportasi laut dan BBM. Kebijakan lainnya untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sumenep Tahun 2012 adalah memanfaatkan bunga deposito dan jasa giro kas daerah serta pengembalian pinjaman. Pemerintah Kabupaten Sumenep telah memberikan bantuan penguatan modal kepada usaha pertanian dan industri kecil sejak beberapa tahun yang lalu, namun pengembalian kreditnya belum lancar. Dalam

kaitan ini, Pemerintah Kabupaten Sumenep akan melakukan langkah-langkah penarikan piutang sebagai kewajiban debitur untuk mengembalikan pinjamannya sesuai ketentuan yang berlaku. Kebijakan peningkatan Pendapatan Asli Daerah merupakan goodwill Pemerintah Kabupaten Sumenep untuk mengoptimalkan pengelolaan potensi pajak daerah, retribusi daerah dan sumber-sumber pendapatan asli daerah lainnya. Namun demikian, kontribusi Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp. 54.064.353.026,- dengan target pendapatan sebesar Rp. 1.087.368.845.625,- pada APBD Kabupaten Sumenep masih relatif stagnan pada angka +5 persen sehingga sumber utama pendapatan APBD Kabupaten Sumenep masih bergantung pada penerimaan Dana Perimbangan, baik Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus. Sumber pendapatan lainnya diharapkan kontribusinya sebagai hasil pajak dari Propinsi dan Pemerintah Daerah lainnya, yaitu Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor dan lain-lainnya. Dalam rangka mengoptimalkan pengelolaan pendapatan asli daerah, dana perimbangan dan lain-lain pendapatan daerah yang sah, maka kebijakan umum anggaran pendapatan APBD Kabupaten Sumenep Tahun Anggaran 2012 adalah :
1. Meningkatkan target penerimaan PAD sesuai dengan analisis potensi dan

kondisi perekonomian Kabupaten Sumenep ;


2. Menetapkan proporsionalitas kenaikan target penerimaan pajak daerah dan

retribusi daerah kewenangannya ;

pada

Satuan Kerja Penghasil PAD sesuai potensi dan

3. Meningkatkan intensifikasi pajak daerah dan retribusi daerah melalui pembinaan,

pengawasan dan penyederhanaan prosedur administrasi pajak dan retribusi daerah ;


4. Melakukan ekstensifikasi pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah sesuai

perkembangan potensi dan kewenangan daerah Kabupaten Sumenep ; 5. Meningkatkan penerimaan retribusi jasa umum dengan diimbangi perbaikan mutu pelayanan publik ;

6. Melakukan persiapan pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan

Perkotaan secara adil sesuai objek dan wajib pajaknya serta bertahap sesuai peralihan pengelelolaannya kepada daerah ;
7. Meningkatkan pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan kinerja Badan

Usaha Milik Daerah sesuai penyertaan modalnya ;


8. Menerapkan pelayanan perijinan satu atap untuk optimalisasi pelayanan perijinan

dan investasi serta peningkatan penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah ;
9. Melakukan penataan regulasi tentang pajak daerah dan retribusi daerah sesuai

Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 dan ketentuan lainnya yang berlaku ; 10. Meningkatkan pengelolaan Badan Layanan Umum Daerah untuk kontribusinya pada Pendapatan Asli Daerah ;
11. Melakukan pengkajian tentang potensi pajak daerah dan retribusi daerah serta

pengawasan berkelanjutan ;

dan evaluasi

penerimaannya

secara

intensif, regular

dan

12. Meningkatkan komunikasi dan konsultasi dengan Pemerintah Pusat tentang

Dana Perimbangan, sedangkan dengan Pemerintah Propinsi Jawa Timur untuk Dana Bagi Hasil dan Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah ; Pemerintah Kabupaten Sumenep akan melakukan penyesuaian kebijakan pajak daerah dan retribusi daerah sebagai implementasi peningkatan kewenangan daerah. Sesuai Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009, pengelolaan kewenangan pajak daerah dan retribusi daerah telah berubah signifikan. Pemerintah Kabupaten/ Kota telah mendapatkan tambahan kewenangan untuk pengelolaan pajak daerah sehingga berpotensi untuk menaikkan pendapatan daerah. Regulasi pajak daerah dan retribusi daerah Kabupaten Sumenep akan direvisi sehingga relevan dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Selama ini, Peraturan Daerah Kabupaten Sumenep tentang pajak daerah dan retribusi daerah masih berpedoman pada Undang-undang Nomor 18 Tahun 2007 yang diubah dengan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah serta tarifnya tidak relevan dengan perkembangan ekonomi daerah.

4.1.2 Target Pendapatan Daerah

Berdasarkan estimasi pendapatan APBD Kabupaten Sumenep Tahun Anggaran 2012 dapat diidentifikasi penurunannya yang cukup signifikan. Pendapatan APBD Kabupaten Sumenep tahun 2012 ditargetkan sebesar Rp. 1.087.368.845.625,- atau turun 4,25 persen dari tahun 2011 sebesar Rp. 1135.665.477.018,-. Penurunan ini disebabkan bantuan keuangan dari Pemerintah Propinsi Jawa Timur, bantuan keuangan dari badan/lembaga/organisasi swasta/kelompok masyarakat/individu tidak dimasukkan dalam target pendapatan daerah. Dasar pertimbangannya adalah kepastian penerimaannya yang relatif kecil sehingga perhitungannya akan dipertimbangkan sesuai perkembangannya kondisinya pada Perubahan Kebijakan Umum APBD Kabupaten Sumenep Tahun Anggaran 2012. Rencana Target Pendapatan APBD Kabupaten Sumenep Tahun Anggaran 2012
NO
1. 1.1 1.1.1 1.1.2 1.1.3 1.1.4 PENDAPATAN Pendapatan Asli Daerah Hasil Pajak Daerah Hasil Retribusi Daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah

URAIAN

TARGET PENDAPATAN

(Rp) 1.087.368.845.625,54.064.353.026,7.480.835.500,27.226.290.150,9.232.264.473,10.124.962.903,-

4,97

1.2 1.2.1 1.2.2 1.2.3

Dana Perimbangan Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus

891.195.848.413,158.671.573.413,664.759.775.000,67.764.500.000,-

81,96

1.3 1.3.1 1.3.2 1.3.3 1.3.4

Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya Bantuan Keuangan dari Propinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya Bantuan Keuangan dari Badan/Lembaga/ Organisasi Swasta/Kelompok Masyarakat/ Individu Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus

