You are on page 1of 10

MANAJEMEN SUMBER BELAJAR (MSB)

Pengertian dan Pengembangan Sumber Belajar dan Pusat Sumber Belajar.


1. Depdikbud Dikti (akta V)
Arti sempit: Buku wajib, teks, anjuran………….
Sara pengajaran yang mampu menyediakan pesan (AV)
Arti luas : Segala Pengalaman manusia (Edger)
2. AECT
Berbagai sumber baik yang berupa data orang dan wujud tertentu yang dapat
digunakan olehsiswa dalam belajar baik secara terpisah/ terkombinasi sehingga
mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajarnya dan dibedakan menjadi 6
(pesan—lingkungan).

Manfaat Sumber Belajar


– Dapat memberi pengalaman belajar langsung dan kongkrit.
– Memungkinkan sesuatu yang tidak bisa diadakan, dikunjungi, dilihat secara
langsung.
– Menambah dan memperluas cakrawala sajian.
– Memberi informasi yang akurat dan terpadu.

MEDIA INSTRUKSIONAL DAN SUMBER BELAJAR


1. Gagne (70)
Media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat
merangsang siswa untuk belajar.
2. gane L. Wilkinson (80)
Media sebagai segala alat dan bahan selain buku teks yang dapat dipergunakan
untuk menyampaikan informasi dalam situasi B—M
3. AECT (77)
Media sebagai segala bentuk dan saluran yang dapat dipergunakan dalam proses
penyampaian informasi.
—>Guru termasuk SB
4. Sumber Belajar
Semua sumber yang mungkin digunakan si belajar secara sendiri atau gabungan
dalam situasi informal untuk memberikan kemudahan belajar (AECT)
5. Degeng (90)
Sumber belajar mencakup semua sumber yang mungkin digunakan si belajar agar
terjadi prilaku belajar.

Media sudah psti SB, Tetapi SB belumtentu media


SB: Dapat berupa potensi, semua pengalaman, yang digunakan untuk belajar.

4 model pengajaran
1. Tradisional Guru + alat peraga
Tujuan —> penetapan isi —> Guru —> Anak didik.
Tujuan Penetapan
2. Guru isialat peraga.
dibantu Anak didik
Tujuan —> penetapan isi —> Guru + alat peraga —> Anak didik.
Media
3. Tanya jawab instruktur tersembunyi antara guru dan media

4. Sistem Instruksi

Tujuan Penetapan isi Guru saja Anak didik


Media saja
Guru + Media
Ciri Sumber Belajar.
– Sesuatu daya atau kekuatan yang dapat memberi sesuatu ang diperlukan
dalam rangka proses instruksional
– Mempunyai nilai-nilai belajar: merubah dan membawa perubahan sesuai
dengan tujuan.
– Dapat digunakan secara keseluruahan/sebagian.
– Adanya pembedaan antara by design dengan utilization.

Perkembangan Sumber Belajar.


1. Sumber Belajar Praguru.
– SB yang utama “alam” dalam lingkungan keluarga.
– Dibantu SB lain yang sangat sederhana, debu, batu, air, angin, gunung dll
tergantung kemajuan peradapan.
– Sifat pendidikan sangat tertutup, rahasia, belum dirumuskan dalam bentuk
kuri kulum dan tidak ada ketentuan.
2. Sumber Belajar Guru
– SB utama “orang”
– SB penunjang sangat sederhana lebih maju dari SB Praguru
– Sistem Pendidikan, isi ajaran, peranan Orang, teknik yang digunakan, desain
bahan dan alat lingkungan belajar.
– Sejumlah SB masih sangat terbatas.
3. Sumber Belajar Cetak
– Terjadi karena ditemukan alat cetak, buku, komik, majalah.
– Tujas guru menjadi agak ringan.
– Masih belum begitu jelas tujuan dan teknik perumusan dalam pembuatannya
(pada saat itu)
– Dapat diperbanyak dalam waktu cepat dan tempat yang luas.
4. Sumber Belajar dari Produk Teknik Komunikasi.
– Terjadi karena hasil Teknik Komunikasi (alat dan bahan audio visual)
– Ppengaruh ilmu yang lain (sosial): Sosiologi, antropologi, Psikologi, ilmu
belajar mengajar —> teknik pendidikan.
– Berbeda cara mendesain lebih tearah sesuai dengan karakteristik siswa.

