You are on page 1of 10

MAKALAH Objek, Subjek, dan Peristiwa Hukum

Dosen pengampu: Nurhidayatuloh, S.H.I., S.Pd., LL.M., M.H.

Disusun oleh:

Kemas M. Gemilang NIM: 11350013

PRODI AL-AHWAL ASY-SYAKHSIYYAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2012

PEMBAHASAN

A. SUBYEK HUKUM Subyek hukum adalah segala sesuatu yang dapat memperoleh hak dan kewajiban dari hukum. Yang dapat memperoleh hak dan kewajiban dari hukum hanyalah manusia. Jadi manusia oleh hukum diakui sebagai penyandang hakdan kewajiban, sebagai subyek hukum atau sebagai orang. Dewasa ini subyek hukum dibagi menjadi: 1. Orang/manusia (natuurlijke persoon); dan 2. Badan Hukum (rechtspersoon)

Adapun penjelasan dari keduanya adalah sebagai berikut: 1. Orang ` Dalam hukum, perkataan orang (persoon) berarti pembawa hak dan kewajiban

(rechtsdrager) atau subjek di dalam hukum. Pada masa sekarang tiap orang tidak peduli kebangsaan, agama atau statusnya adalah subjek hukum. Pada zaman dahulu ketika masih ada perbudakan, budak bukanlah subjek hukum tetapi merupakan objek hukum dan dapat diperjualbelikan. Selain itu, dahulu dikenal istilah kematian perdata (burgelyke dood), yaitu pernyataan pengadilan(lijke dood) yang menyatakan bahwa seseorang tidak boleh memiliki hak apapun lagi. Hal yang demikian tidak dimungkin lagi berdasarkan pasal 3 BW yang berbunyi: tiada suatu hukuman pun yang mengakibatkan kematian perdata, atau kehilangan segala hak-hak kewargaan. Hukum yang berupa pencabutan hak memang masih ada, tetapi terbatas kepada pencabutan terhadap hak-hak tertentu saja. Hukuman yang semacam itu tidak langsung hanya untuk sementara aktu saja. Hak-hak tertentu dapat dicabut di antaranya: a. Hak memegang jabatan pada umumnya atau jabatan tertentu; b. Hak memasuki angkatan bersenjata c. Hak memilih dan dipilih dalam pemilihan yang diadakan berdasarkan aturanaturan umum;

d. Hak menjadi penasehat, wali pengawas, pengampu atau pengampu pengawas atas anak yang bukan anak sendiri; e. Hak menjalankan kekuasaan bapak, menjalankan perwakilan atau pengampuan atas anak sendiri; f. Hak untuk menjalankan pencaharian tertentu.

Berlakunya manusia sebagai pembawa hak mulai dari saat ia dilahirkan dan berakhir pada saat ia meninggal dunia; bahkan seorang anak yang masih dalam kandungan ibunya dapat dianggap sebagai pembawa hak (dianggap telah lahir) apabila kepentingannya menghendaki, seperti untuk menjadi ahli waris,menerima pemberian asal hidup. Walaupun menurut hukum setiap orang memiliki hak, namun tidak semua orang diperbolehkan sendiri dalam melaksanakan hak-haknya itu. Mereka yan oleh hukum dinyatakan tidak cakap (handelingsonbekwaam) ialah: a. Orang yang msih dibawah umur (belum dewasa). b. Orang yang tidak sehat pikirannya (gila), pemabuk dan pemboros, yakni mereka yang ditaruh dibawah pengampuan (curatele). c. orang perempuan dalam pernikahan(wanita kawin).

2. Badan hukum Manusia bukanlah satu-satunya subyek hukum. Dalm lalu lintas hukum diperlukan sesuatu hal lainyang bukan manusia yang menjadi subjek hukum. Di samping orang. Dikenal juga subjek hukum yang bukan manusia yang disebut badan hukum. Badan hukum adalah organisasi atau kelompok manusia yang mempunyai tujuan tertentu yang dapat menyandang hak dan kewajiba. Badan hukum bertindak sebagia satu kesatuan dalam lalu lintas hukum seperti orang. Hanya saja bedanya, badan hukum tidak dapat kawin, tidak dapat mempunyai anak. Badan hukum tidak dapat mempunyai kekuasaan marital. Badan hukum tidak dapat di penjara kecuali dijatuhi hukuman denda.

