Professional Documents
Culture Documents
Dosen Pembimbing:
ABSTRAK
Austenitic stainless steel adalah suatu logam paduan yang mempunyai sifat tahan korosi baik sehingga banyak dipakai didunia industri terutama pada proses pengelasan (welding). Pada pengelasan material yang cukup tebal tidak mungkin melakukan pengelasan satu layer. Pengelasan tentu dilakukan beberapa layer. Setiap layer mempunyai logam las dan HAZ sendiri sendiri. Sedangkan pada logam induk akan mengalami proses sensitisasi dan terjadi peristiwa difusi atom chromium dari larutan padat dan bersenyawa dengan karbon membentuk chromium karbida yang mengendap pada batas butir, sehingga kadar chromium di sekitar batas butir akan turun dan sifat tahan korosi pada daerah di sekitar batas butir akan turun. Pada penelitian ini, dilakukan pengelasan Shielded Metal Arc Welding dengan material stainless steel AVESTA 253 MA dan filler metal 253 MA AC/DC diameter 2,6 mm serta bentuk groove yaitu V-groove. Arus listrik Shielded Metal Arc Welding yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu 45 A, 55A, 70A. Dengan jumlah layer yaitu 5 layer. Kemudian hasil lasan tersebut dilakukan uji tarik, uji kekerasan tiap layer, diamati struktur makro dan mikronya. Dari pengujian tersebut diketahui sifat mekanik dan struktur mikro ketiga hasil lasan Shielded Metal Arc Welding. Hasil pengujian tarik untuk semua variasi arus SMAW patah di logam induk dengan nilai rata rata 689 MPa. Untuk pengujian kekerasan, diperoleh tingkat kekerasan semakin tinggi pada tiap peningkatan layer baik untuk arus listrik 45A, 55A, 70A. Kekerasan paling tinggi terdapat pada daerah logam las, kemudian HAZ dan paling rendah di logam induk. Dari hasil pengamatan gambar struktur mikro di daerah HAZ dengan semakin besarnya input panas maka pembentukan presipitasi karbida semakin tebal dan semakin merata pada daerah batas butir. Kata kunci: multi layer, presipitasi karbida, SMAW, arus
LATAR BELAKANG
Austenitic stainless steel adalah suatu logam paduan yang mempunyai sifat tahan korosi baik sehingga banyak dipakai didunia industri terutama pada proses pengelasan (welding)
Pada pengelasan pada ketebalan material tertentu perlu dilakukan pengelasan dengan beberapa layer. Setiap layer mempunyai logam las dan HAZ sendiri sendiri.
RUMUSAN MASALAH
Hubungan antara proses Pengelasan terhadap kecenderungan perbedaan Kekerasan tiap layer pada baja tahan karat austenitik Avesta 253 MA
Hubungan antara proses Pengelasan multilayer terhadap hasil uji tarik dan kecenderungan perbedaan struktur mikro tiap layer padabaja tahan karat austenitik Avesta 253 MA
TUJUAN PENELITIAN
Mengetahui dan mempelajari pengaruh layer berikutnya terhadap layer sebelumnya dengan struktur mikro dan uji kekerasan
Mendapatkan data berdasarkan variasi arus listrik SMAW terhadap daerah presipitasi karbida dengan pengamatan struktur makro dan pengaruh pengelasan multi layer variasi arus pengelasan terhadap pengujian tarik
.
BATASAN MASALAH
1.
3.
4.
5.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Analisa Struktur mikro dan kekerasan tiap layer pada
pengelasan baja tahan karat 304 ketebalan 5 dan 10 mm oleh Hendri Utomo (2912101482)
2.
hardenable.
Diagram Fasa
Uji Komposisi
SMAW
Mesin Las : ESAB LHF 400 Ampere Maks : 400 A Voltase : 30 V
Video Las
HEAT INPUT
Heat input (Hnet) mempresentasikan energi nominal dari sumber panas pengelasan. Energi ini mempengaruhi distribusi panas pada proses pengelasan yang berdampak pada besarnya peak temperature, kecepatan pendinginan dan waktu solidifikasi. Hnet dapat dinyatakan dalam persamaan : Hnet : heat input (J/mm)
Dimana : Hnet =
E I V : efisiensi perpindahan panas : tegangan (V) : arus (A) : kecepatan pengelasan (mm/s)
A
Pengujian
Uji Tarik
Persiapan material dan Filler AVESTA 253 MA diameter 2,6 mm beserta mesin las SMAW
Uji kekerasan
Analisa data
Pengelasan SMAW : Filler : 253 MA AC\DC Diameter : 2,6 mm Arus : 45, 55, 70 Amp Polaritas : DCRP Multilayer : 5 layer
Kesimpulan
SELESAI
Pemotongan material