Professional Documents
Culture Documents
Banyak orang berpikir bagaimana merubah dunia, tapi jarang sekali orang berpikir bagaimana merubah dirinya sendiri.
We will not become better off just by doing the same jobs on the same business.
(Kita tidak bisa menjadi yang terbaik hanya dengan melakukan pekerjaan yang sama pada bisnis yang sama dengan yang lain).
3
Competition Era:
Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyakbanyaknya supaya kamu beruntung (Al-Jumuah: 10).
Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan (Al-Mulk: 15).
Rasulullah SAW ketika ditanya tentang pekerjaan apakah yang paling baik? Dia menjawab: Sebaik-baik pekerjaan adalah pekerjaan orang dengan tangannya sendiri, dan semua jual beli yang mabrur (halal dan paling berkah) (H.R. Ahmad dan al-Thabrani).
Malik bin Anas meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW berkata: Mencari rizki yang halal hukumnya wajib bagi setiap Muslim (H.R. Al-Thabrani).
DALAM ARTI LUAS, RIBA DIMAKNAI SEGALA PRILAKU EKONOMI YANG TIDAK MEMILIKI IMBANGAN RIIL DALAM TRAKSAKSI (IWADH AL-AQDIYAH)
10
11
DALAM ISLAM, MODAL SOSIAL ITU ADALAH AMANAH, YANG MENJADI CIRI KEIMANAN SESEORANG. SEBALIKNYA, KHIYANAH DINILAI SEBAGAI SIFAT PALING BURUK. DI ATAS AMANAH INILAH DIBANGUN BERBAGAI MACAM BENTUK HUBUNGAN EKONOMI BILA MASYARAKAT SUDAH KEHILANGAN MODAL SOSIAL (AMANAH) INI, DIPERLUKAN BERABADABAD UNTUK MEMULIHKANNYA.
12
13
8 NILAI
DALAM BISNIS ISLAMI
Shiddiq Istiqamah Tabligh Amanah Fathanah Riayah Masuliyah Adil Kejujuran, akurasi, akuntabilitas Konsistensi, komitmen dan loyalitas Transparansi, kontrol, edukatif, komunikatif Kepercayaan, integritas, reputasi, kredibilitas Profesional, kompeten, kreatif, inovatif Solidaritas, empati, kepedulian, awareness Responsibilitas Tidak eksploitatif, win-win solution
14
7 PANTANGAN BISNIS
Maysir Asusila Gharar Haram Riba Ihtikar Bahaya : : : : : : : Spekulasi, tidak produktif, gambling Amoral dan melanggar kesusilaan Manipulasi, tidak transparan (QS. 83:1-4) Obyek dan proyek bisnis yang haram Menggunakan sistem bunga Penimbunan dan monopoli (QS. 59:71) Menimbulkan kemudharatan dan kedzaliman
15
Tradisi
Tidak didasarkan prinsip kerelaan Rekayasa pasar (Supply) Rekayasa pasar (demand) Uncomplete information Uncomplete information Uncomplete information Uncomplete information 16
P
E N Y E B A B
an taradin minkum
Haram Selain Zatnya Melanggar syarat-syarat Rukun tdk terpenuhi Tidak Sah Taaluq Two in One
Melanggar prinsip
17
MACAM-MACAM RIBA
FADL
Riba karena pertukaran barang sejenis yang tidak memenuhi kriteria sama kualitas, kuantitas dan waktu penyerahan
RIBA
NASIAH
Riba karena hutang piutang yang tidak memenuhi kriteria: untung muncul bersama resiko, dan hasil usaha muncul bersama biaya
JAHILIAH
Hutang yang dibayar melebihi pokoknya karena peminjam tidak mampu mengembalikan tepat waktu
18
Pinjaman
Kembali 120.000 Kelebihan 20.000 Ket. Riba
19
Jenis Riba
Secara garis besar riba terbagi kepada dua bagian, yaitu riba hutang piutang dan riba jual beli. 1. Riba hutang piutang : a. Riba Qord Suatu manfaat atau tingkat kelebihan tertentu yang disyaratkan terhadap yang yang berhutang (muqtaridh) b. Riba Jahiliyyah Hutang dibayar lebih dari pokoknya, karena si peminjam tidak mampu membayar hutangnya pada waktu yang ditetapkan.
20
2. Riba Jual Beli a. Riba Fadhl Pertukaran antar barang-barang sejenis dengan kadar/ takaran yang berbeda dan barang yang dipertukarkan termasuk dalam jenis barang ribawi. b. Riba Nasiah Penanggungan penyerahan atau penerimaan jenis barang ribawi dengan jenis barang ribawi lainnya.
21
Hanafi
Kadar (ditimbang atau ditakar) dan kesatuan jenis
Maliki
Sebagai bahan makanan. Untuk emas dan perak karena tsumuniyyah sebagai pematok harga barang-barang.
Syafii
Untuk emas dan perak karena tsumuniyyah. Untuk lainnya karena berfungsi sebagai bahan makanan, buah-buahan dan untuk obat-obatan. Tsamaniyah Lebih dari tujuh asal sebagai makanan dan berfungsi sebagai buahbuahan dan obatobatan.