PUSAT SUMBER BELAJAR (PSB)


1. “Aktivitas yang terorganisir yang terdiri dari direktur, stap, dan perlengkapan
yang ditempatkan dalam satu fasilitas khusus atau lebih, untuk produksi,
perbekalan dari presentasi materi pengajaran dan perlengkapan layanan
pengembangan dan perencanaan yang berkaitan dengan kuri kulum”.
Pengajaran pada Kampus Universitas (lembaga pendidkan) (Merill dan Nrob).
2. Suatu tempat dimana guru/calon guru dapat mengembangkan bahan-bahan
pengajaran yang ditunjang dengan multi media pendidikan yang terpadu yang
terdiri dari unsur-unsur: perpustakaan, audio visual, work shob, laboratorium
sekolah (P3G)

Pandangan PSB di Indonesia


I. Kurikulum 75
Menuntut
Program pengajaran —> Topik bahasan —> Pengembangan —> Setret
Guru terkait oleh cara belajar tradisional, adanya aturan yang menghambat
dinamika proses kenyataan.
Perpus belum memadai
Penggunaan buku belum diperankan sebagai rencana.
Belum membudayakan hasil teknologi modern dalam pendidikan.
II. Tujuan Pokok P3G
Memperbaiki mutu dan kemampuan guru SD SLTP/A
Usaha: — Memberikan penataran
— Memperbaharui program pendidikan Guru
— Merombak keseluruhan sistem pendidikan
Perbaikan dalam metode dan pengelolaan B—M perlu kelengkapan sarana
penunjang: materi dan alat bantu.

Kelompok Proyek
– Penyesuaian program kurikulum dengan kebutuhan Pemakai
– Penataran program kurikulum, metode serta pengelolaan B_M
– Penyediaan sarana penunjang PSB
– Penilaian dan penelitian terhadap proyek dan keberhasilan program
pembelajaran.
Yang Dikembangkan
– P6BK sebagai dasar pengembangan dan penyusunan program kurikulum
– CBSA sebagai dasar Sistem pengelolaan B—M
– PSB sebagai sarana penunjang dalam pengembangan program B—M, kontrol
kualitas program pendidikan menilai kemampuan

Pola Organisasi PSB


1. Terpisah
– Semua Program/bagian lepas sendiri-sendiri
– Tidak mempunyai induk, berdiri sendiri biaya + polecy sendiri
Positif
– Tidak terikat aturan bagian lain
– Lebih luasa + akrab dengan klien
– Tempat mudah diatur
– Bagian tertentu dapat didekatkan pada klien
– Yang paling butuh
Negatif
– Butuh banyak tenaga/pengamanan
– Anggaran besar
– Tumpang tidih tugas.
– Sulit kontrol, + kurang terjamin keamanannya.

2. Terpusat
Bagian-bagian/program-program kegiatan dikordinir oleh organisasi Pusat
(induk)
Positif
– Memudahkan penggunaan proses kerja, penggunaan ruangan, peralatan
keuangan.
– Terham dari hambatan birokrasi
– Saling mendukung antar bagian
– Lebih efesien: dana, sarana, pealatan dsb.
Negarif
– Butuh tempat luas, terpisah, denga kegiatan kuliah.
– Kusulitan pelayanan secara cepat dan tepat.

Oleh : Arif Wicaksono Mahasiswa Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Universitas


Negeri Yogyakarta

BAB I

PENDAHULUAN

Berbagai usaha yang dilakukan oleh guru atau pengelola pendidik untuk lebih
meningkatkan serta mendukung proses belajar agar lebih efektif dan efisien.
Meskipun banyak faktor yang menentukan kualitas pendidikan atau hasil belajar.
Salah satunya yang terkait dengan sumber belajar. Banyak berbagai sumber yang
dapat dijadikan sebagai sumber belajar.

