You are on page 1of 14

Tugas Akhir TM091486 METALURGI

Budi Prasetya Awab Putra NRP 2104 100 018

Ir. Hari Subiyanto, MSc

Dosen Pembimbing:

ABSTRAK
Austenitic stainless steel adalah suatu logam paduan yang mempunyai sifat tahan korosi baik sehingga banyak dipakai didunia industri terutama pada proses pengelasan (welding). Pada pengelasan material yang cukup tebal tidak mungkin melakukan pengelasan satu layer. Pengelasan tentu dilakukan beberapa layer. Setiap layer mempunyai logam las dan HAZ sendiri sendiri. Sedangkan pada logam induk akan mengalami proses sensitisasi dan terjadi peristiwa difusi atom chromium dari larutan padat dan bersenyawa dengan karbon membentuk chromium karbida yang mengendap pada batas butir, sehingga kadar chromium di sekitar batas butir akan turun dan sifat tahan korosi pada daerah di sekitar batas butir akan turun. Pada penelitian ini, dilakukan pengelasan Shielded Metal Arc Welding dengan material stainless steel AVESTA 253 MA dan filler metal 253 MA AC/DC diameter 2,6 mm serta bentuk groove yaitu V-groove. Arus listrik Shielded Metal Arc Welding yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu 45 A, 55A, 70A. Dengan jumlah layer yaitu 5 layer. Kemudian hasil lasan tersebut dilakukan uji tarik, uji kekerasan tiap layer, diamati struktur makro dan mikronya. Dari pengujian tersebut diketahui sifat mekanik dan struktur mikro ketiga hasil lasan Shielded Metal Arc Welding. Hasil pengujian tarik untuk semua variasi arus SMAW patah di logam induk dengan nilai rata rata 689 MPa. Untuk pengujian kekerasan, diperoleh tingkat kekerasan semakin tinggi pada tiap peningkatan layer baik untuk arus listrik 45A, 55A, 70A. Kekerasan paling tinggi terdapat pada daerah logam las, kemudian HAZ dan paling rendah di logam induk. Dari hasil pengamatan gambar struktur mikro di daerah HAZ dengan semakin besarnya input panas maka pembentukan presipitasi karbida semakin tebal dan semakin merata pada daerah batas butir. Kata kunci: multi layer, presipitasi karbida, SMAW, arus

LATAR BELAKANG
Austenitic stainless steel adalah suatu logam paduan yang mempunyai sifat tahan korosi baik sehingga banyak dipakai didunia industri terutama pada proses pengelasan (welding)

Pada pengelasan pada ketebalan material tertentu perlu dilakukan pengelasan dengan beberapa layer. Setiap layer mempunyai logam las dan HAZ sendiri sendiri.

RUMUSAN MASALAH
Hubungan antara proses Pengelasan terhadap kecenderungan perbedaan Kekerasan tiap layer pada baja tahan karat austenitik Avesta 253 MA
Hubungan antara proses Pengelasan multilayer terhadap hasil uji tarik dan kecenderungan perbedaan struktur mikro tiap layer padabaja tahan karat austenitik Avesta 253 MA

TUJUAN PENELITIAN
Mengetahui dan mempelajari pengaruh layer berikutnya terhadap layer sebelumnya dengan struktur mikro dan uji kekerasan

Mendapatkan data berdasarkan variasi arus listrik SMAW terhadap daerah presipitasi karbida dengan pengamatan struktur makro dan pengaruh pengelasan multi layer variasi arus pengelasan terhadap pengujian tarik
.

BATASAN MASALAH
1.

Material yang digunakan untuk penelitian diasumsikan

homogen dan mempunyai komposisi kimia serta sifat mekanik


yang sama dengan material di lapangan.
2.

Kondisi mesin las, alat uji dan alat ukur diasumsikan


terkalibrasi.

3.

Kondisi lingkungan pada saat pelaksanaan percobaan dianggap tetap.

4.

Pengaruh panas akibat pemotongan material diabaikan.

5.

Parameter lain yang tidak diamati di SMAW dianggap konstan.

TINJAUAN PUSTAKA
1. Analisa Struktur mikro dan kekerasan tiap layer pada
pengelasan baja tahan karat 304 ketebalan 5 dan 10 mm oleh Hendri Utomo (2912101482)

2.

Pengaruh presipitasi karbida akibat proses pengelasan


terhadap ketahanan korosi pada stainless steel tipe 304 dan 304L oleh Feizal Putra Permana ( 2199.100.056 )

Austenitic Stainless Steel


Baja tahan karat austenitik merupakan paduan besi (Fe),

Kromium (Cr), dan Nikel (Ni) serta paduan lain seperti


Mo, Ti, P, S, Mn dan kadang ditambah unsur yang lain sesuai dengan kebutuhan sifat mekanik, machineability

dan juga menambah ketahanan korosinya.

Stainless Steel ini bersifat non magnetic dan non

hardenable.
Diagram Fasa

Stainless Steel Avesta 253 MA


AVESTA type 253 MA (MA : micro alloying)

mengandung 0.09 % C, 21 % Cr, 11 % Ni, 1,6 % Si, 1,6 %


Ce dan 0,17 % N.

Uji Komposisi

Properties Avesta 253 MA

DeLong Diagram for Stainless Steel

SMAW
Mesin Las : ESAB LHF 400 Ampere Maks : 400 A Voltase : 30 V

Polaritas : DCRP Tegangan Listrik : 30 V Arus Listrik : 45 A, 55 A, 70 A

Video Las

HEAT INPUT
Heat input (Hnet) mempresentasikan energi nominal dari sumber panas pengelasan. Energi ini mempengaruhi distribusi panas pada proses pengelasan yang berdampak pada besarnya peak temperature, kecepatan pendinginan dan waktu solidifikasi. Hnet dapat dinyatakan dalam persamaan : Hnet : heat input (J/mm)
Dimana : Hnet =
E I V : efisiensi perpindahan panas : tegangan (V) : arus (A) : kecepatan pengelasan (mm/s)

Diagram Alir Penelitian


MULAI Study literatur

A
Pengujian

PENGAMBILAN DATA AWAL: 1. Material 2. Filler

Perumusan masalah dan tujuan

Uji Tarik
Persiapan material dan Filler AVESTA 253 MA diameter 2,6 mm beserta mesin las SMAW

Uji kekerasan

Pengamatan makro korona dan mikro

Analisa data
Pengelasan SMAW : Filler : 253 MA AC\DC Diameter : 2,6 mm Arus : 45, 55, 70 Amp Polaritas : DCRP Multilayer : 5 layer

Kesimpulan

SELESAI

Pemotongan material

You might also like