You are on page 1of 13

Faktor yang berpengaruh terhadap pelapukan Iklim, Resistensi mineral pembentuk batuan, Ukuran butir dan tekstur batuan,

Relief topografi dan drainase, Struktur geologi. Air tanah di bawah topografi dataran tinggi cenderung terdapat pada kedalaman maksimal, sehingga air hujan sebagai agen pelapukan kimia, yang masuk ke dalam tanah harus menempuh jarak yang cukup panjang dan hal ini berarti semakin besar waktu dan volume cakupan pelapukan kimia dalam merobak mineral-mineral silikat dan melarutkan unsur-unsur Ni, Mg dan Si. PelapukanMekanis Batuan yang mengalami proses pelapukan mekanik akan pecah menjadi bagian-bagian yang kecil. Hasil akhir proses ini adalah material kecil yang berasal dari batuan yang besar. Perombakan menjadi material kecil mengakibatkan bertambahnya luas permukaan material, sehingga menambah efektifitas pelapukan kimia. Pelapukan Kimia Menurut Waheed(2002), bahwa pelapukan kimia merupakan proses dimana batuan bereaksi dengan agen-agen atmosfir, hidrosfer dan aktifitas biologi untuk membentuk fase mineral yang lebih stabil. Batuan terurai melalui proses kimia. Hidrolisis Merupakan proses kimia oleh adanya penguraian mineral menjadi komponenkomponen yang lebih stabil dibawah pengaruh pelapukan kimia.Sedangkan Ollier(1969), menyatakan bahwa hidrolisis merupakan reaksi antara mineral dengan air, yaitu antara ion H+ dan ion OH- air dengan ion-ion mineral. Oksidasi Agen oksidasi pada lingkungan tanah adalah oksigen yang larut dalam air hujan dan air tanah Menurut Waheed(2002), bahwa mobilitas unsur yang dijumpai pada ultramafik dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Elemen yang bersifat sangat larut dan sangat mobile Mudah hilang dalam profil pelapukan dan sangat larut dalam aliran air tanah (sedikit asam), misal: Mg, Si, Ca, Na, Cu. Elemen yang bersifat tidak larut dan tidak mobile Tidak dapat larut dalam air tanah, sebagian besar unsur unsurnya merupakan penyusun dari residu tanah(residual soil), misal: Fe3+(ferric), Co, Al, Cr. Elemen dengan daya larut yang terbatas dan mobilitas terbatas,Sebagian larut dalam air tanah yang bersifat asam, misal: Ni, Fe2+(ferrous). ENDAPAN PERMUKAAN Endapan permukaan merupakan endapan-endapan bijih yang terbentuk relatif di permukaan, yang dipengaruhi oleh pelapukan dan pergerakan air tanah. Endapan alohton merupakan endapan yang ditransport dari tempat lain (dari luar lingkungan pengendapan), sedangkan endapan autohton adalah endapan yang terbentuk secara insitu. Endapan alohton yang terkait dengan bijih atau secara ekonomi sering disebut sebagai endapan placer. Sedangkan endapan autohton yang terkait dengan bijih biasa dikenal sebagai endapan residual dan endapan presipitasi kimia atau evaporasi. Sedangkan pengkayaan supergen (super genenrichment) walaupun tidak terbentuk di dekat permukaan, tetapi pembentukannnya terkait dengan proses-proses dipermukaan. ENDAPAN RESIDUAL Endapan-endapan yang terbentuk di dekat permukaan (zona Oksidasi), yang disebabkan oleh pelapukan kimiawi dikenal sebagai endapan residual. Untuk dapat terjadi endapan residual, pelapukan kimia yang intensif terutama untuk daerah tropis dengan curah hujan yang tinggi sangat diperlukan. Dalam kondisi tersebut sebagian besar batuan akan menghasilkan soil yang

