You are on page 1of 16

BAB I PENDAHULUAN Minuman ringan berkarbonasi atau di Indonesia dikenal dengan nama softdrink sejak seabad yang lalu

telah menjadi minuman ringan paling populer di Amerika Serikat mengungguli minuman lainnya seperti kopi, teh dan jus. Disetiap restoran, depot, warung bahkan pedagang kaki lima selalu menyediakan minuman berkarbonasi ini. Banyak merek telah kita kenal salah satunya karena promosinya yang gencar di media massa seperti pocari sweat, Sprite, Pepsi, 7-up dan sebagainya. Minuman ini banyak disukai karena rasanya yang nikmat, siap saji dan sangat memenuhi selera terutama setelah berolahraga dan bekerja berat. Suatu hal yang wajar jika minuman ini disukai karena iklim kita yang tropis lembab dengan suhu udara yang cukup tinggi, membutuhkan banyak cairan karena cuaca panas menghilangkan dengan cepat cairan tubuh. Softdrink sebagai minuman ringan, dengan asumsi bahwa benar minuman ini memang kurang status gizinya. Minuman ini, selain kadar gulanya yang tinggi, tidak memiliki zat gizi lain yang berarti. Kini, kita kenal berbagai jenis produk minuman ringan yang beredar di pasaran. Ada yang beraroma buah cola, ada yang berflavor buah jeruk, ada pula jenis flavor lain seperti rasa nanas, coffee cream, root beer hingga cream soda. Sofdrink biasa ditambahkan beberapa bahan tambahan seprti bahan pengawet, bahan pemanis, serta bahan pewarna. (Widodo. R ,2008)

Bahan pengawet pada makanan dan minuman berfungsi menekan pertumbuhan mikroorganisme yang merugikan, menghindarkan oksidasi makanan sekaligus menjaga nutrisi makanan. Menurut Badan Pengawas Pangan Obat dan Makanan (BPPOM) bahwa ada beberapa jenis bahan pengawet yang boleh digunakan dalam produk makan dan telah digunakan oleh para produsen makanan dan minuman selama lebih dari 80 tahun untuk menekan pertumbuhan mikroorganisme (jamur). (http://blog.its.ac.id/fadliwdt/2007/08/20/menelisik-minuman-isotonik/,2007) Penggunaan zat pengawet tidak boleh melebihi dosis yang telah ditentukan oleh pemerintah dan mesti ditaati oleh setiap industri yang memproduksi makanan dan minuman, sebab jika kadarnya melebihi batas ketentuan tentu saja tidak aman dan dapat membahayakan bagi kesehatan dan keselamatan konsumen. Begitu pula halnya dengan natrium benzoat termasud pengawet yang aman namun dalam

penggunaannya harus mengacuh pada ketentuan yakni tidak melampau batas maksimum yang telah ditentukan oleh Depertemen Kesehatan (1gr/kg). isotonik/,2007) Berdasarkan uraian diatas maka timbullah permasalahan apakah minuman ringan bersoda yang beredar di Makassar mengandung natrium benzoat dan apakah memenuhi persyaratan maksimum asam benzoat yang telah ditentukan oleh Depertemen Kesehatan, maka itu akan dilakukan percobaan tentang analisis kadar asam benzoat pada minuman (http://blog.its.ac.id/fadliwdt/2007/08/20/menelisik-minuman-

ringan bersoda yang beredar di Kota Makassar dengan tujuannya untuk mengetahui kadar asam benzoat yang terkandung dalam minuman ringan bersoda yang beredar di Kota Makassar. Maksud dari percobaan ini adalah untuk memperoleh data mengenai kadar asam benzoat dalam minuman ringan bersoda yang beredar di Kota Makassar agar masyarakat terhindar dari produk-produk yang dapat membahayakan kesehatan dan tidak memenuhi persyaratan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Ringkas 1. Uraian Umum Minuman Ringan. Minuman ringan digunakan untuk membedakan minuman tersebut dari liquor (minuman beralkohol), sehingga minuman yang tidak beralkohol disebut softdrink. Dengan demikian softdrink dapat diperjual-belikan dengan bebas. Jika di wilayah utara Amerika Serikat yang beriklim subtropis dan dingin minuman beralkohol menjadi minuman favorit, maka Amerika Serikat bagian selatan yang tropis dan panas softdrink-lah yang populer. Kita bisa mengindonesiakan softdrink sebagai minuman ringan, dengan asumsi bahwa benar minuman ini memang rendah status gizinya. Minuman ini, selain kadar gulanya yang tinggi, tidak memiliki zat gizi lain yang berarti. Kini, kita kenal berbagai jenis produk minuman ringan yang beredar di pasaran. Ada yang beraroma buah cola, ada yang berflavor buah jeruk, ada pula jenis flavor lain seperti rasa nanas, coffee cream, root beer hingga cream soda. Minuman ini banyak disukai karena rasanya yang nikmat, siap saji dan sangat memenuhi selera bagi mereka yang sedang dahaga, terutama setelah berolahraga dan bekerja berat. Suatu hal yang wajar jika minuman ini disukai karena iklim kita yang tropis

