You are on page 1of 34

MAKALAH TEORI AKUNTANSI

PENGEMBANGAN TEORI AKUNTANSI: PENDEKATAN BARU

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Akuntansi dengan Dosen Pembimbing Drs. Payamta, M.Si.Ak.

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 2 1. 2. 3. 4. RETNIA WULANDARI SARI NUGRAENI SRI AGUSTINA F0309074 F0309080 F0309085

NOVITA AYU HAPSARI F0309105

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2012
DAFTAR ISI PENDEKATAN POSITIF 1. PENDEKATAN POSITIF a. Paradigma informasi / ekonomi ......................................................4 b. Paradigma agensi-analitis ................................................................4 c. Teori akuntansi positif .....................................................................5 d. Evaluasi pendekatan positif .............................................................5 AKUNTANSI SEBUAH ILMU DENGAN BERBAGAI PARADIGMA 1. SIFAT DASAR AKUNTANSI BERBAGAI PANDANGAN a. Akuntansi sebagai Sebuah Ideologi .................................................6 b. Akuntansi sebagai Sebuah Bahasa ...................................................6 c. Akuntansi sebagai Catatan Peristiwa yang Lalu ..............................6 d. Akuntansi sebagai Realitas Ekonomi Saat Ini ................................7 e. Akuntansi sebagai Suatu Sistem Informasi .....................................7 f. Akuntansi sebagai Komoditas .........................................................7 PENDEKATAN PERATURAN 1. TEORI REGULASI ......................................................................................8 2. HARUSKAH KITA MEREGULASI AKUNTANSI ..................................8 3. REGULASI STANDAR AKUNTANSI OLEH SEKTOR SWASTA .......9 4. LEGITIMASI PROSES PENYUSUNAN STANDAR ...............................9 5. ACCOUNTING STANDAR OVERLOAD ...............................................11 PENDEKATAN PREDIKTIF 1. HAKIKAT DARI PENDEKATAN PREDIKTIF ..................................... 13 2. PREDIKSI DARI SUATU PERISTIWA EKONOMI a. Analisis time series ........................................................................ 13 b. Prediksi kesulitan ........................................................................... 13 c. Prediksi premi obligasi dan peringkat obligasi ............................. 13 d. Perilaku restrukturisasi perusahaan ............................................... 14 e. Keputusan kredit dan pinjaman bank ............................................ 14 f. Peramalan informasi laporan keuangan ........................................ 14 3. PREDIKSI REAKSI PASAR : Penelitian berbasis pasar dalam akuntansi a. Pasar modal dan akuntansi eksternal ............................................. 15 b. Model pasar yang efisien ............................................................... 15 c. Hipotesis pasar yang efisien .......................................................... 15 d. Model penetapan harga aktiva modal ............................................ 15 e. Teori harga arbitrase (APT) ........................................................... 15 f. Teori ekuilibrium tentang penetapan harga opsi ............................ 16 g. Model pasar .................................................................................... 16 h. Estimasi beta .................................................................................. 16 i. Metodologi studi peristiwa ............................................................ 16
2

j. Valuasi laba residu (RIV) .............................................................. 18 k. Model feltham ohlson (FO) ........................................................... 19 l. Model penilaian neraca tingkat harga ........................................... 19 m. Kandungan informasi dari laba ..................................................... 20 n. Model hubungan antara laba dan pengembalian ........................... 20 o. Persistensi laba ............................................................................... 21 p. Model penilaian perusahaan .......................................................... 21 q. Evaluasi atas penelitian berbasis pasar di dunia akuntansi ........... 23 PENDEKATAN PERISTIWA DAN PERILAKU 1. PENDEKATAN PERISTIWA a. Hakikat dari pendekatan peristiwa ................................................26 b. Laporan keuangan dan Pendekatan peristiwa ...............................26 c. Teori peristiwa normatif dari akuntansi ........................................27 d. Sistem informasi akuntansi berbasis peristiwa .............................27 e. Evaluasi atas pendekatan peristiwa ...............................................28 2. PENDEKATAN PERILAKU a. Hakikat dari pendekatan perilaku ..................................................28 b. Dampak perilaku dari informasi akuntansi ...................................28 c. Dampak linguistik dari data atau teknik akuntansi .......................29 d. Fiksasi fungsional dan data ............................................................29 e. Sifat induksi informasi ...................................................................29 3. PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI MANUSIA a. Model lensa ....................................................................................31 b. Pertimbangan probabilistik ............................................................31 c. Perilaku prakeputusan ....................................................................31 d. Pendekatan gaya kognitif ................................................................31 e. Relativisme kognitif dalam akuntansi ...........................................32 f. Relativisme kultural dalam akuntansi ............................................32 4. EVALUASI ATAS PENDEKATAN PERILAKU ...................................33

PENDEKATAN POSITIF 1. PENDEKATAN POSITIF Pokok mendasar adalah: 1. Praktik akuntansi yang sudah ada 2. Sikap manajemen terhadap praktik tersebut Tujuan dari penelitian akuntansi yng berkaitan dengan paradigma antropologi/induktif adalah untuk memahami, menjelaskan, dan meramalkan praktik akuntansi yang sudah ada. a. Paradigma informasi / ekonomi Pokok masalah mendasar: 1. Informasi adalah suatu komoditas ekonomi 2. Akuisisi atas informasi menjadi suatu masalah pilihan ekonomi. Paradigma informasi/ekonomi mengambil pandangannya melalui berbagai disiplin ilmu, termasuk teori keputusan, teori permainan, teori informasi dan ekonomi. Beberapa model analitis yang diusulkan memasukkan: 1. Model teori keputusan 2. Model teori sindikat 3. Model evaluasi informasi pengambil keputusan 4. Model teori tim 5. Model pengumuman permintaan b. Paradigma agensi-analitis Dua jenis paradigma memberikan karakteristik pada paradigma agensi: suatu paradigma analitis atau prinsipal, yang intinya bersifat matematis, dan suatu paradigma agensi-positif, yang intinya bersifat empiris. Masalah agensi dasar diperkaya dengan beberapa pilihan yang berbeda sehubungan dengan: 1. Distribusi informasi dan kepercayaan awal 2. Uraian dari sejumlah periode 3. Uraian dari fungsi produksi perusahaan jika dilihat dari a. Jumlah modal yang diberikan oleh prinsipal b. Tingkat usaha agen c. Suatu realisasi tidak pasti, yang ditentukan oleh faktor-faktor eksternal, yang memengaruhi produktivitas agen. 4. Uraian atas serangkaian tindakan yang dapat dilakukan yang dipilih oleh agen 5. Uraian dari pasar tenaga kerja dan pasar modal 6. Uraian dari seperangkat sistem informasi yang layak

7. Uraian sistem hukum yang menyebutkan jenis perilaku ya g dapar dipaksakan secara legal dan yang merupakan bukti yang dapat diterima. 8. Uraian dari serangkaian jadwal pembayaran yang layak 9. Uraian dari solusi bagi model agensi dasar. Terdiri atas a. Kontrak tenaga kerja, yang menyebutkan 1. Jadwal pembayaran agen 2. Pilihan-pilihan sistem informasi 3. Spesifikasi bagaimana cara agen bertindak b. Tindakan aktual agen 10. Peran dari kepentingan diri sendiri 11. Konsep solusi dan hakikat dari keoptimalan c. Teori akuntansi positif Teori positif didasarkan pada adanya dalil bahwa manajer, pemegang saham, dan aparat pengatur/politisi adalah rasional dan bahwa mereka berusaha untuk memaksimalkan kegunaan mereka, yang secara langsung berhubungan dengan kompensasi mereka, dan oleh karena itu, kesejahtereaan mereka pula. Ide utama dari pendekatan positif adalah untuk mengembangkan hipotesis atas faktor-faktor yang mempengaruhi dunia praktik akuntansi dan untuk menguji validitas dari hipotesis secara empiris. Pilihan akuntansi tergantung pada variabel-variabel yang mencerminkan insentif manajemen dalam memilih metode akuntansi berdasarkan rencana bonus, kontrak utang, dan proses politik. Sebagai hasilnya ada tiga hipotesis yang dihasilkan: hipotesis rencana bonus, hipotesis modal utang, dan hipotesis biaya politis. Pesan dasar yang selanjutnya menjadi dikenal sebagai Kelompok Akuntansi Rochester adalah hampir semua teori akuntansi tidak bersifat keilmuan karena ia bersifat normatif dan harus diganti dengan teori positif yang menjelaskan praktik akuntansi aktual dalam bentuk pilihan bebas manajemen terhadap prosedur akuntansi dan bagaimana standar peraturan telah berubah dari waktu ke waktu. d. Evaluasi pendekatan positif Pendekatan positif melihat pada mengapa praktik akuntansi dan/atau teori akuntansi berkembang sebagaimana adanya dengan tujuan untuk menjelaskan dan/atau meramalkan peristiwa akuntansi. Karenanya, pendekatan positif berusaha untuk menentukan berbagai faktor yang mungkin memengaruhi faktor rasional dalam bidang akuntansi.