Seperti yang dilakukan oleh ibu Hariyati melakukan praktek mengajar mata
pelajaran IPS di SDN Kalisalak II Kebasen. Salah satu kegiatannya adalah siswa
diajak ke warung dekat sekolah, dengan menanyakan berbagai jenis barang, harga beli
dan harga jual. Selain itu, belajar dari sesama teman juga memiliki makna lebih besar
sebab siswa lebih mudah memahami bahasa dan isyarat yang diberikan oleh
temannya. Lewat kegiatan berkelompok pula siswa memperoleh berbagai hal yang
sulit didapatkan pada saat belajar sendiri, seperti sikap mau menghagai orang lain,
sikap mau menerima orang lain, bekerja sama, dan sikap menikmati hidup bersama
orang lain.

Taman Bacaan Masyarakat (TBM) juga dapat dijadikan sebagai bagian dari
layanan dalam memenuhi minat baca masyarakat serta sebagai sumber belajar bagi
masyarakat dengan menyediakan bahan-bahan bacaan atau koleksi bahan pustaka
serta informasi lainnya. Dilihat dari sisi pelayanan, TBM masih belum dikelola secara
profesional, dari sisi koleksi bahan pustaka, koleksi yang dimiliki masih belum
lengkap ragam dan jenisnya sesuai kebutuhan masyarakat sekitar, serta kemampuan
pengelola belum sesuai standar. Pentingnya keberadaan TBM dalam menumbuhkan
minat baca masyarakat, maka diperlukan TBM yang dapat mengakomodir dan
memfasilitasi kepentingan tersebut.

Banyaknya sumber belajar perlu dilestarikan serta dikelola, karena berperan


untuk mendorong efektifitas serta optimalisasi proses pembelajaran melalui
penyelenggaraan berbagai fungsi yang meliputi fungsi layanan fungsi
pengadaan/pengembangan media pembelajaran, fungsi penelitian dan pengembangan,
dan fungsi lain yang relevan untuk peningkatan efektifitas dan efisiensi pembelajaran.
Untuk itu diperlukannya upaya dalam peningkatan perpustakaan sebagai pusat sumber
belajar.

BAB II

Kajian Teori

<!--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->Teori Sumber Belajar

Secara tradisional, sumber belajar adalah guru dan buku paket. Padahal
sumber belajar yang ada di sekitar sekolah, di rumah, di masyarakat sangat banyak.
Sangat di sayangkan berbagai sumber belajar disekitar kita yang berlimpah-limpah
tersebut belum dapat dimanfaatkan secara maksimal. Sumber belajar tradisional
adalah guru dan buku teks, dan untuk banyak guru (dan dosen) ini masih adalah cara
utama untuk mengajar. Siapa atau apa saja sumber belajar itu? Tentu saja bukan guru
sebagai satu-satunya sumber belajar. Tapi apapun, baik lingkungan, nuansa, alat,
bahan dan lain-lain bisa berfungsi sebaga sumber belajar.

Menurut konsep Teknologi Pendidikan, sumber belajar dapat meliputi (1)


Orang (seperti guru, teman, tokoh, artis/selebritis, dll); (2) Bahan (seperti buku teks,
modul, CD-ROM pembelajaran, VCD Pembelajaran, OHT, dll); (3) Alat (seperti
komputer, LCD projector, peralatan lab, dll); (4) Lingkungan (baik lingkungan fisik
seperti tata ruang kelas atau non fisik seperti nuansa, iklim belajar, hubungan antara
guru dan siswa, dll); (5) Pesan; (6) Tehnik.

