You are on page 1of 29

DAFTAR ISI

Daftar Isi .................................................................................................................... IDENTIFIKASI LARUTAN ASAM-BASA 1.1. Tujuan Percobaan ......................................................................................... 1.2. Landasan Teori ............................................................................................. 1.3. Alat & Bahan ................................................................................................ 1.4. Prosedur dan Langkah-Langkah Kerja ......................................................... 1.5. Hasil Percobaan ............................................................................................ 1.6. Analisa Data.................................................................................................. 1.7. Kesimpulan ................................................................................................... MENENTUKAN TRAYEK PH LARUTAN 2.1. Tujuan Percobaan ......................................................................................... 2.2. Landasan Teori ............................................................................................. 2.3. Alat & Bahan ................................................................................................ 2.4. Prosedur dan Langkah-Langkah Kerja ......................................................... 2.5. Hasil Percobaan ............................................................................................ 2.6. Analisa Data.................................................................................................. 2.7. Kesimpulan ................................................................................................... Daftar Pustaka ............................................................................................................ Pengesahan ................................................................................................................. 2 2 12 13 14 15 17 18 19 2 2 12 13 14 15 17 1

1|Page

IDENTIFIKASI LARUTAN ASAMBASA

2|Page

TUJUAN PERCOBAAN
Dalam praktikum ini bertujuan untuk identifikasi larutan asam dan larutan basa

LANDASAN TEORI
Asam dan basa merupakan dua golongsn zat kimia yang sangat penting. Dalam kehidupan sehari-hari, kita mengenal zat yang kita golongkan sebagai asam, misalnya asam cuka, asam sitrun, asam jawa dan lain-lain. Kita juga mengenal berbagai zat yang bisa digolongkan sebagai basa misalnya kapur sirih, kaustik soda, air sabun, air abu dan lain-lain. Berkaitan dengan sifat asam dan basa, larutan dikelompokkan kedalam tiga digolongkan , yaitu bersifat asam, basa dan netral. Meskipun asam dan basa mempunyai rasa yang berbeda tidaklah bijaksana untuk menunjukkan keasaman atau kebasaan dengan cara mencicipinya, karena banyak diantaranya yang dapat merusak kulit atau bersifat racun. a. Indikator Larutan Asam Basa Sifat asam-basa suatu larutan dapat ditunjukkan dengan mengukur pH-nya. pH adalah parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman larutan. Larutan asam mempunyai pH <> 7, sedangkan larutan netral mempunyai pH = 7. pH larutan dapat ditentukan dengan menggunakan (indikator universal atau dengan pH-meter).

3|Page

Berkat pengalaman dan penelitian para ahli kimia, kini tersedia cara praktis untuk menunjukkan keasaman dan kebasaan., yaitu dengan menggunakan indikator asam-basa. Indikator asam-basa adalah zat-zat warna yang mampu menunjukkan warna berbeda dalam larutan asam dan basa misalnya kertas lakmus. Lakmus akan berwarna merah dalam larutan yang bersifat asam dan berwarna biru dalam larutan yang bersifat basa. Lakmus adalah zat warna (pigmen) yang pada mulanya diisolasi dari liken, suatu simbiosis jamur dengan alga yang tumbuh di batu-batu atau pohon. Zat warna yang mempunyai warna berbeda dalam larutan yang bersifat asam dan dalam larutan yang bersifat basa. Zat yang bersifat asam basa banyak terdapat dalam kehidupan sehari hari Asam sitrat, vitamin C tidak lain dari asam askorbat, asam asetat, yaitu cuka, asam karbonat dapat memberikan rasa segar dalam minuman ringan, asam sulfat untuk Akumulator. Asam dan Basa memiliki sifat - sifat yang berbeda, asam suatu zat yang rasanya asam, korosif (bersifat merusak) dan dapat merubah warna kertas lakmus biru menjadi merah, sedangkan basa memiliki rasa pahit, licin (kaustik) dan dapat merubah kertas lakmus merah menjadi biru. untuk mengetahui suatu larutan asam atau basa digunakan kertas lakmus (indikator). Kertas lakmus adalah kertas yang diberi suatu senyawa kimia sehingga akan menunjukkan warna yang berbeda setelah dimasukkan pada larutan asam maupun basa. Warna kertas lakmus akan berubah sesuai dengan larutannya. Perubahan warna yang mampu dihasilkan oleh kertas lakmus sebenarnya disebabkan karena adanya orchein (ekstrak lichenes) yang berwarna biru di dalam kertas lakmus. Lakmus biru dibuat dengan menambahkan ekstrak lamus yang berwarna biru ke dalam kertas putih. Kertas akan menyerap ekstrak lamus yang selanjutnya dikeringkan dalam udara terbuka, sehingga dihasilkan kertas lakmus biru. Kertas lakmus biru pada larutan yang bersifat basa akan tetap biru, karena orchein merupakan anion, sehingga tidak akan bereaksi dengan anion (OH-).