AKUNTANSI SEBUAH ILMU DENGAN BERBAGAI PARADIGMA


5

1. Sifat Dasar Akuntansi Berbagai Pandangan Para akuntan memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang proses akuntansi dalam menguraikan perbedaan-perbedaan teori akuntansi. Beberapa pandangan yang kini berkembang tentang teori akuntansi adalah sebagai berikut: a. Akuntansi sebagai Sebuah Ideologi Akuntansi dipandang sebagai fenomena ideologis-sebagai sarana untuk mendukung dan melegitimasi tatanan sosial, ekonomi dan politik. Karl Mark menegaskan akuntansi melakukan suatu bentuk dan menjadi sarana mengaburkan bukan mengungkapkan sifat sesungguhnya dari hubunganhubungan sosial yang membentuk usaha produktif. Akuntansi juga dipandang sebagai mitos yang memungkinkan interaksi tatanan simbolis. Selain itu Weber juga mendefinisikan akuntansi sebagai instrument rasionalisasi yang ekonomis. Dimana tindakan rasionalisasi ekonomi dipandang sebagai perluasan perhitungan kuantitatif atau akuntansi secara teknis dapat dilakukan dan secara nyata dapat diaplikasikan. b. Akuntansi sebagai Sebuah Bahasa Akuntansi dipandang sebagai bahasa bisnis. Berbagai aktivitas bisnis suatu perusahaan dilaporkan dalam lapora akuntansi menggunakan bahasa akuntansi. Bahasa harus fleksibel dan mampu berdaptasi terhadap perubahan lingkungan. Sebagai sebuah bahasa, akuntansi memiliki dua komponen sebagai berikut: a) Symbol-simbol atau karakteristik leksikal suatu bahasa. Akuntansi memiliki penyajian secara simbolis dapat berupa identifikasi numeric amupun perlakuan debit dan kredit. b) Tata bahasa. Dalam akuntansi, tata bahasa merujuk pada serangkaian prosedur yang umum digunakan dan penyusunan data keuangan dalam penyusunan data keuangan untuk keperluan bisnis. c. Akuntansi sebagai Catatan Peristiwa Yang Lalu Akuntansi menyediakan sarana pertanggungjawaban manajer terhadap tanggung jawab rasionalitas penngunaan sumber daya. Kriteria sebagai pencatatan dari waktu ke waktu Karena untansi meliputi beberapa metode berikut: Periode pure custodial Periode traditional custodial Periode asset utilization Periode open-ended d. Akuntansi sebagai Realitas Ekonomi Saat Ini Neraca maupun laporan laba rugi didasarkan pada taksiran yang menggambarkan realitas ekonomi daripada kos historis. Tujuan utama adalah memberikan penetapan pendapatan sesungguhnya (true income).
6

e. Akuntansi sebagai Suatu Sistem Informasi Akuntansi dipandang sebagai suatu proses yang menghubungkan sumber informasi atau transmitter saluran komunikasi dan sekumpulan penerima. Pandangan ini mengasumsikan bahwa sistem akuntansi merupakan satusatunya system pengukuran formal organisasi. Selain itu, pandangan ini juga memunculkan subjek penelitian empiris akuntansi keperilakuan. f. Akuntansi sebagai Komoditas Akuntansi dipandang sebagai suatu komoditas yang dihasilkan dari suatu aktivitas ekonomi. Akuntansi menjadi dasar ideal untuk pengaturan, yang berdampak terhadap kebijakan umum dan memantau seluruh bentuk perjanjian antara organisasi dengan lingkungan. Pemikiran tersbut mengindikasikan akuntansi memiliki kandungan sosial.

PENDEKATAN REGULATORI DALAM FORMULASI TEORI AKUNTANSI 1. Teori regulasi


7

Kategori utama tentang regulasi industri: a) Teori kepentingan umum Teori kepentingan umum menyatakan bahwa regulasi disajikan untuk menanggapi permintaan publik akan koreksi terhadap ketidakefisiensian atau ketidaklayakan harga pasar. Tujuan utama teori ini adalah untuk melindungi dan menjamin kepentingan umum. b) Teori kepentingan kelompok atau teori perebutan Teori ini menyatakan bahwa regulasi disajikan untuk menanggapi permintaan kelompok tertentu dengan tujuan untuk memaksimalkan income anggotanya. Versi utama teori ini adalah: The political ruling elite theory of regulation Teori ini menekankan penggunaan kekuatan politik mendapatkan pengendalian regulator. The economic theory of regulation Teori ini menekankan kekuatan ekonomi. 2. Haruskah kita meregulasi akuntansi? Ada perdebatan apakah akuntansi itu perlu diregulasi atau tidak. Pihak yang tidak menginginkan regulasi menggunakan teori agensi dalam mempertanyakan, mengapa harus ada insentif untuk pembuatan laporan keuangan yang andal dan sukarela bagi pemilik. Untuk menyelesaikan perselisihan antara pemilik dan manajemen, laporan keuangan digunakan untuk memonitor hubungan kerja, untuk menilai dan menentukan kompensasi manajer. Pihak yang menginginkan regulasi menggunakan argumentasi kepentingan umum. Kegagalan pasar maupun kebutuhan untuk mencapai tujuan sosial memaksa adanya regulasi akuntansi. Kegagalan pasar, sebagai isu alokasi yang belum optimal, mungkin disebabkan oleh: a. Keengganan perusahaan untuk mengungkapkan informasinya, sebagai pihak yang menguasai informasi tentang dirinya sendiri. b. Adanya penyelewengan c. Penyajian informasi akuntansi (sebagai produk umum) secara tidak semestinya. Kebutuhan untuk mencapai tujuan sosial yang memuaskan juga mendukung perlunya regulasi akuntansi. Tujuan ini mencakup kewajaran laporan, informasi yang disajikan secara seimbang dan perlindungan terhadap investor.

3. Regulasi standar akuntansi oleh sektor swasta Pendekatan sektor swasta dalam regulasi standar akuntansi menggunakan asumsi bahwa kepentingan publik terhadap akuntansi akan terlayani dengan baik apabila penyusunan standar diserahkan kepada sektor swasta. Penyusun standar secara swasta di Amerika Serikat meliputi Commitee on Accounting
8

Procedures (1939 1959) dan penyusun standar di sektor swasta, badan ini dapat menggambarkan kelebihan dan keterbatasan regulasi standar oleh sektor swasta. Pendukung pendekatan sektor swasta menggunakan argumen berikut dalam mempertahankan posisis mereka: a. FASB terlihat responsif terhadap berbagai konstituen. b. FASB tampak mampu menarik, sebagai anggota, atau staf, orang orang yang memiliki pengetahuan teknis yang digunakan untuk mengembangkan dan mengimplementasikan sistem pengukuran dan pengungkapan alternatif. c. FASB terlihat sukses dalam perolehan tanggapan dari berbagai konsekuensinya dan dalam menanggapi sejumlah masukan. Tiga cara dalam berpartisipasi dan memberikan suara: Tanggapan tertulis terhadap memorandum diskusi Tanggapan lisan terhadap exposure draft Tanggapan tertulis terhadap exposure draft Penentang pendekatan sektor swasta menggunakan argumen ini untuk memmpertahankan argumen mereka: a. FASB tidak memiliki wewenang statutori dan kekuatan untuk memaksakan aturan yang dibuatnya, serta menghadapi tantangan penolakan oleh Kongres maupun lembaga pemerintahan lainnya. b. FASB sering dituduh tidak independen dari konstituennya yang besar, kantor akuntan publik, dan korporasi. c. FASB sering dituduh lamban dalam menanggapi isu utama yang krusial bagi sejumlah konstituennya. 4. Legitimasi proses penyusunan standar a. Prognosis pesimistik Legitimasi proses penyusunan standar terkadang dihhubungkan dengan kemampuannya untuk menghasilkan sistem akuntansi optimal yakni sebuah sistem dimana keuntungan yang diharapkan oleh pemakai strategi keputusan optimal, dapat lebih besar atau paling tidak sama dengan keuntungan yang diperoleh dari sistem lain. Implikasinya adalah tidak ada alternatif penyajian laporan keuangan yang didasarkan pada aturan akuntansi lain yang dapat menyajikan manfaat lain yang lebih baik. Peningkatan perdebatan dalam literatur akuntansi menekankan pada pencapaian optimal sebuah sistem akuntansi. Perdebatan diperpanas oleh penggunaan teorema yang mustahil oleh Demski untuk berpendapat bahwa: Proses penyusunan standar akuntansi harus memuaskan kondisi Arrow agar dapat disahkan. Tidak akan ada sekumpulan standar yang selalu mencari alternatif sesuai preferensi dan keyakinan. Prognosis pesimistik ini diperluas dengan menunjukkan:

Bahwa pemilihan alternatif laporan keuangan,pada akhirnya memerlukan pertukaran antara keuntungan seseorang di satu sisi dengan yang lainnya. Bahwa resolusi alternatif laporan keuangan akan mensyaratkan, kebijakan nilai atau etika yang akan dipertukarkan dengan kesejahteraan seseorang dan dalam dimensi apa terhadap kesejahteraan siapa. b. Prognosis optimistik Cushing telah memberikan prognosis optimistik tentang tanggung jawab prinsip akuntansi optimal, dengan catatan bahwa asumsi heterogenitas pengguna ditinggalkan dan asumsi yang mendasari Arrow Paradox menghadapi tantangan, yaitu asumsi: Definisi Arrow tentang fungsi kesejahteraan sosial mensyaratkan pilihan sosial yang bersifat transitif Bahwa kondisi Arrow tentang independensi atau alternatif yang tidak relevan merupakan pertanyaan yang patut diajukan. Prognosis optimistik lainnya ditawarkan oleh Bromwich tentang kemungkinan standar akuntansi yang bersifat parsial yaitu standar untuk satu atau lebih masalah akuntansi, yang menjadikannya terisolasi dari standar atau masalah akuntansi lainnya. Chamber memilih untuk meniadakan ilmu ekonomi Demski dan tesis yang sifatnya tidak mungkin, dengan mengajukan suatu ilmu yang mengansumsikan adanya norma atau standar yang berlaku pada situasi tertentu. Norma adalah informasi yang mewakili arus uang amupun nilai moneter dari aset serta jumlah arus utang pada pihak lain setiap waktu. Apabila norma tidak tersedia, Chamber menyarankan agar menggunakan alternatif lain yang dapat menyajikan pengukuran dengan nilai yang mendekati. Prinsipnya, proses penyusunan dengan dasar constituonal calculus menetapkan legitimasi FASB berdasarkan: Kemampuannya dalam menyajikan jaminan prosedur yang memadai Kemampuannya untuk memaksakan batasan yang memadai dalam proses pemilihan untuk menjamin hasil yang dapat diterima. Keseimbangan pengendalian antara prosedural dan hasil yang ditetapkan oleh proses penyusunan FASB. 5. Accounting Standar Overload Accounting Standards Overload umumnya berhubungan dengan pertumbuhan standar akuntansi. Situasi berikut ini diidentifikasikan sebagai Accounting Standards Overload: a. Standar yang terlalu banyak b. Standar yang terlalu rumit c. Tidak ada standar yang kaku, membuat pemilihan aplikasi menjadi sulit
10

d. Standar bertujuan umum yang gagal dalam menyajikan perbedaan kebutuhan di antara para penyaji, penggunadan CPA e. Standar bertujuan umum yang gagal menyajikan perbedaan utama: Entitas publik dan non publik Laporan keuangan tahunan dan interim Perusahaan besar dan kecil Laporan keuangan auditan dan non auditan. f. Pengungkapan yang berlebihan, pengukuran yang terlalu kompleks, atau keduanya. Situasi tersebut dapat berkembang menjadi maslah yang serius karena beberapa faktor, antara lain: a. Banyaknya pertanyaan yang berkaitan dengan apa yang perlu dan apa yang tidak perlu diungkapkan suatu perusahaan, para akuntan mulai mengurangi standar dengan jumlah besar, yang cenderung mengurangi kebijakan dan untuk mengurangi jumlah tuntutan terhadap prinsip akuntansi. b. Kebutuhan untuk melindungi kepentingan publik dan membantu investor secara individu menghasilkan berbagai regulasi. c. Keinginan untuk memuaskan kebutuhan setiap pengguna memerlukan standar dan pengungkapan yang lebih terperinci. Pengaruh Accounting Standards Overload Standar akuntansi dalam jumlah banyak, terlalu sempit, dan kaku dapat berpeengaruh serius terhadap kinerja akuntan, nilai informasi yang disajikan bagi para pengguna dan keputusan yang dibuat para manajer. Akuntan dapat kehilangan orientasinya terhadap tugas sesungguhnya sebagai akibat banyaknya data yang diperlukan saat memenuhi ketentuan suatu standar. Salah satu jalan keluar bagi para praktisi dalam menghadapi penyimpangan dari PABU adalah dengan memberikan opini yang dimodifikasi. Namun, sebagian besar CPA menolak memberikan opini dimodifikasi karena mereka menganggap konotasi negatif tidak dapat diterima. Solusi terhadap Accounting Standards Overload Masalah standards overload menyebabkan berbagai kelompok yang berkepentingan berusaha mengidentifikasi dan memberikan solusi. Inilah beberapa pendekatan yang mungkin digunakan untuk mengatasi masalah tersebut: a. Tidak ada perubahan, mempertahankan apa yang sudah ada (status quo) b. Perubahan dari konsep yang ada sekarang yang berupa PABU tunggal dan seragam untuk seluruh usaha bisnis menjadi dua kelompok PABU, sehingga ada PABU tersendiri untuk entitas tertentu, seperti perusahaan kecil non publik. c. Perubahan dalam PABU untuk mempermudah penerapannya dalam setiap usaha bisnis
11

d. Menentukan alternatif pengungkapan dan pengukuran yang berbeda e. Perubahan dalam standar pelaporan CPA atas laporan keuangan. f. Alternatif penggunaan PABU sebagai dasar yang sifatnya pilihan dalam penyajian laporan keuangan. Dari pendekatan tersebut komite merekomendasikan alternatif pengungkapan dan pengukuran yang berbeda serta alternatif pengukuran atau pengadopsian alternatif terhadap PABU. Pendekatan yang didasarkan pada alternatif pengungkapan dan pengukuran yang berbeda untuk perusahaan kecil non publik, merupakan solusi yang baik dalam masalah standards overload, dengan mempertimbangkan relevansinya terhadap pengguna dan pertimbangan cost benefit bagi entitas kecil non publik. Pendekatan yang didasarkan pada alternatif PABU menggunakan tiga kemungkinan: a. Sebuah akuntansi dengan basis baru b. Berdasarkan kas atau kas yang dimodifikasi c. Berdasarkan pajak penghasilan BAM dapat dikeluarkan dari pembahasan karena biaya yang dikeluarkan lebih tinggi daripada manfaat yang diperoleh. Beberapa kesimpulan komite meliputi: a. BAM akan mengandung faktor PABu yang bersifat pokok dan memungkinkan untuk meninggalkan prinsip pengukuran PABU dengan jumlah yang signifikan. b. BAM cenderung meningkatkan masalah standard overload daripada menguranginya, sepanjang BAM memberikan persyatan baru bagi PABU c. BAM akan memiliki posisi dalam setiap isu PABU, yang akan membutuhkan biaya dan waktu d. BAM perlu disiapkan oleh dewan penyusun standar yang baru e. BAM akan dianggap bukan bagian dari PABU, tetapi sebagai bagian dari PABU untuk entitas tertentu.