142.108.644.186,27.364.073.786,170.000.000,114.574.570.400-

13,07

Sumber : DPPKA Kab. Sumenep

Berdasarkan komposisi dan estimasi pendapatan APBD Kabupaten Sumenep Tahun Anggaran 2012 dapat diidentifikasi bahwa peranan Dana Perimbangan sangat signifikan. Target kontribusi Dana Perimbangan direncanakan sebesar 81,96 persen, sedangkan Pendapatan Asli Daerah hanya 4,97 persen dan Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah sebesar 13,07 persen. Rendahnya kontribusi Pendapatan Asli Daerah dapat disebabkan karena potensi pajak daerah dan retribusi daerah yang rendah sehingga diperlukan peningkatan manajemen pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah dan regulasinya sesuai ketentuan yang berlaku. Target peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sumenep memerlukan pengkajian potensi daerah dan penyempurnaan Peraturan Daerah yang relevan. 4.1.3 Pencapaian Target Pendapatan Daerah Peningkatan kontribusi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sumenep akan dicapai melalui pemantapan kelembagaan dan sistem operasional pemungutan pendapatan daerah, intensifikasi pajak daerah dan retribusi daerah, peningkatan koordinasi dan evaluasi dengan SKPD Penghasil serta peningkatan pengelolaan Badan Usaha Milik Daerah yang berorientasi pada keuntungan. Sedangkan Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah akan diintensifkan komunikasi dan koordinasinya dengan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi Jawa Timur. Pemerintah Kabupaten Sumenep akan menaikkan pungutan pajak daerah dan retribusi daerah sesuai ketentuan yang berlaku dan perkembangan ekonomi daerah. Peraturan Daerah Kabupaten Sumenep tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah akan ditinjau kembali sehingga kontribusi pajak daerah dan retribusi daerah dapat objektif sesuai potensinya. Formulasi kebijakan restrukturisasi pajak daerah dan retribusi daerah Kabupaten Sumenep akan mempertimbangkan dampak sosial dan ekonominya, terutama mengantisipasi beban masyarakat dan biaya ekonomi tinggi. Peningkatan pajak daerah tidak akan menghambat perkembangan investasi daerah, sedangkan retribusi daerah akan diimbangi dengan perbaikan kualitas pelayanan publik sehingga masyarakat puas dengan peningkatan kinerja aparatur dan pelayan publiknya.

Berkaitan dengan pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan akan dilakukan langkah-langkah persiapan dan objek pengenaan pajaknya ditetapkan secara selektif dan proporsional. Sesuai Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 dinyatakan bahwa pengalihan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesan dan Perkotaan sebagai pajak daerah selambat-lambatnya tanggal 31 Desember 2013 sehingga Pemerintah Kabupaten Sumenep akan mengikuti tahapan yang berlaku. Pada dasarnya subjek dan objek pajaknya akan diprioritaskan pada bangunan kegiatan usaha produktif dan perorangan yang mampu sesuai kepemilikan aset tanah dan bangunannya. Pajak Bumi dan Bangunan merupakan kesempatan daerah untuk meningkatkan penerimaan pajak daerah karena potensinya sangat besar, subjek dan objeknya adil, tidak ada dampak ekonominya pada kenaikan harga dan prospek penerimaannya relatif stabil. 4.2 Belanja Daerah 4.2.1 Kebijakan Perencanaan Belanja Daerah Memasuki Tahun Anggaran 2012, perencanaan dan penganggaran APBD Kabupaten Sumenep memiliki nilai sangat strategis untuk pondasi kepemimpinan Bupati/Wakil Bupati Sumenep Masa Bhakti 2010-2015. Alokasi dan distribusi APBD akan dijadikan indikator dari aktualisasi dan konsistensi visi, misi dan agenda politik Bupati/Wakil Bupati Sumenep, khususnya kebijakan anggaran untuk kesejahteraan masyarakat. Efisiensi dan efektifitas anggaran merupakan prinsip anggaran yang harus dipertimbangkan dalam manajemen APBD Kabupaten Sumenep sehingga alokasi dan distribusi anggaran dapat mewujudkan pencapaian visi pembangunan Kabupaten Sumenep ke arah yang makin baik. Alokasi dan distribusi belanja APBD Kabupaten Sumenep harus diprioritaskan pada belanja prioritas sebagai kewajiban daerah serta belanja program dan kegiatan sesuai ketentuan yang berlaku, kebutuhan daerah dan harapan masyarakat. Anggaran belanja gaji pegawai dan anggaran belanja pelayanan administrasi perkantoran merupakan kewajiban daerah untuk menjamin kesinambungan dan kelancaran penyelenggaraan pemerintahan daerah. Sedangkan alokasi belanja lainnya sesuai perundang-undangan adalah anggaran belanja pendidikan, alokasi

dana desa, belanja pengawasan, belanja pendampingan dan belanja pelayanan publik lainnya. Alokasi belanja pendidikan tidak hanya menekankan pada aspek kuantitatif anggarannya, tetapi aspek kualitatifnya sangat penting untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Sumenep. Berdasarkan Data Statistik Propinsi Jawa Timur Tahun 2010 diketahui bahwa Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Sumenep sebesar 65,30 dan menduduki ranking 31 dari 38 Kabupaten/Kota se Jawa Timur. Indeks Pembangunan Manusia yang rendah disebabkan tingkat pendidikan dan kesehatan masyarakat yang rendah serta indikator daya beli masyarakat yang cukup rendah. Indeks pendidikan masyarakat Kabupaten Sumenep hanya sebesar 64,07 dan menduduki ranking 35 sebagai wilayah merah, sedangkan indeks kesehatan sebesar 65,84 dan menduduki ranking 30 dari 38 Kabupaten/Kota se Jawa Timur. Data perkembangan pendidikan dan kesehatan yang rendah merupakan masalah daerah sehingga diperlukan kebijakan umum anggaran dan alokasi belanja APBD yang dapat mengungkit kenaikan indeks pendidikan dan kesehatan Kabupaten Sumenep. Prasarana dan sarana pendidikan dan kesehatan memerlukan peningkatan kualitas dan kuantitas fisiknya untuk wilayah pedesaan dan kepulauan serta manajemen pelayanannya memerlukan perencanaan, pengelolaan dan pengawasan yang makin baik. Berdasarkan pasal 22 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dinyatakan bahwa daerah otonom mempunyai kewajiban untuk meningkatkan pelayanan dasar pendidikan dan menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan. Pada dasarnya Indeks Pembangunan Manusia merupakan indikator yang sangat penting untuk mengukur perkembangan daerah. Pemerintah telah menjadikan Indeks Pembangunan Manusia sebagai salah satu instrumen penilaian kinerja keuangan daerah bersama-sama dengan PAD, opini Badan Pemeriksa Keuangan atas LKPD, ketepatan waktu penyampaian APBD dan kemampuan fiskal daerah. Indikator lainnya adalah pertumbuhan ekonomi daerah, pengurangan tingkat kemiskinan, pengurangan tingkat pengangguran dan tingkat inflasi daerah. Kinerja keuangan daerah serta kinerja ekonomi dan kesejahteraan daerah yang baik akan

mendapatkan penghargaan dari pemerintah berupa Dana Insentif Daerah yang cukup besar. Sesuai visi perencanaan pembangunan Kabupaten Sumenep untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka alokasi dan distribusi anggaran daerah harus mengutamakan kepentingan publik. Masyarakat memiliki keinginan dan kebutuhan yang sangat banyak, sedangkan kemampuan keuangan daerah dan sumber daya lainnya sangat terbatas. Selain itu, Pemerintah Daerah memiliki keleluasaan yang cukup terbatas untuk mengatur alokasi dan distribusi APBD karena regulasi kebijakan nasional dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku sehingga alokasi dan distribusi anggaran belanjanya harus disesuaikan dengan pemilihan prioritas program dan kegiatan nasional. Maksimalisasi kinerja pengelolaan anggaran belanja tidak langsung dan belanja langsung APBD Kabupaten Sumenep harus memperhatikan kebijakan umum anggaran belanjanya, yaitu : 1. Menyediakan belanja pegawai sesuai estimasi kenaikan gaji pokok dan tunjangan serta perkembangan jumlah dan formasi pegawai ;
2. Melakukan rasionalisasi belanja dan kegiatan urusan pemerintahan sesuai

standar biayanya serta jenis dan kelompok kegiatannya sehingga ekonomis, efisien dan efektif ;
3. Melakukan seleksi kegiatan dan anggaran belanja untuk masing-masing urusan

pemerintahan relevansinya dengan daya dukungnya pada pencapaian tujuan, kebijakan, strategi serta visi dan misi pembangunan daerah ;
4. Memberikan bantuan sosial/keuangan kepada organisasi atau lembaga secara

selektif, akuntabel dan berkeadilan sesuai kemampuan dan kebutuhan daerah serta menghindari ketergantungan pada APBD ;
5. Melakukan pengetatan anggaran belanja subsidi/hibah/bantuan sosial/bantuan

keuangan sesuai azas manfaat dan biayanya ;