4|Page

Kertas lakmus merah dibuat dengan proses yang sama dengan pembuatan kertas lakmus biru, tetapi ditambahkan sedikit asam sulfat atau asam klorida agar warnanya menjadi merah. Sehingga mekanisme reaksi orchein pada suasana asam akan kembali terjadi. Apabila kertas lakmus merah dimasukkan ke dalam larutan yang bersifat asam, warnanya akan tetap merah karena lakmus merah memang merupakan orchein dalam suasana asam. Sedangkan, apabila kertas lakmus merah ditambahkan larutan yang bersifat basa, maka orchein yang berwarna biru akan kembali terbentuk.

ALAT & BAHAN


Alat: 1. Gelas Ukur 2. Pipet Tetes 3. Pallet Tetes 4. Gunting Bahan: 1. Air Suling 2. Larutan Cuka 3. Air Kapur 4. Tembaga (II) Sulfat 5. Air Kunyit 6. Air Sabun 7. Air Jeruk 8. Air Sirih 9. Alkohol 10. Amonium Klorida 11. NaHCO3 12. NH4NO3 13. Lakmus Biru dan Merah

5|Page

PROSEDUR/LANGK AH KERJA
1. Pertama, kami menyiapkan alat dan bahan di atas meja. 2. Kemudian kami meneteskan air jeruk, air sabun, air kunyit, air suling pada pallet tetes menggunakan pipet tetes. Note: Pipet tetes harus dicuci dengan air sebelum memasukkan jenis larutan berikutnya ke dalam pallet tetes. 3. Lalu, kami menggunting masing masing kertas lakmus biru dan merah menjadi 12 bagian. 4. Setelah dipotong, kami memasukkan 1 kertas lakmus biru dan 1 kertas lakmus merah ke dalam masing-masing larutan tersebut. 5. Kemudian, kami mengamati perubahan warna lakmus dan mencatat hasil pengamatan kami.

6|Page

HASIL PERCOBAAN
Dari pengujian di atas, hasil yang kami peroleh sebagai berikut: No. Bahan Perubahan Warna Lakmus merah 1 Air Jeruk Merah Lakmus Biru Merah Asam Sifat Larutan Basa Netral