banyak mengandung unsur Fe, tetapi kehilangan unsur-unsur yang mudah larut. Soil seperti ini dikenal sebagai laterit (laterites). Endapan Laterit yang penting diantaranya adalah: Laterit Fe Laterit Al (Bauxite) Laterit Ni Selama lateritisasi, nikel yang terkandung dalam batuan peridotit dan serpentinit (0,25% Ni) pada awalnya terlarut, tetapi kemudian secara cepat mengalami presipitasi kembali ke dalam mineral-mineral oksida besi pada zona laterit atau zona limonit(1-2% Ni) atau dalam garnierit pada zona saprolit(2-3%, zona lapuk di bawah zona laterit) ZONA LATERIT Zona Overburden atau iron Capping Zona ini berada paling atas dan masih dipengaruhi aktivitas permukaan dengan kuat. Zona ini tersusun oleh humus dan limonit dengan kandungan Ni sekitar 0,5-1%). Mineral-penyusunnya adalah goethit, hematit, yang mengindikasikan daerah yang sudah lama tersingkap. Zona Limonite Zona ini di bawah iron capping, sebagai zona transisi kearah zona saprolit dengan ukuran material berfariasi dari lempung pasir. Tekstur dan struktur dari batuan induk mulai dapat dikenali, dengan jumlah fragmen peridotit berukuran 2-3 cm (jumlah sedikit). ecendrungan kimia pada lapisan ini, terjadi pengkayaan supergen Ni yang signifikan (1-2% Ni), Fe semakin mengecil, SiO2 semakin membesar, dan Co pada lapisan ini paling tinggi dan mengalami kestabilan (dibanding lapisan yang lain). Zona saprolit Merupakan zona bijih (ore zone), mengandung banyak fragmen batuan dasar sehingga mineral penyusunnya, tekstur dan struktur batuan induk dapat dengan mudah dikenali. Saprolit urat (vein) garnierit, yang merupakan koloid nickeliferous serpentinebanyak dijumpai. Kecendrungan kimianya, yaitu mempunyai kandungan Ni yang paling tinggi (2-3% Ni). Ketebalan berkisar antara 2 -14 meter. Zona batuan induk (bedrock zone) Zona batuan induk berada pada bagian paling bawah dari profil laterit. Tersusun atas bongkah lebih besar dan blokbatuan dasar dan secara umum sudah tidak mengandung mineral ekonomis lagi (<0,5% Ni). Zona ini terkekarkan kuat, kadang -kadang membuka, terisi oleh mineral garnierit dan silika.

ENDAPAN SUPERGEN Selama berlangsung pengangkatan dan erosi, suatu endapan bijih terekspos di dekat permukaan, kemudian mengalami proses pelapukan, pelindian (leaching), maupun oksidasi pada mineral-mineral bijih. Proses tersebut