PENDEKATAN PREDIKTIF 1. HAKIKAT DARI PENDEKATAN PREDIKTIF Pendekatan prediktif muncul dari adanya kebutuhan untuk memecahkan masalah yang rumit dalam mengevaluasi metode-metode alternatif dari alternatif-alternatif pengukuran akuntansi. Ukuran dengan kekuatan prediktif yang paling besar sehubungan dengan suatu peristiwa tertentu akan dianggap sebagai metode terbaik untuk tujuan tersebut.
12

Metode prediktif mungkin dapat mengalami kegagalan karena gagal untuk mengidentifikasi model-model keputusan dari para pengguna dan jenisjenis peristiwa yang seharusnya diprediksikan. 2. PREDIKSI DARI SUATU PERISTIWA EKONOMI a. Analisis time series Analisis time series adalah suatu pendekatan metodologis struktural dimana ketergantungan statistikal sementara dalam suatu kumpulan data dapat diperiksa. Nilai-nilai masa lalu dari suatu kumpulan data digunakan untuk memberikan petunjuk sehubungan dengan kemungkinan realisasi kumpulan data yang sama di masa depan. Fokus penelitian time series yaitu: i. Sifat-sifat time series dari laba yang dilaporkan ii. Isu-isu prediksi dalam analisis time series b. Prediksi kesulitan Aplikasi-aplikasi yang paling relevan dari pendekatan prediktif adalah usaha-usaha untuk mencari karakteristik-karakteristik yang telah divalidasi secara empiris yang membedakan antara perusahaan yang mengalami keuntungan dengan yang tidak. Meskipun tidak terdapat suatu teori ekonomi tentang kesulitan, namun model-model yang berbasis analisis diskriminan sangat bermanfaat bagi beragam konteks keputusan praktis, contohnya: i. Mereka dapat memproses informasi secara lebih cepat dan dengan biaya yang lebih rendah ii. Mereka dapat memproses informasi dengan lebih konsisten iii. Mereka dapat memfasilitasi keputusan tentang fungsi kerugian yang dilakukan oleh manajemen yang lebih senior c. Prediksi premi obligasi dan peringkat obligasi Empat faktor dibawah ini diasumsikan menciptakan resiko obligasi dan mempengaruhi imbal balik dari obligasi saat jatuh tempo: i. Resiko kegagalan: tidak sanggup membayar ii. Resiko pemasaran: kemungkinan menjual rugi obligasi iii. Resiko daya beli: kerugian pembeli karena perubahan tingkat harga umum iv. Resiko tingkat suku bunga: efek yang tidak terduga dari nilai pasar obligasi

13

Fisher menguji kemampuan dari 4 faktor dalam menjelaskan perbedaan yang terdapat dalam resiko premi obligasi perusahaan industri. Empat variabel ini diperhitungkan dalam model: i. Variabilitas laba, diukur sebagai koefisien dari variasi laba setelah pajak ii. Solvensi, kemampuan dalam memenuhi kewajiban iii. Struktur modal, diukur oleh nilai pasar dari ekuitas perusahaan iv. Total nilai pasar obligasi perusahaan Meskipun model tersebut secara umum meraih keberhasilan, namun beberap masalah belum terselesaikan, dan membatasai penggunaannya, diantaranya: i. Model takmemiliki pernyataan eksplisit dan dapaty diuji tentang apa yang ditunjukkan oleh peringkat obligasi ii. Model tidak memperhitungkan kemungkinan perbedaan pada perlakuan akuntansi yang digunakan setiap perusahaan d. Perilaku restrukturisasi perusahaan Banyaknya pengambilalihan yang terjadi di seluruh dunia telah mencetuskan dilakukannya beberapa studi. Studi tentang kapitalisme manajerial mengatakan bahwa perusahaan yang diakuisis adalah perusahaan yang dinilai rendah oleh pasar. Penilaian seperti ini sangat bergantung pada model penilaian harga saham. Keterbatasan yang ada, model penilaian harga saham ini sangat sulit dilakukan, dan butuh banyak asumsi dan prediksi. e. Keputusan kredit dan pinjaman bank Keputusan kredit dan pinjaman bank merupakan contoh dai peristiwa ekonomi yang dapat dijelaskan dan diprediksikan dengan didasarkan pada akuntansi dan informasi keuangan lainnya. f. Peramalan informasi laporan keuangan Karena para analis surat berharga dan kebanyakan badan peramal berfokus pada lingkungan AS, akuntan manajemen dan manajer keuangan berbagai perusahaan multinasional mungkin harus mengandalkan pada usaha merka sendiri untuk meramalkan laba perusahaan lain dan bagi mereka sendiri.

3. PREDIKSI REAKSI PASAR : Penelitian berbasis pasar dalam akuntansi a. Pasar modal dan akuntansi eksternal
14

Menurut satu interpretasi dari pendekatan prediktif, pengamatan atas reaksi pasar modal dapat digunakan sebagai suatu pansuan dalam mengevaluasi dan melakukan pilihan diantara beberapa ukuran-ukuran akuntansi. Peran dari pasar surat berharga dan informasi surat berharga adalah untuk menyediakan suatu pasar pertukaran yang teratur dimana para investor dapat saling bertukar klaim untuk konsumsi saat ini dan masa datang secara terus-menerus. b. Model pasar yang efisien Secara umum dapat diasumsikan bahwa pasar surtat berharga adalah efisien, sebuah pasar yang efisien sempurna adalah berada dalam kondisi ekuilibrium secara kontinyu, sehingga nilai-nilai intrinsik dari surat berharga bergerak secra acak, dan harga pasar selalu sama dengan nilai intrinsik yang menjadi dasar si setiap waktu. c. Hipotesis pasar yang efisien Dengan menyatakan perangkat informasi dalam tiga cara yang berbeda, Fama membedakan adanya tiga tingkatan efisiensi pasar, yaitu bentuk lemah, semikuat, dan kuat. Bentuk lemah menyatakan bahwa ekspektasi pengembalian harga ekuilibrium mencerminkan sepenuhnya urutan dari pengembalian harga di masa lalu. Bentuk semikuat menyatakan bahwa ekspektasi pengembalian harga ekuilibrium mencerminkan sepenuhnya seluruh informasi yang tersedia bagi publik. Bentuk kuat menyatakan bahwa ekspektasi pengembalian harga ekuilibrium mencerminkan sepenuhnya seluruh informasi yang ada (bukan hanya bagi publik). d. Model penetapan harga aktiva modal Hipotesis pasar yang efisien meminta digunaknnya ekspektasi pengembalian dan berasumsi bahwa surat berharga telah dihargai dengan tepat. Dibutuhkan adanya suatu teori untuk menjelaskan hubungan antara ekspektasi pengembalian dan harga dari masing-masing saham yang diperyanyakan. e. Teori harga arbitrase (APT) Teori ini berasumsi bahwa pengembalian surat berharga berhubungan dengan faktor yang tidak diketahui dalam jumlah yang tidak diketahui. Teori ini lebih bersifat umum, dimana ia memungkinkan adanya faktor faktor multiresiko. f. Teori ekuilibrium tentang penetapan harga opsi
15

Opsi memberikan hak kepada satu pihak untuk membeli (call option) atau opsi jual (put option) saham dalam jumlah tertentu dari perusahaan tertentu dari writer opsi pada harga tertentu kapan saja sampai dengan waktu yang ditentukan. g. Model pasar Model penetapan harga aktiva modal tidak memberikan suatu ujian yang mudah bagi hipotesis pasar yang efisien. Sebagai gantinya model pasar dari markovitz digunakan untuk tujuan ini. Model pasar menyatakan bahwa pengembalian dari masing-masing surat berharga memiliki hubungan secara linier dengan pengembalian pasar. h. Estimasi beta Estimasi dari resiko sistematis atau beta pada intinya dibutuhkan untuk studi-studi yang memeriksa dampak pasar dari informsai akuntansi, dan keterkaitan dari beta dengan indikator-indikator yang didasarkan pada akuntansi. Karena adanya potensi masalah kesalahan ekonometrik di dalam estimasi model pasar, maka beberapa perbaikan mulai diusulkan. i. Metodologi studi peristiwa Efek dari suatu peristiwa ekonomi terhadap nilai dari suatu perusahaan dapat ditentukan oleh analisis studi peristiwa, dengan asumsi bahwa efek dari peristiwa tersebut akan langsung tercermin dalam hargaharga aktiva. Ada tujuh langkah yang harus dilakukan dalam studi peristiwa: 1. Definisi peristiwa Peristiwa dan periode yang menjadi perhatian atau jendela peristiwa perlu untuk diidentifikasi terlebih dahulu. 2. Kriteria pemilihan Perusahaan yang akan dimasukkan ke dalam studi harus memenuhi criteria pemilihan terlebih dahulu sebelum diperhitungkan. 3. Pengembalian-pengembalian yang normal dan abnormal Pengembalian abnormal diperhitungkan sebagai perbedaan antara pengembalian actual ex-post dari surat berharga dan pengembalian normal perusahaan setelah jendela peristiwa. Hal ini dapat dinyatakan untuk tiap perusahaan I dan tang peristiwa t sebagai:

