You are on page 1of 8

http://bandung.detik.

com/read/2011/05/04/171013/1632556/486/korban-diduga-mati-lemassetelah-dianiaya-pelaku Bandung - Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) sudah melakukan otopsi terhadap jasad pria korban pembunuhan yang mayatnya dibuang di sekitar Babakan Siliwangi. Kemungkinan besar pria yang kedua lengannya bertato itu mati lemas setelah dianiaya pelaku. "Dugaan sementara, korban mati lemas. Ada luka lecet yang terletak di leher dan dada kanan bagian atas akibat benda tumpul," ujar Kepala Bagian Forensik RSHS Bandung, dr Noorman Herryadi kepada wartawan di RSHS, Rabu (4/5/2011). Noorman belum bisa memberi keterangan pasti yang menyebabkan korban mati lemas. Selain itu, sambung Noorman, korban mengalami luka terbuka di bibir serta mengakibatkan gigi seri kanan patah. "Kulit korban sawo matang, tinggi 160 sentimeter dan berat badan 50 kilogram. Ada tanda hiperpigmentasi atau terdapat warna kulit lebih gelap di dada samping kanan denga ukuran 2x1 sentimeter," papar Noorman sembari menambahkan kalau korban sepertinya baru memangkas kumis dan jenggot. Saat tewas, korban memakai jaket kemeja panjang abu-abu merek M Gee dan celana jeans krem merek Lea. Ciri lainnya, di lengan kanan atas ada tato gambar berbentuk mirip matahari yang bagian tengahnya diberi tanda silang. Sementara pada lengan kiri atas terdapat tato bertuliskan ARWAH.\

http://www.tribunnews.com/2011/05/05/tidak-langsung-dibunuh-pria-bertato-dibiarkan-matilemas

Tidak Langsung Dibunuh, Pria Bertato Dibiarkan Mati Lemas

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Pelaku yang meninggalkan pria bertato di bekas Rumah Makan Babakan Siliwangi, Rabu (4/5/2011) lalu diduga menyengaja tidak langsung menghabisi nyawa

korban. Hal itu diungkapkan polisi setelah tidak ditemukannya luka mematikan di tubuh pria yang memiliki tinggi 160 sentimeter dan berat sekitar 50 kilogram tersebut. Termasuk tidak adanya luka luar seperti luka tusuk dan tembak yang menyebabkan kematian korban. Terlebih lagi, saat ditemukan pria yang ditutup mata serta kedua tangannya diikat ke belakang di atas pinggang ini bagian mulutnya tidak ditutup. Korban masih bisa bernapas, namun yang menyebabkan tewas seperti diungkapkan tim forensik Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung adalah mati lemas. "Kalau ada luka tusuk dan tembak di bagian kepala, badan atau leher, berarti menandakan pelaku benar-benar ingin seketika mematikan korbannya. Seperti, kata dokter forensik, korban tewas karena lemas," ujar Kepal Kesatuan Reserse dan Kriminal (Kasatreskrim) Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Bandung Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Tubagus Ade hidayat di Mapolrestabes Bandung, Kamis (5/5/2011). Hingga saat ini polisi masih mengumpulkan informasi untuk mengetahui identitas korban. Diduga kuat korban tewas dianiaya karena ada bekas luka lecet di bagian leher dan dada. Polisi masih mengumpulkan data-data untuk menemukan pelaku pembunuhan atas korban yang memiliki tato Matahari di lengan kanannya. Sedangkan di lengan kiri bawah terdapat tato bertulis ARWAH. Pria berambut pendek itu diperkirakan berusia 25 tahun. (dic) \ http://hariansumutpos.com/wp-content/uploads/2009/10/kakekthekiller.jpg

