You are on page 1of 12

Jurnal Studi Pembangunan, Lingkungan & Kemasyarakatan; Tahun I/1999; No.

3; 12-24

KEANEKARAGAMAN HAYATI MIKROBIOTA DI BEBERAPA SUNGAI PROKASIH

Oleh : Sri Unon Purwati1 dan Ignasius Sutapa2 Abstrak Kualitas dan kesehatan suatu sungai dapat dilihat dari kualitas ekosistem yang membentuknya. Secara utuh ekosistem sungai terjadi karena interaksi antar komponen abiotik dan komponen biotik. Komponenkomponen ini dapat mengalami perubahan akibat dari gangguan yang diterima oleh suatu badan air. Komponen biotik meliputi makhluk hidup yang hidup di dalam badan sungai. Makroinvertebrata adalah salah satu penyusun komponen biotik yang sangat menentukan bagi kelangsungan ekosistem sungai di masa datang. Keberadaan dan keanekaragaman makroinvertebrata dapat dijadikan sebagai indikator penilaian kualitas sungai. Penelitian ini bertujuan untuk menampilkan keanekaragaman, distribusi, tingkat populasi dan kualitas dibeberapa Sungai Prokasih berdasarkan bioindikator Macroinvertebrata, yang merupakan informasi penting bagi pengelolaan kelangsungan kesehatan Sungai-sungai Prokasih, yang meliputi Sungai Badung, di Bali, Sungai Babon di Semarang dan Way Seputih di Lampung Kata kunci : bioindikator, makroinvertebrata, ekosistem, keanekaragaman hayati

Pendahuluan

Program

Kali

Bersih

(PROKASIH) memiliki tujuan me1 2

Peneliti Pusarpedal-BAPEDAL, Serpong Peneliti Puslitbang Limnologi-LIPI, Cibinong

12

Jurnal Studi Pembangunan, Lingkungan & Kemasyarakatan; Tahun I/1999; No. 3; 12-24

lestarikan kualitas kesehatan dan dari dampak yang ditimbulkan

kebersihan suatu badan sungai oleh kegiatan-kegiatan manusia. Tingkat dan jenis aktivitas manusia semakin meningkat bila berada di sekitar wilayah sungai, terjadi sejak jaman lampau. Aktivitas ini akan mem-berikan pengaruh terhadap kualitas air sungai baik secara fisik, kimiawi maupun biologis. Kegiatan-kegiatan pemantauan dalam PROKASIH dewasa ini masih berorientasi di bidang fisik, kimia dan sedikit mikroorganis-me. pengaruh-pengaruh ditimbulkan mengancam terbentuk tingkat sampai dari yang tingkat karena Sedangkan yang aktivitas

nentukan bagi kelangsungan ekosistem sungai selanjutnya. Keberadaan dan keanekaragaman makroinvertebrata dapat dijadikan sebagai indikator penilaian kualitas sungai. Dengan dan metoda penilaian data yang telah antara ditentukan lain : akan banyak dan informasi yang dapat diperoleh kualitas kesehatan populasi sungai, organisme Informasi tingkat organisme, serta ini

meng-gunakan metoda sampling

keanekaragaman distribusi-nya.

sangat berguna untuk pengaturan tata guna lahan, pertanian dan perikanan secara PROKASIH yang adalah suatu umum tidak badan dan sungai sungai Dan hal

manusia terhadap sungai dapat kebe-radaan tingkatanrendah tinggi. ekosistemnya. Ekosistem sungai tingkatan rantai makanan, dari paling paling

khususnya. kalah untuk

pentingnya pelestarian hayati

keaneka-ragaman ekosistem sungai

Mengingat masih sedikitnya informasi yang mengungkap keanekaragaman hayati mikrobiota di perairan sungai, sungai-sungai serta PROKASIH, khususnya maka

Makro-invertebrata rendah dari

salah satu rantai makanan tingkat ekosistem ini. dan Keberadaan

menduduki

usaha untuk menginventa-risasi meng-identifikasi 1 3 keberadaan mikrobiota tersebut

keanekaragamannya sangat me-

Jurnal Studi Pembangunan, Lingkungan & Kemasyarakatan; Tahun I/1999; No. 3; 12-24

sangat perlu untuk dilakukan. Hal

tersebut merupakan tujuan dari penelitian ini, dimana pengkajian dilakukan di tiga sungai PROKASIH yaitu : Sungai Badung di Bali, Sungai Babon di Semarang dan Way Seputih di Lampung.