Itu semua merupakan sumber belajar. Jadi, dalam proses pembelajaran di


sekolah atau perguruan tinggi atau di perusahaan tempat kerja, harus ada upaya atau
harus ada sekelompok orang dengan keahlian, tugas dan tanggung jawab tertentu yang
mampu menyulap sedemikian rupa semua sumber belajar tersebut agar optimal untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran. Oleh karena itu,
diperlukanlah suatu institusi yang “secara konseptual” dinamakan sebagai Pusat
Sumber Belajar. Pusat Sumber Belajar ini, atau apapun namanya adalah
sekelompok orang plus sekretariat (atau bangunan) yang bertugas mengelola
dan mengoptimalkan berbagai bentuk dan jensi sumber belajar, seperti
disebutkan di atas, sedemikian rupa untuk meningkatkan efektifitas dan
efisiensi pembelajaran.

Suatu lembaga pendidikan tinggi tidak mungkin dapat terselenggara dengan


baik jika para dosen dan para mahasiswa tidak didukung oleh sumber belajar yang
diperlukan untuk penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.

<!--[if !supportLists]-->2. <!--[endif]-->Pusat Sumber Belajar

Menurut Tucker (79) pusat sumber belajar didefinisikan dengan istilah media
center, dengan pengertian bahwa suatu departemen yang memberikan fasilitas
pendidikan, latihan, dan pengenalana melalui produksi bahan media (transparansi
overhead, slide, filmstrip, videotape, dll) serta memberikan pelayanan penunjang
(seperti sirkulasi peralatan audiovisual, penyajian program-program video, pembuatan
katalog, dan pemanfaatan pelayanan sumber-sumber belajar pada perpustakan. Pusat
Sumber Belajar bertugas untuk menyediakan sarana dan media pendukung bagi
kegiatan belajar mengajar seperti yang dilakukan oleh Yayasan Pendidikan Salman
Al-Farisi, yakni seperti pengadaan alat peraga yang efektif bagi kegiatan belajar
mengajar (KBM), pengadaan media promosi dan publikasi, dan lain sebagainya.

<!--[if !supportLists]-->3. <!--[endif]-->Perpustakaan

Menurut Sulistyo (1991)perpustakaan diartikan sebagai sebuah ruangan, atau


gedung yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya
disimpan menurut tata susunan tertentu yang digunakan pembaca bukan untuk dijual.

BAB III

Pembahasan
Peningkatan Perpustakaan sebagai Pusat Sumber Belajar

Upaya untuk menghidupkan dan mengembangkan perpustakaan sangat


dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak. Tidak hanya tugas pengurus/anggota
perpustakaan dan institusi terkait, melainkan kita semua karna intinya usaha bersama
menjaga atau mengembangkan ilmu pengetahuan. Serta merevisi atau mengkaji ulang
tujuan dari perpustakaan, untuk mengintensifkan perpustakaan menjadi pusat sumber
belajar.

Untuk itu, perpustakaan perlu memiliki atau memberikan pelayanan yang


prima dan terbaik dalam penyediaan dan pelayanan informasi dalam menunjang tugas
pokok dan fungsi lembaga induknya. Artinya memberikan pelayanan prima, yaitu
suatu sikap atau cara pustakawan dalam melayani penggunanya dengan prinsip
people based service (layanan berbasis pengguna) dan service excellence (layanan
unggul). Semua ini untuk memuaskan pengguna, meningkatkan loyalitas pengguna,
serta meningkatkan jumlah pengguna.

Bukan hanya pemimpin tetapi semua pengelola atau pegawai perpustakaan


harus berani menampilkan “wajah baru” atau “gerakan baru” dalam arti berani
melakukan terobosan baru dan paradigma baru yaitu dapat mengubah persepsi
masyarakat/akademis dari perpustakaan identik dengan buku menjadi perpustakaan
identik dengan informasi.

Ketergantungan pada seorang pemimpin perlu ditinggalkan dan bergerak


menciptakan kreatifitas atau inovasi yang sistematis. Pimpinan pusat (lembaga)
tentunya membuka pintu yang lebar kepada semua bawahannya untuk menentukan
kebijakan dalam menciptakan keratifitas untuk mengembangkan dan meningkatkan
perpustakaan.