lembab dengan suhu udara yang cukup tinggi, sama dengan iklim tempat pertama kali ditemukannya racikan softdrink ini di Amerika Serikat bagian selatan yang beriklim tropis, yaitu negara bagian Georgia dan South Carolina. Orang membutuhkan banyak cairan karena cuaca panas menghilangkan dengan cepat cairan

tubuh.(Widodo. R ,2008) 2. Uraian Pengawet Bahan pengawet umumnya digunakan untuk mengawetkan makanan dan minuman yg mempunyai sifat mudah rusak. Bahan ini dapat menghambat atau memperlambat proses fermetasi, pengasaman atau peruraian yang disebabkan oleh mikroba. Pengawet yang banyak dijual dipasaran dan digunakan untuk mengawetkan makanan dan mibuman adalah benzoat, yang umumnya terdapat dalam bentuk natrium benzoat atau kalium benzoat yang bersifat mudah larut. Penggunaan pengawet dalam makanan dan minuman harus tepat, baik jenis maupun dosisnya. Suatu bahan pengawet mungkin efektif untuk mengawetkan makan dan minuman tertentu, tetapi tidak efektif untuk mengawetkan makanan dan minuman yang lainnya karena makanan dan minuman mempunyai sifat yang berbeda-beda sehingga mikroba perusak yang akan dihambat pertumbuhannya juga berbeda

3. Uraian Natrium Benzoat Nama resmi natrium benzoat adalah NATRII BENZOAT. Nama lain natrium benzoat adalah natrium benzenkarboksilat, rumus molekulnya C7H5 NaO2 dan berat molekulnya 144,11 . Sifat kelarutannya : larut dalam 2 bagian air dan dalam 90 bagian etanol (95% P) , pemberiannya butiran atau serbuk putih, tidak berbau dan hampir tidak berbau (FI edisi III, 1979) Struktur Kimia (FI. Edisi III, 1979) Co2Na

Efek

farmakologi

dalam

konsentrasi

0,1%

berkhasiat

fungistatis dan juga bakteroastatik lemah, terutama digunakan dalam pengobatan ephydermophytosis, juga sering digunakan dalam pengobatan kurap pada kulit dan kepala karena

kemampuannya dalam mencegah pertumbuhan dan penyebaran jamur. Selain itu juga sering digunakan sebagai bahan pengawet didalam produk makanan, obat, dan kosmetik (Guniswarna, 1995) Natrium benzoat termasud pengawet yang aman namun

tidak melampaui batasan maksimum yang telah ditentukan oleh Depertemen Kesehatan.

B. Uraian Bahan 1. Aquadest Nama resmi Nama lain RM BM` Pemerian : AQUADESTILATA : Air Suling : H2O : 18,02 :Cairan jernih,tidak berwarnah,tidak

berbau,tidak berasa. Penyimpanan K/P 2. Asam Sulfat Nama resmi Nama Lain RM BM Pemerian : ACIDUM SULFURICUM : Asam Sulfat : H2SO4 : 98,07 : Cairan kental seperti minyak,korosif,tidak berwarna jika ditambahkan air akan : Dalam wadah tertutup rapat : Pelarut

menimbulkan panas.

Penyimpanan K/P 3. Asam Nitrit Nama resmi Nama Lain RM Pemerian Penyimpanan K/P 4. Kalium nitrat Nama resmi Nama lain RM Pemerian

: Dalam wadah tertutup baik : Zat tambahan

: Acidum Nitricum : Asam nitrat : HNO3 : Cairan berasap,jernih tidak berwarna : Dalam wadah tertutup rapat : Zat Tambahan

: KALSIUM NITRAT : Kalium nitrat : KNO3 : Hablur tidak berwarna ,serbuk hablur putih tidak berbau rasa dingin dan asin.

Kelarutan Penyimpanan K/P

: Larut dalam 33 bagian air : Dalam wadah tertutup baik : Zat Tambahan

5. NH4OH Nama Resmi Nama Lain RM Pemerian Kelarutan Penyimpanan K/P : Amonia : Amonia : NH4OH : Cairan jernih tidak berwarna,bau khas, : Mudah larut dalam air : Dalam wadah tertutup rapat : Zat tambahan

BAB III METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan yang digunakan 1. Alat-alat yang digunakan : a. Corong. b. Gelas kimia 100 ml, 1000 ml. c. Gelas ukur 500 ml. d. Gelas piala 200 ml. e. Pipet volume 1 ml, 2 ml, 3 ml, 4 ml, 5 ml. f. Labu ukur 10 ml, 50 ml, 250 ml, 500 ml, 1000 ml. g. Timbangan analitik. 2. Bahan-bahan yang digunakan : a. Natrium benzoat p.a

b. Asam klorida p.a c. Besi (III) klorida d. Dietil eter p.a e. Kloroform p.a f. Minuman ringan bersoda g. Natrium hidroksida B. CARA KERJA