pengukuran contoh uji

sesuai

dan

pengambilan dengan SNI

( Standar Nasional Indonesia ).

c). Indikator biologis Indikator digunakan makroinvertebrata

biologis

yang adalah

(bentos). sampel

Metodologi a). Lokasi dan titik sampling Lokasi dan titik sampling beserta deskripsinya dirangkum dalam tabel 1. b). Kualitas air Kualitas air dalam penelitian ini dilakukan kimia dengan pendekatan kimia fisika.,Analisa

Metoda

pengambilan

dilapangan dengan teknik Kick net menggunakan jaring berpori 500 m dan eckman grab

disesuaikan dengan kondisi titik sampling. Analisa di laboratorium dilakukan secara kuantitatif baik untuk Metoda sampel, 200. penyortiran penyortir-an maupun dilakukan identifikasi makroinvertebrata.

meliputi : pH, DO, BOD, COD dan Salinitas. Analisa Fisika meliputi suhu, bau, warna, arus. DHL dan kecepatan Metode

dengan mengambil di dalam sub macroinvertebrata dengan jumlah antara 150 s/d

Tabel 1 : Rangkuman lokasi dan titik sampling


Nama Sungai/ Daerah No.
1

Stasiun
hulu.

Lokasi
desa Mabal, merupakan daerah

Keterangan
Termasuk sungai

14

Jurnal Studi Pembangunan, Lingkungan & Kemasyarakatan; Tahun I/1999; No. 3; 12-24

Badung (Denpasar-Bali)

desa Dauh puri Kaja, merupakan daerah menerima tekanan dari kegiatan industri dan domestik. desa Dauh Puri, merupakan tengah, banyak

besar

digunakan berbagai peruntukan.

macam

untuk

dan

daerah hilir, banyak menerima industri daerah hulu. tekstil Rowosari ilegal

tekanan dominan dari kegiatan domestik. dan secara geophisik

Babon (SemarangJateng)

Tembalang, merupakan daerah berasal dari penggalian batu dan pasir, daerah Plamongansari, Tataguna KecaDominan

kecamatan gangguan

mempunyai

kemi-

ripan dengan sungai

Badung baik dalam guna jenis lahan

bentuk sungai, tata sedimen. dan

matan Semarang Timur, daerah tengah. dominan untuk ladang lahan dan

mempunyai tinggi.

sungai sempit dan

tepi

permukiman. 3 wilayah

daerah jembatan Kali Babon di merupakan Pengaruh Kecamatan limbah daerah Genuk, industri hilir.

merupakan 1

gangguan kualitas sungai.

penyebab

utama Sungai lebar dan

di daerah desa Gunung Suguh, merupakan daerah hulu. di daerah desa Sri Bawono,

Way Seputih (LampungSumsel)

dalam,

2 3

sedimen

mempunyai

merupakan daerah tengah merupakan daerah hilir.

pasir. Tepi sungai landai dan lebar.

dominan

di daerah desa Rekso Binangun,

Semua men-dapatkan dipercaya.

metode

disertai d). Pengawetan Macroinvertebrata alkohol 70%. dalam penelitian ini diawetkan dengan 1 5

dengan Kualitas Mutu (QC) untuk data yang dapat

Jurnal Studi Pembangunan, Lingkungan & Kemasyarakatan; Tahun I/1999; No. 3; 12-24

e). Identifikasi sampai

Identifikasi tingkat

dilakukan familia dengan

h = 1 = jarang h = 3 = sering h = 5 = melimpah.

stereo mikro-skop menggunakan buku pedoman identifikasi yang sesuai. f). Analisa data Analisa data metode pemantauan penelitian sistem Rumus : S = nilai termodifikasi. S= kualitas ini (nilai air dalam menggunakan saprobic) g). Bioklasifikasi Bioklasifikasi dilakukan

berdasarkan nilai indeks biotik dari BMWP ( Biologycal Monitoring Water Partys ) kisaran nilai 1 - 10 seperti tercantum dalam tabel 2.

