You are on page 1of 23

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kimia kuantum merupakan cabang kimia teori, yang menerapkan mekanika kuantum untuk menangani masalah dalam kimia. Penjelasan perilaku elektron pada atom dan molekul dalam kaitannya dengan kereaktifan adalah salah satu terapan kimia kuantum. Kimia kuantum terletak di perbatasan antara kimia dan fisika, dan sumbangan yang berarti telah dicapai oleh ilmuwan dari kedua bidang tersebut. Metode orbital molekul kombinasi linear orbital atom (Bahasa Inggris: Linear Combination of Atomic Orbitals Molecular Orbital Method), disingkat LCAO, diperkenalkan oleh Sir John Lennard-Jones yang bertujuan menurunkan struktur elektronik dari molekul F2 (fluorin) dan O2 (oksigen) berdasarkan prinsip-prinsip dasar kuantum. Teori orbital molekul (Bahasa Inggris: Molecular orbital theory), disingkat MO, menggunakan kombinasi linear orbital-orbital atom untuk membentuk orbitalorbital molekul yang merangkumi seluruh molekul. Orbital molekul hanyalah sebuah orbital Schrdinger yang melibatkan beberapa inti atom. Biasanya, MO didekati sebagai kombinasi linier dari orbital atom (LCAO : Linear Combination of Atomic Orbitals). Metode ini sangat membantu dalam memodelkan ikatan molekul secara sederhana. Hyperchem adalah suatu software yang dapat digunakan untuk mengetahui struktur, stabilitas dan sifat molekul dengan menggunakan perhitungan mekanika molekular maupun mekanika kuantum.

Dalam percobaan ini, kita akan menghitung fungsi gelombang H2O, menentukan bentuk orbital molekul H2O, dan menggunakan penjajaran struktur dengan menggunakan aplikasi software Hyperchem Release 7. Untuk lebih memahami penggunaan Hyperchem dalam perhitungan orbital molekul maka dilakukanlah percobaan ini.

1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan 1.2.1 Maksud Percobaan Maksud dari percobaan ini adalah : 1. Mempelajari aplikasi software Hyperchem. 2. Mempelajari cara menghitung fungsi gelombang molekul. 3. Mempelajari cara menghitung orbital molekul.

1.2.2 Tujuan Percobaan Tujuan dari percobaan ini adalah : 1. Menghitung fungsi gelombang H2O. 2. Menentukan bentuk orbital molekul H2O. 3. Menghitung muatan atomik. 4. Menggunakan penjajaran struktur (structure alignment). 1.3 Prinsip Percobaan Prinsip dari percobaan ini adalah menggambarkan bentuk orbital molekul H2O dengan menggunakan software Hyperchem release 7 dan menentukan tingkat energinya kemudian membandingkan model dan energi secara teori.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dewasa ini ada dua teori mekanika kuantum yang membahas struktur elektronik molekul. Teori tersebut adalah teori ikatan valensi dan teori orbital molekul. Teori ikatan valensi berangkat dari konsep pembagian pasangan elektron dalam ikatan. Setiap pasangan elektron dalam suatu molekul digambarkan oleh fungsi gelombang yang memungkinkan setiap elektron dapat dilacak pada kedua atom yang digabungkan oleh ikatan kimia. Dalam teori orbital molekul dianggap bahwa elektron tidak dimiliki oleh atom tertentu tetapi tersebar dalam keseluruhan sistem molekul. Dalam teori ini konsep orbital atom diperluas menjadi orbital molekul, yaitu suatu fungsi gelombang yang melingkupi keseluruhan atom di dalam molekul (Taba, dkk., 2011). Mekanika kuantum dimulai dengan hipotesis Louis de Broglie (dia seorang pelajar saat itu) : jika cahaya memiliki dualitas gelombang-partikel, mengapa materi tidak? Alasannya terkait pada prediksi bahwa massa partikel m dan kecepatan v memiliki hubungan dengan panjang gelombang : =h/m Sehingga untuk pancaran elektron dengan v = 1.46 106 m/s, dapat dibandingkan dengan ruang ionik dalam kristal. Pada tahun 1920, ditemukan bahwa kristal dapat mendifraksi sinar elektron, dan ide Broglie telah terbukti (Rosenberg dan Epstein, 2000). Sifat gelombang dari elektron dapat dinyatakan secara matematis oleh Schrdinger (1927) dalam suatu persamaan gelombang (Sukardjo, 1990) :

m h di mana : = fungsi gelombang m = massa elektron = energi total sistem h = tetapan Planck V = energi potensial sistem

