You are on page 1of 13

PIL KONTRASEPSI Pil kontrasepsi adalah hormon steroid yang dipakai untuk keperluan kontrasepsi dalam bentuk pil.

Macam-macam pil kontrasepsi : 1. Pil oral kombinasi : mengandung estrogen dan progestin. (2,3,4) 2. Pil mini : hanya mengandung progestin. (2,3,4) Pil Oral Kombinasi Estrogen dalam pil oral kombinasi : etinil estradiol dan mestranol. (2,3) Dosis etinil estradiol 30-35 mcq. (2,3) Dosis estrogen 35 mcq sama efektifnya dengan estrogen 50 mcq dalam mencegah kehamilan. (4) Progestin dalam pil oral kombinasi : noretindron (2,3), etindiol diasetat (2,3), linestrenol (4), noretinodel (2), norgestrel (2,3), levonogestrel (3,4), desogestrel (3,4) dan gestoden (3,4). Pil oral kombinasi mempunyai 2 kemasan : 1. Kemasan 28 hari 7 pil (digunakan selama minggu terakhir pada setiap siklus) tidak mengandung hormon wanita. Sebagai gantinya adalah zat besi atau zat inert. Pil-pil ini membantu pasien untuk membiasakan diri minum pil setiap hari. 2. Kemasan 21 hari Seluruh pil dalam kemasan ini mengandung hormon. Interval 7 hari tanpa pil akan menyelesaikan 1 kemasan (mendahului permulaan kemasan baru) pasien mungkin akan mengalami haid selama 7 hari tersebut tetapi pasien harus memulai siklus pil barunya pada hari ke-7 setelah menyelesaikan siklus sebelumnya walaupun haid datang atau tidak. Jika pasien merasa mungkin hamil, ia harus memeriksakan diri. Jika pasien yakin ia minum pil dengan benar, pasien dapat mengulangi pil tersebut sesuai jadwal walaupun haid tidak terjadi. Mekanisme kerja pil oral kontrasepsi : (2,3,4) - Menghambat ovulasi (2,3,4) - Membuat endometrium menjadi media tidak baik untuk implantasi. (2,3) - Lendir serviks menjadi kental. (2,3,4) - Menekan perkembangan telur yang telah diibuahi. (4) - Memperlambat transportasi ovum. (4) Kontra indikasi absolut pil oral kombinasi : 1. Tromboplebitis atau tromboemboli. 2. Sebelumnya dengan tromboplebitis atau tromboemboli.

3. Kelainan serebrovaskuler atau penyakit jantung koroner. 4. Diketahui atau diduga karsinoma mammae. 5. Diketahui atau diduga karsinoma endometrium. 6. Diketahui atau diduga neoplasma yang tergantung estrogen. 7. Perdarahan abnormal genitalia yang tidak diketahui penyebabnya. 8. Adenoma hepar, karsinoma atau tumor-tumor jinak hepar. 9. Diketahui atau diduga hamil. 10. Gangguan fungsi hati. 11. Tumor hati yang ada sebelum pemakaian pil kontrasepsi atau produk lain yang mengandung estrogen. Kontra indikasi relatif pil oral kombinasi : 1. Sakit kepala (migrain). 2. Disfungsi jantung atau ginjal. 3. Diabetes gestasional atau pre diabetes. 4. Hipertensi. 5. Depresi. 6. Varises. 7. Umur lebih 35 tahun, perokok berat 8. Fase akut mononukleosis. 9. Penyakit sickle cell. 10. Asma. 11. Kolestasis selama kehamilan. 12. Hepatitis atau mononukleosis tahun lalu. 13. Riwayat keluarga (orang tua, saudara) yang terkena penyakit rheumatik yang fatal atau tidak fatal atau menderita DM sebelum usia 50 tahun. 14. Kolitis ulseratif. Keuntungan pil oral kombinasi : 1. Sangat efektif sebagai kontrasepsi. (2,4) 2. Resiko terhadap kesehatan sangat baik. (4) 3. Tidak mengganggu hubungan seksual. (4) 4. Mudah digunakan. (4) 5. Mudah dihentikan setiap saat. (4) 6. Mengurangi perdarahan saat haid. (2,3) 7. Mengurangi insidens gangguan menstruasi. (2,3) 8. Mengurangi insidens anemia defisiensi besi. (2,3) 9. Mengurangi insidens kista ovarium. (2,3) 10. Mengurangi insidens tumor jinak mammae. 11. Mengurangi karsinoma endometrium. (2,3) 12. Mengurangi infeksi radang panggul. (2) 13. Mengurangi osteoporosis. (2) 14. Mengurangi rheumatoid artritis. 15. Mengurangi kehamilan ektopik. (2)