BMWP

(s.h) (h)
saprobic suatu

daerah/ titik sampling. s = nilai saprobic untuk tiap in-dikator species. H = frekuensi kejadian diketemukannya tiap species.

Tabel 2 : Bioklasifikasi berdasarkan nilai indeks biotik


Nilai indeks 10 8 Kondisi biologis
Kondisi yang paling baik, memiliki komposisi trophik yang seimbang, memiliki susunan komunitas yang optimum.

Tidak mengalami gangguan.

Sedikit mengalami gangguan.

16

Jurnal Studi Pembangunan, Lingkungan & Kemasyarakatan; Tahun I/1999; No. 3; 12-24

76

Kemelimpahan species lebih rendah. Ada beberapa kelompok intoleran yang hilang. Persentase munculnya kelompok toleran bertambah.

Terganggu sedang. 54
reduksi.

Kelompok intoleran benyak yang hilang. Indeks EPT mengalami

Banyak mengalami gangguan. 31

Hanya sedikit species yang ada. Jika kemelimpahan organisme tinggi, hanya didominasi oleh satu atau dua taxa. Hanya organisme toleran yang hidup.

h). Pembuatan Photo Photo makroinvertebrata dilakukan dengan menggunakan mikroskop stereo type BHJ-UMA Olymphus, tipe kamera C-35 AD4 dengan tipe Fokusing teleskop tipe yang PM-VTM. telah Preparat yang dengan digunakan adalah preparat segar diawetkan alkohol 70 %. Scanning dilakukan terhadap photo untuk mendapatkan gambar dengan ukuran dan bentuk yang diinginkan dengan menggunakan menggunakan alat scanning Omni Hewlett Packard Scan Jet 3 C program page 4.0 Omni page Profesional.

Keanekaragaman hayati makroinvertebrata Tabel keanekaragaman makro-invertebrata di bawah ini dapat menggambarkan beberapa informasi yang penting mengenai kondisi setiap Sungai PROKASIH. Informasi ini meliputi : kualitas sungai, tingkat keanekaragaman, populasi organisme dan distribusi organisme. Secara umum dapat dilihat bahwa sedikit daerah-daerah mengalami yang gangguan,

terdapat jumlah individu maupun jumlah jenis yang cukup besar. Dan hal ini dapat dilihat juga dengan tingginya nilai saprobic.

20

Jurnal Studi Pembangunan, Lingkungan & Kemasyarakatan; Tahun I/1999; No. 3; 12-24

Daerah dengan gangguan sedikit di bagian hulu sungai, sedangkan daerah yang

sampai sedang tersebut ter-letak mendapat berada di

antara

bioklasifikasi. memberikan

populasi

Keadaan jenis

dengan

nilai

ini

gambaran

bahwa sangat

keanekaragaman

banyak

gangguan

menentukan untuk memberikan penilaian kualitas suatu sungai. Keanekaragaman invertebrata melalui 24 makro dilihat di hayati

bagian hilir hingga muara sungai. Diversitas makroinvertebrata dipengaruhi oleh grafis sungai. yang menjadi menunjuk-kan kondisi juga geo-

sungaiyang

sungai PROKASIH ini juga dapat foto menggambarkan bahwa sungaisungai daerah tropis sangat kaya dengan individu tingkat rendah.

Dari tiga sungai lokasi bahwa penelitian jumlah

individu sangat bervariasi mulai dari 11 (stasiun 3 Way Seputih) s/d 346 (stasiun 3 Sungai Badung) sedangkan jumlah jenis bervariasi dari 2 (stasiun 3 Way Seputih) s/d 17 (stasiun 2 Sungai Badung). Untuk ketiga sungai Prokasih yang berbeda penelitian yang menjadi dan objek tingkat tingkat memiliki

Kesimpulan Dari data keanekaragaman hayati makroinvertebrata disimpulkan bahwa : a. Pengukuran dengan menggunakan makroinvertebrata dapat memberikan beberapa b. Informasi mampu informasi yang penting diperoleh secara bersama-sama. menggambarkan bioindikator dapat

keanekaragaman berbeda.