Kakek Cekik 2 Cucu Hingga Tewas


Posted on 19 October, 2009 by admin

ASAHAN- Tersangka Abdul Muis, warga Dusun VII, Desa Gambus Laut, Kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Batubara mencekik dua cucunya Erwinsyah Putra (5) dan Fitriani (2) hingga tewas, Rabu (14/10) lalu sekira pukul 10.30 WIB di rumahnya. Setelah melakukan aksi nekatnya, pria berusia 68 tahun yang bekerja sebagai nelayan itu mencoba bunuh diri dengan minum minyak tanah, cairan pemutih dan menikam perutnya sebanyak sepuluh kali. Akibatnya, kasus tersebut sempat dikira bunuh diri. Apalagi pihak keluarga menolak untuk mengotopsi jasad Erwinsyah dan Fitriani. Namun Jumat (16/10) kemarin, setelah tersangka Abdul Muis sadar dari kondisi kritisnya, petugas Polsek Lima Puluh Polres Asahan dipimpin Kapolsek, AKP TP Butarbutar SH langsung menginterogasinya.

Kepada polisi, kakek yang hanya tamatan SD itu mengaku telah mencekik leher kedua cucunya hingga tewas. Tersangka mengaku nekat melakukannya lantaran emosi melihat ulah cucunya Erwinsyah Putra yang menolak diberi makan. Ceritanya, pagi menjelang siang setelah istri dan anak bungsu tersangka keluar dari rumah, tersangka berniat memberi makan kedua cucu yang sejak kecil diasuhnya. Namun setelah nasi siap dihidangkan, cucunya Erwinsyah Putra malah menyepak piring berisi nasi tersebut hingga tumpah dan berserakan di lantai. Setelah itu, Erwinsyah meminta kepada tersangka untuk dibuatkan lagi makan. Permintaan itu awalnya dituruti tersangka dengan menyajikan makanan serupa. Akan tetapi Erwinsyah kembali mengulangi perbuatannya menyepak piring berisi nasi tersebut. Hal itu awalnya tidak membuat tersangka marah. Hingga kali ketiga, ketika Erwinsyah meminta kembali dibuatkan makanan dan tersangkapun membuatkannya, Erwinsyah malah tidak mau memakan hidangan tersebut. Ulah Erwinsyah itu kontan membuat tersangka kesal dan emosi. Selanjutnya tersangka menutup pintu dapur, lalu mendatangi Erwinsyah. Erwinsyah langsung ditelentangkan di lantai dapur dengan posisi tersangka berada di atasnya. Kemudian dengan sekuat tenaga, tersangka mencekik leher cucunya itu. Kendati korban Erwinsyah sudah menggelepar-gelepar, tersangka tetap mencekiknya hingga akhirnya korban tewas. Aksi sadis tersangka sempat terlihat oleh adiknya, Fitriani hingga membuatnya menangis sejadinya. Melihat itu, tersangka kalap dan menarik tangan Fitriani dan menelentangkannya di samping jasad Erwinsyah. Aksi sadis itu kembali dilakukannya terhadap Fitriani. Tak sampai lima menit, balita malang itu pun meregang nyawa. Setelah membunuh kedua korban, tersangka mencoba mengakhiri hidupnya. Tersangka kemudian mengambil sebotol minyak tanah yang tersimpan di dapur rumah. Lalu minyak tanah itu diminumnya dengan harapan nyawanya akan melayang. Namun ternyata, minyak tanah itu tidak membuatnya meninggal dunia. Lalu tersangka mengambil sebilah pisau dan menikamkannya secara berulang-ulang ke perutnya sendiri. Namun itu juga tak langsung membuat tersangka tewas. Dengan kondisi berdarah-darah, tersangka lalu mengambil botol plastik berisi zat pemutih dan meminumnya. Zat pemutih itu hanya membuat tubuh tersangka lemas dan terlentang di samping tubuh kedua korban. Saat itu istri tersangka, Farida alias Butet pulang dari pasar. Melihat rumah dalam kondisi sepi, Farida lalu memanggil-manggil nama tersangka dan kedua korban. Namun sekian lama, tak ada sahutan dari dalam rumah. Farida langsung menuju dapur dan sontak kaget ketika melihat suami dan kedua cucunya terkapar di lantai dapur. Farida langsung meminta pertolongan warga yang kemudian membawa ketiganya ke rumah sakit. Sejak Bayi Dititipkan Kematian tragis yang dialami bocah abang beradik ini jelas membuat warga Dusun VII, Desa Gambus Laut, Kecamatan Lima Puluh Kota, Kabupaten Batubara gempar. Banyak yang tak menduga kalau Abdul Muis nekat berbuat sadis kepada kedua cucunya itu. Sebab, Abdul Muis dan istrinya Farida telah merawat kedua cucunya itu. Erwinsyah Putra dan Fitriani adalah anak dari Siti Aisyah, yang merupakan anak kelima pasangan Abdul Muis dan Farida. Setelah resmi bercerai dengan suaminya, Siti Aisyah lalu menitipkan kedua anaknya yang masih balita itu kepada orangtuanya. Siti Aisyah lalu berangkat menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) ke negeri jiran, Malaysia.