6. Melakukan alokasi belanja pelayanan publik dan belanja sosial sesuai dengan

kebutuhan masyarakat, pemberdayaan masyarakat dan daya dukungnya pada perkembangan sosial, ekonomi daerah ;

7. Menyediakan anggaran dana pendamping dan penunjang kegiatan Dana Alokasi

Khusus dan tugas pembantuan lainnya yang diterima Pemerintah Kabupaten Sumenep ;
8. Melakukan launching program dan kegiatan inovasi dan unggulan daerah serta

penyesuaian anggaran belanjanya untuk pemecahan masalah daerah dan pengelolaan potensi daerah secara optimal ;
9. Mengalokasikan belanja pembangunan

infrastruktur untuk peningkatan akses

wilayah, pengurangan isolasi wilayah, pengentasan kemiskinan dan daya dukungnya pada peningkatan investasi ; 10. Menyiapkan jumlah Alokasi Dana Desa sebesar 10% sesuai kemampuan Dana Perimbangan setelah dikurangi belanja gaji pegawai dan Dana Alokasi Khusus ; 11. Menetapkan anggaran belanja pengadaan barang inventaris secara selektif sesuai dengan kebutuhan SKPD dan evaluasi barang-barang inventaris yang ada sesuai dengan kondisi dan umur ekonomisnya ;
12. Meningkatkan peranan Tim Anggaran Pemerintah Kabupaten Sumenep untuk

verifikasi Rencana Kegiatan Anggaran masing-masing SKPD ; Kebijakan anggaran belanja APBD Kabupaten Sumenep tersebut berfungsi sebagai pedoman dalam perencanaan anggaran belanja tidak langsung dan belanja langsung. Anggaran belanja tidak langsung merupakan prioritas APBD Kabupaten Sumenep karena alokasi dan distribusinya untuk belanja gaji pegawai dan estimasinya disesuaikan dengan jumlah pegawai, pangkat dan golongan pegawai, masa kerja pegawai serta komposisi jenis dan strata jabatan pegawai. Sedangkan alokasi dan distribusi belanja langsung akan dilakukan seleksi dan rasionalisasi untuk efisiensi dan efektifitas pencapaian visi dan tujuan pembangunan daerah, terutama relevansinya dengan pemecahan masalah dan optimalisasi pencapaian target kinerjanya. Prioritas belanja APBD Kabupaten Sumenep adalah belanja kegiatan pelayanan publik dan pengadaan barang-barang publik. Sasaran utamanya adalah meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Sumenep, yaitu bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi masyarakat. Sedangkan alokasi belanja modal dan pembangunan infrastruktur lainnya diarahkan sebagai fasilitas pendukung yang meningkatkan mobilitas dan aktifitas pelayanan pendidikan, kesehatan dan ekonomi

masyarakat, terutama desa dan wilayah terisolir dan kepulauan Kabupaten Sumenep dengan kompleksitas masalah dan potensinya. Tujuan reorientasi belanja APBD Kabupaten Sumenep Tahun Anggaran 2012 adalah memberikan landasan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah. Belanja daerah disusun atas dasar pendekatan prestasi kerja yang beorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran dan memperjelas efektifitas dan efisiensi penggunaan anggaran. Pada Tahun Anggaran 2012, estimasi total anggaran belanja daerah diperkirakan sebesar Rp. 1.467.469.677.568,- yang dibagi dalam komponen belanja prioritas Rp. 1.007.044.308.873,- dan rencana belanja SKPD sebesar Rp. 460.425.368.596,Untuk belanja Prioritas sebesar Rp. 1.007.044.308.873,- terdiri dari komponen belanja tidak langsung, belanja langsung dan belanja prioritas khusus. Belanja tidak langsung sebesar Rp. 837.198.417.494,-meliputi belanja pegawai Rp. 720.526.989.994, belaja bantuan/hibah/subsidi Rp. 111.671.427.500,-dan belanja tak terduga sebesar Rp. 5.000.000.000,-, Belanja langsung sebesar Rp. 33.141.677.350,meliputi belanja jasa medis dinas kesehatan Rp. 1.355.000.000,- belanja peningkatan kebersihan lingkungan (pasukan kuning) kantor kebersihan dan pertamanan Rp. 1.970.455.000,- penyediaan jasa komunikasi,sumber daya air dan listrik (PJU) dinas perhubungan Rp. 10.000.000.000,-Pengelolaan pasar derah dan rehabilitasi sedang/berat pasar anom Sumenep DPPKA Rp. 18.717.111.000,- dan penataan administrasi dan monitoring pegawai tidak tetap Rp. 1.099.111.350, . Sedangkan belanja prioritas khusus sebesar Rp. 136.704.214.029 meliputi belanja bantuan/hibah/subsidi sebesar Rp. 6.502.020.566,- dan belanja langsung Rp. 130.202.193.463,-. Rencana belanja SKPD sebesar Rp. 460.425.368.596 meliputi komponen belanja tidakl langsung bantuan keuangan/hibah/subsidi Rp. 71.022.673.727,- dan belanja langsung sebesar Rp. 389.402.694.869,-. Dari total jumlah rencana belanja daerah sebesar Rp.1.467.469.677.568 lebih besar dari rencana pendapatan daerah sebesar Rp. 1.087.368.845.625,sehingga terjadi difisit sebesar Rp. 380.100.831.843,-

Dengan demikian perlu dilakukan rasionalisasi

anggaran belanja dan

distribusi secara selektif kepada berbagai program dan kegiatan urusan pemerintahan lainnya sesuai anggaran belanja masing-masing Satuan Kerja Pemerintah Kabupaten Sumenep sebagai pengguna anggarannya dan optimalisasi pendapatan daerah sehingga dapat memaksimalkan kinerja pengelolaan.