populasi macroinverte-brata yang Populasi makroinvertebrata tidak bisa digunakan untuk menerangkan terjadi, bioklasifikasi ini yang lebih bioklasifikasi

banyak di-pengaruhi oleh jenis makro-invertebrata yang hidup di sungai tersebut. Hal ini dapat dilihat
16

kualitas sungai saat itu dan untuk masa yang akan datang.
c. Setiap

Sungai

Prokasih

dari

ketidak

sesuaian

memiliki

keanekaragaman

Jurnal Studi Pembangunan, Lingkungan & Kemasyarakatan; Tahun I/1999; No. 3; 12-24

Macroinvertebrata berbeda

sesuai

dengan

yang

kondisinya.

Tabel 3 : Keanekaragaman hayati di tiga sungai PROKASIH


ORDO - Familia Sungai Badung Stasiun 1 Ephemeroptera* - Heptageniidae** - Leptophlebiidae - Baetidae - Caenidae Plecoptera - Perlodidae - Nemouridae Trichoptera - Hydropsychidae -Lepidostomatidae Diptera - Chironomidae - Simulidae - Tipulidae -Ceratopogonidae - Dolicopodidae - Tanypodinae - Psychodidae Coleoptera - Elminthidae (L) - Elminthidae (A) - Meloidae 3 7 3 1 39 12 48 2 1 1 3 1 1 2 65 83 22 10 2 5 18 16 1 4 12 18 2 4 57 24 21 5 40 5 4 13 93 90 36 1 2 3 1 Sungai Babon Stasiun 2 3 1 Way Seputih Stasiun 2 3

1 7

Jurnal Studi Pembangunan, Lingkungan & Kemasyarakatan; Tahun I/1999; No. 3; 12-24

- Dytiscidae (A) - Hydrophilidae Acariformes - Limnocharidae - Hygrobatidae Argyroneta Collembola Odonata - Gomphidae - Libellulidae 1 2 2 1 6 3 1 1 1

* **

: Tingkat Ordo : Tingkat Familia

18

Jurnal Studi Pembangunan, Lingkungan & Kemasyarakatan; Tahun I/1999; No. 3; 12-24

Tabel 3 : Keanekaragaman hayati di tiga sungai PROKASIH (Lanjutan)


ORDO - Familia Sungai Badung Stasiun 1 Hirudinae - Erpobdellidae - Grossiphonidae Prosobranchiata - Thiaridae - Viviparidae - Binthyniidae - Planorbidae - Pomatiopsidae - Hydrobiidae Pulmonata - Psysidae - Lymnaeidae Oligochaeta Lepidoptera - Pyralididae - Anone Decapoda - Palaemonidae - Potamaidae Hemiptera - Corixidae Heterodonta - Curbiculidae - Dreissensiidae 7 1 3 47 2 7 1 3 195 2 3 1 1 4 44 8 29 3 83 1 10 4 7 4 5 2 3 1 Sungai Babon Stasiun 2 3 1 Way Seputih Stasiun 2 3

Jumlah individu
Jumlah jenis
Nilai BMWP Score modifikasi Saprobic

185 16 5

162 17 4

346 10 3

85 6 5

236 10 6

42 2 3

146 7 4

68 6 4

11 2 5

1 9

Jurnal Studi Pembangunan, Lingkungan & Kemasyarakatan; Tahun I/1999; No. 3; 12-24

Bioklasifikasi Tingkat gangguan

Sedang

Sedang

Banyak

sedang

Sedikit

banyak

sedang

sedang

sedang

Ordo Familia

: Ephemeroptera : Baetidae

Ordo

: Ephemeroptera Familia : Baetidae

Ordo Familia

: Ephemeroptera : Caenidae

Ordo

: Ephemeroptera Familia :

Heptagenidae

20

Jurnal Studi Pembangunan, Lingkungan & Kemasyarakatan; Tahun I/1999; No. 3; 12-24

Ordo Familia

: Plecoptera : Perlodidae

Ordo

: Plecoptera Familia : Nemouridae

2 1

You might also like