=0

Persamaan Schrdinger hanya dapat diselesaikan untuk harga total

yang

tertentu. Energi ini disebut eigenvalues, sesuai dengan model atom stationer Bohr dan sesuai dengan bilangan bulat dari bilangan kuantum. Untuk tiap-tiap harga energi tertentu, sehingga persamaan dapat diselesaikan, diperoleh harga yang tertentu pula,

yang biasa disebut eigenfunction, yang berhubungan dengan harga energi tertentu (Sukardjo, 1990). Berhubungan dengan hal di atas, elektron yang biasa dikatakan sebagai partikel yang bergerak mengitari inti menurut lintasan atau orbit tertentu, di sini tidak tepat lagi. Elektron terdapat sebagai awan elektron yang diffuse di sekitar inti, daerah ini disebut orbital atom. Besarnya orbital atom ditentukan oleh bilangan kuantum utama n, bentuknya ditentukan oleh bilangan kuantum sekunder l dan orientasinya dalam ruang ditentukan oleh bilangan kuantum magnet m. Orbital atom yang penting pada pembentukan ikatan kimia ada tiga, yaitu orbital s (l = 0), orbital p (l = 1) dan orbital d (l = 2), sedang orbital f (l = 3) tidak begitu penting. Bentuk-bentuk dan sifatsifat orbital atom dapat dijelaskan dengan fungsi gelombang (Sukardjo, 1990). Terjadinya ikatan kovalen mula-mula dijelaskan dengan sangat sederhana memakai teori ikatan valensi (valence bond theory) yang dipelopori oleh Lewis (1916) dan disempurnakan oleh Heitler dan London. Teori yang sekarang banyak dipakai

untuk menjelaskan ikatan kovalen adalah teori orbital molekul (molecular orbital theory) yang dipelopori oleh London (1927) (Sukardjo, 1990). Dalam teori orbital molekul, tiap-tiap molekul dianggap mempunyai orbital, seperti pada atom. Tiap-tiap elektron dalam atom dapat ditunjukkan dengan fungsi gelombang , yang menyatakan orbital tertentu. Tiap-tiap elektron dalam molekul

juga dapat ditunjukkan dengan fungsi yang sama, yang menyatakan orbital molekul tertentu. Orbital-orbital molekul dari suatu molekul mempunyai energi berbeda-beda dan bentuk yang berbeda-beda pula. Probabilitas terdapatnya elektron di sekitar inti, juga ditentukan oleh harga
2

. Prinsip pauli juga berlaku di sini, jadi tidak mungkin

orbital molekul mempunyai dua elektron yang persis sama. Ini berarti tiap orbital molekul hanya dapat diisi oleh dua elektron yang pintalnya berlawanan (Sukardjo, 1990). Pembentukan orbital molekul ang paling umum adalah orbital (sigma) dan orbital (pi). Orbital sigma simetris di sekitar sumbu antar nuklir. Penampang tegak

lurus terhadap sumbu antar nuklir (biasanya sumbu x) memberikan suatu bentuk elips. Ini terbentuk dari orbital s maupun dari p dan orbital d yang mempunyai telinga sepanjang sumbu antar nuklir. Orbital terbentuk ketika orbital p pada setiap atom

mengarah tegak lurus terhadap sumbu antar nuklir. Daerah tumpang tindih ada di atas dan di bawah sumbu ikatan. Kerapatan muatan ada di atas dan di bawah bidang singgung dari orbital p (Dogra dan Dogra, 1990). Orbital atom yang ambil bagian dalam pembentukan orbital molekul harus memenuhi persyaratan berikut (Dogra dan Dogra, 1990) : a. Orbital atom yang membentuk orbital molekul harus mempunyai energi yang dapat dibandingkan.

b. Fungsi gelombang dari masing-masing orbital atom harus bertumpang tindih dalam ruangan sebanyak mungkin. c. Fungsi gelombang orbital atom harus mempunyai simetri yang relatif sama dengan sumbu molekul. Semakin besar selisih energi orbital ikatan dan anti ikatan, semakin kuat ikatan. Elektron menempati orbital molekul dari energi terendah ke energi yang tertinggi. Orbital molekul terisi dan berenergi tertinggi disebut HOMO (highest occupied molecular orbital) dan orbital molekul kosong berenergi terendah disebut LUMO (lowest unoccupied molecular orbital). Kenichi Fukui (pemenang Nobel 1981) menamakan orbital-orbital ini orbital-orbital terdepan (frontier). Dua atau lebih orbital molekul yang berenergi sama disebut orbital terdegenerasi (degenerate). Simbol orbital yang tidak terdegenerasi adalah a atau b,

