You are on page 1of 12

I.

Pengkajian 1. Anamnesa a) Biodata klien Nama Usia Jenis kelamin Pekerjaan : Tn. A : 65 tahun : Laki- laki : pekerja di pabrik jaket kulit bagian pewarnaan : Kanker kandung kemih

- Diagnosa medis

b) Keluhan utama: nyeri pada pelvis dan keluar darah saat berkemih - Provoking incident (P): Tanyakan pada klien apakah ada peristiwa yang menjadi factor predisposisi dan factor presipitasi terjadinya nyeri pada pelvis. (Pada kasus, factor predisposisinya adalah bekerja di pabrik kulit bagian pewarnaan dan jenis kelamin, serta faktor presipitasinya adalah perokok berat.) Tanyakan apakah ada faktor faktor yang memicu dan meringankan rasa nyeri pada pelvis. - Quality, quantity (Q): Nyeri pada pelvis. Tanyakan pada klien bagaimana gambaran dari rasa nyeri (terasa panas, seperti terbakar atau perih). (Pada Pada kasus, tidk teridentifikasi.) - Region, radiation, relief (R): (Pada kasus, nyeri yang dirasakan klien pada area pelvis.) - Severity, scale (S): Tanyakan pada klien seberapa parah nyeri yang dirasakan. Dan bisa ditanyakan dengan skala 1-10. (Pada kasus, tidak teridenifikasi.)

Tipe Nyeri Skala Nyeri 1-3 4-6 7-9 10 Tipe Nyeri nyeri ringan nyeri sedang nyeri berat. nyeri sangat berat.

(Sumber: Saduran dari Fundamental Of Nursing, Sudiharto, Asuhan Keperawatan pada Pasien Nyeri, 1996 ; 23).

- Time (T): Tanyakan pada klien seberapa sering nyeri yang dirasakan oleh klien. (Tidak teridentifikasi.) c) Riwayat kesehatan sekarang: Klien dirawat di rumah sakit dengan keluhan nyeri pada pelvis dan keluar darah saat berkemih. Tanyakan pada klien sejak kapan keluhan terjadi? Tanyakan kepada klien kapan nyeri pada pelvis terjadi diawal atau di akhir urinasi? d) Riwayat kesehatan masa lalu: Apakah klien pernah mengalami penyakit infeksi bakteri kronis pada saluran kemih, skistosomiasis kronis, kanker kelenjar prostat, kolon atau rektum? (Pada kasus, tidak teridentifikasi.) e) Riwayat kesehatan keluarga: Tanyakan pada klien/keluarga apakah ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit dengan tanda gejala yang sama dengan klien?Apakah ada riwayat herediter? (Pada kasus, tidak teridentifikasi. ) f) Riwayat obat-obatan: Tanyakan pada klien apakah klien memiliki alergi pada obat tertentu? Apakah klien pernah mengkonsumsi obat-obatan seperti analgesik, antibiotik, atau obat obat untuk kelainan urinarius baik dari resep dokter/dibeli sendiri sebelumnya?Apakah ada efek samping obat yang mempengaruhi kondisi klien? Pada kasus klien mendapatkan obat : - Mitomisin

2. Pola-pola fungsi kesehatan a) Pola Aktivitas & Lingkungan Tanyakan bagaimana kondisi lingkungan tempat tinggal klien dan tempat biasanya klien beraktivitas? Apakah dalam aktivitas sehari - hari klien terganggu dengan keadaannya

saat ini?Apakah klien mudah lelah dalam beraktivitas? Apakah lingkungan sekitar klien menjadi faktor resiko timbulnya gejala? (Pada kasus, Klien bekerja di pabrik jaket kulit bagian perwarnaan dengan zat- zat yang berbahaya bagi tubuh.) b) Pola Gaya Hidup Tanyakan pada klien apakah klien merupakan perokok berat yang merupakan faktor resiko timbulnya gejala? (Pada kasus, Klien merupakan perokok berat.) c) Pola Eliminasi Tanyakan kepada klien bagaimana pola eliminasi klien? (Pada kasus, klien tidak bisa menahan berkemih dan sering berkemih.) d) Pola Nutrisi/Cairan Tanyakan pada klien berapa banyak klien biasanya minum dalam sehari? Tanyakan pada klien apakah berat badan klien turun/tidak?Bagaimana asupan nutrisi klien setiap harinya? Apakah klien mengalami kakeksia? (Pada kasus, tidak teridentifikasi.)