Dimana it, Rit dan E(Rit) masing-masing adalah pengembalian abnormal, actual dan normal, untuk waktu t, dengan Xt sebagai informasi persyaratan untuk model kinerja yang normal. Empat model pengembalian normal yang digunakan adalah:
16

a. Pengembalian abnormal (abnormal return-AR) untuk

surat berharga i pada hari hitung t dihitung dengan menggunakanprosedur berikut ini. Berdasarkan model pasar, pengembalian abnormal diperhitungkan sebagai: Dimana Rit adalah pengembalian harian dari surat berharga di i pada hari t. Rmt adalah pengembalian meurut Equal-Weighted Index, CRSP Value-Weighted Index, MSCI World Index, atau MSCI country index, 0 dan 1 adalah estimasi dari kuadrat terkecil biasa.
b. Menurut model pasar dua index , pengembalian

abnormal diperhitungkan sebagai: Dimana Rat adalah pengembalian menurut CRSP ValueWeighted Index,CRSP Equal-Weighted Index, MSCI World Index, atau MSCI country index. Rbt adalah pengembalian meurut MSCI country index, 0, 1 dan 2 adalah estimasi dari kuadrat terkecil biasa. c. Menurut model pasar yang pengembalian abnormal adalah: telah disesuaikan,

d. Menurut model nilai rata-rata yang telah disesuaikan, pengembalian abnormal ditentukan oleh: Dimana MRi adalah pengembalian rata-rata harian dari surat berharga i selama periode estimasi. 4. Prosedur analitis Periode sebelum peristiwa terjadi digunakan sebagai jendela estimasi untuk mengestimasikan parameter-parameter dari model. 5. Prosedur pengujian Dirancangnya hipotesis nol dan teknik-teknik untuk mengumpulkan pengembalian-pengembalian abnormal dari perusahaan. 6. Hasil-hasil empiris Hasil-hasil empiris selanjutnya akan disajikan dan dianalitis. 7. Interpretasi dan kesimpulan Efek dari peristiwa ekonomi pada nilai dari perusahaan yang diuji akan menjadi subjek dari penjelasan yang menentang.
17

j. Valuasi laba residu (RIV) Kembali pada tahun 1938 di dalam sebuah artikel yang ditulis oleh Preinreich,99 penilaian laba residu (residual income valuation-RIV) bergantung pada adanya suatu hipotesis bahwa harga-harga aktiva mencerminkan nilai sekarang dari seluruh deviden di masa datang (PVED):

Dimana Pt adalah harga pasar dari ekuitas pada tanggal t, dt menggambarkan dividen (atau pembayaran tunai bersih) yang diterima pada akhir periodet, R adalah kesatuan plus tingkat diskonto r, dan Ei adalah eksektasi yang didasarkan operator pada informasi yang ada pada tanggal t. Proses perubahan dari PVED menuju RIV didasarkan pada dua asumsi: 1. System akuntansi diasumsikan memuaskan suatu realisasi surplus yang bersih (clean surplus relation-CSR) Dimana bt adalah nilai buku dari ekuitas pada saat tanggal t, dan xt adalah laba dari periode yang berakhir pada tanggal t. 2. Sebuah kondisi yang lazim diasumsikan ketika nilai buku dari ekuitas mengalami pertumbuhan dengan tingkat yang lebih rendah daripada k, yaitu: Berdasarkan basis kedua asumsi, PVED dinyatakan kembali sebagai fungsi dari nilai buku dan diskonto ekspektasi laba abnormal.

Dimana

k. Model feltham ohlson (FO) Dikembangkan oleh Ohlson maupun Feltham dan Ohlson, model FO menghubungkan nilai pasar dari perusahaan terhadap data akuntansi dasar dan jenis-jenis informasi lainya. Model ini bergantung pada angka-angka berikut ini: oat = aktiva operasi (bersih dari kewajiban operasi) oxt = laba operasi
18

fat it bt xt Pt dt ct rt

= aktiva keuangan (bersih dari kewajiban keuangan) = laba yang berhubungan dengan aktivitas keuangan = fat + oat = nilai buku = it + oxt = laba bersih = nilai pasar = dividen bersih = arus kas (cuma-cuma) = tingkat diskonto = xt (R 1) bt 1 = laba residu = oxt (R 1) oat 1 = laba operasi residu

Ada empat asumsi yang dibuat: 1. Pt sama dengan PVED:

2. Akuntansi surplus

3. Hubungan bunga bersih 4. Dinamika informasi linier

Dimana vkt menggambarkan informasi lain yang relevan dalam peramalan laba abnormal di masa datang. Parameter-parameter memenuhi persyaratan peraturan:

l. Model penilaian neraca tingkat harga Model-model ini berfokus pada hubungan antara nilai ekuitas dan nilai buku. Secara umum, hubungan ini dinyatakan sebagai berikut: MVE = MVA + MVL + MVC + GW Dimana: MVE = nilai pasar dari ekuitas MVA = nilai pasar dari aktiva-aktiva yang dapat dipisahkan selain komponen yang hubungan keterkaitannya sedang dinilai

19

MVL

MVC GW

= nilai pasar dari kewajiban-kewajiban yang dapat dipisahkan selain dari komponen-komponen yang hubungan keterkaitanya sedang dinilai = nilai pasar dari komponen neraca yang nilai keterkaitanya sedang dinilai = goodwill

m. Kandungan informasi dari laba Kandungan informasi dari laba umumnya diuji oleh hubungan antara pengembalian surat berharga dan laba yang tidak diperkirakan. Hal ini diperoleh dari signifikansi kelandaian koefisien (b) dan kemampuan penjelasan dari suatu model estimasi lintas seksional selama beberapa waktu yang dirumuskan sebagai berikut: Dimana: CARit = pengembalian abnormal kulutatif dari surat berharga i selama periode t UXit = laba yang tidak diperkirakan B = koefisien respon laba (earning respone coefficient-ERC) n. Model hubungan antara laba dan pengembalian Terdapat dua model hubungan antara laba dan pengembalian yang telah digunakan dalam penelitian. Model yang pertama, model A, mendasarkan hubungan pengembalian laba dan pengembalian pada suatu model penilaian buku. Model tersebut diperoleh dengan cara sebagai berikut: 1. Harga dan nilai buku sebagai ukurab dari nilai saham dari ekuitas pemegang saham akan memiliki hubungan sebagai berikut: (1) Dimana Pjt adalah harga per lembar saham dari perusahaan j pada waktu t dan BVjt adalah nilai buku per lembar saham dari perusahaan j pada waktu t. 2. Laba akuntansi dan pengembalian surat berharga sebagai ukuran dari nilai arus atau perubahan nilai dari ekuitas pemegang saham dapat diperoleh dengan pertama kali memperhitungkan perbedaan dari variable-variabel dalam persamaan sebagai berikut: (2) Dimana: Ajt : laba akuntansi dari perusahaan j selama periode t 1 hingga t Djt : dividen dari perusahaan j selama periode t 1 hingga t

20

o. Persistensi laba Para peneliti akuntansi telah mengandalkan model-model time series untuk mendapatkan ukuran persistensi laba dan untuk membentuk ekspektasi laba. Dalam kaitanya dengan model time series yang dapat memberikan keterkaitan terbaik diantara persistensi dan strategi diversifikasi, diharapkan sebuah model rat-rata bergerak dan terintegrasi dari autoregresif (autoregressive, integrated, moving average ARIMA)dengan tingkatan yang lebih tinggi dapat memberikan keterkaitan yang jauh lebih tinggi. Persistensi laba umnya diukur dengan mengestimasikan suatu rangkaian ARIMA yang nyata dari proses laba. Ia mengukur dampak dari suatu kejutan yang ada pada keseluruhan arus realisasi rangkaian laba di masa mendatang. Sebuah rumusan yang diadaptasi oleh Flamin serta Kormendi dan Lipe mengindikasikan bahwa untuk spesifikasi model ARIMA tertentu (p, d, q) persistensi merupakan suatu fungsi dari parameter-parameter autoregresif dan rata-rata bergerak sebagai berikut:

Dimana: B = 1/(1 + r) dimana r adalah tingkat yang pantas untuk mendiskontokan ekspektasi laba di masa depan. R ditetapkan pada angka 0,10 yang memberikan hasil yang serupa dengan nilai r=0,04 dan 0,20. = parameter rata-rata bergerak dari urutan i. d = tingkat pembedaan berikutnya. = parameter autoregresif dari urutan j. p. Model penilaian perusahaan 1. Model diskonto dividen menghitung nilai dari suatu surat berharga dengan nilai sekarang dari arus kas surat berharga yang diharapkan dimasa depan didiskontokan dengan biaya dari ekuitas biasa. Pada dasarnya: 2. Model arus ke ekuitas menghitung nilai dari suatu surat berharga sebagai nilai sekarang dari arus kas yang tersedia bagi pemegang ekuitas dengan biaya dari ekuitas biasa setelah memenuhi baik klaimklaim utang maupun klaim-klaim modal lain-lain.