Air Sabun

Biru

Biru

Air Kunyit

Merah

Merah

Air Suling

Merah

Biru

5 6

Amonium Klorida Amonium Nitrat

Merah Merah

Merah Merah

7 8

Tembaga (II) Sulfat Natrium Bikarbonat

Merah Merah

Merah Merah

9 10 11 12

Alkohol Air Kapur Air Sirih Air Cuka

Merah Biru Merah Merah

Biru Biru Merah Merah

7|Page

Pembahasan: 1. Pengujian air jeruk dengan menggunakan indikator/kertas lakmus merah tidak terjadi reaksi dan tetap berwarna merah. Sedangkan kertas lakmus biru terdapat reaksi sehingga menjadi berwarna merah. Hal ini menunjukkan bahwa air jeruk tersebut bersifat asam. 2. Pengujian air sabun dengan menggunakan indikator/kertas lakmus merah terdapat reaksi sehingga menjadi berwarna biru. Sedangkan kertas lakmus biru tidak terjadi reaksi dan tetap berwarna biru. Hal ini menunjukkan bahwa air sabun tersebut bersifat basa. 3. Pengujian air kunyit dengan menggunakan indikator/kertas lakmus merah tidak bereaksi dan tetap berwarna merah. Sedangkan kertas lakmus biru terdapat reaksi sehingga menjadi berwarna merah. Hal ini menunjukkan bahwa air kunyit tersebut bersifat asam. 4. Pengujian air suling dengan menggunakan indikator/kertas lakmus merah tidak bereaksi dan tetap berwarna merah. Sedangkan kertas lakmus biru juga tidak terjadi reaksi sehingga tetap berwarna biru. Hal ini menunjukkan bahwa air suling tersebut bersifat netral. 5. Pengujian larutan amonium klorida dengan menggunakan indikator/kertas lakmus merah tidak bereaksi dan tetap berwarna merah. Sedangkan kertas lakmus biru terdapat reaksi sehingga menjadi berwarna merah. Hal ini menunjukkan bahwa amonium klorida tersebut bersifat asam. 6. Pengujian larutan Amonium Nitrat dengan menggunakan indikator/kertas lakmus merah tidak bereaksi dan tetap berwarna merah. Sedangkan kertas lakmus biru terdapat reaksi sehingga menjadi berwarna merah. Hal ini menunjukkan bahwa Amonium Nitrat tersebut bersifat asam. 7. Pengujian larutan Tembaga (II) Sulfat dengan menggunakan indikator/kertas lakmus merah tidak bereaksi dan tetap berwarna merah. Sedangkan kertas lakmus biru

8|Page

terdapat reaksi sehingga menjadi berwarna merah. Hal ini menunjukkan bahwa Tembaga (II) Sulfat tersebut bersifat asam. 8. Pengujian larutan Natrium Bikarbonat dengan menggunakan indikator/kertas lakmus merah tidak bereaksi dan tetap berwarna merah. Sedangkan kertas lakmus biru terdapat reaksi sehingga menjadi berwarna merah. Hal ini menunjukkan bahwa Natrium Bikarbonat tersebut bersifat asam. 9. Pengujian alkohol dengan menggunakan indikator/kertas lakmus merah tidak bereaksi dan tetap berwarna merah. Sedangkan kertas lakmus biru juga tidak terjadi reaksi sehingga tetap berwarna biru. Hal ini menunjukkan bahwa alkohol tersebut bersifat netral. 10. Pengujian air kapur dengan menggunakan indikator/kertas lakmus merah terdapat reaksi sehingga menjadi berwarna biru. Sedangkan kertas lakmus biru tidak terjadi reaksi dan tetap berwarna biru. Hal ini menunjukkan bahwa air kapur tersebut bersifat basa. 11. Pengujian air sirih dengan menggunakan indikator/kertas lakmus merah tidak terjadi reaksi dan tetap berwarna merah. Sedangkan kertas lakmus biru terdapat reaksi sehingga menjadi berwarna merah. Hal ini menunjukkan bahwa air sirih tersebut bersifat asam. 12. Pengujian air cuka dengan menggunakan indikator/kertas lakmus merah tidak terjadi reaksi dan tetap berwarna merah. Sedangkan kertas lakmus biru terdapat reaksi sehingga menjadi berwarna merah. Hal ini menunjukkan bahwa air cuka tersebut bersifat asam.

9|Page

ANALISA DATA/ PERTANYAAN


1. Apa yang anda ketahui tentang indicator lakmus? Indikator lakmus tidak dapat menunjukkan nilai pH, tetapi hanya mengidentlfikasikan apakah suatu zat bersifat basa atau asam. Jika lakmus berwarna merah berarti zat bersifat asam dan jika lakmus berwarna biru berarti lakmus bersifat basa. 2. Perubahan apa yang terjadi pada lakmus untuk identifikasi asam? Suatu larutan dapat dikatakan asam apabila warna lakmus merah yang telah dimasukkan ke dalam larutan tetap berwarna merah sedangkan lakmus biru yang telah dimasukkan ke dalam larutan berubah menjadi berwarna merah. 3. Perubahan apa yang terjadi pada lakmus untuk identifikasi basa? Suatu larutan dapat dikatakan asam apabila warna lakmus merah yang telah dimasukkan ke dalam larutan berubah menjadi berwarna biru sedangkan lakmus biru yang telah dimasukkan ke dalam larutan berubah tetap berwarna biru. 4. Berdasarkan hasil pengamatan zat manakah yang bersifat asam? Air Jeruk, Air Kunyit, Amonium Klorida, Amonium Nitrat, Tembaga (II) Sulfat, Natrium Bikarbonat, Air Sirih, dan Air Cuka 5. Berdasarkan hasil pengamatan zat manakah yang bersifat basa? Air Sabun dan Air Kapur
10 | P a g e