3. Aspek psiko-sosio-spiritual Terhadap Klien 1) Bio Pada klien kanker kandung kemih ini terjadi perubahan pada bagian tubuhnya. 2) Psiko Klien akan merasakan cemas yang diakibatkan oleh rasa nyeri dari pada pelvisnya dan adanya lesi serta masa di kandung kemihnya, selain itu klien mesti melaksanakan berbagai terapi yang dianjurkan tim medis. Untuk itu, penjelasan prosedur kepada klien mesti jelas dan tetap memberikan spirit kepada klien. 3) Sosio Klien akan kehilangan perannya dalam keluarga dan dalam masyarakat karena harus menjalani perawatan yang waktunya tidak akan sebentar dan juga perasaan akan ketidakmampuan dalam melakukan kegiatan seperti kebutuhannya sendiri seperti biasanya. 4) Spiritual

Klien akan mengalami gangguan kebutuhan spiritual sesuai dengan keyakinannya baik dalam jumlah ataupun dalam beribadah yang diakibatkan karena rasa nyeri dan ketidakmampuannya.

Terhadap Keluarga Masalah yang timbul pada keluarga dengan salah satu anggota keluarganya terkena kanker kandug kemih adalah timbulnya kecemasan akan keadaan klien, apakah nanti akan sembuh total atau tidak. Koping yang tidak efektif bisa ditempuh keluarga, untuk itu peran perawat disini sangat vital dalam memberikan penjelasan terhadap keluarga. Masalah-masalah diatas timbul saat klien masuk rumah sakit, sedang masalah juga bisa timbul saat klien pulang dan tentunya keluarga harus bisa merawat, memenuhi kebutuhan klien. Selain itu, klien adalah seorang kepala keluarga yeng berkewajiban mencari nafkah bagi keluarga. Hal ini tentunya menambah beban bagi keluarga dan bisa menimbulkan konflik dalam keluarga.

4. Pemeriksaan Fisik a. Inspeksi Inspeksi dilakukan untuk mengetahui bentuk dan gerakan- gerakan abdomen. Dilakukan dengan cara : atur posisi secara tepat, lakukan pengamatan bentuk abdomen secara umum, kontur permukaan abdomen, dan adanya retraksi, penonjolan, serta

ketidaksimetrisan. Selain itu, secara keseluruhan.

inspeks dilakukan untuk melihat keadaan umum klien

Pada kasus, hasil pengkajian : didapatkan konjungtiva pucat. b. Palpasi Palpasi pada kasus ini, dilakukan untuk mengetahui adanya massa dalam abdomen (ukuran, lokasi, mobilitas, kontur, konsistensi) dan nyeri tekan. Secara lebih khusus, palpasi dilakukan untuk mengetahui keadaan hepar, limpa, ginjal, dan kandung kemih. Cara melakukan palpasi : - Palpasi hepar Dilakukan dengan cara bimanual untuk mengetahui pembesaran. Cara : berdiri di samping kanan klien, tekan di daerah posterior pada tulang rusuk ke-11 atau 12. - Palpasi limpa

Limpa tidak teraba pada orang dewasa normalnya. Cara : anjurkan klien miring ke kanan sehingga limpa dekat dengan dinding abdomen, lakukan palpasi pada batas tulang rusuk kiri dengan menekan ke atas. - Palpasi ginjal Pada umumnya, ginjal kanan lebih mudah di palpasi daipada ginjal kiri, karen ginjal kanan letak anatomisnya lebih rendah daripada ginjal kiri. Ginjal kanan terletak pada tulang rusuk ke-12, sedangkan ginjal kiri sejajar dengan tulang rusuk yang ke-11. Cara: posisi klien telentang dan perawat berdiri di sisi kanan, tekan pada dinding abdomen anterior di garis midklavikula pada tepi bawah batas kosta. - Palpasi kandung kemih Palpasi kandung kemih dapat dilakukan dengan dua atau satu tangan. Kandung kemih teraba terutama bila mengalami distensi akibat penimbunan urine. Bila ditemukan adanya distensi, lakukan perkusi pada area kandung kemih untuk mengetahui suara/ tingkat redupnya (apakah ada massa karena tumor/ tidak). Pada kasus, saat dipalpasi terdapat massa pada bagian abdomen, hepatomegali (+), dan limphadenophaty (+). c. Perkusi Perkusi pada ginjal untuk memeriksa adanya tenderness atau nyeri dengan menekan atau mengetok pelan pada daerah pelvis. Pada kasus, ada nyeri pada pelvis kemungkinan ada inflamasi pada saluran kemih (kandung kemih) karena invasi tumor/bakteri. Perkusi juga dilakukan untuk mengetahui posisi limpa dan hepar. Bunyi perkusi normal pada abdomen adalah timpani, namun bunyi ini dapat berubah dalam keadaan tertentu. Misalnya, apabila hepar dan limpa membesar, bunyi perkusi akan menjadi redup, khususnya perkusi di area bawah arkus kostalis kanan dan kiri. Pada kasus, hasil pengkajian : ada hepatomegali (+) dan limphadenophaty (+).

