You are on page 1of 1

ada tahap intensif penderita mendapat OAT selama 2 bulan, apabila hasil pemeriksaan BTA pada akhir tahap

ini negatif, maka dapat dilanjutkan dengan pengobatan tahap lanjutan tetapi jika hasil pemeriksaan BTA masih positif maka diberikan tahap sisipan terlebih dahulu sebelum masuk ke tahap lanjutan. Pasien dengan kategori 1, pada tahap intensif akan mendapat kombinasi Obat Anti Tuberkulosis yaitu isoniazid, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol selama 2 bulan diberikan setiap hari, pada tahap lanjutan yaitu isoniazid, rifampisin diberikan 3 kali dalam seminggu selama 4 bulan. Pasien dengan kategori 2, pada tahap intensif mendapat OAT selama 3 bulan yang terdiri dari 2 bulan dengan isoniazid, rifampisin, pirazinamid, etambutol, dan suntikan streptomisin diberikan setiap hari, serta 1 bulan dengan isoniazid, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol diberikan setiap hari. Setelah tahap intensif, diteruskan dengan tahap lanjutan selama 5 bulan dengan kombinasi OAT isoniazid, rifampisin, dan etambutol diberikan 3 kali dalam seminggu. Pasien tuberkulosis paru dengan kategori 3 pada tahap intensif mendapat kombinasi OAT isoniazid, rifampisin, dan pirazinamid diberikan setiap hari selama 2 bulan. Setelah tahap intensif, diteruskan tahap lanjutan dengan kombinasi OA T isoniazid dan rifampisin diberikan 3 kali dalam seminggu selama 4 bulan. Pada tahap sisipan akan mendapat kombinasi OAT isoniazid, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol diberikan setiap hari selama 1 bulan. Pengobatan tuberkulosis paru pada pasien yang menderita Diabetes Mellitus (DM), selama menjalani pengobatan tuberkulosis harus rajin mengontrol kadar gula darahnya karena penggunaan rifampisin sebagai Obat Ant Tuberkulosis (OAT) akan mengurangi efektifitas obat oral anti diabetes (Sulfonil urea) sehingga dosis obat oral anti diabetes perlu

You might also like