Kerugian pil oral kombinasi : 1. Mahal 2. Penggunaan pil harus : a. Minum pil setiap hari. b. Bila lupa minum akan meningkatkan kegagalan. 3. Perdarahan bercak dan breakthrough bleeding. 4. Ada interaksi dengan beberapa jenis obat (rifampisin, barbiturat, fenitoin, fenilbutason dan antibiotik tertentu). 5. Tidak mencegah penyakit menular seksual, HBV, HIV/AIDS. 6. Efek samping ringan jarang namun dapat berupa : a. Amenorea, mual. b. Rasa tidak enak di payudara c. Sakit kepala. d. Mengurangi ASI. e. Berat badan meningkat. f. Jerawat. g. Perubahan mood. h. Pusing. i. Retensi cairan, tekanan darah tinggi, komplikasi sirkulasi yang jarang namun bisa berbahaya khususnya buat perokok. Cara minum pil oral kombinasi pada pasien postpartum yang tidak menyusui : (4) 1. Mulai minum pil setelah 3 minggu post partum. 2. Jika pasien sudah 6 minggu post partum dan sudah melakukan hubungan seksual, lebih baik menunggu haidnya sebelum mulai minum pil namun sementara gunakan metode barier. Cara minum pil oral kombinasi pada pasien postpartum yang menyusui : (4) 1. Tentukan apakah hanya cara penyusuan cukup sebagai metode kontrasepsi. Jika pasien sudah haid pertama atau bayinya sudah mendapat makanan, cara penyusuan tidak cukup sebagai metode kontrasepsi. 2. Bila ibu yang menyusui butuh kontrasepsi tambahan, anjuran yang tepat : - Kondom atau metode barier lain. - Metode pil mini (dapat memulai 6 minggu post partum). - Alat dalam rahim. - Kontrasepsi mantap. - Pil kombinasi bila metode lain tidak diterima (mulai pil kombinasi dosis rendah tidak lebih dini dari 6 jam post partum). Bila post partum lebih 6 bulan atau telah haid kembali, sebaiknya menunggu periode haid pertamanya sebelum mulai minum pil namun sementara gunakan barier. 3. Sebaiknya minum 1 pil setiap hari. Lebih baik pada saat yang sama di setiap hari. 4. Mulailah kemasan pertama pada 5 hari pertama siklus haid kecuali pil trifase diminum pada hari pertama dari siklus haid. (3) 5. Bila mengalami perdarahan saat pasien mulai minum pil diantara siklus haid dan tidak berbahaya, dianjurkan untuk melanjutkan minum pil setiap hari. 6. Jika ada rasa mual, pening atau sakit kepala karena tubuh sedang