Target Belanja APBD Kabupaten Sumenep Tahun Anggaran 2012


NO URAIAN TARGET BELANJA (Rp) %

2.
2.1
2.1.1 2.1.1.1 2.1.1.2 2.1.1.3 2.1.2 2.1.2.1 2.1.2.2 2.1.2.3 2.1.2.4 2.1.2.5 2.1.3 2.1.3.1 2.1.3.2

BELANJA DAERAH
Belanja Prioritas
Belanja Tidak langsung Belanja Pegawai Belanja Subsidi/Hibah/Bantuan Sosial/ Bantuan Keuangan Belanja Tidak terduga Belanja Langsung Belanja Jasa Medis Puskesmas Belanja Pening. Kebersihan Lingkungan Belanja Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber daya air dan listrik(PJU) Pegelolaan pasar daerah (pasukan Kuning) dan Rehabilitasi sedang/berat pasar anom Sumenep Penataan Adm. Dan monitoring Peg.Tidak Tetap Belanja Prioritas Khusus Belanja tidak Langsung bantuan keuangan/hinah/subsidi Belanja Langsung

1.467.469.677.569,1.007.044.308.873,837.198.417.494,720.526.989.994,111.671.427.500,5.000.000.000,33.141.677.350,1.355.000.000,1.970.455.000,10.000.000.000,10.717.111.000,1.099.111.350,136.704.214.029,6.502.020.566,130.202.193.463,-

68.62

2.2
2.2.1

Belanja Renc.Kegiatan SKPD


Belanja tidak Langsung bantuan

460.425.368.569,71.022.673.727,-

31.38

keuangan/hinah/subsidi 2.2.2 Belanja Langsung 389.402.694.869.-

Sumber : DPPKA Kab. Sumenep 4.2.2 Kebijakan Belanja Pegawai, Bunga/Subsidi/Hibah/Bantuan Sosial/Bantuan Keuangan dan Belanja Tidak Terduga Belanja pegawai merupakan belanja tetap yang harus disiapkan APBD Kabupaten Sumenep untuk mendanai belanja gaji pegawai dan tunjangan pegawai. Jumlah anggarannya didasarkan pada perkembangan jumlah pegawai, jabatan pegawai, pangkat dan golongan pegawai serta masa kerja pegawai. Untuk mengantisipasi kenaikan gaji berkala, kenaikan pangkat, tunjangan keluarga dan mutasi pegawai harus diperhitungkan acress maksimal 2,5 persen dari jumlah belanja pegawai. Faktor pertimbangan lainnya dalam penyediaan anggaran belanja pegawai adalah rencana kenaikan gaji pokok pegawai negeri sipil dan gaji ke-13 serta pengangkatan CPNSD Kabupaten Sumenep sehingga menambah jumlah dan formasi pegawai. Untuk belanja subsidi direncanakan alokasinya pada jasa transportasi laut masyarakat wilayah kepulauan. Pada Tahun Anggaran 2012 akan diberikan subsidi atas biaya transportasi kapal laut dan kelompok sasarannya dikhususkan kepada jemaah calon haji. Berdasarkan subsidi ini diharapkan dapat meningkatkan kegiatan ibadah haji dan pelayanan bagi masyarakat kepulauan. Untuk kebijakan belanja hibah, bantuan sosial dan bantuan keuangan harus didasarkan pada prinsip efisiensi dan efektifitas, baik alokasi maupun distribusi anggarannya. Sedangkan bantuan keuangan lainnya akan disalurkan kepada desa, masyarakat dan institusi yang bergerak di bidang pendidikan, sosial, ekonomi dan lain-lainnya. Kelompok sasaran penerima bantuan harus dilakukan seleksi dan pertimbangan yang objektif, layak dan fungsinya sebagai insentif untuk memacu perkembangan wilayah, ketahanan ekonomi masyarakat dan kemandirian penerima bantuan atau mengurangi ketergantuan pada Pemerintah Kabupaten Sumenep.. Pemberian bantuan sosial tersebut didasarkan pada kriteria yang jelas, asas keadilan, pemerataan, transparansi dan kepentingan masyarakat luas.

Penyediaan anggaran belanja lainnya disediakan Pemerintah Kabupaten Sumenep untuk berjaga-jaga atau tanggap darurat atas kebutuhan atau kejadian yang tidak terduga. Rencana anggarannya disesuaikan dengan realisasi Tahun Anggaran 2009 sehingga rasional dengan mencermati potensi bencana alam yang relatif kecil. Alokasi dan distribusi belanja tidak terduga disiapkan untuk krgiatankegiatan yang tidak ada pada rencana program dan kegiatan masing-masing urusan pemerintahan daerah, seperti bencana alam dan lain-lainnya. 4.2.3 Kebijakan, Kendala, Strategi dan Prioritas Pembangunan Daerah Tahun Anggaran 2012 merupakan masa perencanaan pembangunan Kabupaten Sumenep dan segala kebijakannya yang berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sumenep Tahun 2011-2015. Sesuai visi pembangunan Kabupaten Sumenep telah ditetapkan arah pencapaian visinya, yaitu Sumenep makin sejahtera dengan pemerintahan yang bersih, mandiri, agamis, nasionalis, transparan, adil dan profesional. Garis kebijakannya menunjukkan prioritas pembangunan Kabupaten Sumenep harus berpusat pada manusia. Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dinyatakan bahwa parameter kualitas manusia adalah tujuan akhir dari implementasi otonomi daerah dan indikatornya didasarkan pada Indeks Pembangunan Manusianya. Pada dasarnya aspek-aspek peningkatan kualitas manusia meliputi aspek kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum dan daya saing daerah. Prioritas pembangunan Kabupaten Sumenep Tahun 2012 dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah adalah Pengembangan UMKM dan Sistem Ekonomi Kerakyatan Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Alam, Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Alam, Pengembangan Sistem Pendidikan dan Kualitas Sumber Daya Manusia, Pembangunan Infrastruktur Kebutuhan Dasar Masyarakat, Pemerintahan yang Profesional dan Konsistensi Penegakan Hukum. Penetapan prioritas pembangunan tersebut telah memiliki relevansi dan kesesuaian dengan prioritas pembangunan nasional, walaupun komposisinya berbeda. Pada Tahun 2012, prioritas pembangunan nasional adalah reformasi birokrasi dan tata kelola, pendidikan, kesehatan, penanggulangan kemiskinan,

ketahanan pangan, infrastruktur, iklim investasi dan iklim usaha, energi, lingkungan hidup dan pengelolaan bencana, daerah tertinggal-terdepan-terluar dan pasca konflik, kebudayaan, kreativitas dan inovasi teknologi dan prioritas pembangunan lainnya di bidang politik, hukum dan keamanan, bidang perekonomian dan bidang kesejahteraan rakyat. Program pembangunan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat dan program pembangunan yang bertujuan untuk mendorong percepatan peningkatan kesejahteraan masyarakat diupayakan untuk memperoleh dana yang memadai. Untuk program pembangunan bidang pendidikan dan kesehatan alokasi dana yang disediakan setiap tahunnya disesuaikan dan memenuhi amanah Undang-Undang yang berlaku. Di bidang pendidikan alokasi dana yang ada diupayakan untuk mendukung program peningkatan angka partisipasi sekolah, rehabilitasi sekolah yang rusak, dan program-program lain untuk meningkatkan mutu dan kesejahteraan para pendidik. Sementara itu, untuk pembangunan di bidang kesehatan, alokasi dana pembangunan umumnya dikonsentrasikan pada upaya peningkatan kualitas dan keterjangkauan layanan Puskesmas, serta program untuk meningkatkan kualitas kelangsunganan hidup bayi. Pendidikan dan kesehatan merupakan pelayanan dasar yang sangat penting bagi masyarakat. Berdasarkan indeks pendidikan dan kesehatan Kabupaten Sumenep diketahui bahwa kondisi pendidikan dan kesehatan masyarakat sangat rendah dalam peta Indeks Pembangunan Manusia Jawa Timur. Peningkatan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan merupakan harapan masyarakat, sekaligus tantangan daerah karena letak geografis Kabupaten Sumenep sebagai wilayah kepulauan. Distribusi prasarana dan sarana pelayanan pendidikan dan kesehatan memerlukan kebijakan pemerataan untuk seluruh wilayah Kabupaten Sumenep, khususnya desa tertinggal, terpencil dan kepulauan. Pada dasarnya masalah dan kendala pendidikan dan kesehatan adalah kompleks karena keterbatasan prasarana dan sarananya, serta pengaruh kondisi sosial dan ekonomi masyarakat. Pemerintah Kabupaten Sumenep harus meningkatkan pembangunan prasarana dan sarana pelayanan pendidikan dan kesehatan sehingga membuka aksesibilitas pada semua golongan masyarakat dan pemeratan untuk berbagai wilayah.