Di Malaysia, Siti Aisyah dikabarkan telah menikah lagi dengan pria warga Negara Malaysia. Sementara Ridwan (45), ayah kandung korban juga telah menikah lagi dengan wanita lain di kampung tersebut. Ironisnya, setelah mendapat kabar kedua anaknya tewas, Siti Aisyah hingga kini tak juga pulang ke kampung halamannya. Sedangkan Ridwan, saat menjalani proses pemakaman kedua anaknya tampak sangat bersedih. Kepada polisi, Ridwan pun berharap agar tersangka dihukum seberat-beratnya. Kapolres Asahan AKBP Rudy Sumardiyanto SH melalui Pahumas AKP Zulfikar didampingi Kapolsek Lima Puluh, AKP TP Butarbutar SH ketika dikonfirmasi mengatakan, saat ini tersangka telah ditahan di Mapolsek Lima Puluh. Motif sementara, tersangka emosi dengan ulah cucunya yang menolak diberi makan. Tapi begitupun kita masih menyelidiki secara mendalam untuk mengetahui motif sebenarnya dari kasus tersebut, tegasnya. Akibat perbuatannya, sambung Zulfikar tersangka dijerat dengan Pasal 340 subsider 338 subsider 351 ayat 3 KUHPidana yo Pasal 80 ayat 3 dari UU RI No 23 tahun 2002, tentang perlindungan anak. (nas/smg)

Kematian Karena Keracunan Karbon Monoksida


http://wong168.wordpress.com/2010/10/09/kematian-karena-keracunan-karbon-monoksida/

Untuk kawasan Sampit dan sekitarnya beberapa waktu yang lalu di hebohkan dengan penemuan kasus matinya para penumpang di dalam sebuah mobil. Beberapa rumor pun beredar tentang kematian para penumpang tersebut. Dan salah satu berita yang menarik berhasil saya ambil dari harian Jawa Pos, dan selengkapnya begini : SAMPIT Serombongan penumpang travel dan pengemudinya -total enam orang- tewas keracunan AC mobil. Kejadian itu baru diketahui setelah warga menemukan mobil mencurigakan berhenti di Jalan Desa Tajur Beras, Kecamatan Menyata Hulu, Kabupaten Kota Waringin Timur, Kalimantan Tengah, Minggu lalu (10/1). Keenam korban diperkirakan tewas Sabtu malam (9/1). Mereka terdiri atas empat lelaki dewasa, seorang perempuan dewasa, dan bayi perempuan. Seorang kerabat korban, Tori, menjelaskan, para penumpang itu adalah karyawan PT Krida Tama Lancar (KLR), perusahaan perkebunan kelapa sawit di Desa Sukamandang, Kabupaten Seruyan. Mereka bermaksud pindah dari Desa Tajur Beras ke PT Makin dengan menggunakan mobil travel yang dicarter dari Sampit. Rombongan tersebut diperkirakan berangkat Sabtu siang (9/1). Namun, ketika sore mobil tersebut terjebak di ruas jalan rusak dan tidak bisa bergerak di kawasan perkebunan

