You are on page 1of 8

Internet-based Economy

Challenges and Opportunities: Indonesia’s Perspective

Status Internet Indonesia


Kehadiran internet bisa dibilang terlambat di Indonesia. Oleh karenanya penetrasi
internet kurang begitu besar. Data akhir tahun 2007 dari Asosiasi Penyelenggara Jasa
Internet Indonesia (APJII) menyebutkan jumlah pengguna internet Indonesia mencapai
25juta jiwa. Diproyeksikan untuk tahun 2008 ini adalah sekitar 33 juta jiwa.
Pertumbuhan jumlah pengguna internet per tahun berdasarkan data tersebut adalah
sekitar 20an persen. Besar pertumbuhan ini jauh lebih besar dari jumlah pertumbuhan
penduduk di Indonesia yang tidak lebih dari 3%. Ini semakin meyakinkan kita bahwa ke
depan internet akan menjadi media baru yang akan dinikmati seluruh masyarakat
Indonesia seperti halnya televisi sekarang.

Walaupun memiliki pertumbuhan jumlah internet yang cukup besar, tidak demikian
penetrasi pengguna internetnya. Dibandingkan dengan Negara lain di belahan dunia,
Indonesia tergolong Negara yang memiliki penetrasi pengguna internet paling bawah
yaitu tidak mencapai 10%. Kondisi ini cukup ironis mengingat Indonesia yang
merupakan Negara kepulauan yang sebenarnya sangat membutuhkan teknologi ini.
Selain itu Indonesia memiliki potensi PDB peringkat 20 yang bisa membuka peluang
ekspansi pasar internasional melalui internet.

Data yang didapatkan dari webhosting.info semakin memperkuat ketertinggalan


Indonesia di bidang pengembangan internet. Indonesia menduduki peringkat 36 dalam
jumlah domain yang melakukan hosting di Indonesia yaitu sebanyak 100.000. Bisa
dibilang, jumlah website yang dimiliki orang Indonesia hanya 100.000. Ini sangat jauh
sekali menyimpang dari peringkat jumlah penduduk Indonesia yang menduduki

Based on Research of ShARE ICT Knowledge Network


Sharing and Analysis on Regional Economy (ShARE) ITB
http://www.share-economy.org
peringkat 4 dan jumlah PDB Indonesia yang menduduki peringkat 20 dunia. Bahkan
Indonesia berada di bawah Thailand dan sedikit di atas Malaysia yang notabene
merupakan Negara yang memiliki demografi yang hampir mirip dengan Indonesia
dengan jumlah penduduk yang tidak lebih dari 15% penduduk Indonesia.

Beberapa waktu lalu World Economic Forum mengeluarkan hasil risetnya dalam Global
Information Technology Report 2007-2008. Mereka melakukan pemeringkatan tentang
kesiapan dalam hal jaringan internet terhadap seluruh Negara di dunia. Dalam
Networked Readiness Index tersebut Indonesia mendapat peringkat ke 76, jauh di bawah
Malaysia dan Thailand. Apabila peringkat ini dibandingkan dengan peringkat tahun
sebelumnya yaitu peringkat 59, Indonesia mengalami penurunan yang cukup besar.
Hasil riset World Economic Forum ini mengukur 3 hal penting, yaitu lingkungan untuk
tumbuhnya ICT, kesiapan dari seluruh stakeholder bisnis, dan juga pemanfaatan dari
ICT itu sendiri. Yang menarik dari hasil riset tersebut adalah, Indonesia menduduki
peringkat 4 dunia untuk persepsi penerimaan produk/jasa ICT luar negeri, peringkat 9
untuk kepuasan pembeli produk/jasa ICT, dan peringkat 12 untuk jumlah impor
produk/jasa ICT. Ini memperlihatkan bahwa selama ini kita masih sangat konsumtif
terhadap pemanfaatan ICT. Fenomena ini juga terjadi di dunia internet Indonesia. Masih
banyak sekali masyarakat kita yang tergantung produk/jasa internet dari luar negeri.
Seperti halnya google, yahoo, facebook, dan friendster.