menyebabkan banyak unsur logam (Cu2+, Pb2+, Zn2+ dll.) akan terlarut (umumnya sebagai senyawa sulfat) dalam air yang bergerak ke dalam air tanah atau bahkan sampai ke kedalaman dimana proses oksidasi tidak berlangsung. ZONASI PELAPUKAN Daerah dimana terjadi proses oksidasi disebut sebagai zona oksidasi. Sebagian larutan yang mengandung logam-logam yang terlarut bergerak terus hingga di bawah muka air tanah, kemudian logam-logam tersebut mengendap kembali membentuk sulfida sekunder. Zona ini dikenal sebagai zona pengkayaan supergen. Di bawah zona pengkayaan supergen terdapat daerah dimana mineralisasi primer tidak terpengaruh oleh proses oksidasi maupun pelindian, yang disebut sebagai zona hipogen. Logam yang paling banyak terbentuk karena proses ini adalah tembaga (Cu) Menurut Jensen dan Bateman (1981), terdapat tiga stadia berkaitan dengan proses pengkayaan supergen, yaitu: 1. Oksidasi dan pelindian pada zona oksidasi 2. Pengendapan di dalam zona oksidasi 3. Pengendapan di dalam zona pengkayaan supergen(reduksi) Faktor yang sangat berpengaruh terhadap proses oksidasi adalah air sebagai regin, tetapi CO2juga berperan penting, disamping dibantu bakteria Thiobacillus ferrooxidans(proses biokimia) (Barnes, 1988) Substansi di atas (terutama air) akan bereaksi dengan mineral tertentu terutama pirit (sebagian besar endapan bijih mengandung pirit), menghasilkan pelarut yang kuat seperti ferric sulfateatau sulfuric acid. Dari reaksi tersebut di atas terlihat bahwa pirit,sangat berperan membentuk agen pelarut ferricsulfate.Ferric hydroxide akan berubah menjadi hematit dan goethite membentuk endapanlimonit,sebagai penciri zona oksidasi(Jensendan Bateman,1981). Ferric sulfate kemudian akan bereaksi dengan logam dan sulfida lain seperti kalkopirit,spalerit,galena,kovelit,danperak .Unsur-unsur logam pada sulfida tersebut akan terlarut dan membentuk senyawa sulfat dan terus bergerak ke arah bawah menembus muka air tanah Pengendapandidalamzonaoksidasi Seringkali logam-logam yang terlarut sudah mengendap sebelum mencapai muka, membentuk mineral-mineral -FeOOH), dan Hematit(Fe2O3). Batugamping atau batuan batuan yang karbonatan cenderung menghambat pergerakan larutan sulfat di dalam zona oksidasi ke arah bawah. Komponen pada batugamping yang reaktif akan bereaksi dengan tembaga sulfat membentuk, misalnya endapan tembaga karbonat seperti malakit [Cu2(CO3)(OH)2], azurit [Cu3(CO3)2(OH)2], Smitsonit (ZnCO3), maupun Cerussite (PbCO3); sehingga akan mengurangi pengkayaan supergen.

Pengendapandidalamzonareduksi(pengkayaansupergen) Sebagian besar logam yang terlarut, tertinggal dalam larutan sampai di bawah muka air tanah yang mempunyai kondisi reduksi. Keadaan ini menyebabkan terjadinya reaksi replacement (penggantian) pada sulfida primer oleh sulfida sekunder, menyebabkan kadar logam pada zona ini menjadi bertambah.

Gossan dan capping (tudung) Gossan adalah singkapan batuan yang teroksidasi membentuk massa limonit di atas endapan bijih sulfida. Dengan pengertian lain gossan adalah konsentrasi besar material limonitik Ketika butiran sulfida mengalami oksidasi dan residual limonit (indigenous) tertinggal di dalam rekahan atau pori, akan memperlihatkan pola tertentu yang dikenal sebagai boxwork. Struktur dan warna yang dibentuk oleh indigenous limonite pada boxwork, sebagaian besar dapat dijadikan penciri (diaknostik) mineral asalnya ENDAPAN PLACER Endapan placer bahan galian yang dihasilkan oleh pengendapan butiran-butiran batuan atau mineral yang ditransport dari batuan sumber, yang disebabkan karena pelapukan fisik. Endapan placer secara umum dapat dibagi menjadi empat golongan,yaitu endapan placer eluvial, endapan placer colluvial, endapan placer aluvial, dan endapan placer aeolian (Macdonald,1983dalamEvans,1993). Komoditi penting yang terbentuk sebagai endapan placer adalah emas (Au), intan (C), platina (Pt), kasiterit (bijih timah/Sn), Zircon, Thorium (Th), dan Uranium (U), serta REE(Rare earth elements) lain. ENDAPAN MAGMATIK Mineral-mineral bijih seperti magnetit, ilmenit, kromit terbentuk pada fase awal diferensiasi magma, bersamaan dengan pembentukan mineral olivine, piroksen, Ca-Plagioklas. Semua mineral bijih yang terbentuk pada fase ini disebut sebagai endapan magmatik

1.