21

3. Model arus bebas menghitung nilai dari suatu surat berharga sebagai nilai sekarang dari arus kas bebas dengan menggunakan rata-rata tertimbang dari biaya modal perusahaan, ditambah nilai wajar dari aktiva bersih nonoperasional, dikurangi nilai wajar dari utang dan klaim modal lain-lain. Pada dasarnya:

4. Model nilai sekarang yang disesuaikan menyoroti nilai yang

diciptakan dengan menggunakan leverage (pinjaman). Pada dasarnya:

5. Model laba residu menghitung nilai dari suatu surat berharga

sebagai nilai buku saat ini dari ekuitas (BV0) ditambah nilai sekarang dari laba residu masa depan dengan menggunakan biaya ekuitas (Ke). Dengan kata lain: Mengingat laba residual adalah sama dengan laba bersih (net income)dikurangi laba dasar, dimana laba dasar sama dengan biaya ekuitas dikali dengan nilai buku dari ekuitas pada awal periode, maka nilai surat berharga tersebut adalah:

Pada tingkat operasional, model laba residu disajikan sebagai:

Dimana: OPNA0 NOPAT1 Ke OPNAt-1 NONOP DEBT OCAP

= nilai buku dari aktiva inti pada saat tanggal valuasi = laba operasi bersih setelah pajak = rata-rata tertimbang biaya modal = nilai buku dari operasi inti pada awal perode = nilai wajar dari aktiva bersih nonoperasional = nialai wajar dari klaim utang = nialai wajar dari klaim modal lain-lain

q. Evaluasi atas penelitian berbasis pasar di dunia akuntansi


22

Dengan menggunakan teori dan bukti yang berhubungan dengan hipotesis pasar yang efisien dan metodologi-metodologi yang terutama disajikan oleh model penetapan harga aktiva modal, teori portofolio, dan model pasar, pendekatan prediktif dimulai dengan evaluasi atas angkaangka dan teknik-teknik akuntansi dengan didasarkan pada reaksi-reaksi pasar modal. Bukti yang tersedia bagi penelitian berbasis pasar dapat diklasifikasikan ke dalam kategori sebagai berikut: 1. Studi-studi kandungan informasi Perhatian dalam studi ini adalah pada kontribusi informasi yang marginal dari tanda-tanda akuntansi pada penentuan perilaku pengembalian surat berharga. Pendekatan yang digunakan adalah untuk memeriksa apakah pengumuman dari beberapa peristiwa mengakibatkan adanya perubahan dalam karakteristik dari distribusi pengembalian saham (rata-rata atau varians). 2. Perbedaan dalam teknik-teknik akuntansi yang bebas untuk dipilih Perhatian dalam studi ini adalah pada dampak dari perbedaan dan perubahan investor. Penelitian atas subjek ini telah mampu membuat perbedaan antara perbedaan & perubahan akuntansi yg memiliki konsekuensi arus kas & yg tidak memiliki konsekuensi terhadap arus kas: a. Penelitian mengenai dampak dari perbedaan-perbedaan akuntansi lintas bagian yang tidak memiliki dampak langsung terhadap arus kas menunjukan kemampuan investor untuk melakukan penyesuaian terhadap perbedaan-perbedaan yang terdapat di dalam beberapa teknik akuntansi yang dikenal luas dan diungkapkan dengan jelas. b. Penelitian mengenai dampak dari perubahan akuntansi yang tidak memiliki dampak langsung pada arus kas (pajak) mengungkapkan dua kasus dimana (1) para investor bereaksi secara rasional terhadap perubahan yang terjadi di dalam teknikteknik akuntansi dan (2) para investor tidak mampu menembus tabir praktik akuntansi. c. Penelitian mengenai dampak perubahan-perubahan akuntansi yang memiliki dampak langsung secara subtantif terhadap arus kas menunjukan hasil yang umumnya tidak konsisten dengan rasionalitas investor. 3. Konsekuensi-konsekuensi dari regulasi Perhatian dalam studi ini adalah dampak-dampak pasar dari regulasi akuntansi. Dampak-dampak penelitian yang telah disetujui bersama di bidang ini berfokus pada lini-lini bisnis, antara lain akuntansi perminyakan dan gas, dan biaya-biaya pengganti. 4. Dampak pada disiplin-disiplin ilmu yang terkait
23

Perhatianya adalah pada kontribusi dari penelitian berbasis pasar di dalam akuntansi pada akutansi dan berbagai disiplin ilmu yang terkait. A. Implikasi buktinya bagi pelaporan keuangan Temuan-temuan yang diidentifikasi di muka bukanlah suatu hal yang sepele. Mereka memiliki implikasi yang penting bagi perencanaan dan pelaporan keuangan perusahaan. Sebagai contoh, Copeland menggunakan bukti empiris mengenai dampak dari beragam perubahan akuntansi dalam pasar modal yang efisien untuk menunjukan implikasi-implikasi berikut ini bagi perencanaan dan pelaporan keuangan perusahaan: 1. Informasi baru yang relevan, yang akan mempengaruhi arus kas di masa mendatang dari perusahaan, hendaknya segera diumumkan begitu informasi tersedia, sehingga pemegang saham dapat menggunakanya tanpa mengeluarkan beban untuk mengetahuinya dari sumbersumber alternative. 2. Informasi yang paling penting adalah yang memandang ke masa depan. 3. Tidak masalah apakah dampak-dampak arus kas dilaporkan di dalam neraca, di laporan laba rugi atau dalam catatan kaki. 4. Pasar bereaksi terhadap dampak arus kas dari keputusan-keputusan manajemen, bukanya pada dampak dari laba per saham yang dilaporkan. 5. Securities and exchange commission (SEC) hendaknya melakukan suatu analisa biaya-manfaat yang menyeluruh terhadap seluruh perubahan yang diusulkan dalam persyaratan-persyaratan pengungkapan. B. Kecukupan dari Metodologi yang Dipergunakan Kebanyakan bukti empiris tentang kandungan informasi dari angka-angka akuntansi keuangan terletak pada perencanaanpernecanaan penelitian dan asumsi-asumsi metodologis, yang sering kali menjadi subjek dari penelitian yang penting 1. Bukti yang bersifat anomaly sehubungan dengan efisiensi pasar 2. Bias pemilihan sendiri dan variable-variabel yang dihilangkan 3. Dampak-dampak yang mengacaukan 4. Waktu dari dampak pasar modal 5. Pilihan diantara kelompok pengendali 6. Keuangan keperilakuan 7. Teori chaos
24

PENDEKATAN PERISTIWA DAN PERILAKU 1. PENDEKATAN PERISTIWA a. Hakikat dari pendekatan peristiwa Pertama kalinya dinyatakan secara eksplisit setelah adanya perbedaan pendapat dari Komite Asosiasi Akuntansi Amerika, yang mengeluarkan sebuah Pernyataan Teori Akuntansi Dasar pada tahun 1966. Mayoritas anggota Komite mendukung pendekatan nilai untuk akuntansi. Hanya satu orang anggota, George Sorter, yang mendukung pendekatan peristiwa.
25

Kelompok Nilai Disebut juga sebagai kelompok kebutuhan pengguna, menyatakan bahwa kebutuhan dari para pengguna telah cukup diketahui untuk memungkinkan dilakukannya pengambilan suatu teori akuntansi yang memberikan input optimal bagi model-model keputusan tertentu. Model akuntansi konvensional yang didasarkan pendekatan nilai, memiliki kelamahan sebagai berikut: 1. Dimensinya terbatas. Kebanyakan pengukuran-pengukuran akuntansi dinyatakan dalam satuan moneter suatu praktik yang menghalangi pemeliharaan dan penggunaan produktivitas, kinerja, keandalan, dan data meultidimensional lainnya. 2. Rencana-rencana klasifikasinya tidaklah selalu tepat. 3. Tingkat agregasi informasinya terlalu tinggi. 4. Terlalu terbatasinya tingkat integrasi dengan area-area fungsional yang lain dari sebuah perusahaan. Pendekatan Peristiwa Pendekatan peristiwa mengusulkan bahwa tujuan dari akuntansi adalah untuk memberikan informasi mengenai peristiwa-peristiwa ekonomi yang relevan tang dapat berguna dalam berbagai jenis model keputusan. Pengguna, dan bukannya akuntan, mengubah peristiwa menjadi informasi akuntansi yang sesuai dengan model keputusan dari keinginan pengguna itu sendiri. Jika pengguna mengumpulkan dan mengevaluasi data berdasarkan peristiwa pada saat ini, maka kesalahan kesalahan pengukuran, bias, dan kerugian informasi yang dihasilkan oleh usaha usaha yang dilakukan akuntan untuk menyamai, membagikan beban , menciptakan nilai-nilai dan informasi agregat ke dalam laporan keuangan dapat dihindari. b. Laporan keuangan dan Pendekatan peristiwa Dalam pendekatan nilai, neraca dianggap sebagai suatu indicator dari posisi keuangan perusahaan pada satu titik tertentu di satu waktu. Dalam pendekatan peristiwa, neraca dianggap sebagai suatu komunikasi tidak langsung dari seluruh peristiwa-peristiwa akuntansi yang relevan bagi perusahaan sejak ia dibentuk. Dalam pendekatan nilai, laporan laba rugi dianggap sebagai suatu indicator bagi kinerja keuangan dari sebuah perusahaan pada satu periode tertentu. Dalam pendekatan peristiwa, laporan laba rugi dianggap sebagai suatu kominikasi langsung mengenai peristiwa-peristiwa operasional yang terjadi selama periode tersebut. Dalam pendekatan nilai, laporan arus kas dianggap sebagai suatu penyajian mengenai perubahan kas. Tetapi dalam pendekatan peristiwa, ia

