Professional Documents
Culture Documents
gelas ukur
Pipa pembuang
m l
Frekuensi Pengukuran
Pola frekuensi hujan menurut waktu pencatatan, yaitu tahunan, bulanan, harian dan jam-jaman.
Gambar 2.3 Distribusi frekuensi curah hujan (Sumber: Suyono Sosrodarsono, 1987)
1. Rata-Rata Aljabar
Didapat dari rata-rata hitung untuk semua stasiun yang ada dalam DAS.
n d1 d 2 d 3 ... d n d d i n i 1 n
d1, d2 = tinggi curah hujan pada stasiun hujan 1, 2, n n = banyaknya stasiun hujan
Hasil yang baik (dipercaya) Stasiun hujan ditempatkan secara merata di dalam DAS
2. Poligon Thiessen
Langkah pengerjaan :
1. Bentuk jaringan segitiga dengan menghubungkan setiap stasiun dengan garis. 2. Tarik garis sumbu (garis berat) untuk setiap segitiga. 3. Luas daerah hujan dianggap diwakili oleh salah satu stasiun hujan bersangkutan yang dibatasi oleh garis-garis poligon. 4. Luas relatif berbanding dengan luas DAS merupakan koefisien pengalinya.
d A1d1 A2 d 2 A3 d 3 ... An d n A1 A2 A3 .. An
n
n Ai d i Ad d i i i 1 A1 i 1 A
Hujan (d)
2
Luas
3
Koefisien
4
d1
A1
1 = A1/A
1 x d1
2
3
d2
d3
A2
A3
2 = A2/A
3 = A3/A
2 x d2
3 x d3
dn Jumlah
An A
n = An/A
n x dn d
3. Isohyet
d2 = 60 mm d1 = 40 mm
d5 = 110 mm
d4 = 100 mm
d0 = 30 mm
d3 = 80 mm
d 0 d1 d dn d d2 A1 1 A2 ... n1 An 2 2 2 d A1 A2 ... An d d i 1 d i 2 Ai i 1
n
Ai
i 1
d i 1 d i 2 Ai i 1 A
n
1. Hasil lebih teliti. 2. Diperlukan jaringan stasiun hujan yang relatif lebih padat. 3. Subyektifitas dalam penggambaran isohyet.