DISEMINASI

Beberapa batuan beku mengandung mineral-mineral asesori, yang mempunyai nilai ekonomi untuk ditambang secara selektif. Mineral-mineral tersebut terbentuk karena kristalisasi yang normal, dan tidak terkonsentrasi membentuk lapisan secara terpisah dari mineral-mineral silikat pembentuk batuan, akan tetapi tersebar (diseminasi). Contoh yang paling popular adalah diseminasi intan pada batuan kimberlit dan lamproite, serta beberapa batuan alkalin lain menghasilkan apatit, niobium, uranium, dan unsure tanah langka (rare earths). 2. GRAVITASIONAL SETTLING

Proses gravitasi, merupakan salah satu mekanisme yang sangat penting didalam proses diferensiasi magma membentuk batuan beku. Kristal-kristal yang terbentuk awal, pada temperature yang tinggi, karena gravitasi akan mengendap di bagian dasar dapur magma, membentuk lapisan kumulat. Kromit (Cr), magnetit (Fe), platinum (Pt), merupakan mineral-mineral yang sering terkonsentrasi membentuk kumulat, dan mempunyai nilai ekonomis yang penting. Kromit (Cr), magnetit (Fe), platinum (Pt), merupakan mineral-mineral yang sering terkonsentrasi membentuk kumulat, dan mempunyai nilai ekonomis yang penting 3. LIQUID IMMISQIBILITY

Pada proses fraksionasi, magma dapat mengalami pengkayaan beberapa unsure tertentu, seperti, besi, tembaga, sulfur, membentuk magma bijih, menyebabkan membentuk droplets yang memisah dari magma silikat pada kantong magma. Contoh endapan ini adalah bijih Cu-Ni di Archean greenstone belts, bijih Magnetit yag berumur Proterozoikum. 4. PEGMATITE

Pada fase akhir magmatisme, sebelum fase hidrotermal, sisa magma dibagian dalam kantong magma pada umumnya mengalami peningkatan kandungan gas dan uap air. Magma sisa yang banyak mengandung gas, mencari jalam keluar, memotong bagian tepi kantong magma yang telah mementuk batuan beku, membentuk retas-retas yang dikenal sebagai batuan pegmatite. Fase pegmatite magmatisme felsik, senderung mengalami pengkayaan unsure lithium, caesium, timah(Sn), dan uranium (U). Pegmatik sebagian besar berkomposisi granitic, terbentuk pada kerak kontinen. ENDAPAN EPITERMAL

yang terbentuk pada lingkungan hidrotermal dekat permukaan, dan tekanan yang relatif rendah (150-300C), high grade (10-50ppmAu), dan atau 5001000ppmAg.Kadang mengandung polimetalik lain (Zn,Pb,Cu,As dll) kalk-alkali subaerial, sering kali (tidak selalu) endapannya dijumpai di dalam produk volkanik (kadang pada sedimen volkanik, atau karbonat). emas epitermal tidak termasuk urat-urat kuarsa emas di dalam batuan metamorf (orogenic gold quartz veins); Juga tidak termasuk endapan syngenetik yang terbentuk pada lantai samodra (sulfida masiv atau tipe kuroko).