Badan hukum bertindak dengan perantaraan pengurus-pengurusnya. Badan hukum di bedakan menjadi dua bentuk, yaitu: a. Badan hukum publik Badan hukum yang didirikan berdasarkan hukum publik yang menyangkut kepentingan publik, orang banyak atau negara pada umunya. Badan hukum ini merupakan badan-badan hukum negara yang mempunya kekuasaan wilayah atau yang merupakan lembaga yang dibentuk oleh yang berkuasa, berdasarkan perundang-undangan yang dijalankan eksekutif, pemerintah atau badan pengurus yang diberi tugas untuk itu. Contoh badan hukum publik seperti: negara, propinsi, kabupaten, Bank Indonesia dan lain-lain. b. Badan hukum privat (perdata), yang dapat dibagi lagi menjadi: Badan hukum yang didirikan berdasarkan hukum sipilatau perdat yang menyangkut kepentingan pribadi didalam badan hukum itu. Badan hukum ini merupakan badan hukm swasta yang didirikan oleh pribadi orang untuk tujuan tertentu, yaitu mencari keuntungan, sosial pendidikan, politik, kebudayaan, kesehatan, olaharaga dan lain-lain. Menurut, tujuannya, badan hukum privat dapat dibagi menjadi: 1) Perserikatan dengan tujuan tidak matrealistis/amal. Contoh: perkumpulan gereja, badan wakaf, yayasan dll. 2) Persekutuan dengan tujuan memperoleh laba. Contoh: Perseroan Terbatas. Ada beberapa teori yang berhubungan dengan badan hukum, yakni: 1. Teori Fiksi atau anggapan dari Von Savigny,C.W.Opzoomer dan houwing. Pada dasarnya subjek hukum hanya manusia. Badan hukum hanyalahanggapan (fiksi) saja, hanya gambaran saja yang tidak berujud dengan nyata. Ia dibuat oleh negara. Ia dipersamakan dengan orang. 2. Teori Kekayaan tujaun dari A. Brinz dan EIJ van der Heyden Menurut teori ini kekayaan badan hukum bukan kekayaan seseorang, tetapi kekayaan itu terikat pada tujuannya (Zweck Vermogen). Tiap hak tidak ditentukan oleh suatu subjek tetapi ditentukan oleh suatu tujuan. Menuru teori ini hanya manusialah yang

menjadi subjek hukum dan badan hukum adalah untuk melayani kepentingan tertentu. 3. Teori Orgaan dari Otto von Gierke Badan hukum itu seperti manusia. Ia suatu jelmaan yang sungguh-sungguh ada dalam pergaulan hukum. Badan hukum itu membentuk kehendak sendiri dengan perantara alat-alat (organ) yang ada padanya (pengurus) seperti manusia. Menurutya, badan hukum bukanlah suatu fiksi tapi merupakan makhluk yang sungguh-sungguh ada secara abstrak dari konstruksi yuridis. Fungsi badan hukum dipersamakan dengan fungsi manusia. 4. Teoro milik kolektif dari W.L.P.A. Molengraff dan marcel Planiol Dalam toeri ini badan hukum ialah harta yang tida dapat dibagi-bagi dari anggotaanggota secara bersama-sama. Hak dan kewajiban badan hukum pada hakikatnya adalah hak dan kewajiban para anggota secara bersama-sama. Oleh karenanyabadan hukum hanya konstruksi yuridis, jadi pada hakikatnya abstrak 5. Teori Duguit Sesuai dengan ajarannya tentang fungsi sosial, dalan teori ini Duguit tidak mengakui adanya badan hukum sebagai subjek hukum tetapi hanya fungsi-fungsi sosial yang harus dilaksanakan. Manusia sajalah sebagai subjek hukum, selain manusia bkan subjek hukum. 6. Teori Eggens Badan hukum adalah sesuatu hulpfiguur, karena adanya diperlakukandan dibolehkan hukum, demi untuk menjalankan hak-hak dengan sewajarnya (behoorlijk). Bahwa dalam hal-hal tertentu keperluan itu dirasakan, oleh karena hukum hendak memperlakuakan suatu rombongan orang yang bersama-sama mempunyai kekayaan dan tujuan tertentu sebagai suatu kesatuan, karena seorang subjek hukum saja tidak dapat berwenang secara sendiri-sendiri bertindak dalam rangkaian peristiwa hukum.