5. Pemeriksaan diagnostik Karsinoma kandung kemih perlu dibedakan dari tumor ureter yang menonjol dalam kandung kemih, karsinoma prostat,dan hipertrofi prostat lobus median prostat. Untuk membedakan kelainan ini dibutuhkan endoskopi dan biopsi, urografi atau IVP, CT Scan, USG dan sitoscopy.

a. Pemeriksaan Urografi (IVP) Menggunakan sinar x untuk mengevaluasi sistem saluran kemih. b. CT scan/MRI. Pemeriksaan ini memberikan informasi tentang luasnya lesi invasive pada ginjal.Untuk menentukan diagnosis dan stadium karsinoma sel ginjal. c. Ultrasonografi (USG) Test ini mengunakan alat yang dipegang dan diletakkan di atas permukaan kulit untuk memeriksa kandung kemih dan struktur di pelvis dengan bantuan gelombang suara. Test ini menunjukan hubungan tumor dan penyebaran tumor. d. Endoskopi Dilakukan untuk melihat bentuk dan besar tumor. e. Sistokopi Adalah pemeriksaan pada kandung kemih dan prostat dengan menggunakan alat yang dinamakan sistoskop, untuk mendeteksi penyebab sumbatan pada kandung kemih. (Pada kasus, hasil dari sistokopi : adanya lesi dan massa pada kandung kemih.) f. Systoreustroskopi Dilakukan untuk melihat posisi tumor.

6. Pemeriksaan Laboratorium a. Biopsi tumor atau mukosa Merupakan prosedur diagnostik definitif. Sebagian dari dinding kandung kemih di ambil sampelnya dilakukan selama sistokopi. Sampel ini akan menunjukan diagnosa penyakit dengan melihat jaringan dan selnya.

b. Pemeriksaan sitologi urin Karsinoma sel transisional dan karsinoma in-situ akan melepaskan sel-sel kanker yang dapat dikenali, pemeriksaan sitologi urin yang baru dan larutan salin yang digunakan sebagai pembilas kandung kemih akan memberikan informasi tentang prognosis klien, khususnya klien yang beresiko tinggi untuk terjadinya tumor primer kandung kemih. Test urin dapat dilakukan untuk menyingkirkan atau untuk memperoleh kondisi spesifik tentang kelainan urin. Sebagai contoh, kultur urin dapat dilakukan untuk menyingkirkan

infeksi. Kehadiran antibodi tertentu dan lainnya mungkin menunjukkan tanda-tanda kanker. Beberapa tes ini mungkin dapat membantu dalam mendeteksi dini kanker berulang. Selain itu juga, kultur urine dapat untuk pemeriksaan enzim telomerase bertujuan mendeteksi T53 dan mengetahui kecepatan pembelahan sel, yang khusus berada dalam kandung kemih. Adanya enzim ini dalam urine/ enzim telomerase (+) adalah abnormal, karena menunjukan pertumbuhan sel yang berlebihan. Pada kasus, hasil laboratorium urine : keruh.

Sifat Tampilan Warna

Normal Jernih Kekuning-kuningan

Abnormal dan kemungkinannya Keruh : banyak ditemukan eritrosit dan leukosit seperti dalam UTI atau endapan kristal urat atau kristal fosfat. Merah atau coklat : hematuria, hemoglobinuria Merah : makan buah bit, piridium Coklat : ikterus pada saluran

empedu, porfirin dalam porfiria, melanin dalam melanoma. Oranye : piridium Bau Sedikit berbau Bau tidak enak sering timbul pada UTI, bau aseton dalam diabetes ketoasidosis, terdapat di bau amonia biasa setelah

spesimen

didiamkan akibat degradasi bakteri urea. Berat jenis 1,001-1,035 Relatif konstan mendekati 1,010 pada gagal ginjal Ph 5-6,5 >7,5 diduga terdapat UTI dengan organisme yang menghasilkan urea. Protein 0 hingga samar < Sebagian besar penyakit ginjal

150mg/hari

ditandai oleh proteinuria, sindrom nefrotik : >3,5 g/hari

Glukosa Keton Eritrosit

Negatif Negatif 0-2/LPB

Diabetes mellitus Diabetes melitus, kelaparan Ditemukan dalam jumlah besar pada UTI, glomerulonefritis, neoplasma, batu, nekrosis papilaris, koagulopati.

Leukosit

0-4/ LPB

Terlihat jumlah meningkat pada UTI dan berbagai keadaan lain.