menyesuaikan diri dengan pil tersebut, biasanya perasaan tidak enak akan menghilang setelah minum 1 atau 2 kemasan pil, cobalah minum pil saat hendak tidur atau saat makan malam. Bila perasaan tidak enak menetap, silahkan kembali ke klinik. 7. Bila paket 28 pil telah habis, sebaiknya mulai minum pil dari paket baru. Bila paket 21 pil telah habis, sebaiknya tunggu 1 minggu lalu mulai minum pil dari paket baru. 8. Bila lupa minum 1 pil sebaiknya minum pil tersebut segera setelah diingat walaupun harus minum 2 pil pada hari yang sama. 9. Bila lupa minum 2 pil atau lebih sebaiknya minum 2 pil setiap hari sampai terkejar. Sebaiknya juga menggunakan metode KB lain atau tidak melakukan hubungan seksual sampai paket pil tersebut habis. 10. Setiap kali pil tidak diminum akan meningkatkan kemungkinan hamil. 11. Bila pasien tidak mendapat 2 atau lebih siklus haid sebaiknya datang ke klinik untuk memeriksa kehamilan. 12. Bila pasien sering lupa minum pil atau sering putus minum pil, sebaiknya pasien dianjurkan menggunakan metode kontrasepsi lain. 13. Efektivitas : pil kombinasi 99,9 % efektif jika digunakan secara benar. (4) Pil Mini Pil mini kadang-kadang disebut pil masa menyusui.(4) Dosis progestin dalam pil mini lebih rendah daripada pil kombinasi.(4) Dosis progestin yang digunakan adalah 0,5 mg atau kurang.(3) Karena dosisnya kecil maka pil mini diminum setiap hari pada waktu yang sama(5) selama siklus haid bahkan selama haid.(4) Keuntungan pil mini : - Sangat efektif apabila digunakan secara benar. (3,4) - Tidak mempengaruhi air susu ibu. (3,4) - Nyaman, mudah digunakan. (4) - Tidak mengganggu hubungan seksual. (4) Kerugian pil mini : (4) - Mahal - Menjadi kurang efektif bila menyusui berrkurang. - Breaktfrough bleeding perdarahan bercaak, amenorea dan haid tidak teratur. - Harus diminum setiap hari (bila lupa minnum maka kemungkinan hamil). - Gejala khusus : nyeri kepala, perubahan mood, penambahan atau penurunan berat badan, payudara menegang, nausea, pusing, dermatitis atau jerawat, hiersutisme (pertumbuhan rambut atau bulu yang berlebihan pada daerah muka) sangat jarang. - Bagi wanita yang pernah mengalami kehamiilan ektopik, pil mini tidak menjamin akan melindungi dari kista ovarium di masa depan. - Tidak melindungi dari penyakit menular sseksual, HBV, HIV/AIDS. Kontraindikasi pil mini : 1. Wanita yang berusia lebih tua dengan perdarahan yang tidak diketahui

penyebabnya. 2. Ada riwayat kehamilan ektopik. (3) 3. Diketahui atau dicurigai hamil melalui anamnesis, gejala atau tanda kehamilan positif. (4) 4. Benjolan di payudara atau dicurigai kanker payudara. (4) 5. Gangguan tromboemboli aktif (bekuan di tungkai, paru atau mata). (4) 6. Ikterus, penyakit hati aktif atau tumor hati jinak atau ganas. (4) Mekanisme kerja pil mini : (4) 1. Mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma. 2. Mencegah ovulasi (15-40 %). 3. Mengubah motilitas tuba. 4. Perubahan pada endometrium sehingga lebih sulit terjadi implantasi ovum yang telah dibuahi. Cara minum pil mini : (4) 1. Pil pertama dapat mulai diminum pada hari pertama siklus haid dan metode perlindungan digunakan pada 7 hari pertama(5) atau 4-6 minggu post partum walaupun haid belum kembali. 2. Pada pasien yang telah mencapai 9 bulan post partum disarankan agar beralih ke pil kombinasi karena efektivitas pil mini menurun dengan berkurangnya menyusui. 3. Ambil pil setiap hari pada saat yang sama (misalnya pada saat makan malam) sampai habis 1 bungkus. 4. Pil-pil yang terlupakan selama 7 hari pertama : - Bila lupa minum pil (lupa atau memuntahkan kembali) atau terlambat minum pil segera diingat dan gunakan metode perlindungan selama 48 jam. - Bila pasien lupa minum 2 pil, minum 2 pil saat diingat dan gunakan metode perlindungan sampai akhir bulan. - Bila pasien mengalami spotting atau perdarahan selama masa interval, tetap minum pil sesuai jadwal. Perdarahan terjadi biasanya selama bulan-bulan pertama. Atau bila mengalami nyeri perut hebat, kram atau demam maka konsul ke dokter. 5. Diberi dorongan untuk menggunakan kondom selain memakai pil mini - Bila terdapat kemungkinan klien terpapar penyakit menular seksual, termasuk AIDS. - Klien lupa minum pil. - Memakai spermisid bila kondom tidak dapat diterima. Contoh pil mini : (5) - Micrinor, NOR-QD, noriday, norod menganddung 0,35 mg noretindron. - Microval, noregeston, microlut mengandunng 0,03 mg levonogestrol. - Ourette, noegest mengandung 0,5 mg norgeestrel. - Exluton mengandung 0,5 mg linestrenol. - Femulen mengandung 0,5 mg etinodial diassetat