B. Obyek Hukum Obyek hokum (recht object) adalah segala sesuatu yang berguna bagi subjek hokum (manusia/badan hokum) dan yang menjadi pokok permasalahan dan kepentingan bagi para subjek hokum, oleh karenanya dapat dikuasai oleh subjek hokum. Biasanya objek hokum disebut benda. Menurut hukumm perdata, benda ialah segala barang-barang dan hak-hak yang dimiliki orang (vide Pasal 499 KUHPerd). Menurut Pasal 503 KUHPerd, benda dibagi menjadi: 1. Benda berwujud, yaitu segala sesuatu yang dapat diraba oleh pancaindera, seperti: rumah, buku, dan lain-lain. 2. Benda tidak berwujud (bendai immaterial), yaitu segala macam hak, seperti: Hak cipta, merek dan lain-lain. Menurut Pasal 504 KUHPerd, benda dapat juga dibagi atas: 1. Benda tidak bergerak (benda tetap), yaitu benda yang tidak dapoat dipindahkan, seperti tanah dan segala sesuatu yang ditanam atau yang dibangun diatasnya, seperti: pohon, gedung, mesin-mesin dalam parbik dan lain-lain.kapal yang besarnya 20 m3 termasuk juga golongan benda juga. 2. Benda bergerak (benda tidak tetap), yaitu benda-benda yang dapat dipindahkan, seperti: sepeda, meja, hewan dan lain-lain

C. Peristiwa Hukum Yang dimaksud dengan peristiwa hukum atau kejadian hukum atau rechtsfeit. adalah peristiwa kemasyarakatan yang akibatnya diatur oleh hukum, agar lebih jelas akan disampaikan beberapa contoh yang relevan dengan istilah peristiwa hukum, sebab tidak setiap peristiwa kemasyarakatan akibatnya diatur oleh hukum. Contoh pertama : Peristiwa transaksi jual beli barang. Pada peristiwa ini terdapat akibat yang diatur oleh hukum, yaitu timbulnya hak dan kewajiban, sebagaimana pasal 1457 Kitab UndangUndang Hukum Perdata bahwa Jual beli adalah suatu persetujuan, dengan mana pihak

yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan, dan pihak yang lain untuk membayar harga yang telah dijanjikan. Contoh kedua : Peristiwa kematian seseorang. Pada peristiwa kematian seseorang secara wajar, dalam hukum perdata akan menimbulkan berbagai akibat yang diatur oleh hukum, misalnya penetapan pewaris dan ahli waris. Pada pasal 830 Kitab Undang-undang Hukum Perdata berbunyi Pewarisan hanya berlangsung karena kematian. Sedangkan apabila kematian seseorang tersebut akibat pembunuhan, maka dalam hukum pidana akan timbul akibat hukum bagi si pembunuh yaitu ia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya sebagaimana disebutkan pada pasal 338 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana bahwa Barang siapa dengan sengaja menghilangkan jiwa orang lain, dihukum, karena pembunuhan atau doodslag, dengan hukuman penjara selama-lamanya lima belas tahun. Contoh ketiga : Seorang pria menikahi wanita secara resmi. Peristiwa pernikahan atau perkawinan ini akan menimbulkan akibat yang diatur oleh hukum yakni hukum perkawinan dimana dalam peristiwa ini timbul hak dan kewajiban bagi suami istri. Pada pasal 31 ayat (2) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan berbunyi Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum. Sedangkan pasal 34 ayat (2) menetapkan Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya.