26

lebih dianggap sebagai suatu penyajian peristiwa-peristiwa keuangan dan invesatasi. c. Teori peristiwa normatif dari akuntansi Agar pihak-pihak yang memiliki kepentingan (pemegang saham, karyawan, manajer pemasok, pelanggan, badan-badan pemerintah, dan yayasan) dapat meramalkan dengan lebih baik masa depan dari organisasiorganisasi sosial (rumah tangga, bisnis, pemerintah, dan para filantropi), atribut (karakteristik) yang paling relevan dari peristiwa-peristiwa penting (internal, lingkungan dan transaksional) yang mempengaruhi organisasi diagregatkan (secara sementara dan per bagian) untuk penyajian berkala yang bebas dari bias dalam pengambilan kesimpulan. d. Sistem informasi akuntansi berbasis peristiwa Salah satu cara untuk memenuhi tujuan dari teori peristiwa normative dari akuntansi adalah dengan mengintegrasikan pendekatan peristiwa dengan pendekatan basis data (database) pada manajemen informasi, yang mengasumsikan bahwa suatu perusahaan membuat sebuah database yang dikelola secara terpusat dan dibagi di antara rentang pengguna yang luas dan dengan kebutuhan yang sangat beragam. Sistem akuntansi seperti itu meliputi: i) Model hierarkis, didasarkan atas pemikiran mengenai suatu system informasi akuntansi-peristiwa yang memungkinkan para pengguna untuk memberikan pertanyaan-pertanyaan pada suatu database. ii) Model jaringan, didasarkan atas konsep akuntansi multidimensional yang disampaikan oleh Ijiri dan Charnes, Colantoni dan Cooper. iii) Model relasional didasarkan pada teori matematis tentang relasi. iv) Model hubungan entitasmengasumsikan bahwa suatu system akuntansi akan dapat dibuat modelnya secara paling alamiah dalam suatu lingkungandatabase yang serupa kumpulan entitas-entitas dunia nyata dan hubungan di antara entitas-entitas tersebut. v) Model akuntansi REA adalah suatu penyajian hubungan-entitas umum dari fenomena akuntansi dengan komponen-komponen yang terdiri atas perangkat-perangkat yang mewakili sumber daa ekonomi, peristiwa-peristiwa ekonomi, dan agen-agen ekonomi. e. Evaluasi atas pendekatan peristiwa Kelebihannya terutama adalah dalam bentuk usaha-usaha untuk memberikan informasi mengenai peristiwa-peristiwa ekonomi yang relevan yang mungkin bermanfaat bagi bermacam-macam model keputusan. Akan tetapi, kegunaan dari pendekatan peristiwa dapat bergantung pada satu atau lebih argumentasi di bawah ini:
27

1. Kegunaan dari pendekatan peristiwa mungkin bergantung pada keadaan psikologi dari si pengambil keputusan. 2. Dapat terjadi kelebihan informasi dari usaha percobaan untuk mengukur karakteristik-karakteristik yang relevan dari seluruh peristiwa-peristiwa penting yang mempengaruhi perusahaan. 3. Kriteria yang memadai untuk pemilihan peristiwa-peristiwa yang penting belum dikembangkan. 4. Mengukur seluruh karakteristik dari suatu pendekatan peristiwa mungkin terbukti sulit untuk dilakukan, melihat kondisi seni akuntansi saat ini. 5. Mungkin dibutuhkan lebih banyak penelitian untuk memeriksa dampak dari rancangan pendekatan yang berbeda-beda terhadap teori pendekatan peristiwa, seperti model-model hierarkis, jaringan, relasional, hubungan-entitas, dan REA. 2. PENDEKATAN PERILAKU a. Hakikat dari pendekatan perilaku Pendekatan perilaku pada formulasi teori akuntansi menekankan relevansi pengambilan keputusan dari informasi yang dikomunikasikan (orientasi keputusan-komunikasi) dan perilaku individu dan kelompok yang ditimbulkan oleh komunikasi informasi (orientasi pengambil keputusan). Akuntansi diasumsikan berorientasi pada tindakan; tujuannya adalah untuk memengaruhi tindakan (perilaku) secara langsung melalui muatan informasional dari pesan yang disampaikan dan secara tidak langsung melalui perilaku para akuntan. Tujuan mendasar dari akuntansi keperilakuan adalah untuk menjelaskan dan meramalkan perilaku manusia di semua konteks akuntansi yang mungkin terjadi. b. Dampak perilaku dari informasi akuntansi Kita dapat membagi studi-studi ini ke dalam lima kelompok umum: 1. Kecukupan pegungkapan 2. Kegunaan dari data laporan keuangan 3. Sikap dari praktik-praktik pelaporan perusahaan 4. Pertimbangan materialitas 5. Berbagai dampak keputusan dari prosedurprosedur akuntansi alternative c. Dampak linguistik dari data atau teknik akuntansi Ada empat dalil yang diperkenalkan, yang diperoleh dari paradigm relativitas linguistic yang bertujuan untuk secara konseptual mengintegrasikan temuan-temuan penelitian mengenai dampak dari informasi akuntansi terhadap perilaku penggunanya:
28

Para pengguna yang membuat pembedaan leksikal tertentu dalam akuntansi akan mampu berbicara dan menyelesaikan masalah yang tidak dapat dipecahkan oleh pengguna yang tidak mebuat pembedaan tersebut. Para pengguna yang membuat pembedaan leksikal tertentu dalam akuntansi akan mampu melaksanakan tugas-tugas (nonlinguistik) dengan lebih cepat atau lebih lengkap daripada mereka yang tidak membuat pembedaan. Para pengguna yang memiliki aturan-aturan (tatabahasa) akuntansi cenderung akan membedakan gaya dan penekanan manajerial daripada mereka yang tidak memilikinya. Teknik-teknik akuntansi dapat cenderung memfasilitasi atau menjadikan lebih sulit beragam perilaku-perilaku manajerial (nonlinguistic) dari pihak pengguna.

d. Fiksasi fungsional dan data Fiksasi fungsional mengusulkan bahwa dalam kondisi-kondisi tertentu seorang pengambil keputusan mungkin tidak dapat menyesuaikan proses pengambilan keputusannya terhadap suatu perubahan dalam proses akuntansi yang memberikan data yang memengaruhinya. Terdapat bermacam-macam konsep untuk hasil-hasil dari kedua fiksasi fungsional dan data tersebut dalam akuntansi, yaitu: 1. Hipotesis pengondisian 2. Teori prospek dan hipotesis penyusunan 3. Keterlibatan ego yang pertama versus yang terbaru e. Sifat induksi informasi Perilaku seorang individu akan dipengaruhi oleh informasi dalam dua cara: 1. Melalui penggunaan informasi ketika bertindak sbg seorang penerima 2. Melalui induksi informasi ketika bertindak sebagai seorang pengirim. Perilaku seorang individu akan dipengaruhi oleh informai yang diharuskan untuk ia komunikasikan. Induksi informasi berasal dari kecenderungan pengirimnya dalam mengantisipasi kemungkinan penggunaan dari informasi, konsekuensi dari penggunaan tadi, dan reaksi individu terhadap konsekuensi. 3. PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI MANUSIA Studi dari perangkat input informasi berfokus pada variable-variabel yang kemungkinan besar akan memengaruhi bagaimana cara seseorang memproses informasi untuk pengambilan keputusan adalah: 1. Karakteristik skala dari masing-masing isyarat(tingkat pengukuran, diskret atau kontinu, deterministic atau probabilistic)