epitermal seringkali disebut sebagai endapan urat, penggantian, diseminasi, stockwork, hotspring ,volcanic hosted, dan lain lain. Perbedaan tersebut disebabkan karena perbedaan parameter yang digunakan di dalam menggolongkan endapan epitermal (lihat klasifikasi) epitermal sekarang ini (sistem geotermal aktif), sekalipun tidak sama persis, merupakan sumber endapan bijih, adalah kunci dari sistem endapan epitermal. KLASIFIKASI Berdasarkan kandungan logam Ferguson (1929, dalam Healddkk., 1987) Endapan Au (Au/Ag >1) dan Endapan Ag (Au/Ag <1). Loughlin dan Behre(1933, dalam Heal dkk., 1987) Endapan merkuri, Endapan Au dan Ag dengan kandungan logam dasar minimal, Endapan logam dasar yang mengandung logam mulia 3. Berdasarkan host rocks (batu samping/batu induk) Volcanic-hosted Sediment-hosted Carbonate-hosted 4. Berdasarkan bentuk endapan Vein deposits Stockwork deposits Disseminated deposits 5. Berdasarkan model genesa hot spring model Open cell model Closed model 6. Berdasarkan endapan standar Carlin-type Nansatsu-type

KLASIFIKASI BERDASARKAN MINERALOG DAN ALTERASI Karakteristik mineralogi endapan epitermal, sangat mungkin dibedakan berdasarkan dua fluida yang kontras, yaitu near-neutral pH fluids (fluida dengan pH mendekati netral) dan acid pH (fluida dengan pH asam) (Hedenquist, 1987). Sistem dengan pH netral, mempunyai fluida yang dapat dianalogkan dengan sistem geotermal aktif. Sedangkan sistem pH asam dapat dianalogkan dengan sistem hidrotermal pada batas bodi magma dekat permukaan dan vents (pipa) volkanik, dimana terjadi generasi volatil magma yang bersifat asam (hedenquist, 1987). Ubahan hidrotermal yang berhubungan dengan Ph near-neutral digunakan istilahadularia-sericite,sedangkan yang berhubungan dengan pH asam digunakan istilahacid-sulfate(Headdkk.,1987). Sedangakan Bonham(1986) menggunakan istilahlowsulfurdanhighsulfur. Berger dan Henley(1989) menyarankan mengganti istilahacid-sulfatedengankaolinite-alunite,agar konsisten dengan istilahadularia-sericite.Penggolongan berdasarkan nama mineral sering kali menimbulkan problem; karena beberapa endapanadularia-sericitehanya mengandung sedikit adularia dan juga mengandung kaolinit dan atau alunit,sehingga bisa menimbulkan salah pengertian. Hedenquist(1987) mengusulkan istilahlow sulfidationdanhigh sulfidation, yang dihubungkan dengan kondisi reduksi dari sulfur yang hadir pada fluida yang mengalami mineralisasi. Sulfur padalow sulfidation umumnya pada kondisi reduksi paling rendah, yaitu sebagai sulfida dengan kondisi oksidasi-2(misal H2S). Sedangkan padahigh sulfidationsulfur hadir pada kondisi oksidasi tinggi yaitu+4, dimana seluruh sulfur hadir sebagai SO2. Sebaran bijih epitermal pada umumnya sangat dikontrol oleh kelurusan struktur, membentuk fissure zone

ENDAPAN PORFIRI Proses hidrotermal-magmatik, pertama kali terbentuk pada temperatur berkisar antara 750-4500C, pada kedalaman antara 5-1 km dibawah permukaan porphyrydeposits adalahcopper and molybdenumor copper and gold. luas, relatiflow grade, intrusion-related. granitic-dioriticyang banyak memperlihatkan tekstur porphyritic. -macam, berada dekat zona fracture dan ubahan di sekitar tubuh intrusi.

jarak dari zone Beniof-nya bertambah. iknya kandungan Au atau rasio Cu/Mo yang tinggi sebagai indikasi adanya kerak yang tipis dan berkomposisi mafik (kerak samodra) GENESA End-membe rmodels of hydrothermal regimes attempt to show contrasting conditions for orthomagmatic systems dominated by magmatic waters (waters derived from molten rock) and convective systems, dominated by meteoric waters ( usually ground water).