Kecamatan Mentaya Hulu. Para penumpang berusaha mendorong mobil tersebut. Namun, mobil tidak juga bergerak. Akhirnya diputuskan meminta bantuan mobil yang lewat. Sambil menunggu, para penumpang dan sopir menunggu dalam mobil. Namun, hingga malam tidak ada juga mobil yang lewat. Diduga saat itulah seluruh penumpang tertidur pulas dan akhirnya keracunan AC hingga maut menjemput. Saat ditemukan, kondisi para korban seperti tertidur. Bahkan, bayi yang berada di pangkuan ibunya masih dalam posisi menyusui. Sopir dan penumpang di belakang juga posisi tidur, dengan kedua tangan menyangga kepala sambil bersandar di kursi mobil, terang Tori. Masih menurut Tori, yang pertama menemukan para korban adalah penjaga alat berat sebuah perkebunan kelapa sawit. Penjaga tersebut heran karena ada mobil yang berhenti di tengah jalan. Saat mendekat, dia melihat para penumpang di sedang tidur. Dia berusaha membangunkannya, namun tidak berhasil. Kemudian dia melapor ke perusahaan. Setelah mobil tersebut dibuka, diketahui bahwa seluruh penumpang beserta sopirnya sudah tewas. Tidak ditemukan tanda-tanda bekas kekerasan di tubuh korban. Setelah itu para korban dibawa ke Kuala Kuayan dan langsung divisum, terangnya. Sopir travel Rian, 35, dibawa ke rumahnya di Jalan DI Panjaitan, Gg Tiung III Samping Pasar Subuh, Sampit. Rian sudah sekitar delapan tahun bekerja. Ayah dua anak itu terakhir bekerja di Travel Ananda, dengan rute Kuala Kuayan-Sampit. Nah, kenapa hal tersebut bisa terjadi ? dan menurut para ahli bahwa kematian karena keracunan karbon monoksida sering juga di sebut kematian indah. Untuk analisa secara teorinya seperti ini. Dan sebelumnya terima kasih kepada artina yang sudah memberikan informasi yang menarik ini. Kematian yang disebabkan oleh keracunan karbon monoksida (CO) adalah kematian yang tidak pernah disadari. Gejalanya pun menyenangkan, merasa rileks dan berhalusinasi. Korban keracunan jarang sekali bisa menyelamatkan diri dari kondisi sekitar yang penuh gas CO. Dokter Elisna Syahrudin Sp P dari Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RS Persahabatan Jakarta, bahkan menyebut mati akibat keracunan gas CO sering disebut mati indah. Karena tanda-tandanya memang merasa rileks, di mana mati yang begitu namanya mati indah, ujar Elisna ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (16/6), berkait dengan kembali ditemukannya pasangan muda-mudi yang tewas akibat keracunan gas CO di dalam mobil di Ancol, kemarin. Secara medis, katanya, gas CO adalah kompetitor dari Hemoglobin Oksida (HbO) yang mengikat oksigen dan mengantarkan ke paru-paru dan ke seluruh sel tubuh, mulai dari otak hingga sel-sel tubuh lainnya. Ketika gas CO terhirup berlebihan, maka gas ini mengikat lebih kuat sehingga meghalangi Hemoglobin darah mengikat oksigen. Padahal yang disebut bernafas adalah (menghirup) oksigen dari luar masuk ke darah, diikat Hemoglobin, baru diantarkan ke sel-sel tubuh. Jadi kalau CO menghalangi, ya sel-sel tubuh itu tidak mendapat oksigen, ujar Eslina. Otak, katanya, termasuk sel tubuh yang akan berhenti bekerja jika tidak menerima pasokan oksigen lebih dari delapan menit dan akan menyebabkan kerusakan pada sel-sel tubuh yang lain. Menanggapi kasus kematian sepasang muda-mudi di dalam mobil yang terjadi di kawasan Ancol kemarin, Eslina mengatakan, kemungkinan terbesar adalah terjadi kebocoran knalpot sehingga menyebabkan gas CO masuk ke dalam ruangan mobil. Kematian akhirnya juga dipengaruhi aktivitas yang dilakukan di dalam mobil itu. Semakin besar aktivitas, semakin