BAB IV HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

A. Tabel Pengamatan Sampel Uji As. Benzoat Mountea Pereaksi Residu + 10 ml eter+H2SO4 +NH3 Residu + Air+ FeCl3 Keterangan

As. Salisilat

B. Reaksi

10

COOH + H2SO4

(COO)2H2+HSO4-

COOH + NH4OH

COONH4 + H2O

BAB V PEMBAHASAN Berbagai makanandan minuman beredar dipasaran yang

dikomsumsi masyarakat pada umumnya, namun konsumen tidak tahu apakah makanan apakah layak di komsumsi (tidak atau mengandung zat berbahaya bagi tubuh) Zat pengawet ada 2 macam yaitu senyawa organik dan anorganik dalam bentuk asam dan garam.

11

Percobaan ini dilakukan untuk menguji asam benzoat dan asam salisil yang sering digunakan dalam makanan dan minuman. Metode yang digunakan adalah kualitatif. 1. Pengujian asam benzoat Mula-mula sampel ditimbang dengan perbandingan satu bagian sampel dilarutkan dengan empat bagian dimana 25 ml sampel dilarutkan dalam aquadest 100 ml aduk bila perlu di saring. Pipet larutan sampel sebanyak 50 ml kemudian ditambahkan H2SO4 4N sebanyak 2 tetes. Masukkan didalam corong pisah. Tambahkan eter 20 ml kocok. Keluarkan residunya (lapisan yang diambil lapisan eter) lalu lapisan eter ditambahkan kembali dengan eter 10 ml kemudian lapisan eter diuapkan dicampurkan dengan H2SO4 P 10 tetes. Kemudian dipanaskan pada suhu 180 dinginkan.
0

selama

3 menit

2. Pengujian sampel asam salisil Mula-mula sampel ditimbang dengan perbandingan satu bagian sampel dilarutkan dengan empat bagian air dimana 25 ml sampel dilarutkan dalam 100 ml aquadest aduk bila perlu di saring. Pipet larutan sampel sebanyak 50 ml kemudian ditambahkan H2SO4 4N sebanyak 2 tetes masukkan didalam corong pisah. Tambahkan eter 20 ml kocok.keluarkan residunya (lapisan yang diambil loapisan eter ).Dibagi menjadi 2 bagian :yang pertama larutkan dalam air

12

kemudian ditambahkan dengan larutan FECl3 dan bagian kedua dilarutkan dalam air kemudian ditambahkan dengan aqua

brom.Pengujian yang dilakukan dan hasil yang diperoleh tidak menunjukan adanya kandungan asal salisil.

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat

disimpulkan bahwa : 1. Pengujian asam benzoate sampel menunjukan hasil positif

mengandung

asam

benzoate

karena

pengujian

menujukkan warna merah coklat

13

2. Pada pengujian asam salisil,sampel negatif mengandung asam salisil karena hasil warna yang diperoleh warna kuning yang tidak menunjukan adanya asam salisil B. Saran Kami sangat mengharapkan kelengkapan alat yang terdapt dalam LAB.

DAFTAR PUSTAKA

http://blog.its.ac.id/fadliwdt/2007/08/20/menelisik-minuman-isotonik/,2007, Diakses 20 November 2008. Buckle, K. A, dkk, 1987,Ilmu Pangan, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta. Bahanajar,2007,Zat Pengawet ,kimia.upi.edu /utama/bahanajar/ kuliah_web/ 2007/evi%20w/data%20pengawet.pdf , Diakses Tahun 2008 Depertemen Kesehatan RI, 1979, Farmakope Indonesia, edisi III, Dirjend Jenderal POM, Jakarta.

14

Gholib.I., dkk., 2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar, Jakarta. Suharman M, 1995, Analisis Instrumen, Airlangga University Press, Surabaya. Deddy M, 1989, Petunjuk Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor. Sastrohamidjojo, H., 1985, Spektroskopi, Penerbit Liberty, Yogyakarta. Sudjadi, 1986, Metode Pemisahan, Fakultas Farmasi Universitas Gajah Mada, Jakarta. Winarmo, F.G.1997, kimia pangan dan gizi, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Widodo, R, Juni 2008 Mengenal Minuman Ringan Berkarbonasi (Soft drink) Fakultas Industri Pangan Universitas 17 Agustus 1945,Surabaya.

SKEMA KERJA Minuman Ringan Bersoda +Dipanaskan +NaOH +NaCl +Disaring Fitrat + HCl + Eter

15

air

Fitrat

Analisis Kualitatif

Analisi Kuantitatif

Pengamatan dan Pengumpulan Data

Analisis data

Pembahasan

Kesimpulan

Skema kerja Analisis kandungan asam benzoat pada minuman ringan bersoda secara kuantitatif dan kualitatif.

16

You might also like