SENARAI PRODUk Produk Mercilon Estrogen Ethinylestradiol 20 g Ethinylestradiol 35g Gynera Ethinylestradiol 30g Marvelon Ethinyoestradiol 30g Microgynon 30 Minulet Ethinylestradiol 30g Ethinylestradiol 30g Nordette Ethinylestradiol 30g Trinordiol Ethinylestradiol 30g Rigevidon Ethinylestradiol 30g Triquilar Ethinylestradiol 30g Nordiol Ethinylestradiol Progestin Desogestrel 150g Brevinor Norethisterone 500g Gestodene 75g Desogestrel 150g Levonorgestrel 150g Gestodene 75g Levonorgestrel 150g Levonorgestrel 125g Levonorgestrel 150g Levonorgestrel 50g Levonorgestrel Estrogen monofasik dos tinggi Estrogen monofasik dos piawai Estrogen monofasik dos piawai Estrogen monofasik dos piawai Estrogen monofasik dos piawai Estrogen monofasik dos piawai Estrogen monofasik dos piawai Estrogen monofasik dos piawai Estrogen monofasik dos piawai Estrogen monofasik dos piawai Kategori Estrogen dos rendah

50g Noriday

250g Norethisterone 350g Progestin sahaja

Postinor

Levonorgestrel

Kontraseptif Postkoital

Pil trifasik Pil trifasik memberikan pengawalan kitar haid yang lebih stabil . Biasanya pil jenis ini diberikan kepada wanita yang mengalami masalah breakthrough bleeding walaupun dengan penggunaan pil kombinasi monofasik jenis gestodene-based . Mini-pil (POP ) Wanita yang masih menyusu perlu mengambil POP kerana penggunaan COC akan mengurangkan kualiti serta kuantiti susu ibu . Walau bagaimanapun, POP adalah kurang efektif jika berbanding dengan COC . Sebenarnya bagi ibu yang masih menyusu , susu ibu tersebut mempunyai pengawalan terhadap kehamilan dan ini akan menambahkan pengawalan kehamilan POP . Selain ibu yang masih menyusu , POP juga disarankan kepada wanita yang :kuat merokokDiabetis mellitus, Umur > 35 kerana ia mempunyai risiko kardiovaskular yang rendah Menunjukkan intolerans dengan COC

Terdapat satu metode kontrasepsi yang dapat mencegah kehamilan post koitus yang disebut sebagai Kontrasepsi Darurat, Postcoital atau Emergency Contraception. Tentu akan lebih baik jika menggunakan kontrasepsi sebelum koitus seperti pil, kondom, suntikan KB, IUD dll karena efektivitasnya akan jauh lebih tinggi .

Kontrasepsi Darurat, Postcoital atau Emergency Contraception adalah metode kontrasepsi yang digunakan untuk mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan setelah terjadi koitus tanpa alat kontrasepsi atau koitus setelah kegagalan suatu metode kontrasepsi. Terdapat beberapa metode Kontrasepsi Darurat yang biasa dgunakan di dunia medis:

Estrogen dan progestin Metode Yuzpe; merupakan metode oral yang banyak dipakai sebagai Kontrasepsi Darurat. Metode ini dipakai oeh FDA sejak 1998 dengan mengeluarkan emergency contraceptive kit yang terdiri dari 4 tablet kontrasepsi oral yang masing-masing mengandung 50 ug ethinyl estradiol dan 0.25 mg levonorgestrel. Dua pil diminum paling lambat 72 jam setelah koitus dan diikuti 2 pil lagi setelah 12 jam nya. Efektivitas metode ini akan menurun jika diminum setelah 72 jam post koitus. Dan untuk meningkatkan efektivitasnya dapat disertai dengan meminum steroid oral. Mekanisme kerja; menghambat ovulasi, merubah endometrium, penetrasi sperma, dan motilitas tuba. Metode ini dapat menurunkan angka resiko kehamilan sebesar 75%. Efek samping yang umum ditemukan adalah mual (50%) dan muntah(20%) yang dapat diatasi dengan meminum obat antiemetik (antimuntah). Metode Ovrette; metode ini hanya menggunakan progestin saja sehingga dapat mengurangi efek mual dan muntah yang biasanya ditimbulkan dari metode kombinasi estrogen dan progestin. 20 buah pil yang masing-masing mengandung 0,75 levonorgestrel diminum paling lambat 72 jam setelah koitus diikuti dengan 20 pil yang sama 12 jamnya. Intrauterine devices (IUD); pemasangan IUD ini paling lambat 5 hari setelah koitus dan memiliki efektivitas yang tinggi dimana angka kegagalannya berdasarkan penelitian Trussell and Stewart (1998) sebesar 1%. Mifepristone (RU 486) dan Epostane; metode ini dapat mencegah kehamilan dengan mengambat produksi progesterone dan menghambat terjadinya implantasi. Mifepristone efektive sampai dengan 17 hari post koitus. Failure; setiap metode kontrasepsi darurat memiliki kemungkinan untuk mengalami kegagalan. Ini dapat dikurangi dengan metode kontrasepsi lain seperti kondom digunakan sampai menstruasi yang akan datang. Dan yang perlu diingat bahwa pemberian estrogen sebelum ovulasi akan dapat merangsang terjadinya ovulasi. Dan jika menstruasi sudah terlambat 3 minggu dari perkiraan sebelumnya kemungkinan sudah terjadi kehamilan dan metode ini tidak dapat digunakan. Pil Khusus Pencegah Kehamilan/PKPK (Emergency Contraceptive Pills/ECPs) Arti Istilah Sebagaimana halnya dengan istilah kontrasepsi darurat, sampai saat ini belum ada kesepakatan istilah dalam bahasa Indonesia untuk Emergency Contraceptive Pills. Kebanyakan istilah yang dipakai adalah Pil Khusus Pencegah Kehamilan/PKPK. Beberapa alternatif istilah adalah pil darurat, pil

pasca senggama, pil 72 (karena diminum maksimal dalam waktu 72 jam setelah hubungan seksual tanpa perlindungan), dsb. Dalam istilah kedokteran, dulu pil ini dikenal sebagai morning after pills. Istilah morning after pills ini sekarang dirasakan tidak tepat karena tidak menunjukkan waktu pemakaian yang tepat dari metode ini yang dapat dipakai sampai maksimal 72 jam setelah hubungan seksual yang tidak terlindungi. Selain itu istilah ini juga tidak mencakup pesan penting dari metode ini yaitu bahwa metode ini hanya dipakai untuk keadaan darurat dan tidak dimaksudkan untuk pemakaian rutin/reguler. Oleh karena itu istilah yang dipakai dalam bahasa Inggris sekarang adalah Emergency Contraceptive Pills. Yang dimaksud dengan metode ini adalah berbagai metode hormonal yang dapat dipakai untuk mencegah kehamilan setelah terjadinya hubungan seksual tanpa perlindungan. Cara kerja Pil khusus pencegah kehamilan (PKPK) bekerja dengan cara mencegah atau menunda ovulasi, mencegah pembuahan, atau mencegah penempelan hasil pembuahan ke dalam dinding rahim. Pil khusus pencegah kehamilan tidak akan efektif jika penempelan hasil pembuahan telah terjadi. Pil tidak dapat menyebabkan aborsi jika kehamilan telah terjadi. Jenis-jenis PKPK dan cara pemakaiannya Ada 2 jenis PKPK yaitu: 1. Pil KB biasa yang berisi kombinasi antara estrogen (ethynilestradiol) dan progestin (levonorgestrel atau dl-norgestrel). Regimen ini dikenal sebagai Metode Yuzpe dan telah diteliti dan dipakai secara luas sejak pertengahan tahun 1970-an.

Untuk pil dosis tinggi yang berisi ethynilestradiol 50 g dan levonorgestrel 250 g (atau dl-norgestrel 500 g): dua buah pil harus diminum maksimal 72 jam setelah hubungan seksual tanpa perlindungan diikuti dengan dua buah pil 12 jam kemudian Untuk pil yang berisi ethynilestradiol 30 g dan levonorgestrel 150 g (atau dl-norgestrel 300 g): 4 buah pil harus diminum maksimal 72 jam setelah hubungan seksual tanpa perlindungan diikuti 4 pil 12 jam kemudian (secara lengkap tentang aturan minum berbagai merek pil KB dapat dilihat di tabel 1)

2.