JENIS ENDAPAN PORFIRI

minimnya zona mineralisasi konsentris. Dibentuk oleh pluton batholit yang sangat besar,dengan fase yang komplek dan kebanyakan secara kimia mempunyai afinitas kalk-alkalin. Breksiasi sangat umum yang sering berasosiasi dengan dike stadia akhir. Proses alterasi banyak dikontrol oleh rekahan, yang sebagian besar membentuk zona alterasi tipe Filik dan argilik, sedangkan alterasi tipe potasik hanya didapatkan secara lokal. Tipe struktur mineralisasi berasosiasi dengan stockwork, dengan zonasi sulfida memperlihatkan kenaikan Feke arah luar, yaitu dari kalkopirit ke bornit.

-orogenic, sebagai komplek batuan beku yang tersusun oleh plug, diatrema, breksi dan dike.Umumnya mempunyai area yang relatif kecil (0.5-2km2), tetapi mempunyai dimensi vertikal yang besar, dengan zona alterasi tipe potasik, filik dan propilitik hadir dibagian tepi tubuh intrusi. Pada bagian inti(core) intrusi mineralisasi terbentuk lebih sedikit dibanding pada bagian tepi(shells), biasanya pada bagian tengah didominasi oleh pirit, yang dikelilingi oleh rangkaian zonasi yang didominasi oleh mineral molibdenit, kalkopirit dan terakhir adalah pirit

nya.Sistem ini dibagi menjadi tipe kalk-alkalik dan tipe alkalik. Tipe kalk-alkalik umumnya berupa plug yang kecil(0.2-10km2) maupun sill dan dike yang terbentuk di lingkungan sub-volkanik. Pada tubuh batuan ini mempunyai intial terasipotassic yang berukuran kecil, setempat mempelihatkan zona alterasi pillic dan atau argilik, sedangkan zona alterasi propilitik tersebar secara luas Pola alterasi-mineralisasi pada sistem porfir sangat tergantung pada komposisi larutan, komposisi batuan intrusi dan batuan dinding,dan permeabilitas.Berdasarkan pola alterasi, mineralisasi dan tipe batuan intrusinya,endapan bijih pada porphyry sistem ini dibagi menjadi dua model,yaitu model monzonit-kuarsa(Lowell-Guilbert model) dan model diorit. Pada umumnya batuan beku intrusinya berupa monzonit-kuarsa porfir dan diorit-kuarsa porfir,dengan pola alterasi pada bagian paling dalam adalah tipe potasik,kemudian kearah luar berturut-turut adalah tipe filik, argilik dan propilitik . bornit,molibdenit,dan sedikit Au. Model ini berasosiasi dengan batuan-batuan diorite porfir dan sienit porfir. Pola alterasi pada model ini tidak selengkap pada model monzonit-kuarsa, tetapi pada umumnya hanya didapatkan tipe alterasi potassic pada bagian dalam dan pada tipe propilitik pada bagian luarnya.

Mineral-mineral yang bijih yang hadir antara lain pirit,magnetit, kalkopirit, bornit, sedikit molibdenit, dan Au merupakan bijih yang penting.

ENDAPAN SKARN Kata"skarn" pertama kali digunakan dipertambangan Swedia untuk sebuah material gangue kalk-silikat yang kaya akan bijih-Fedan endapan-endapan sulfida terutama yang telah me-replace kalsit dan dolomit pada batuan karbonat. Metamorfosa dan metasomatosa kontak yang melibatkan batuansamping terutama batuan karbonat sering kali menghasilkan skarn dan endapan skarn. Istilah calc-silicate hornfels digunakan untuk batuan-batuan kalk-silikat yang berukuran relatif halus yang dihasilkan oleh metamorfosa pada batugamping tidak murni seperti batugamping lanauan atau batulanau gamingan. Istilah skarnoid digunakan untuk batuan kalk-silikat, yang berukuran relatif halus, miskin Fe, komposisinya dikontrol oleh protolithnya. Secara genetik skarnoid terbentuk antara proses hornfels metamorfosa murni dan metasomatosa murni (kadang disebut sebagai infiltrasi skarn).