Berdasarkan fokus program pembangunan daerah yang telah ditetapkan maka alokasi dana pembangunan Kabupaten Sumenep Tahun 2012 dikonsentrasikan pada program-program sebagai berikut : peningkatan ekonomi masyarakat masyarakat miskin dengan pemberian subsidi pajak bumi dan bangunan (PBB), pengembangan diversifikasi usaha produk UKM dan koperasi, dan peningkatan infrastruktur ekonomi yang mendukung kegiatan produktif masyarakat, eksplorasi dan peningkatan daya saing sektor pertanian dan kelautan, peningkatan fasilitas pelayanan kesehatan, pendidikan dan pemukiman di wilayah kepulauan dan peningkatan infrastruktur dan kelembagaan pelayanan air bersih dan kelistrikan di wilayah kepulauan, peningkatan dan pemerataan pendidikan sebagai indikator pembangunan manusia, pengembangan Rumah Sakit, Polindes dan Poskesdes berkualitas dan terjangkau oleh masyarakat, dan peningkatan sarana dan prasarana sektor kelautan dan perikanan, dan pemberlakuan SPM dalam berbagai layanan publik, dan peningkatan akuntabilitas perencanaan dan pelaksanaan anggaran keuangan sektor publik. Konsep pembangunan Kabupaten Sumenep untuk kesejahteraan masyarakat adalah pendekatan komprehensif yang memperhatikan kepentingan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Sumber daya alamnya telah dilakukan eksplorasi dan ekspoitasi sebagai kewenangan Pemerintah dan Pemerintah Kabupaten Sumenep telah mendapatkan hasilnya dalam bentuk dana perimbangan. Sedangkan pengelolaan sumber daya alam sebagai kewenangan daerah akan dimanfaatkan secara arif dan bijaksana sesuai konsep pembangunan yang berkelanjutan. Kasus bencana alam dan banjir selalu dikaitkan dengan masalah kerusakan lingkungan sehingga Pemerintah Kabupaten Sumenep akan mengantisipasinya dengan pengelolaan sumber daya alam yang tepat, rehabilitasi dan konservasi sumber daya alam yang cepat, pencegahan dan penanggulangan bencana alam serta penguatan kelembagaan untuk pengelolaan sumber daya alam. Strategi lainnya dalam pemeliharaan sumber daya alam adalah mengadakan koordinasi dengan Kepolisian Resort Sumenep untuk mengendalikan pengeboman ikan dan penggunaan potassium yang berdampak pada kerusakan ekosistem laut. Sedangkan kebijakan lainnya untuk pengelolaan lingkungan hidup akan diprioitaskan pada pemeliharaan kebersihan dan keindahan kota untuk ADIPURA, pengendalian

pencemaran dan pembinaan partisipasi masyarakat dalam pemeliharaan lingkungan hidup. Pada dasarnya visi pembangunan Kabupaten Sumenep untuk kesejahteraan masyarakat memerlukan kerja sama dan soliditas berbagai pihak. Pemerintah Kabupaten Sumenep sebagai aktor pelayanan publik dan regulator penyelenggaraan pemerintahan daerah otonom harus didukung kinerja birokrasinya yang makin optimal dan profesional. Kinerja aparatur yang rendah dan prosedur pelayanan yang birokratis telah menghambat penyelenggaraan pemerintahan daerah dan peningkatan mutu pelayanan public. Oleh karena itu, reformasi birokrasi harus dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan dengan meningkatkan kinerja aparatur dan mutu pelayanan publiknya. Kebijakannya adalah melakukan pembenahan etos kerja dan komitmen aparatur, meningkatkan pelayanan perijinan satu atap yang efisien dan efektif, mengutamakan pelayanan daripada prosedur administrasi, meningkatakan prasarana dan sarana pemerintahan serta meningkatkan pengawasan dan kesejahteraan aparatur. Sedangkan regulasinya diprioritaskan pada penyempurnaan produk-produk hukum sesuai ketentuan yang berlaku dan prosedur pelayanan yang sangat efektif. 4.2.4 Kebijakan Belanja Urusan Pemerintahan Daerah Pembagian urusan pemerintahan merupakan dasar kewenangan untuk penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah. Sesuai Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah telah dibagi urusan pemerintahan daerah atas urusan wajib dan urusan pilihan, sedangkan institusi pelaksananya disesuaikan dengan jumlah dan jenis organisasi daerahnya. Dalam rangka pelaksanaan urusan wajib dan urusan pilihan diperlukan ketersediaan anggaran yang sangat besar. Pemerintah Kabupaten Sumenep harus melakukan seleksi. Faktor anggaran belanja yang terbatas dan indikasi masalahnya yang kompleks, maka perencanaan program dan kegiatan masing-masing urusan pemerintahan harus diseleksi prioritasnya untuk mengatasi masalah urgen dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat. perangkat

Pada Tahun Anggaran 2012, kebijakan anggaran belanja APBD Kabupaten Sumenep untuk masing-masing urusan pemerintahan daerah adalah : 1. Pendidikan Sasaran pembangunan pendidikan Kabupaten Sumenep Tahun Anggaran 2012 adalah meningkatnya indeks pendidikan sehingga memperbaiki Indeks Pembangunan Manusia secara signifikan. Anggaran belanjanya sangat besar sesuai amanat konstitusi yaitu minimal 20 % dari Anggaran Pendapatan Daerah Kabupaten Sumenep dan sumber dana dari Dana Alokasi Khusus, serta APBD Propinsi Jawa Timur. Alokasi dan distribusi APBD Kabupaten Sumenep untuk anggaran belanja pendidikan akan difokuskan pada revitabilitasi sarana dan sarana pendidikan, peningkatan mutu pendidikan, dan peningkatan manajemen pendidikan dengan memprioritaskan pada peningkatan angka partisipasi sekolah, rehabilitasi sekolah yang rusak, dan program-program lain untuk meningkatkan mutu dan kesejahteraan para pendidik, sebagai sekolah kejuruan berbasis potensi lokal. Penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah di wilayah kepulauan dan daerah perdesaan harus dilakukan penataan kembali dengan meningkatkan prasarana dan sarananya, baik pembangunan dan rehabilitasi fisik sekolahnya, rasio guru muridnya, kinerja guru dan tenaga kependidikan, pengawasan, mebeler dan lain-lainnya. Sedangkan peningkatan melek huruf dilakukan melalui program pengembangan pendidikan luar sekolah terutama pada program Kejar Paket A (setara SD) karena melek huruf sebagai salah indikator indeks pendidikan suatu daerah. Pelayanan pendidikan masyarakat juga akan didukung dengan meningkatkan fungsi dan eksistensi perpustakaan untuk anak sekolah dan masyarakat luas. 2. Kesehatan Sasaran pembangunan kesehatan Kabupaten Sumenep Tahun Anggaran 2012 adalah meningkatnya indeks kesehatan sebagai variabel pengaruh pada Indeks Pembangunan Manusia. Perbaikan kesehatan masyarakat ditunjukkan dengan tingginya angka harapan hidup dan indikator ini dipengaruhi kesehatan individu upaya peningkatan lama sekolah, peningkatan angka melek huruf dan pengembangan