cepat kematian merenggut. Kita nggak tahu apa yang dilakukan mereka. Tapi kalau sambil melakukan sesuatu apa gitu, kan bernafasnya lebih cepat, tarikan oksigennya dari paru lebih cepat. Nah yang tinggal cuma CO, ujar Eslina. Karena itu, ia mengimbau untuk tidak menutup penuh kaca mobil ketika hendak tidur atau bersantai di dalam mobil. Dokter spesialis paru ini juga mengingatkan bahwa kasus keracunan juga sering terjadi di kawasan dingin, di mana masyarakatnya sering menggunakan kayu bakar untuk menghangatkan ruangan atau bahkan badan. Padahal, itu berpotensi mengakibatkan kematian jika kayu bakarnya masih basah atau tidak terlalu kering, katanya.
http://hileud.com/hileudnews?title=Enam+Tewas+Keracunan+Asam+Sianida+Pada+Tiwul&id=51877 7

Enam Tewas Keracunan Asam Sianida Pada Tiwul


TEMPO Interaktif, Jepara - Zat asam sianida menjadi penyebab kematian enam korban anak pasangan Jamhamid (45) dengan Siti Junaiyah (40), warga Desa Jebol, Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Asam sianida (HCN) itu meracuni makanan tiwul (makanan dari tepung singkong). Diduga kuat asam sianida ini penyebab kematian enam korban, Ajun Komisaris Besar Ruslan Ependi, Kapolres Jepara, membeberkan hasil Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Jawa Tengah dan Laboratorium Foreksik Kepolisian Daerah Jawa Tengah, Selasa (18/1). Korban tewas adalah Lutfiana (24), Abdul Amin (3), Ahmad Kusriyanto (5), M. Hisyam Ali (13), Faridatun Sholeh (15) dan Saidatul Kusniah (8). Menurut penuturan Jamhamid, mereka meninggal gara- gara sarapan pagi dengan makan tiwul. Sedangkan Jamhamid dan istrinya Siti Juaniyah selamat, karena keduanya belum sempat menikmati makanan tiwulnya. Bermula pada Jumat (31/12), Siti Junaiyah menanak tepung singkong untuk dibuat tiwul, untuk srapan pagi. Seusai tiwul matang, pagi itu, Jamhamid, Siti Junaiyah dan Fikri (74), orangtua Junaiyah, berikut enam putranya menyantapnya. Tapi pada sorenya, dalam waktu yang hampir bersamaan, mereka mengalami pusing dan mual lalu disusul muntah- muntah. Kami menyangka, mereka sakit masuk angin, kata Jamhamid. Tidak berapa lama, ketika masih di rumah, Lutfiana kejang- kejang dan tewas. Melihat kondisi korban lainnya tampak serius, kemudian sore itu mereka dilarikan ke RS PKU Muhammadiyah Mayong, dan oleh pihak PKU merujuknya ke RSUD RA.Kartini Jepara. Setelah tiga hari kemudian, dalam perawatan rumah sakit, mereka bergantian kemudian tewas. Sedangkan Fikri, kondisinya kritis, sekarang sudah membaik. Hasil otopsi yang dilakukan tim medis dari Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Jateng di bawah

pimpinan Komisaris Hestry terhadap dua sample, yakni Abdul Amin dan A.Kusriyanto, terdapat jamur jenis aspergillus sp, melinium sp,dan negli sp pada makanan tiwul, potongan singkong, tepung ubi dan muntahan korban. Pada jamur tersebut terdapat kuman jenis enterobackter cloacoe, providencia rettgeri, bacillus sp dan citrobacktercliversus. Hasilnya positif teracuni asam sinaida (HCN), ujar Inspektur Satu Rismanto, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Jepara.