Sudah seharusnya pemerintah bekerja keras mendorong tumbuhkembangnya Internet di


Indonesia. Lahirnya UU ITE merupakan langkah yang bagus untuk menumbuhkan
industri internet di Indonesia. Hendaknya ini dibarengi dengan pelaksanaan hukum yang
tegas dan konsisten. Dengan UU ITE, kini data digital bisa dijadikan barang bukti
kejahatan untuk menjerat pelaku-pelaku kejahatan di dunia virtual. Selain itu transaksi
elektronik yang digunakan oleh dunia bisnis juga sudah memiliki kekuatan hukum. Ini
semakin memantapkan dunia bisnis di Indonesia dengan adanya kepastian hukum.

Based on Research of ShARE ICT Knowledge Network


Sharing and Analysis on Regional Economy (ShARE) ITB
http://www.share-economy.org
Selain melahirkan UU ITE, pemerintah juga harus segera menyelesaikan megaproyek
Palapa Ring. Palapa Ring merupakan tulang punggung jaringan internet di seluruh pulau
di Indonesia. Beberapa regulasi terkait internet murah juga sudah dikeluarkan
pemerintah. Kita harapkan pemerintah terus bekerja secara optimal sehingga tercipta
pertumbuhan industri internet yang bisa memajukan masyarakat Indonesia.

Potensi Ekonomi Internet di Indonesia


Dengan jumlah pengguna internet yang sudah mencapai hampir 30 juta, tentunya ini
potensi ekonomi tersendiri bagi Indonesia. Banyak pihak memprediksi hadirnya internet
ini seperti hadirnya teknologi listrik pada tahun 1920an. Internet akan melahirkan
kehidupan ekonomi baru dimana dalam kehidupan ekonomi tidak bisa dilepaskan dari
internet. Apabila penetrasi internet di Indonesia sudah sangat masif, segala kegiatan
ekonomi akan sangat berkaitan dengan internet. Di Indonesia banyak minimarket
sekarang menggunakan internet untuk melakukan pemesanan barang yang habis.
Dengan adanya internet, pihak minimarket tidak perlu lagi melakukan pemesanan ke
supplier sehingga lebih hemat BBM. Penggunaan internet dalam kehidupan ekonomi
akan menghasilkan ekonomi berbiaya rendah (low cost economy).

Media

Retail/Wholesale

Application Service

Government Basic Service

Information Service

Corporate Use (Banking, Retailing)

Entertainment
(Game online, VoD, HDTV, Podcast, IPTV)

Potential Internet Economy Framework (by ShARE)

Based on Research of ShARE ICT Knowledge Network


Sharing and Analysis on Regional Economy (ShARE) ITB
http://www.share-economy.org
Kami telah melakukan analisis potensi industri yang akan hadir seiring tumbuh
kembangnya internet, seperti terlihat pada framework di atas. Industri yang memiliki
pengaruh besar akan hadirnya internet adalah media. Hal ini dikarenakan internet secara
langsung menjadikan media untuk menyampaikan informasi. Walaupun jumlah
pengaksesnya belum sebesar media televisi, pengakses media internet telah jauh
melampaui media cetak bahkan mungkin puluhan kali lipat lebih banyak potensinya.
Munculnya pemain-pemain lokal industri internet yang memfokuskan diri pada media
seperti detik.com, kompas.com, dan juga okezone.com menunjukkan cepatnya respon
media akan hadirnya internet. Pendapatan yang diperoleh oleh industri media ini di
dapat dari iklan. Sebagai informasi belanja iklan perusahaan di Indonesia total mencapai
70 triliun rupiah setiap tahun. Akan tetapi internet hanya menikmati jatah sebesar 80
miliar. Ini tantangan sekaligus peluang bagi industri media online. Pemain media online
indonesia harus berbagi pasar dengan pemain superbesar seperti Google, Yahoo, dan
Microsoft. Data yang kami dapat dari Alexa.com menunjukkan bahwa media online
lokal di Indonesia hanya mampu berada di posisi tertinggi 9 untuk situs yang memiliki
trafik paling besar. Delapan peringkat teratas dikuasai oleh pemain asing seperti Google,
Yahoo, Microsoft, Facebook, Friendster. Ini menjadi tantangan sekaligus peluang
selanjutnya bagi pemain di industri media online.