dan lingkungannya. Program pembangunan di bidang kesehatan alokasi dana pembangunan dikonsentrasikan pada upaya peningkatan kualitas dan keterjangkauan layanan Puskesmas, serta program untuk meningkatkan kualitas kelangsungan hidup bayi dengan berupaya akan memberikan pelayanan kesehatan yang optimal dan pemberdayaan Puskesmas/Puskesmas Pembantu sebagai tempat pelayanan kesehatan yang murah dan baik. Prasarana dan sarana Puskesmas akan ditingkatkan melalui pembangunan dan rehabilitasi fisiknya, ketersediaan obat-obatannya, SDM dan manajemennya sehingga layak menjadi tempat rawat inap, khususnya bagi masyarakat perdesaan dan kepulauan. Sedangkan optimalisasi pelayanan kesehatan lainnya adalah peningkatan Rumah Sakit Dr. H. Moh. Anwar Sumenep sehingga representatif dengan mengedepankan pelayanan cepat dan prosedur administrasi yang tepat.

3. Pekerjaan Umum Kebijakan anggaran belanja pekerjaan umum tahun 2012 diprioritaskan pada pembangunan infrastruktur publik yang mendorong peningkatan transportasi dan aksesibilitas daerah terisolir dan terpencil, pendukung usaha pertanian, pelayanan air bersih serta pembangunan infrastruktur lingkungan dan perdesaan. Kondisi desa-desa tertinggal memerlukan peningkatan jalan dan pembukaan jalan poros dengan pusat pemerintahan dan pelayanan publik serta rehabilitasi jalan-jalan yang rusak sehingga mengganggu keamanan dan kelancaran lalu lintas. Sedangkan pembangunan infrastruktur irigasi diprioritaskan pada desa-desa potensial sumber daya air dan sawahnya. Pengaturan lokasi pembangunan infrastruktur juga diprioritaskan pada desadesa yang krisis air bersih sehingga diperlukan pembangunan instalasi air bersih, khususnya perdesaan dan wilayah kepulauan.
4. Perencanaan Pembangunan

Perencanaan pembangunan

pembangunan daerah akan

sebagai

fungsi pertama anggaran

dalam

manajemen pada

diprioritaskan

belanjanya

penyusunan dokumen perencanaan sesuai ketentuan yang berlaku. Dokumen

perencanaan yang sangat penting adalah RPJMD, RKPD, KUA, master plan ekonomi dan investasi, optimalisasi penataan ruang wilayah, master plan pengembangan kelistrikan wilayah kepulauan, pengumpulan data dan informasi serta penelitian dan pengkajian pembangunan daerah. Anggaran belanja perencanaan pembangunan daerah juga dialokasikan untuk musyawarah perencanaan pembangunan daerah sebagai referensi atau rujukan perencanaan program dan kegiatan Tahun Anggaran 2012.
5. Perhubungan

Kebijakan anggaran belanja perhubungan tahun 2012 akan diprioritaskan pada peningkatan dan pemeliharaan prasarana dan sarana perhubungan (fasilitas terminal dan pelabuhan) serta pengamanan lalu lintas. Kebijakan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kelancaran arus lalu lintas dan mewujudkan ketertiban lalu lintas melalui koordinasi dengan pihak terkait dan regulasinya. 6. Lingkungan Hidup Kebijakan belanja pembangunan lingkungan hidup tahun 2012 diarahkan pada pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup, perlindungan dan konservasi sumber daya alam, rehabilitasi dan pemulihan cadangan sumber daya alam serta pengelolaan persampahan. Pemerintah Kabupaten Sumenep akan bekerja maksimal untuk mempertahankan ADIPURA dengan meningkatkan prasarana dan sarana kebersihan, pemeliharaan kebersihan dan kesehatan lingkungan, penataan keindahan perkotaan, pengelolaan ruang terbuka hijau dan peningkatan partisipasi masyarakat dalam pemeliharaan kualitas lingkungan yang bersih dan sehat. 7. Kependudukan dan Catatan Sipil Kebijakan belanja kependudukan dan catatan sipil tahun 2012 akan diprioritaskan pada pelaksanaan tugas-tugas administrasi dan peningkatan pelayanan publik serta peningkatan sarana dan prasarana aparatur. Pemerintah Kabupaten Sumenep akan melakukan reformasi pelayanan KTP, KK dan Akte Lahir dengan memperpendek prosedur pelayanannya dan memperjelas biayanya

sehingga masyarakat dapat mengajukan pelayanan dokumen kependudukan dan catatan sipil secara cepat dan mudah. 8. Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kebijakan pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana tahun 2012 bertujuan untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam peran kehidupan sosial ekonomi dan peningkatan kesejahteraan keluarga. Alokasi anggaran belanja program dan kegiatannya akan diarahkan pada penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak, peningkatan peranserta dan kesetaraan gender dalam pembangunan, serta peningkatan pelayanan keluarga berencana dan Keluarga Sejahtera. 9. Sosial Pelayanan social merupakan kewajiban negara dan sesuai Pembukaan Undangundang Dasar 1945 dinyatakan untuk memajukan kesejahteraan umum. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Sumenep akan menerapkan kebijakan anggaran belanja sosialnya tahun 2012 untuk pelayanan dan pemberdayaan keluarga miskin komunitas adat terpencil dan penyandang masalah kesejahteraan sosial lainnya serta pembinaan anak-anak terlantar dan panti asuhan/panti jompo. Kelompok sasaran lainnya untuk pelayanan sosial adalah pembinaan eks penyandang penyakit sosial dan pembinaan kelembagaan kesejahteraan sosial sehingga berpartisipasi dalam penanganan masalahmasalah sosial. 10. Tenaga Kerja Masalah ketenagakerjaan merupakan masalah nasional dan daerah sebagai konsekuensi disequilibrium penawaran dan permintaan tenaga kerja serta ketidaksesuaian kualifikasi permintaan dan penawaran tenaga kerja. Pemerintah Kabupaten Sumenep akan memprioritaskan kebijakan anggaran belanjanya tahun 2012 untuk peningkatan kualitas dan produktifitas tenaga kerja melalui bimbingan teknis dan manajemen usaha serta peningkatan kesempatan kerja melalui proyek padat karya. Selain itu, kebijakan anggaran belanja akan diprioritaskan pada perlindungan dan pengembangan lembaga ketenagakerjaan dan peningkatan kualitas pelayanan public dalam rangka penanggulangan