Upaya selanjutnya bagaimana pengelola menjalin hubungan dengan semua


pihak atau institusi melakukan kerja sama yang saling menguntungkan untuk
meningkatkan dan mengembangkan perpustakaan. Hubungan dengan masyarakat juga
perlu ditingkatkan, misalnya membuka perpustakaan keliling, pelatihan penulisan
karya ilmiah, kegiatan kompetisi dalam masyarakat (lomba synopsis, artikel, opini
dll). Hal ini untuk meningkatkan minat baca masyarakat/akademis dan menjadi
perpustakaan yang mampu bersaing.

Sehubungan dengan ini kemampuan pustakawan, idealnya perlu adanya


Pusdiklat Perpustakaan Nasional RI yang terakreditasi sehingga dapat menetapkan
sertifikasi untuk standar kompetensi tertentu bagi pustakawan Indonesia agar berdaya
saing tinggi dan akreditasi perpustakaan.

Kemudian adanya Undang-undang tentang Perpustakaan yang meliputi :

Kepala Perpustakaan (unsur pimpinan)

Petugas tata usaha perpustakaan (unsur pembantu pimpinan)

Unsur pelaksana yang terdiri atas:

a) Petugas pengadaan/pengolahan bahan pustaka,

b) Petugas pelayanan (sirkulasi dan referensi),

c) Petugas penyuluhan/pemasyarakatan, dan

d) Petugas penelitian dan pengembangan

Dengan adanya undang-undang tentang perpustakaan khususnya unsur pelaksana


yang terkait dengan petugas penyusluhan, penelitian dan pengembangan lebih
ditekankan sehingga dapat menciptakan atau menemukan sesuatu yang baru. Serta
menganalisa bagaimana usaha atau jalan untuk lebih meningkatkan perpustakaan
menjadi pusat sumber belajar.

BAB IV

Penutup

Kesimpulan

Perpustakaan bukan hanya miliki satu lembaga melainkan milik kita semua.
Setiap perpustakaan harus dapat memberikan pelayanan yang prima dan terbaik.
Dalam pengelolaan dapat menjalin hubungan dengan semua pihak atau institusi
dengan melakukan kerja sama yang saling menguntungkan untuk meningkatkan dan
mengembangkan perpustakaan. Membuat hubungan dengan masyarakat yang ada di
sekitar perpustakaan tersebut.

Saran

Untuk meningkatkan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar maka perpustakaan


harus dapat melakasanakan tugasnya sesuai dengan fungsi perpustakaan sebagai pusat
sumber belajar. Perpusatakaan dapat mengikuti perkembangan zaman yang ada serta
memperbanyak sumber referensi baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Daftar Pustaka

AECT. 1997. The Definition of Educational Technology. Washington: AECT

Budhiningsih, C. Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta

Mudhoffir. (1986). Prinsip-Prinsip Pengelolaan Pusat Sumber Belajar. Bandung:


Remaja Rosdakarya

Muhtadi, Ali. 2005. Managemen Sumber Belajar ‘Buku Pegangan Kuliah’.


Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta

Wirojoedo, Soebijanto. 1986. Perencanaan Pendidikan’Buku Pegangan Kuliah’.


Yogyakarta : CV. Kaliwangi

Pujiriyanto. 2005. Otomasi Perpustakaan. Yogyakarta : FIP UNY

Seels, Barbara B & Richey, Rita C. 1994. Teknologi Pembelajaran: Definisi dan
Kawasannya (terjemahan oleh Yusuf Hadimiarso, dkk). Jakarta: Unit
Percetakan Universitas Negeri Yogyakarta

http://www.surya.co.id/web/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=30740

http://www.karangturi.org/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=59

http://www.ung.ac.id/web/lp3/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=16

http://lib.unair.ac.id/index.php?option=com_content&task=view&id=152&Itemid=25
2

~ oleh arhiefstyle87 di/pada Nopember

You might also like