Jual beli online baik retail atau wholesale juga akan menghiasi internet Indonesia ke
depan. Walaupun model bisnis murni ecommerce belum ada di Indonesia, transaksi jual
beli yang terjadi dari Internet potensinya sangat besar di Indonesia. Mereka yang
melakukan jual beli melalui internet umumnya masih melakukan metode konvensional
transfer bank. Hal ini disebabkan kurang mendukungnya lingkungan di Indonesia untuk
penggunaan sistem ecommerce dimana transaksi langsung menggunakan uang
elektronik (Paypal, kartu kredit). Tapi secara garis besar kami melihat tidak ada bedanya
antara transaksi ecommerce dan transaksi yang bukan disebut ecommerce, yaitu
keduanya memiliki muatan transaksi yang terjadi melalui internet. Besarnya potensi

Based on Research of ShARE ICT Knowledge Network


Sharing and Analysis on Regional Economy (ShARE) ITB
http://www.share-economy.org
transaksi jual beli online ini juga kami lihat berdasarkan studi di pasar global, salah
satunya di Amerika Serikat dan Eropa. Di Amerika dengan penetrasi pengguna internet
yang paling besar, pertumbuhan transaksi jual beli melalui internet dengan jual beli
konvensional terus meningkat. Prediksi dari lembaga sensus Amerika untuk tahun 2008
ini perbandingan transaksi jual beli melalui internet dengan konvensional mencapai 7%
dengan besar transaksi $300milyar atau sekitar 3.600 triliun rupiah (3 kali PDB
Indonesia). Di Eropa walaupun besar transaksinya tidak jauh dari Amerika pertumbuhan
jual beli online tergolong cukup tinggi. Terakhir berdasarkan data dari emarketer.com,
Eropa memiliki transaksi sebesar $255milyar atau sekitar 3000 triliun rupiah dengan
pertumbuhan 28%. Indonesia, dengan jumlah penduduk tidak kalah jauh dari kedua
benua itu memiliki potensi yang cukup besar pula untuk kearah sana. Saat ini memang
belum ada riset yang bisa menghitung berapa besar transaksi jual beli melalui internet di
Indonesia. Tapi beberapa pemain besar di bisnis jual beli melalui internet di Indonesia
menunjukkan ketahanan dalam menjalankan bisnisnya, seperti bhineka.com,
tanahabang.com, gramedia.com apalagi pendapatan mereka mencapai milyaran rupiah.

Google merupakan perusahaan internet paling maju saat ini. Walaupun sebagian besar
pendapatannya didapatkan dari iklan, model bisnis yang dikembangkan sebenarnya
berbasis layanan (Application Service). Selain google search, beberapa layanan lain yang
dikembangkan oleh google adalah navigasi bumi lewat GoogleEarth, GoogleDocs,
GoogleTrends, Email, dll. Layanan GoogleEarth banyak digunakan oleh ahli
pertambangan dan juga ahli kebumian untuk memeriksa permukaan bumi secara
langsung. Selain itu, pada bencana tsunami di Aceh lalu, Layanan googleEarth juga
dimanfaatkan oleh salah satu LSM di Indonesia untuk memonitor keadaan pasca tsunami
di Aceh. Pada akhir 2007 lalu Google dengan model bisnis layanannya berhasil
membukukan pendapatan $3663 juta atau sekitar 45 triliun rupiah jauh di atas Yahoo
yang hanya $1671 atau sekitar 18 triliun rupiah. Selain Google, penyedia jasa layanan
aplikasi lainnya yang cukup ternama adalah Salesforce.com. Salesforce menyediakan

Based on Research of ShARE ICT Knowledge Network


Sharing and Analysis on Regional Economy (ShARE) ITB
http://www.share-economy.org
layanan aplikasi ERP (Enterprise Resource Planning) melalui website. Perusahaan yang
ingin menggunakan aplikasi ERP tidak perlu melakukan investasi besar-besaran dengan
membuat server sendiri. Mereka cukup menggunakan jasa layanan dari Salesforce.com
sehingga biaya mereka bisa ditekan. Model bisnis seperti ini juga sekarang menjadi tren
seiring berkembanganya teknologi infrastruktur internet yang semakin murah. Dalam
buku The Big Switch juga digambarkan bagaimana korporasi-korporasi besar mulai
menggunakan jasa aplikasi layanan sejenis Salesforce karena mahalnya biasa instalasi
dan perawatan server mereka. Walaupun di Indonesia belum ada model bisnis semacam
ini, ke depan jika jaringan internet murah sudah menyebar di pelosok tanah air model
bisnis seperti ini akan turut mewarnai pasar Indonesia.