Hambali
Sebagian pengikutnya berpendapat seperti Hanafi. Sebagian lagi seperti pendapat Syafiiyah dan sebagian lagi berkata selain dari emas dan perak, illatnya karena dapat dimakan. Sama Lebih dari tujuh
Salah satu dari dua illat riba fadhl Lebih dari tujuh, asal dapat ditimbang, ditakar atau kesatuan jenis.
Dapat dimakan Lebih dari tujuh asal dapat disimpan dan dimakan.
22
23
Pemanfaatan Harta (al- Tasharuf al-Milkiyah) Pemanfaatan harta dibagi dua, yakni: (1) Pengembangan harta (tanmiyatu almal), (2) Infaq harta (infaqu al-mal).
24
LARANGAN BOROS:
makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (Al-Araf: 31).
Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian. (Al-Furqan: 67)
25
Islam mendorong umatnya untuk memperhatikan dan menolong pihak-pihak yang membutuhkan, selain untuk kepentingan ibadah, misalnya zakat, menafkahi anak dan istri, dorongan untuk memberi hadiah, hibah, sedekah pada fakir miskin dan orang yang memerlukan (terlibat hutang, keperluan pengobatan dan musibah), dan infaq untuk jihad fii sabilillah.
26
Islam melarang umatnya menggunakan harta untuk hal-hal yang dilarang oleh hukum syara, seperti riswah (sogok), israf, tabdzir, dan taraf (membeli barang atau jasa haram), serta mencela keras sikap bakhil.
27
Harta yang dimiliki seorang muslim tidak boleh dimanfaatkan dan dikembangkan dengan cara yang bertentangan dengan syariat Islam. Islam melarang aktivitas perjudian, riba, penipuan, serta investasi di sektor-sektor maksiat. Sebab, aktivitasaktivitas semacam ini akan menghambat produktivitas manusia. Perjudian, valas, minuman kerasa, akan berdampak pada terjadinya kemerosotan akhlaq dan etika masyarakat, serta menurunkan produktivitas pekerja/ buruh.
28
BERDOA:
Ya Allah, sesungguhnya saya berlindung kepadaMu dari kekafiran, kefakiran, dan siksa kubur. (H.R. Al-Turmudzi dan AnNasai)
Ya Allah, sesungguhnya saya berlindung kepadaMu dari kefakiran, Kekurangan dan kehinaan (H.R. AnNasai)
29
Ya Allah, aku telah memenuhi panggilanMu, aku telah memenuhi kewajibanMu, dan aku telah pergi mencari rizki, maka berilah rizki kepadaku. Engkau adalah sebaik-baik pemberi rizki.
30
JIWA WIRAUSAHA MUSLIM: NABI MUHAMMAD SAW MENGAJARKAN SUATU DOA BAGI ORANG YANG TERLILIT UTANG: ALLAHUMMA INNI AUDZUBIKA MIN AL-HAMMI WA AL-HUZNI, WA AUDZUBIKA MIN AL-AJZI WA AL-KASALI, WA AUDZUBIKA MIN AL-JUBNI WA AL-BUKHLI, WA AUDZUBIKA MIN GHALABAT ALDAIN WA QAHRI AL-RIZAL. INTI DOA INI ADALAH ETOS KERJA, JIWA BESAR, OPTIMISME DAN BERMENTAL KEWIRAUSAHAAN YANG TINGGI
31
32
TERAKHIR, SAYA INGIN MEMBISIKKAN KE TELINGA ANDA, BAHWA PESAN UTAMA DALAM ACARA INI BUKANLAH SEKEDAR MENYAMPAIKAN KATA-KATA. NAMUN YANG TERPENTING ADALAH USAHA ANDA UNTUK SELANGKAH LEBIH MAJU, AGAR ANDA SAMPAI PADA YANG ANDA IMPIKAN, JUGA DENGAN MEMULAI, BERUSAHA, DAN MEYAKINI BAHWA KESUKSESAN AKAN MENJADI MILIK ANDA. INSYA ALLAH.
33
34
RIWAYAT HIDUP
N a m a : Prof. Dr. Adang Djumhur Salikin, M.Ag Tempat/ tgl. lahir: Garut, 21 Maret 1959 Pekerjaan : PNS Jabatan/ Gol : Guru Besar (IV/d). Asdir I Program Pascasarjana STAIN Cirebon Alamat Kantor : Jl. Perjuangan, Sunyaragi (0231) 480262 Cirebon 45132 Alamat Rumah : Jl. Wanagati, 24 Kel. Karyamulya, 03/ 04 480095 Cirebon 45135 HP 081 324 388 500
35
Pendidikan :
Doktor, Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2004. Magister, Pascasarjana IAIN-SU Medan, 1997 Sarjana, Fakultas Syariah IAIN SGD Bandung, 1984 Sarjana Muda, Fakultas Syariah IAIN SGD Bandung, 1982 Pendidikan Guru Agama (PGA) 6 Th. Cokroaminito, di Garut, 1977 Pondok Pesantren di Pulosari, Limbangan Garut, 1975 1976 Pendidikan Guru Agama (PGA) 4 Th. di Kersamanah, Garut, 1975 Sekolah Dasar Negeri di Ciwidey, Bandung, 1971.
Organisasi :
Direktur Center for Economic and Population Studies (CEPOS) Ketua Umum Pimpinan Majelis Wilayah KAHMI Jawa Barat, 2002-2006 Deklarator/ Kordinator Forum Sabtuan (Forum Lintas Iman) Cirebon.
36