Sel epitel

0-5/ LPB

Jumlah

sel

epitel

ginjal

yang adanya

berlebihan

menandakan

penyakit ginjal. Bakteri 0 Terlihat bakteri dalam urine segar yang tidak diputar, menandakan UTI. Badan lemak oval Silinder 0-1/ LPB Bekuan protein terbentuk dalam tubulus ginjal dan duktus 0 Terlihat pada sindrom nefrotik

pengumpul, jumlah yang berlebihan atau jenis khusus yang berkaitan dengan penyakit ginjal. Kristal Banyak jenis Sistin : aminoasiduria abnormal.

c. Pemeriksaan Hb. - Hb menurun oleh karena kehilangan darah, infeksi, uremia, gros atau micros hematuria d. Pemeriksaan Leukosit - Leukositosis bila terjadi infeksi sekunder dan terdapat pus dan bakteri dalam urine - LDH meningkat; kanker hati, metastase ke hati, lymphoma, leukemia akut

- SGPT (AST), SGOT (ALT) meningkat, kanker metastase ke hati. - BUN (Blood Urea Nitrogen) berfungsi sebagai kapasitas ekskresi urin. Kadar serum bergantung pada produksi ureum tubuh dan aliran urin. Ureum merupakan produk akhir nitrogen dari metabolism protein. Kadar BUN juga dipengaruhi oleh asupan protein, pemecahan jaringan, dehidrasi, syok, gagal jantung, stress, perdarahan saluran pencernaan. Dalam kasus teridentifikasi bahwa BUN meningkat dikarenakan ada kerusakan pada ginjal. No. Item 1. Hematuria Standar Tidak terjadi Data klien Terjadi Intreprestasi Abnormal, Adanya sel

darah merah dalam urine karena inflamasi jaringan.

2.

Massa abdomen

pada Tidak terjadi Tidak terjadi

Terjadi

Abnormal

3.

Hepatomegali

Terjadi

Abnormal,

Terjadi

pembesaran dan pengerasan terhadap hepar

4.

Limphadenophaty Tidak terjadi

Terjadi

Abnormal, pembesaran kelenjar limfe

Terjadi terhadap karena

infeksi atau adanya tumor 5. Urgency Tidak terjadi Terjadi Abnormal, kandung sempurna 6. Frequency Tidak terjadi Terjadi Abnormal, kandung sempurna 7. Urine keruh Urine berwarna Urine keruh Abnormal, adanya Pengosongan kemih tidak Pengosongan kemih tidak

jernih kekuning kuningan 8. Enzim telomerase Negatif (+) Positif

hematuria

Abnormal, pembelahan menerus. sel

adanya terus

9.

Blood Nitrogen

Urea 7-21 mg/Dl Wanita

45 mg/dL

Abnormal,

terjadi

penurunan fungsi ginjal. : 10 gr/dL Abnormal

10.

Hemoglobin

12,1 15,3 gr/dL Pria : 13,8 gr/dL 11. Konjungtiva Merah muda 12 Hasil sistokopi Tidak terdapat lesi massa pada kandung kemih Pucat Abnormal, menurun Ada lesi dan Abnormal, terdapat kanker massa pada pada kandung kemih. karena Hb 17,5

dan kandung kemih.

II.

Analisa Data Data yang menyimpang Etiologi Masalah Nyeri b.d invasi jaringan sekitar d.d klien mengeluh nyeri pelvis,ada masa di abdomen.

DS : klien mengeluh nyeri Terdapat dalam patofisiologi. pelvis dan keluar darah saat berkemih

DO : Palpasi : ada massa pada abdomen, hepatomegali (+), dan limphadenophaty (+)

Hasil Sistoskopi: ada lesi dan massa pada kandung kemih

DS: Klien mengeluh nyeri Terdapat dalam patofisiologi. pada pelvis dan keluar darah saat berkemih.

- DO: Hasil pengkajian perawat didapatkan : klien menahan sering tidak bisa

Perubahan pola eliminasi urin b.d perubahan fungsi kandung kemih d.d urin keruh,lei,massa,klien tidak bisa menahan berkemih dan sering berkemih.

berkemih, dan

berkemih

konjungtiva pucat. - Warna urine keruh - Hb : 10 g/dL - Hasil Sistoskopi: ada lesi dan massa pada kandung kemih DS : DO : Inspeksi : konjungtiva klien tampak pucat. Pemeriksaan lab : Terdapat dalam patofisiologi. Resti gg.nutrisi kurang dari kebutuhan b.d hipermetabolisme tubuh.

BUN meningkat = 45 mg/dl

III.

Diagnosa Keprawatan 1. Nyeri b.d invasi jaringan sekitar d.d klien mengeluh nyeri pelvis,ada masa di abdomen. 2. Perubahan pola eliminasi urin b.d perubahan fungsi kandung kemih d.d urin keruh,lei,massa,klien tidak bisa menahan berkemih dan sering berkemih. 3. Resti gg.nutrisi kurang dari kebutuhan b.d hipermetabolisme tubuh.

You might also like