yang terdegenerasi ganda e, dan yang terdegenerasi rangkap tiga t. Simbol g (gerade) ditambahkan sebagai akhiran pada orbital yang sentrosimetrik dan u (ungerade) pada orbital yang berubah tanda dengan inversi di titik pusat inversi. Bilangan sebelum simbol simetri digunakan dalam urutan energi untuk membedakan orbital yang sama degenarasinya (Saito, 2009). Sumber kerumitan struktur molekul adalah yang juga merumitkan struktur atom. Ada banyak sekali elektron yang harus kita tuliskan dan pecahkan persamaan dinamikanya yang mengatur struktur atom atau molekul. Karena itu, untuk mempelajari struktur molekul, kita akan menggunakan pula teknik yang kita terapkan untuk mempelajari struktur atom, yaitu kita mulai dengan meninjau molekul yang hanya memiliki satu elektron. Ini adalah ion molekul hidrogen, H2+, yang terbentuk jika kita pisahkan salah satu dari kedua elektron milik molekul hidrogen biasa, H2 (Krane, 1983).

Sebelum melangkah ke sifat-sifat mekanika gelombang H2+, kita tinjau dahulu gaya pengikat molekul sederhana ini. Pertama, perlu disadari bahwa tidaklah benar memandang H2+ sebagai gabungan sebuah atom hidrogen (proton tambah elektron) dengan sebuah proton yang lain. Karena atom hidrogen adalah netral, maka tidak ada gaya Coulomb elektrostatik yang berperan mengikat atom hidrogen dan proton tadi menjadi satu. Di sini, sekurang-kurangnya tidaklah benar memandang elektronnya sebagai milik salah satu proton saja. Elektron itu dimiliki bersama oleh kedua bagian molekul (Krane, 1983).

DAFTAR PUSTAKA

Dogra, S. K. dan Dogra, S., 1990, Kimia Fisik dan Soal-Soal, diterjemahkan oleh Umar Mansyur, UI-Press, Jakarta. Krane, K. S., 1983, Modern Physics, John Wiley & Sons Inc., Canada. Rosenberg, J. L. dan Epstein, L. M., 2000, College Chemistry, McGraw Hill, New York. Saito, T., 2009, Orbital Molekul (online), (http://www.chem-is-try.org/orbital molekul, diakses tanggal 17 November 2011, pukul 06.00 wita). Sukardjo, 1990, Ikatan Kimia, Rineka Cipta, Yogyakarta. Taba, P., Kasim, A.H., Zakir, M. dan Fauziah, S., 2011, Penuntun Praktikum Kimia Fisika, Laboratorium Kimia Fisika Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin, Makassar.

BAB III METODE PERCOBAAN

3.1 Alat Percobaan Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah laptop yang memiliki aplikasi software Hyperchem release 7, dan molekul yang digunakan dalam percobaan ini adalah air (H2O).

3.2 Prosedur Percobaan A. Membuat Molekul Air 1. Dibuka software Hyperchem Release 7. 2. Dari menu Display, dipastikan bahwa perintah Show Hydrogens aktif dan perintah Perspective tidak aktif pada kotak dialog Rendering. 3. Pada kotak dialog Default Element, dinon aktifkan Explicet Hydrogen lalu dipilih Oxygen dan ditutup. 4. Diklik kiri pada daerah kerja dengan kursor gambar untuk menggambar atom oksigen. 5. Diklik ganda tool Selection untuk menginvoke Model Builder. Model Builder akan membuat molekul air dan menambahkan atom H. 6. Diberikan label molekul dengan simbol. B. Menggunakan Structure aligment 1. 2. 3. 4. Dipilih perintah Align Molecule pada menu Edit. Dari kotak Align dipilih Secondary, dan dari kotak With dipilih Y axis. Dipastikan bahwa perintaah Minor tidak aktif. Klik OK. Cetak layar dengan diklik pilihan PrtSc (Print Screen) pada keyboard.

C. Menghitung fungsi gelombang 1. 2. Dipilih perintah Semi-empirical dari menu Setup. Dipilih CNDO (Complete Neglect of Differential Overlap) sebagai metode kalkulasi, lalu dipilih Options. 3. 4. Digunakan nilai-nilai dibawah ini pada kotak dialog Semi-empirical Options. Diklik OK untuk menutup kotak dialog Semi-empirical options, diklik OK sekali lagi untuk menutup kotak dialog Semi-empirical Method. 5. Dipilih Single-Point pada menu Compute.