kemiskinan, pengangguran, perbaikan iklim ketenagakerjaan dan memacu kewirausahaan. 11. Koperasi dan UKM Koperasi sebagai organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial akan selalu dikembangkan sebagai lembaga keuangan alternatif bagi masyarakat dan usaha kecil. Proses pengembangan didukung dengan kebijakan anggaran belanja urusan koperasi dan Usaha Kecil Menengah dengan prioritas kegiatan tahun 2012 adalah pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif usaha kecil menengah dan peningkatan kualitas kelembagaan koperasi, sedangkan pengembangan system pendukung usaha bagi UMKM akan dilakukan melalui kemitraan dengan BUMN/BUMD dan Perbankan. 12. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Kebijakan anggaran belanja kesatuan bangsa dan politik dalam negeri tahun 2012 akan dialokasikan sesuai perkembangan politik dan demokrasi. Ancaman disintegrasi bangsa harus dikendalikan melalui pendidikan politik masyarakat, pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan, pengembangan wawasan kebangsaan melalui peningkatan toleransi dan kerukunan dalam kehidupan ummat beragama serta peningkatan berpolitik dan etika politik masyarakat. Sedangkan peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan akan dialokasikan untuk kegiatan pengamanan bulan suci ramadhan dan hari raya idul fitri melalui operasi gabungan bekerja sama dengan pihak terkait.
13. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,

Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Kebijakan anggaran belanja untuk pelaksanaan urusan otonomi daerah, pemerintahan umum dan administrasi keuangan tahun 2012 akan dipriroitaskan pada kelembagaan, administrasi pemerintahan dan pembangunan daerah, keuangan daerah, sumber daya aparatur dan pengawasan. Program dan kegiatannya adalah pemantapan kelembagaan dan ketatalaksanaan, kualitas dan kuantitas sumber daya aparatur, pengelolaan keuangan daerah dan desa, peningkatan pendapatan daerah, peningkatan administrasi pemerintahan dan

pembangunan daerah, pengawasan fungsional, peningkatan kelengkapan prasarana dan sarana apartur pemerintah daerah dan peningkatan kinerja aparatur dan pelaporannya. 14.Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Pemberdayaan masyarakat merupakan kelompok sasaran pembangunan yang berpusat pada manusia, baik perspektif sosial, ekonomi dan politik. Masyarakat yang berdaya apabila memiliki kekuatan, kekuasaan dan kemampuan untuk kehidupan sosial dan individunya. Keberhasilan pemberdayaan masyarakat akan menciptakan keberdayaan dan kemandirian masyarakat, sekaligus mengurangi ketergantungan pada pemerintah dan pihak-pihak lainnya. Dalam rangka meningkatkan pemberdayaan masyarakat Kabupaten Sumenep, maka kebijakan anggaran belanja tahun 2012 adalah peningkatan keberdayaan masyarakat pedesaan, pengembangan lembaga ekonomi perdesaan dan peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa.

15.Komunikasi dan Informasi Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi serta padatnya lalu lintas informasi dan komunikasi, maka Pemerintah Kabupaten Sumenep akan meningkatkan pelayanan informasi kepada masyarakat. Media informasi dan komunikasi yang digunakan Pemerintah Kabupaten Sumenep berbasis internet, media cetak dan sosialisasi kepada masyarakat melalui media publikasi lainnya. Dalam kaitan ini, kebijakan anggaran belanja tahun 2012 diprioritaskan pada pengembangan komunikasi, informasi dan media massa, fasilitasi peningkatan sumberdaya manusia bidang komunikasi dannn informasi, dan peningkatan kerja sama informasi dengan media massa. 16.Pertanian Kebijakan anggaran belanja pembangunan pertanian tahun 2012 diprioritaskan untuk program dan kegiatan peningkatan produksi pertanian dan, peni ngkatan ketahanan pangan, peningkatan pemasaran hasil produksi dan peningkatan penerapan teknologi pertanian serta pengembangan agribisnis. Pemerintah Kabupaten Sumenep akan meningkatkan bantuan peralatan pertanian,

penyediaan bibit unggul pertanian dan pembinaan teknologi pertanian untuk meningkatkan produksi dan produktifitas lahan pertanian serta kesejahteraan petani. Produksi padi harus mencukupi kebutuhan pangan lokal lebih, sedangkan peningkatan produksi komoditi jagung sejalan dengan tinggi permintaan pasarnya untuk kebutuhan industri.

17. Kehutanan dan Perkebunan Program dan kegiatan urusan kehutanan dan perkebunan sesuai kewenangan daerah akan diarahkan pada hutan rakyat, sedangkan perkebunan akan diprioritaskan pada pengembangan komoditi unggulan dan prospektif. Pada Tahun Anggaran 2012, kebijakan anggaran belanjanya adalah peningkatan produksi perkebunan, peningkatan penerapan teknologi perkebunan, peningkatan penerapan hasil produksi perkebunan, peningkatan pemasaran hasil produksi perkebunan, pembinaan dan penertiban industri hasil hutan, dan rehabilitasi hutan dan lahan. 18. Energi dan Sumber Daya Mineral Kebijakan anggaran belanja energi dan sumber daya mineral tahun 2012 akan diprioritaskan pada pembinaan dan pengembangan bidang ketenagalistrikan, pemanfaatan sumber daya air dan mineral, pengembangan energi, tenaga misnyak dan gas bumi, pembinaan eksplorasi air tanah/air bawah tanah, pembinaan dan pengawasan bidang pertambangan. Lokasi pengembangan kelistrikan akan diprioritaskan pada desa terpencil dan kepulauan sebagai alternative atas keterbatasan distribusi listrik Negara. Pemerintah Kabupaten Sumenep akan meningkatkan bantuan pembangkit listrik kepada masyarakat desa terpencil dan kepulauan.

19. Pariwisata Kebijakan anggaran belanja program dan kegiatan pariwisata tahun 2012 akan diprioritaskan pada peningkatan pemasaran dan promosi pariwisata, pembangunan prasarana dan sarana pariwisata serta pengembangan destinasi pariwisata sehingga diharapkan dapat meningkatkan pengelolaan potensi wisata

dan menjadikan Kabupaten Sumenep sebagai daerah tujuan wisata yang ramai pasca adanya Jembatan Suramadu. Wisata budaya akan dilestarikan dan dikembangkan sebagai aset wisata daerah, sedangkan tempat-tempat wisata lainnya akan dikembangkan prasarana dan sarananya serta promosinya sehingga menjadi objek tujuan wisatawan. Pengembangan kepariwisataan akan diintegrasikan dengan ekowisata dan dukungan pembangunan infrastruktur pendukungnya, Sumenep. 20. Kelautan dan Perikanan Kebijakan anggaran belanja pembangunan kelautan dan perikanan tahun 2012 akan dilakukan Pemerintah Kabupaten Sumenep untuk penguatan basis ekonomi dan kesejahteraan masyarakat pesisir dan kepulauan. Rencana aksinya diprioritaskan pada peningkatan sarana dan prasarana sector kelautan dan perikanan, pemberdayaan buruh tani, buruh industri kecil dan buruh nelayan, pemberdayaan UMKM berbasis pemilikan asset produksi, peningkatan pengelolaan potensi SDA di wilayah kepulauan serta menjamin kelestarian lingkungan, eksplorasi peningkatan daya saing sektor kelautan dan pemberlakuan SPM dalam berbagai layanan public, peningkatan fasilitas pelayanan kesehatan, pendidikan dan pemukiman di wilayah kepulauan, peningkatan infrastruktur dan kelembagaan pelayanan air bersih serta kelistrikan di wilayah kepulauan. 21. Perindustrian dan Perdagangan Kebijakan belanja perindustrian dan perdagangan akan diprioritaskan pada pengembangan industri kecil dan menengah, peningkatan kemampuan teknologi industri, perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan, pembinaan manajemen pemasaran perusahaan rokok, studi pasar perusahaan rokok, peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri dan peningkatan pengawasan barang beredar. termasuk sumber daya manusia pariwisata sehingga meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan asing dan domestik ke Kabupaten