Kehadiran internet memberikan nilai tambah yang sangat besar pada layanan publik
pemerintah. Dengan memanfaatkan internet, pemerintah daerah bisa menghemat biaya
yang cukup besar. Selain itu, kecepatan layanan kepada masyarakat juga meningkat
dengan sangat drastis. Salah satu daerah di Indonesia yang sudah menerapkan ini adalah
Jembrana, Bali. Pemerintah daerah Jembrana menyediakan layanan yang sudah
terkomputerisasi segala yang berhubungan dengan informasi pemerintahan. Ini
menjadikan internet menjadi tumpuan bagi layanan publik di Indonesia ke depan.
Beberapa pemerintah daerah lain juga telah mengembangkan e-government yang
memanfaatkan internet untuk meningkatkan layanan publik. Selain pemerintah,
korporasi swasta juga memanfaatkan internet dalam segala bisnisnya. Industri yang
paling diuntungkan oleh adanya internet adalah perbankan. Dengan adanya internet,
mereka bisa menghadirkan layanan ATM dan juga internet banking. Layanan mereka
meningkat selain juga penghematan biaya. Tidak hanya perbankan saja, perusahaan
customer goods dan juga supermarket juga memanfaatkan internet untuk informasi
logistik mereka. Mereka bisa menghemat biaya BBM untuk transportasi, karena tidak
perlu melakukan pemesanan ke supplier/retailer.

Based on Research of ShARE ICT Knowledge Network


Sharing and Analysis on Regional Economy (ShARE) ITB
http://www.share-economy.org
Semakin meningkatnya bandwidth internet berkat kemajuan teknologi informasi juga
memicu tumbuhnya industri hiburan (entertainment). Survei yang dilakukan oleh suatu
lembaga di Amerika menunjukkan bahwa masyarakat Amerika lebih menyukai internet
daripada televisi. Mereka lebih suka internet karena mereka bisa menyaksikan program-
program televisi di Internet melalui IPTV, HDTV, dan juga Podcast. Internet telah
memungkinkan konvergensi berbagai media konvensional. Raksasa software Microsoft
juga telah melakukan investasi besar-besaran untuk mempersiapkan bisnis IPTV
mereka. Di Indonesia, model bisnis seperti ini baru berkembang dengan hadirnya
KabelTV dan juga TV Langganan. Cabang industri hiburan lain yang cukup besar
nilainya adalah Game. Industri game merupakan industri yang lebih besar dari Industri
Hollywood. Internet juga telah membawa genre game baru seperti MMORPG. Di
Indonesia industri game online sangat berkembang pesat di seluruh pelosok tanah air.

Tantangan di Indonesia
Tantangan terbesar bagi tumbuh kembangnya internet di Indonesia sebenarnya ada di
berbagai sisi. Dalam hal infrastruktur, Indonesia sangat jauh tertinggal dengan Negara
lain. Pemerintah perlu mengeluarkan regulasi yang mendukung pemain di industri
infrastruktur internet agar pertumbuhan infrastruktur jaringan internet menyebar di
seluruh wilayah Indonesia. Di sisi konten juga Indonesia memiliki tantangan besar. Data
Networked Readiness Index 2007-2008 yang menunjukkan Indonesia peringkat 9 untuk
jumlah produk/layanan asing patut menjadi perhatian kita bersama. Selama ini
keuntungan dalam industri internet di Indonesia dinikmati oleh pemain asing google,
yahoo, friendster, facebook, dll.

Keamanan menjadi penting ketika seluruh kehidupan ekonomi terkait dengan internet.
Kejahatan virtual secara personal bisa saja terjadi seperti pencurian kartu kredit, spam
email, dll. Dalam dunia bisnis juga dikhawatirkan akan terjadi kekacauan jika saja ada
pihak yang merusak sistem. Seperti digambarkan dalam film Die Hard 4.0. Bisa saja

Based on Research of ShARE ICT Knowledge Network


Sharing and Analysis on Regional Economy (ShARE) ITB
http://www.share-economy.org
fenomena itu menjadi kenyataan ketika semua sistem sudah saling terkait melalui
internet. Pemerintah dalam hal ini harus benar-benar serius menghadapi tantangan ini.
Perlu dibentuk tim khusus yang menangani kejahatan virtual di Indonesia.

Based on Research of ShARE ICT Knowledge Network


Sharing and Analysis on Regional Economy (ShARE) ITB
http://www.share-economy.org

You might also like