A.1. Macam-macam Peristiwa Hukum Setelah memperhatikan contoh-contoh diatas, ternyata peristiwa hukum itu dapat di bedakan menjadi 2, yaitu : a. Peristiwa hukum karena perbuatan subyek hukum; b. Peristiwa hukum yang bukan perbuatan subyek hukum. Peristiwa hukum karena perbuatan subyek hukum adalah semua perbuatan yang dilakukan manusia atau badan hukum yang dapat menimbulkan akibat hukum. Contoh peristiwa pembuatan surat wasiat dan peristiwa tentang penghibahan barang.

Peristiwa hukum yang bukan perbuatan subyek hukum adalah semua peristiwa hukum yang tidak timbul karena perbuatan subyek hukum, akan tetapi apabila terjadi dapat menimbulkan akibat-akibat hukum tertentu. Misal kelahiran seorang bayi, kematian seseorang, dan kadaluarsa (aquisitief yaitu kadaluarsa yang menimbulkan hak dan extinctief yaitu kadaluarsa yang melenyapkan kewajiban).

A.2. Pembagian Macam-macam Perbuatan Hukum Dalam pembahasan mengenai peristiwa hukum dikenal dua macam Perbuatan hukum, yakni perbuatan hukum yang bersegi satu (eenzijdig). adalah setiap perbuatan yang berakibat hukum (rechtsgevolg) dan akibat hukum ditimbulkan oleh kehendak satu subyek hukum, yaitu satu pihak saja (yang telah melakukan perbuatan itu). Misalnya, perbuatan hukum yang disebut dalam pasal 132 KUHPerdata (hak seorang istri untuk melepaskan haknya atas barang yang merupakan kepunyaan suami istri berdua setelah mereka kawin, benda perkawinan), contoh lain adalah yang disebutkan dalam pasal 875 KUHPerdata yaitu perbuatan mengadakan surat wasiat. perbuatan hukum yang bersegi dua (tweezijdig). adalah setiap perbuatan yang akibat hukumnya ditimbulkan oleh kehendak dua subyek hukum, yaitu dua pihak atau lebih. Setiap perbuatan hukum yang bersegi dua merupakan perjanjian (overeenkomst) seperti yang tercantum dalam pasal 1313 KUHPerdata : Perjanjian itu suatu perbuatan yang menyebabkan satu orang (subyek hukum) atau lebih mengikat dirinya pada seorang (subyek hukum) lain atau lebih.

A.3. Zaakwaarneming dan onrechtmatiga daad. Zaakwaarneming (perwakilan sukarela) yaitu perbuatan yang akibatnya diatur oleh hukum, walapun bagi hukum tidak perlu akibat tersebut dikehendaki oleh yang melakukan perbuatan itu. Misalnya pada pasal 1354 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang berbunyi :

Jika seseorang dengan sukarela, dengan tidak mendapat perintah untuk itu, mewakili urusan orang lain dengan atau tanpa pengetahuan orang ini, maka ia secara diam-diam mengikat dirinya untuk meneruskan serta menyelesaikan urusan tersebut, hingga orang yang diwakili kepentingannya dapat mengerjakan sendiri urusan itu. Ia memikul segala kewajiban yang harus dipikulnya, seandainya ia dikuasakan dengan suatu pemberian kuasa yang dinyatakan dengan tegas. Contoh: perbuatan memperhatikan (mengurus) kepentingan orang lain, dengan tanpa adanya permintaan dari orang yang berkepentingan. Onrechtmatigedaad (perbuatan melawan hukum), misalnya pada pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata atau pasal 1401 Burgerlijk Wetboek, yang menetapkan : Elke onrechtmatigedaad, waardoor aan een ander schade wordt toegebragt, stelt dengene door wiens shuld die schade veroorzaakt is in de verpligting om dezelve te vergoeden.

Soebekti dan Tjitrosudibio menterjemahkannya sebagai berikut : Tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada seorang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut.

You might also like