6. Adakah indicator lain yang bisa digunakan dalam identifikasi asam-basa? Ada! Yaitu Larutan Indikator 7. Jika ada kemungkinan perubahan warna apa yang terjadi pada setiap indicator tersebut?
Warna Larutan Indikator pada Lingkungan Asam, Basa, dan Netral: 1. Penoftalein Asam Basa Netral 2. : Tidak berwarna : Merah : Tidak berwarna

Metil Merah Asam Basa Netral : Merah : Kuning : Kuning

3. Metil Jingga Asam Basa Netral : Merah : Kuning : Kuning

4. Bromtimol Biru Asam Basa Netral : Kuning : Biru : Biru agak kuning

11 | P a g e

KESIMPULAN
Asam dan basa telah banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari sejak zaman dahulu. Istilah asam (acid) berasal dari bahasa latin yaitu acetum yang berarti cuka, sedangkan basa (alkali) berasal dari bahasa arab yang berarti abu. Di alam, asam ditemukan dalam buah-buahan, asam sitrat untuk memberi rasa limun yang tajam, cuka mengandung asam asetat, dan asam tamak dari kulit pohon untuk menyamak kulit. Asam mineral yang lebih kuat telah dibuat sejak abad pertengahan, misalnya aqua fortis (asam nitrat), digunakan oleh peneliti untuk memisahkan emas dan perak. Basa adalah kebalikan dari asam. Soda bikarbonat dan sabun merupakan basa, demikian juga dengan soda kausik, sebuah zat yang dapat membakar kulit. Basa yang dapat larut dalam air dinamakan alkali. Dalam air, asam menghasilkan ion hidrogen, sedangkan basa menghasilkan ion hidroksida. Jika asam dan basa bereaksi, ion-ion hidrogen dan hidroksida bergabung dan saling menetralisasi membentuk air bersama garam. Kekuatan asam-basa dapat ditentukan pada skala pH Untuk menunjukkan larutan bersifat asam dan larutan bersifat basa dapat menggunakan indikator / kertas lakmus. Kertas lakmus berwarna biru menjadi berwarna merah menunjukkan larutan bersifat asam dan kertas lakmus berwarna merah menjadi berwarna biru menunjukkan larutan bersifat basa.

12 | P a g e

MENENTUKAN TRAYEK Ph LARUTAN

13 | P a g e

TUJUAN PERCOBAAN
Dalam praktikum ini bertujuan untuk menentukan trayek pH yang mungkin terjadi pada suatu zat dengan menggunakan berbagai indikator

LANDASAN TEORI
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan internasional. Konsep pH pertama kali diperkenalkan oleh kimiawan Denmark Sren Peder Lauritz Srensen pada tahun 1909. Tidaklah diketahui dengan pasti makna singkatan "p" pada "pH". Beberapa rujukan mengisyaratkan bahwa p berasal dari singkatan untuk powerp (pangkat), yang lainnya merujuk kata bahasa Jerman Potenz (yang juga berarti pangkat), dan ada pula yang merujuk pada katapotential. Jens Norby mempublikasikan sebuah karya ilmiah pada tahun 2000 yang berargumen bahwa p adalah sebuah tetapan yang berarti "logaritma negatif" Air murni bersifat netral, dengan pH-nya pada suhu 25 C ditetapkan sebagai 7,0. Larutan dengan pH kurang daripada tujuh disebut bersifat asam, dan larutan dengan pH lebih daripada tujuh dikatakan bersifat basa atau alkali. Pengukuran pH sangatlah penting dalam
14 | P a g e

bidang yang terkait dengan kehidupan atau industri pengolahan kimia seperti kimia, biologi, kedokteran, pertanian, ilmu pangan, rekayasa (keteknikan), dan oseanografi. Tentu saja bidang-bidang sains dan teknologi lainnya juga memakai meskipun dalam frekuensi yang lebih rendah. Derajat keasaman (pH) suatu larutan dapat ditentukan menggunakan indikator universal, indikator stick, larutan indikator, dan pH meter.
a. Indikator Universal Indikator universal merupakan campuran dari bermacam-macam indikator yang dapat menunjukkan pH suatu larutan dari perubahan warnanya. Indikator universal ada dua macam yaitu indikator yang berupa kertas dan larutan. b. Indikator Kertas (Indikator Stick)