Gambar 1. Data untuk perhitungan fungsi gelombang molekul H2O D. Membuat Orbital Molekul Individual 1. 2. Dibuka kotak dialog Orbital dengan memilih Orbitals pada menu Compute. Dipilih HOMO-, lalu diklik kiri pada kotak teks untuk orbital off-set dan diset nilai 3. Data ini adalah untuk orbital dengan 3 tingkat energi lebih rendah dari HOMO. 3. 4. 5. 6. Dipilih perintah 3D Isosurface. Dinon aktifkan perintah Orbital squared. Diklik OK. Dibuka kotak dialog Isosurface options dengan memilih Isosurface pada menu Display.

7.

Dipilih Wire mesh sebagai opsi Rendering, digunakan Orbital contour value 0,05, lalu diklik OK. Dicetak layar dengan menekan PrtSc pada keyboard.

8.

Dibuka kembali kotak dialog orbital dan dimasukkan nilai 1 untuk HOMO-offset (HOMO-1). Diklik Options dan digunakan nilai yang sama seperti pada langkah 6 dan 7 di atas, tapi diubah Rendering menjadi Jorgensen-Salem. Dicetak layar.

9.

Diulangi kalkulasi dengan menggunakan nilai 2 untuk HOMO-offset (HOMO-2) dan dipilih Lines sebagai opsi Rendering pada kotak dialog Options. Dicetak layar.

10. Dibuka kotak dialog Orbital dan digunakan nilai offset 0 untuk HOMO-offset (HOMO-0). Dipilih Flat surface. Dimasukkan nilai 0,05 dan diklik OK. 11. Diklik kiri pada LUMO+ dan digunakan nilai offset 0 dan 1 untuk memperlihatkan orbital tak terisi. 12. Jika kotak dialog Options terlihat, dipilih Shaded surface sebagai opsi Rendering dan digunakan nilai 0,05 dulu. Untuk selanjutnya, dipilih Translucent surface untuk isosurface rendering, diubah molekul rendering menjadi Balls dan Cylinders. Dibuka kotak dialog File/Preferences dan dipilih Isosurface Colors. Diubah warna positif dan negatif menjadi merah dan biru. Dicetak layar. 13. Dibandingkan gambar yang diperoleh dengan gambar atau bentuk-bentuk orbital molekul H2O yang ada di dalam literatur.

Gambar 2. Data untuk menggambar orbital molekul H2O

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil dan Pengamatan 4.1.1 Gambar Molekul H2O

4.1.2 Struktur Alignment

4.1.3 Struktur Fungsi Gelombang

4.1.4 Bentuk Orbital HOMO-3, Wire Mesh

4.1.5 Bentuk Orbital HOMO-1, Jorgensen Salem

4.1.6 Bentuk Orbital HOMO-2, Lines

4.1.7 Bentuk Orbital HOMO-0, Flat Surface

4.1.8 Bentuk Orbital LUMO+0, Shaded Surface

4.1.9 Bentuk Orbital LUMO+1, Translucent Surface

4.1.10 Bentuk Orbital LUMO+1, Translucent Surface Balls & Cylinders

4.1.11 Bentuk Orbital LUMO+1, Translucent Surface Balls & Cylinders Positif : Merah, Negatif : Biru

4.1.12 Tabel Energi Orbital Orbital Molekul (OM) LUMO+1 LUMO+0 HOMO-0 HOMO-2 HOMO-1 HOMO-3 Energi (eV) 9,775138 8,857152 -17,777170 -21,634296 -19,132719 -40,284111

4.2 Pembahasan Teori orbital molekul menggambarkan ikatan kovalen melalui istilah orbital molekul yang dihasilkan dari interaksi orbital-orbital atom dari atom-atom yang berikatan dan yang terkait dengan molekul secara keseluruhan. Orbital molekul terbentuk dari hasil interaksi antara dua atau orbital-orbital atom. Di dalam teori orbital molekul, elektron tidak dimiliki oleh atom tertentu tetapi tersebar dalam