KLASIFIKASI Berdasar hostrock-nya Klasifikasi skarn pada umumnya banyak mempertimbangkan tipe batuan dan asosiasi mineral dari batuan yang di-replace. Pengertian endo-skarn dan exo-skarn mengacu pada skarnifikasi batuan beku dan batugamping yang terkait. Endo-skarn adalah proses skarnifikasi yang terjadi pada batuan beku, sedangkan exo-skarn adalah skarnifikasi pada batugampiong sekitar batuan beku. Berdasar mineraloginya Einaudi (1982a) membagi exo-skarn berdasarkan kandungan mineral-mineral kalk-silikat-nya menjadi: Calcic skarn Dibentuk oleh replacement pada batugamping, yang banyak mengandung mineral-mineral Fe-Ca silikat seperti garnet (seriandradit-grosularit), klino-piroksen (seridiopsit-hedenbergit), wolastonit, skapolit, epidot dan magnetit Magnesian skarn. Dihasilkan dari replacement batuan dolomitik dan dicirikan oleh hadirnya mineral-mineral Mg silikat seperti diopsit, forsterit, serpentin, magnetit dan talk pada lingkungan yang miskin silika, sedangkan pada lingkungan yang kaya silika sering hadir tremolit-aktinolit Berdasar kandungan logamnya Disamping klasifikasi diatas, yang juga banyak digunakan adalah klasifikasi yang didasarkan oleh asosiasi kandungan logamnya, yang dibagi menjadi beberapa tipe,yaitu: Fe-skarn, W-skarn, Mo-skarn, Cu-skarn, Zn-Pb-skarn,dan Sn-skarn

Stadia1:isokimia metamorfosa Stadia ini melibatkan reaksi dekarbonisasi dan dehidrasi yang membentuk mineral-mineral kalk-silikat. Kisaran temperatur adalah 900Pada proses ini seringkali juga terbentuk hornfels kalk-silikat, yang berukuran relatif halus,yang mencerminkan komposisi dan tekstur batuan protolith-nya. Proses metamorfosa ini tidak berhubungan dengan pembentukan bijih, namun dapat meneyebabkan terjadinya penambahan permeabilitas. Stadia 2: metasomatosa Proses metasomatisme yang disebabkan sistem magmatik-hidrothermal sering kali akan meng-overprintzona aureole proses metamorfosa. Menghasilkan mineral-mineral skarn anhydrous Fluida magmatik-hidrotermal tersebut akan menerobos dan bereaksi dengan batugamping dan atau yang telah termetamorfkan, melepas Ca dan CO2, yang sebagian terdifusi kembali ke dalam pluton membentuk endoskarn. Proses metasomatosa ini umumnya akan diikuti pembentukan endapan-endapan sulfida. Temperatur rata-rata pada stadia ini adalah 600Pada zona yang dalam skarn mempunyai ukuran yang relatif lebih kecil dibanding dendan zona aureole metamorfiknya, sedangkan didekat bagian atas dari sistem skarn sering melebar diluar zona aureole (Meinert, 1993). Stadia alterasi hidrotermal retrograde Pada proses ini terjadi alterasi retrograde terhadap kumpulan mineral kalk-silikat metamorfik dan metasomatikprograde. Dicirikan oleh pembentukan mineral-mineral hydrous seperti lempung (kaolinit, monmorilonit, nontronit), klorit, kalsit, kuarsa, hematit, pirit dan atau silika-pirit. Mineralisasi sulfida pada vein sebagian besar terdiri dari pirit, spalerit, galena dan tennantit. Stadia ini bersamaan dengan fase akhir alterasi kuarsa-serisit-pirit dan argilik pada intrusi porfir, oleh karena itu didominasi oleh air meteorik. Alterasi retrograde ini akan mempunyai penyebaran yang lebih luas pada zona yang lebih dangkal.

You might also like