29

2. Sifat-sifat statistical dari perangkat informasi (jumlah isyarat, karakteristik distribusional, hubungan antaraisyarat, dimensionalitas yang mendasari) 3. Muatan informasional atau signifikansi prediktif (bias, dapat diandalkan atau bentuk dari hubungan dengan criteria) 4. Metode penyajian (format, urutan, tingkat agregasi) 5. Konteks (kondisi pandangan secara fisik, intruksi, karakteristik tugas dan umpan balik) Studi-studi mengenai komponen proses berfokus pada variable-variabel yang memengaruhi pengambil keputusan, seperti: 1. Karakteristik dari pertimbangan (pribadi, berhubungan dengan pekerjaan, manusia atau mekanis, jumlah pertimbangan) 2. Karakteristik dari aturan-aturan keputusan (bentuk, penggunaan isyarat, stabilitas, dan heuristis Studi-studi mengenai komponen output berfokus pada variable-varabel yang berhubungan dengan pertimbangan, peramalan atau keputusan yang kemungkinan besar akan memengaruhi cara pengguna memproses informasi. Variable yang dilihat meliputi: 1. Mutu dari pertimbangan (keakuratan, kecapatan, keandalan dilihat dari segi konsistensi, consensus dan konvergensi, bias dari respon, dan kemampuan untuk diramalkan) 2. Wawasan diri (penggunaan isyarat subjektif, kualitas keputusan yang diterima, dan persepsi dari karakteristik perangkat informasi) Perbedaan penekanan pada ketiga komponen dari model pemrosesan informasi mengarah pada penggunaan empat pendekatan yang berbeda: 1. Pendekatan model lensa 2. Pertimbangan probabilistic 3. Perilaku prakeputusan 4. Pendekatan gaya kognitif a. Model lensa Model lensa dari Brunswick memungkinkan adanya pengakuan secara eksplisit atas saling ketergantungan antara variable-variabel individu dan spesifik individu. Model ini terutama digunakan untuk menilai situasisituasi pertimbangan manusia dimana seseorang membuat pertimbangan berdasrkan atas seperangkat isyarat yang eksplisit dari lingkungan b. Pertimbangan probabilistik Pendekatan ini juga dikenal sebagai pendekatan Bayesian, pertama berfokus pada suatu perbandingan antara pertimbangan-pertimbangan probabilitas intuitif dan model naratif.
30

c. Perilaku prakeputusan Perilaku keputusan umumnya diuji dengan menggunakan metode pelacakan proses (process-tracking method). Pelacak-pelacak proses cenderung mengandalkan empat metode di bawah ini: 1. Pergerakan mata 2. Perilaku pencarian informasi 3. Penyertaan isyarat informasi dan waktu respons, dan 4. Protocol introspektif verbal 5. Pendekatan gaya Kognitif d. Pendekatan gaya kognitif Pendekatan gaya kognitif berfokus pada variable-variabel yang kemungkinan besar akan memberikan dampak pada kualitas dan pertimbangan yang dibuiat oleh para pengambil keputusan. Ada lima pendekatan yang diketahui studi mengenai gaya kognitif, yaitu: a) Otoriterianisme dua perilaku yang memiliki korelasi pada otorianisme kekauannya dan ketoleransiannya pada ambiguitas adalah pencerminan dari gaya kognitif yang mendasarinya. b) Dogmatisme perhatiannya adalah mengembangkan suatu pengukuran gaya kognitif yang independen tehadap isi dari pemikiran. c) Kompleksitas Kognitif berfokus pada dimensi-dimensi psikologis yang digunakan individu-individu untuk menstrukturisasi lingkungan mereka dan untuk membedakan dengan perilaku orang lain. d) Konseptual berasal dari pandangan bahwa seseorang melakukan dua aktivitas dalam memproses input yang berasal dari indra perasa: diferensiasi dan integrasi. e) Ketergantungan pada bidang adalah suatu ukuran sampai sejauh mana diferensiasi dalam area persepsi. e. Relativisme kognitif dalam akuntansi Relativisme dalam psikologi sosial telah menciptakan adanya suatu perbedaan yang kuat dalam struktur ilmu pengetahuan mengenai ingatan pada umumnya, dan bagaimana seseorang belajar pada khususnya. Pengetahuan ini juga mempengaruhi akuntansi dan audit. Sebuah model dikembangkan sebagai suatu latihan dalam persepsi dan dan kesadaran sisial. Model tersebut terdiri dari langkah-langkah berikut: 1. Observasi fenomena akuntansi oleh pengambil keputusan. 2. Pembentukan skema atau pembiatan fenomena akuntansi .
31

3. Organisasi atu penyimpanan skema. 4. Proses perhatian dan pengakuan yang dipicu oleh suatu stimulus. 5. Pengambalian informasi yang disimpan dan dibuthkan untuk keputusan pertimbangan 6. Mempertimbangan kembali integrasikan informasi yang diambil dengan informasi yang baru. 7. Proses pertimbangan, dan 8. Respon keputusan dan tindakan. f. Relativisme kultural dalam akuntansi Relativisme ini mendalilkan bahwa kebudayaan membentuk fungsi kognitif dari individu-individu yang berhdapan dengan suatu fenomena akuntansi dan audit. Terdapat berbagai macam konsep mengenai kebudayaan dan antropolog, yang menunjukkan adanya perbedaan antara pebnelitian akuntansi 1. Mengikuti fungsionalisme Malinowski 2. Mengikuti fungsionalisme structural Radcliffe-Brown 3. Mengikuti ilmu etnik Goodenough 4. Mengikuti antropologi simbolis Geertz 5. Mengikuti strukturalisme Levi-Stauss Komponen-komponen kebudayaan kemudian dibahas sebagai berikut: Individualisme versus kolektivisme adalah suatu dimensi yang menggambarkan tingkat integrasi yang dipelihara suatu masyarakat di anta para anggotanya atau hubungan antara seorang individu dan sesama rekan individunya. Wilayah kekuasaan besar versus kecil menggambarkan tingkat sampai sejauh mana para anggota suatu masyarakat menerima distribusi kekuasaan tidak merata dalam institusi dan organisasi. Penghindaran ketidakpastiaan yang kuat versus yang lemah adalah suatu dimensi yang menggambarkan suatu tingkatan sampai sejauh mana para anggota dari suatu masyarakat merasa tidak nyaman dengan kepastiaan dan ambiguitas. Maskulinitas versus feminitas adalah suatu dimensi yang menggambarkan sifat pembagian sosial dan peran-peran berdasarkan atas jenis kelamin. Terdapat paling sedikit lima pendekatan dasar yang dapat diambil terhadap penelitian lintas cultural dalam akuntansi: 1. Studi-studi parokial adalah pendekatan yang terdiri dari studi-studi di Amerika Serikat yang dialkukan oleh orang Amerika Serikat.

32

2. Studi-studi etnosentris terdiri atas studi-studi yang membuat replica penelitian akuntansi Amerika di Negara-negara asing. 3. Studi-studi polisentris terdiri dari studi-studi yang menggambarkan fenomena akuntansi di Negara-negara asing. 4. Studi-studi akuntansi komparatif berfokus pada pengidentifikasian kesamaan-kesamaan dalam fenomena akuntansi dari kebudayaankebudayaan di seluruh dunia. 5. Studi-studi sinergetik kultural berfokus pada penciptaan keuniversalan dalam akuntansi sambil menjaga suatu tingkat kespesifikasian kulutral yang memadai. Penelitian cultural dibutuhkan karena: 1. Untuk mencoba menetapkan kondisi-kondisi yang membatasi untuk mofel-model dan teori-teori akuntansi. 2. Untuk mengevaluasi dampak dari factor-faktor cultural dari ekologi perilaku dalam akuntansi. 3. Meskipun variable-variabel secara umum dikacaukan, pengacauan tersebut belum lengkap, karena beberapa cultunits mungkin dapat menyajikan data-data yang menyimpang. 4. Kebudayaan bertinfdka selaku eksperiman alamiah dengan menjadi tinggi atau rendah pada variabrl-variabel tentang kepentingan tertentu. 5. Kebudayaan menentukan aspek-aspek dari fungsi psikologis. 6. Frekuensi dari metode-metode dan perilaku akuntansi uang berbedabeda dalam kebudayaan yang berbeda perlu diidentidikasikan. 4. Evaluasi Atas Pendekatan Perilaku Akuntansi keperilakuan telah mencoba mengeneralisasi mengenai perilaku manusia sehubungan dengan informasi akuntansi. Sasaran implicit dari studi ini adalah untuk mengembangkan dan memverifikasi hipotesa-hipotesa akuntansi mengenai kecukupan pengungkapan. Namun belum tercapai karena kurang tegas dalam teori dan dan metodologis.

33

34

You might also like