keseluruhan sistem molekul. Fungsi gelombang () dikenal sebagai orbital atom dan kuadrat dari orbital (2) yang menyatakan persebaran rapatan elektron dalam orbital. Fungsi gelombang mengandung tiga bilangan kuantum dan jika nilai spesifik dari ketiganya ditentukan, hasilnya dinamakan orbital. Pada percobaan ini, digunakan H2O sebagai molekul yang akan diidentifikasi sifat-sifatnya. Percobaan perhitungan orbital molekul ini menggunakan aplikasi penggunaan software Hyperchem Release 7 untuk membentuk orbital molekul air (H2O), yaitu molekul diatomik yang tersusun atas atom hidrogen dan atom oksigen. Digunakan perhitungan single point yang bertujuan untuk menentukan energi molekul dari struktur yang telah dibuat. Metode yang digunakan adalah semiempiris yang memungkinkan untuk mengoptimalisasikan geometri suatu senyawa agar didapat struktur yang paling stabil. Dalam Semi-emperical digunakan CNDO (Complete Neglect of Differential Overlap) sebagai metoda kalkulasi. CNDO adalah metode yang paling sederhana dari SCF (Self Consistent Field), berguna untuk menghitung sifat elektron pada keadaan dasar dari sistem terbuka ataupun tertutup, optimisasi geometri, dan energi total. Dalam percobaan ini, digunakan pula berbagai macam opsi rendering, mulai dari Wire Mesh, Jorgensen Salem, Lines, Plat surface, Shade surface, dan Translucent surface. Pada Wire mesh, isosurface tergambar sebagai pola transparan garis melintang, Pada Jorgensen Salem, isosurface tergambar sebagai garis dengan molekul struktur tidak tersembunyi. Lines merupakan isosurface yang tergambar sebagai pola garis melintang, dengan molekul struktur tersembunyi. Pada Plat surface, isosurface tergambar sebagai permukaan solid dengan bayangan untuk mempertinggi tampilan

tiga dimensinya. Sedangkan Translucent surface, isosurface digambarkan dengan halus, permukaan semi transparan. Pada penentuan energi, H2O memiliki energi sebesar -320,414154, dengan gradien 124,402915 dan simetri C2V. Pada penentuan energi untuk level HOMO dan LUMO diperoleh data di mana untuk orbital dengan 3 tingkat energi lebih rendah dari HOMO (HOMO-3) yaitu -40,284111 eV, untuk orbital dengan 1 tingkat energi lebih rendah dari HOMO (HOMO-1) yaitu -19,132719 eV, untuk orbital dengan 2 tingkat energi lebih rendah dari HOMO (HOMO-2) yaitu -21,634296 eV, dan untuk orbital dengan 0 tingkat energi lebih rendah dari HOMO (HOMO-0) yaitu -17,777170 eV. Sedangkan untuk orbital dengan 0 tingkat energi lebih tinggi dari LUMO (LUMO+0) yaitu 8,857152 eV dan untuk orbital dengan 1 tingkat energi lebih tinggi dari LUMO (LUMO+1) yaitu 9,775138 eV. Perbedaan energi dari tiap molekul disebabkan karena elektron dari tiap molekul berbeda-beda sesuai dengan tingkatan energi. Proses pembentukan molekul H2O, dalam bentuk senyawa akan membentuk ikatan hidrogen untuk mengikat molekul-molekulnya dalam struktur yang kaku tetapi terbuka, membangun struktur tetrahedral.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa : 1. Fungsi gelombang H2O dapat dihitung melalui bentuk orbital molekulnya di mana energinya sebesar -320,414154 dengan gradien sebesar 124,402915. 2. Molekul H2O memiliki bentuk orbital yang menyerupai huruf V atau sudut, dan memiliki simetri C2V. 3. Muatan atomik dapat dihitung berdasarkan HOMO dan LUMO. a. HOMOb. HOMOc. HOMOd. HOMOe. LUMO+ f. LUMO+ = 3, energinya sebesar -40,284111 eV, simetri 1A1. = 1, energinya sebesar -19,132719 eV, simetri 2A1. = 2, energinya sebesar -21,634296 eV, simetri 1B2. = 0, energinya sebesar -17,777170 eV, simetri 1B1. = 0, energinya sebesar 8,857152 eV, simetri 3A1. = 1, energinya sebesar 9,775138 eV, simetri 2B2.

4. Penjajaran struktur (structure alignment) digunakan untuk menghitung fungsi gelombang. Penjajaran struktur dapat dilakukan dengan pembuatan dalam orientasi standar.

5.2 Saran Saran untuk laboratorium, agar kebersihan laboratorium tetap terjaga demi kenyamanan dalam kegiatan praktikum. Saran untuk percobaan, agar pada percobaan ini digunakan pula contoh molekul lain sehingga praktikan dapat membandingkan hasilnya.

LEMBAR PENGESAHAN

Makassar, 29 November 2011 ASISTEN PRAKTIKAN

SYADZA FIRDAUSIAH NIM H311 08 276

NURHAJRAH NIM H311 09 275

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

PERCOBAAN VIII PERHITUNGAN ORBITAL MOLEKUL

NAMA NIM KELOMPOK HARI / TANGGAL PERCOBAAN ASISTEN

: NURHAJRAH : H311 09 275 : VI (ENAM) : KAMIS / 24 NOVEMBER 2011 : SYADZA FIRDAUSIAH

LABORATORIUM KIMIA FISIKA JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2011

You might also like