You are on page 1of 3

Merk Dagang Bahan aktif Formulasi Translokasi Selektivitas Sasaran

: Touch Down : Sulfosat 480 g/l : Berbentuk larutan dalam air, berwarna putih kecokelatan. : Sistemik purna tumbuh. : Non selektif, karena dapat mengendalikan gulma daun lebar, daun sempit dan teki. : Mengendalikan alang-alang pada tanaman kedelai, kelapa sawit, kopi, teh. Sedangkan teki pada tanaman jagung, padi sawah, dan tebu. : Daun lebar - Borreira alata, - Mikania micrantha, Daun sempit - Axonopus compressus, - Paspalum conjugatum, Teki - Cyperus sp : Menghambat metabolisme pertumbuhan, yang menyebabkan pertumbuhan tidak normal.

Aplikasi

Mekanisme

Bahan aktif Mekanisme

: Metsulfuron metil 20 % : Menghambat biosintesis valin dan isoleusin.

Berdasakan mekanisme kerja : 1. Inhibitor ACCase, ACCase (Asetil koenzim A karboksilase) adalah zat yang terdapat pada awal sintessa lemak Merusak produksi sel membran pada sel meristem rumput ACCase dari tanaman rumput sangat sensitif pada herbisida ini, tanaman dikotil tidak Contohnya diclofop acid (2-aryloxyphenoxypropionate) 2. Inhibitor ALS, ALS (asetolaktat sintase) merupakan enzim yang terbentuk saat awal pembentukan rantai cabang asam amino (valin, isolisin dan lisin) Menghambat sintesis DNA tanaman akibat produksi asam amino terganggu . Berfungsi baik pada tanaman rumput maupun dikotil . Merupakan herbisida paling aman (ALS tidak terdapat pada sel hewan) Contoh herbisida: sulfonylureas (SUs), imidazolinones (IMIs), triazolopyrimidines (TPs), dll (triasulfuron) (etil pirazosulfuron) (sulfentrazon)

3.

Inhibitor EPSPS, EPSPS (enolpyruvylshikimate 3-phosphate synthase) merupakan enzim yang digunakan untuk sintesa asam amino (triptofan, fenilalanin and tirosin). Berfungsi baik pada tanaman rumput maupun dikotil . Contohnya glifosfat Auksin sintetik, Hormon auksin merupakan hormon yang berfungsi sebagai pengatur pembesaran sel dan memicu pemanjangan sel pada meristem tumbuhan . Dengan hormon auksin buatan maka pertumbuhan tumbuhan dapat dikontrol . Sangat efektif untuk tumbuhan dikotil Contohnya 2,4-D (2,4-Dichlorophenoxyacetic acid).

4.

5.

Inhibitor fotosistem II, Menyebabkan elektron pada fotosistem II terakumulasi pada molekul klorofil Berakibat oksidasi yang berlebihan dari yang dapat ditoleransi sel akibatnya tanaman mati Contohnya herbisida triazine dan urea

Nama herbisida : Gromoxone Herbisida ini berbentuk larutan, penggunaan herbisida ini setelah gulma-gulma tersebut tumbuh baru dilakukan penyemprotan dan bekerja secara kontak. Takaran : 1.5 3 l/ha Bahan aktif : parakuat diklorida Merek dagang : Gromoxone Formulasi : cair Kegunaan : Dapat membrantas alang-alang dan rumput pada karet, rumput pada tanaman cokelat, gulma berdaun lebar Sumber : http://herrykerbend.blogspot.com/2011/02/herbisida.html?zx=5977ed7ceaafa1d Februari 12, 2011. LAPORAN TETAP PRAKTIKUM PENGENDALIAN GULMA HERBISIDA HERRY A SITUMORANG

Aplikasi herbisida biasanya ditentukan oleh stadia pertumbuhan tanaman utama dan gulma. Ada beberapa macam herbisida bila dilihat dari waktu aplikasinya. 1. Herbisida pra tanam (pre plant), diaplikasikan pada saat tanaman belum ditanam tetapi tanah sudah diolah 2. Herbisida pra pengolahan tanah diaplikasikan pada vegetasi secara total agar mudah dalam pembersihan lahan 3. Herbisida pra tumbuh (pre emergence) diaplikasikan setelah benih tanaman ditanam tetapi belum berkecambah dan gulmapun belum tumbuh 4. Herbisida pasca tumbuh (post emergence) diaplikasikan pada saat gulma dan tanaman sudah lewat stadia perkecambahan. Jadi dapat diaplikasikan saat tanaman masih muda atau sudah tua. Ditinjau dari cara kerjanya, herbisida dibedakan atas herbisida kontak dan herbisida sistemik. 1. Herbisida kontak, mematikan jaringan gulma yang terkena. Herbisida, diaplikasikan dengan penyemprotan dan sangat sesuai untuk mengendalikan gulma setahun atau semusim, misalnya ceplukan (Physalis angulata), babadotan (Ageratum conyzoides) dan bayam duri (Amaranthus spinosa). 2. Herbisida sistemik, diabsorbsi oleh akar atau daun masuk ke dalam jaringan pembuluh kemudian ditranslokasikan ke bagian lain, sehingga gulma mengalami kematian total. Cara aplikasi herbisida dengan penyemprotan melalui daun atau penyiraman ke akar tanaman. Efektif untuk gulma tahunan (perennial weed), misal alang-alang, teki dan sembung darat. Pergerakan herbisida masuk ke dalam tubuh tanaman dengan duan cara kerja, yaitu selektif dan non selektif. 1. Herbisida selektif, diaplikasikan pada berbagai tumbuhan tetapi hanya akan mematikan

gulma dan relatif tidak mengganggu tanaman yang dibudidayakan. 2. Herbisida non selektif, adalah herbisida yang diaplikasikan lewat tanah atau daun yang dapat mematikan hampir semua jenis tumbuhan. Sumber : http://rivaarifin.blogspot.com/2009/04/herbisida.html

Wednesday, April 08, 2009


Ngim dan Lim dalam Sriyani (1996) mengemukakan bahwa sulfosat tersusun atas glifosat (anion), trimesium (kation), dan alkypolyglucoside (adjuvant). bahwa sulfosat menghambat pembentukan asam amino dan selanjutnya mencegah sintesa protein. Sulfosat juga menghambat fotosintesis dan inenurunkan tiilgkat produksi IAA sehingga menyebabkan kenlatian daun dan akar. Akumulasi sulfosat terdapat pada akar, hizorne, dan stolon, sehingga gulma dapat tereradikasi secara le~lgkap untuk me~lcegahp ertumbuhan kembali. Paraquat membunuh jaringan hijau tanaman dengan cepat pada kondisi intellsitas cahaya yang tinggi karena toksisitas paraquat tergantung pada fotosintesis (Anderson, 1977). Molekul berbisida yang telah mengalami penetrasi ke dalam daun atau bagian tumbuhan yang hijau, apabila terkena sinar matahari akan menghasilkan hidrogen peroksida (H202) yang lcemudian merusak membran sel (Tjitrosoedirdjo, Utomo dan Wiroatmodjo, 1984). Sumber : ASSARI AHMAD. JURUSAN BUD1 DAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSITUT PERTANIAN BOGOR2 0 0 1. KAJIAN APLIKASI

HERBISIDA SULFOSAT TUNGGAL SERTA CAMPURANNYA DENGAN PARAQUAT DAN METSULFURON METIL DALAM PENGENDALIAN GULMA ALANG-ALANG (Imperatn cylindricn (L.) Beauv.)s

You might also like