Pil yang berisi progestin saja, termasuk di sini adalah pil yang khusus dibuat sebagai kontrasepsi darurat (dedicated product, Postinor-2 untuk Indonesia)

Untuk pil yang berisi levonorgestrel 750 g (0,75mg): satu pil diminum maksimal 72 jam setelah hubungan seksual tanpa perlindungan, diikuti dengan 1 pil 12 jam kemudian Untuk pil yang berisi levonorgestrel 30 g: 25 pil harus diminum maksimal 72 jam setelah hubungan seksual tanpa perlindungan, diikuti dengan 25 pil 12 jam kemudian Untuk pil yang berisi dl-norgestrel 75 g: 20 pil harus diminum maksimal 72 jam setelah hubungan seksual tanpa perlindungan, diikuti dengan 20 pil 12 jam kemudian (secara lengkap lihat di tabel 1)

Tabel 1. Dosis berbagai merek pil yang diperlukan sebagai kontrasepsi darurat Isi EE: ethinylestradiol Nama pil LNG: levonorgestrel NG: dl-norgestrel I. Pil Kombinasi (metode Yuzpe) Neogynon, Noral, EE 50 g + LNG Nordiol, Ovidon, 250 g Ovran, Tetragynon/PC4, Neo-Primovlar 4, EGen-C, Fertilan Eugynon 50, Ovral Microgynon 30, Nordette, Rigevidon LO/Femenal, Ovral L EE 30 g + NG 300 g 1 1 EE 50 g + NG 500 g EE 30 g + LNG 150 g Jumlah yang harus diminum Maksimal 72 jam 12 jam setelah hubungan kemudian seksual tanpa perlindungan

4 4

4 4

II. Pil hanya progestin Postinor, Postinor-2* LNG 750 g

Microlut, Norgeston

Microval, LNG 30 g

25

25

Ovrette Catatan:

NG 75 g

20

20

Nama pil dengan garis bawah dan dicetak tebal adalah pil-pil yang tersedia di Indonesia * Masih dalam proses registrasi untuk dipasarkan di Indonesia

Kemanjuran (Efficacy) Jika ada 100 perempuan dalam 1 bulan memakai PKPK secara benar setelah melakukan 1 kali hubungan seksual tanpa perlindungan, sekitar 2 perempuan akan menjadi hamil. Jika tanpa pemakaian metode kontrasepsi apapun 8 perempuan akan menjadi hamil. Jadi, pemakaian PKPK mengurangi kemungkinan kehamilan sampai 75%. Ada 2 faktor yang mempengaruhi kemanjuran PKPK: 1) jarak antara waktu minum dosis yang pertama dengan terjadinya hubungan seksual tanpa perlindungan; dan 2) hubungan seksual berlangsung pada periode mana dari siklus menstruasi perempuan. Semakin awal PKPK diminum semakin tinggi kemanjurannya. Beberapa percobaan klinis menunjukkan bahwa kemanjuran tertinggi PKPK adalah bila diminum dalam 24 jam pertama setelah hubungan seksual tanpa perlindungan, dan menurun secara terus menerus setiap 24 jam. Semakin dekat waktu antara hubungan seksual tanpa perlindungan dengan saat terjadinya ovulasi, semakin kecil kemajuran dari PKPK. Hal penting yang juga perlu diketahui adalah bahwa PKPK tidak semanjur penggunaan pil KB biasa secara benar dan konsisten, atau pemakaian AKDR, susuk KB atau suntik KB. Metode Yuzpe (pil kombinasi estrogen dan progestin) menurunkan risiko terjadinya kehamilan sebesar 75%. Sementara pil yang berisi progestin saja menurunkan risiko terjadinya kehamilan sekitar 85%. Jika diminum dalam 24 jam setelah hubungan seksual tanpa perlindungan kemanjuran lebih tinggi yaitu sekitar 95%. Keamanan Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak ada kontraindikasi absolut untuk pemakaian PKPK selain adanya kehamilan. Kehamilan menjadi

kontraindikasi bukan karena adanya bahaya bagi orang hamil jika minum PKPK namun lebih karena PKPK tidak akan efektif jika kehamilan sudah terjadi. Lembaga Food and Drug Administration Amerika Serikat jelas menyatakan bahwa PKPK tidak akan membahyakan kehamilan yang sudah terjadi, juga tidak ada bukti bahwa hormon yang ada dalam PKPK punya efek buruk terhadap pertumbuhan janin. Efek samping dan cara penanganannya