Kebijakan masing-masing urusan pemerintahan tersebut diarahkan untuk mewujudkan visi pembangunan Kabupaten Sumenep sesuai dengan target kinerja yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2011-2015. Perencanaan Program dan Kegiatan APBD Kabupaten Sumenep Tahun Anggaran 2012 harus mengutamakan pencapaian kinerja yang makin baik dan pencapaian visi yang makin realistis.

4.3 Pembiayaan Daerah Pembiayaan merupakan penerimaan yang akan dibayarkan kembali atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun anggaran yang akan datang. Target Pembiayaan APBD Kabupaten Sumenep Tahun Anggaran 2012 TARGET BELANJA NO URAIAN (Rp.) 3. PEMBIAYAAN 3.1. Penerimaan Pembiayaan 0,3.1.1. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Daerah 0,Tahun Sebelumnya. 3.1.2. Pencairan Dana Cadangan. 0.3.1.3. Penerimaan Dana dari Transfer Deposito. 0,-

3.2. 3.2.1. 3.2.2. 3.2.3. 3.2.4. 3.2.5.

Pengeluaran Pembiayaan Pembentukan Dana Cadangan Pembayaran Pokok Utang Transfer ke Deposito
Penyertaan Modal(investasi) Penerimaan Daerah

4.000.000.000,4.000.000.000,00,0,-

Transfer Dana Deposito

4.3.1 Kebijakan Penerimaan Pembiayaan Untuk kebijakan penerimaan pembiayaan APBD Kabupaten Sumenep Tahun Anggaran 2012 adalah :
1. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya (SiLPA), mencakup

pelampauan penerimaan Pendapatan Asli Daerah, pelampauan penerimaan dana perimbangan, pelampauan penerimaan lain-lain pendapatan daerah yang sah, pelampauan penerimaan pembiayaan, penghematan belanja, kewajiban kepada pihak ketiga sampai dengan akhir tahun belum terselesaikan, dan sisa dana kegiatan lanjutan. Estimas Sisa Lebih Perhitungan Anggaran APBD Kabupaten Sumenep Tahun 2012 diprediksikan deficit sebesar Rp. 384.100.831.843,-. 2. Pencairan dana cadangan, digunakan untuk menganggarkan pencairan dana cadangan dari rekening dana cadangan ke rekening kas umum daerah dalam tahun anggaran berkenaan dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah tentang Pembentukan Dana Cadangan tahun berkenaan dan selanjutnya dianggarkan dalam Belanja Langsung Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) pengguna dana cadangan berkenaan, kecuali diatur tersendiri dalam peraturan perundangundangan. 3. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan, digunakan antara lain untuk mengganggarkan hasil penjualan perusahaan perusahaan milik daerah (BUMD) dan penjualan aset milik Pemerintah Daerah yang dikerjasamakan dengan pihak ketiga, atau hasil investasi penyertaan Modal Pemerintah Daerah. 4. Penerimaan Pinjaman Daerah, digunakanmuntuk menganggarkan penerimaan pinjaman daerah termasuk penerimaan atas penerbitan obligasi daerah yang akan direalisasikan pada tahun anggaran berkenaan.

5. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman, digunakan untuk menganggarkan pinjaman yang diberikan kepada Pemerintah Pusat dan/ atau Pemerintah Daerah lainnya. 6. Penerimaan Piutang Daerah, digunakan untuk menganggarkan penerimaan yang bersumber dari pelunasan piutang pihak ketiga, seperti berupa penerimaan piutang dari pendapatan daerah, pemerintah, pemerintah daerah lain, lembaga keuangan bank, lembaga keuangan non bank dan penerimaan piutang lainnya. 4.3.2 Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan Untuk kebijakan pengeluaran pembiayaan APBD Kabupaten Sumenep Tahun Anggaran 2012 adalah : 1. Pembentukan Dana Cadangan, pemerintah daerah dapat membentuk dana cadangan guna mendanai kegiatan yang penyediaan dananya tidak sekaligus/ sepenuhnya dibebankan dalam satu tahun anggaran dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah. 2. Penyertaan Modal Pemerintah Daerah, digunakan untuk menganggarkan kekayaan Pemerintah Daerah yang diinvestasikan, baik investasi jangka pendek maupun investasi jangka panjang. Investasi Pemerintah Daerah dapat dianggarkan apabila jumlah yang akan disertakan dalam tahun anggaran berkenaan telah ditetapkan dalam peraturan daerah tentang penyertaan modal dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri. Investasi Pemerintah Daerah dianggarkan dalam Pengeluaran Pembayaran, dan hasilnya dianggarkan dalam kelompok PAD pada jenis Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan. 3. Pembayaran Pokok Utang, digunakan untuk mengganggarkan pembayaran kewajiban atas pokok yang dihitung berdasarkan perjanjian pinjaman, baik pinjaman jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. 4. Pemberian Pinjaman Daerah, digunakan untuk menganggarkan pinjaman yang diberikan kepada Pemerintah Pusat dan/ atau Pemerintah Daerah lainnya.

BAB V PENUTUP
Kebijakan Umum APBD Kabupaten Sumenep Tahun Anggaran 2012 telah dibahas dan ditetapkan dengan Nota Kesepakatan antara Pemerintah Kabupaten Sumenep dengan DPRD Kabupaten Sumenep. Pada dasarnya proses formulasi Kebijakan Umum Anggaran APBD Kabupaten Sumenep dilakukan secara koordinatif dan ratifikasinya sebagai komitmen bersama. Demikian Nota Kesepakatan ini dibuat sesuai mekanisme perencanaan dan penganggaran daerah. Konsistensi implementasinya harus ditindaklanjuti pada penyusunan Prioritas dan Plafond Anggaran serta APBD Kabupaten Sumenep Tahun Anggaran 2012.

Sumenep, BUPATI SUMENEP

Oktober 2011

PIMPINAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT KABUPATEN SUMENEP

KH. A. BUSYRO KARIM, M.Si.

KH. IMAM HASYIM, SH, MH. KETUA

H. MOH. HANIF, SE WAKIL KETUA

FAISAL MUCHLIS, S.Ag. WAKIL KETUA

H. HUNAIN SANTOSO, SH WAKIL KETUA

You might also like