Mahasiswa UI Tewas Tenggelam http://megapolitan.kompas.com/read/2011/02/25/14384218/Mahasiswa.UI.Tewas.Tenggelam

DEPOK, KOMPAS.com Cintya Riyanti berusia antara 25-30 tahun, mahasiswa S-2 Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, ditemukan tewas di kolam renang Wisma Makara, Depok. Sebelumnya, Cintya berolahraga pagi di area kampus. Kemudian mencoba berenang dengan pakaian lengkap berkerudung sekitar pukul 10.00. "Saat itu, dia berenang sendirian. Ketika patroli keliling, petugas keamanan menemukan Cintya tenggelam di dasar kolam. Petugas langsung berusaha menyelamatkannya," tutur Kepala Subdirektorat Pembinaan Lingkungan Dadan Erwandi, Jumat (25/2/2011) di Depok, Jawa Barat. Menurut Dadan, ketika ditemukan tenggelam di kolam renang, Cintya masih bernapas. Petugas keamanan bergegas membawa perempuan lajang ini ke Pusat Kesehatan Mahasiswa (PKM) UI. Namun, nyawa Cintya tidak dapat diselamatkan lagi sesampainya di sana. Petugas keamanan UI kemudian membawa jenazah Cintya ke Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati, Jakarta Selatan, untuk divisum. Cintya, sesuai informasi yang diterima Dadan, tercatat sebagai pengajar di Universitas Lampung.

http://news.okezone.com/read/2011/03/27/338/439278/ibu-pembunuh-anak-kandung-terancamhukuman-seumur-hidup

Ibu Pembunuh Anak Kandung Terancam Hukuman Seumur Hidup


JAKARTA- Sebanyak empat puluh tiga adegan reka ulang pembunuhan terhadap Agnes Kharisma (17) semakin menguatkan bahwa anak bungsu dari tiga bersaudara tersebut dibunuh oleh Ibu kandungnya, Milly Patti alias Mamak alias Nenek alias N (60). Aksi biadab itu dibantu oleh dua pelaku lainnya Sonny dan Uwak alias Warto. Kanit Resmob Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Antonius Agus Rahmanto mengatakan dari peragaan adegan tersebut terlihat jelas bagaimana ketiganya masuk ke kontrakan saat Agnes sedang sendirian pada Senin (7/2) lalu sekitar pukul 20.00 WIB.

Adegan reka ulang tersebut dilakukan oleh ketiga tersangka Milly, Sonny dan Uwak alias Warto. Ada dua lokasi yang menjadi tempat reka ulang. Pertama diperagakan di kontrakan Agnes di Jalan Raya Sirsak, RT07/10 No.75, Jagakarsa, Jakarta Selatan, sebagai tempat eksekusi korban. Lokasi kedua di lakukan di Jalan Joe, sebagai tempat pembuangan mayat atau sekitar 1 kilometer dari kontrakan korban. Adegan tersebut, diawali dengan otak pelaku pembunuhan, Milly mengintip lokasi sekitar. Kemudian, Milly mengetuk pintu dan diikuti kedua tersangka lainnya yang masuk bergantian Kemudian mereka masuk membekap dan mencekik korban hingga tewas. Aksi tersebut berlangsung sekira 30 menit. Selanjutnya, jasad Agnes dibungkus selimut dan dibiarkan selama tiga hari di kontrakan itu. Pada Kamis 10 Februari dengan menggunakan motor korban Honda Vario bernomor polisi D 6687 PPV, Milly dan Uwak membuang jasad Agnes yang sudah membusuk di Jalan Joe. Kondisi saat itu gelap karena sedang mati lampu, ujar Antonius. Antonius mengatakan aksi kejam terlihat sudah direncanakan Milly dengan pelaku lainnya. Penyebab kematian korban akibat cekikan yang membuatnya kekurangan oksigen. Perencanaan ini dilakukan pada Minggu 6 Februari dan dieksekusi pada Senin-nya, ujar AKP Antonius dilokasi, Sabtu (26/3/2011). Antonius menjelaskan luka pada bagian intim korban tidak disebabkan adanya pemerkosaan terhadap korban. luka tersebut sengaja dibuat pelaku untuk mengelabui polisi seolah-olah Agnes dibunuh dengan cara diperkosa. "Tidak ada sperma, hanya ada luka di arah pukul 7, ungkapnya. Ketiga tersangka akan dijerat pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana dan terancam hukuman maksimal pidana mati atau penjara seumur hidup.(tri/tht)

You might also like