Mual: terjadi pada sekitar 50% klien yang memakai pil kontrasepsi kombinasi, namun tidak akan berlangsung lebih dari 24 jam. Pada klien yang memakai pil hanya-progestin mual hanya terjadi pada 20% klien. Cara penanganan: pil diminum bersama dengan makanan atau pada saat akan tidur dapat mengurangi mual. Pemakaian obat anti muntah sebelumnya juga akan menurunkan mual. Pemakaian anti mual setelah rasa mual mulai muncul tidak akan efektif. Muntah: efek samping muntah dapat terjadi pada sekitar 20% perempaun yang memakai pil kombinasi dan hanya 5% pada pemakai pil hanyaprogestin. Cara penanganan: jika klien muntah dalam waktu 2 jam setelah minum pil ini, klien harus minum pil lagi. Tetapi klien tidak boleh minum pil lebih dari dosis yang dianjurkan, karena kelebihan dosis ini tidak akan membuat metode ini lebih efektif malah bisa meningkatkan rasa mual. Pada kasus muntah berat, pengulangan pemberian doses mungkin dapat diberikan lewat vagina. Perdarahan per vaginam yang tidak teratur: beberapa perempuan mungkin mengalami bercak darah (spotting) setelah minum pil ini. Kebanyakan perempuan akan mendapatkan menstrusi berikutnya tepat waktu atau sedikit lebih cepat. Cara penanganan: jika menstrusi terlambat sampai satu minggu, perlu dilakukan tes kehamilan. Efek samping lain dari PKPK termasuk: payudara terasa keras, sakit kepala, pusing dan lemah. Umumnya efek samping ini tidak berlangsung sampai 24 jam. Aspirin atau obat penghilang rasa sakit yang dapat diperoleh tanpa resep dapat dipakai untuk menghilangkan rasa tidak enak tersebut.

Beberapa persepsi yang salah tentang PKPK (1) pil ini dianggap sama dengan pil aborsi; (2) bahwa penyebarluasannya akan mendorong perilaku tidak bertanggung jawab dan aktivitas seksual pada remaja; (3) bahwa laki-laki akan menolak untuk menggunakan kondom dan (4) bahwa perempuan akan menggunakan pil ini sebagai metode reguler/rutin atau akan menggunakannya berlebihan. Tidak ada bukti bahwa pemberian akses yang mudah terhadap kontrasepsi darurat akan menyebabkan pengambilan keputusan yang tidak bertanggung jawab sehubungan dengan perilaku seksual, ataupun remaja menjadi semakin terdorong untuk melakukan hubungan seksual karena adanya pil ini.

Memulai pemakaian kontrasepsi reguler lain setelah memakai PKPK Setelah pemakaian PKPK, perlu dianjurkan untuk segera memakai kontrasepsi reguler lain, dengan jarak waktu sebagai berikut: Kondom : Dapat dipakai segera. Pil KB : Harus dimulai dalam 5 hari pertama periode menstruasi biasa berikutnya (atau sesuai dengan petunjuk untuk tipe pil yang dipakai). KB suntik : Harus diberikan dalam 7 hari pertama periode menstruasi berikutnya. AKDR/IUD : Harus dipasang dalam periode menstruasi berikutnya (jika klien memang ingin memakai AKDR/IUD sebagai metode jangka panjang dan memenuhi criteria pemakaian IUD, sebaiknya metode kontrasepsi darurat yang dipakai adalah dengan pemasangan IUD-Copper T sebagai alternatif dari pemakaian pil sebagai kontrasepsi darurat). KB Alami : Harus dimulai setelah adanya periode menstruasi jika tidak ada perdarahan yang tidak teratur. Jika ini merupakan metode baru bagi klien tersebut, klien harus diberi penjelasan untuk memastikan bahwa dia bisa mempraktekkan hal tersebut secara benar. Susuk KB : Harus diberikan dalam 7 hari pertama periode menstruasi berikutnya. KB steril : Hanya boleh dilakukan jika metode ini memang sungguhsungguh merupakan pilihan klien sendiri berdasarkan berbagai informasi tentang metode ini. Direkomendasikan, agar klien tidak membuat keputusan pemakaian metode ini dengan kondisi terpaksa.

You might also like