Indikator kertas berupa kertas serap dan tiap kotak kemasan indikator jenis ini dilengkapi dengan peta warna. Penggunaannya sangat sederhana, sehelai indikator dicelupkan ke dalam larutan yang akan diukur pH-nya. Kemudian dibandingkan dengan peta warna yang tersedia.

c. Larutan Indikator Salah satu contoh indikator universal jenis larutan adalah larutan metil jingga (Metil Orange = MO). Pada pH kurang dari 6 larutan ini berwarna jingga, sedangkan pada pH lebih dari 7 warnanya menjadi kuning. Contoh indikator cair lainnya adalah indikator fenolftalin (Phenolphtalein = pp). pH di bawah 8, fenolftalin tidak berwarna, dan akan berwarna merah anggur apabila pH larutan di atas 10. Warna Indikator Metil Jingga dlm Larutan dngn pH 2, 7, dan 11. Untuk mengidentifikasi sifat asam basa larutan, selain menggunakan kertas lakmus kita juga dapat menggunakan larutan yang berfungsi sebagai larutan indicator. Larutan indicator adalah Larutan kimia yang akan berubah warna dalam lingkungan tertentu. 15 | P a g e

Karena sifatnya yang dapat berubah warna inilah larutan indicator dapat digunakan sebagai alat identifikasi larutan asam basa. Identifikasi larutan di laboratorium menggunakan empat jenis larutan indicator yaitu larutan penoftalein, metal merah, metal jingga, dan bromtimol biru. Larutan indicator ini tidak seperti indicator lakmus yang mudah penggunaannya. Warna-warna yang terjadi pada larutan indicator jika dimasukkan ke dalam larutan asam dan basa agak sulit diingat. Sebagai contoh, larutan penoftalein. Pada lingkungan asam, larutan penoftalein tidak berwarna tetapi di lingkungan basa berwarna merah. Sedangkan di larutan netral tidak berwarna. Berarti, untuk membedakan apakah suatu larutan bersifat asam atau netral tidak cukup hanya dengan menggunakan larutan penoftalein. Larutan Metil Merah dapat membedakan antara larutan asam dengan larutan netral. Larutan asam yang ditetesi metil merah akan tetap merah sedangkan larutan netral berwarna kuning. Akan tetapi, metil merah juga akan menyebabkan larutan basa berwarna kuning. Berarti, untuk mengetahui apakah suatu larutan bersifat basa atau netral kita tidak dapat menggunakan metil merah. Warna Larutan Indikator pada Lingkungan Asam, Basa, dan Netral: 1. Penoftalein Asam : Tidak berwarna Basa : Merah

Netral : Tidak berwarna 2. Metil Merah Asam : Merah Basa : Kuning

Netral : Kuning 3. Metil Jingga Asam : Merah Basa : Kuning

Netral : Kuning 4. Bromtimol Biru Asam : Kuning Basa : Biru

Netral : Biru agak kuning 16 | P a g e

d. pH Meter Pengujian sifat larutan asam basa dapat juga menggunakan pH meter. Penggunaan alat ini dengan cara dicelupkan pada larutan yang akan diuji, pada pH meter akan muncul angka skala yang menunjukkan pH larutan.

ALAT & BAHAN


Alat: 1. Gelas Ukur 2. Pipet Tetes 3. Pallet Tetes

Bahan: 1. Air Jeruk 2. Air Cuka 3. Air Sabun 4. Air Kunyit 5. Amonium Nitrat 6. Tembaga (II) Sulfat 7. Amonium Klorida 8. Metil Merah 9. Bromtimol Biru 10. Penoftalein

17 | P a g e

PROSEDUR/LANGK AH KERJA
1. Pertama, kami menyiapkan alat dan bahan di atas meja. 2. Setelah semua alat dan bahan siap, kami meneteskan larutan cuka, air jeruk, air sabun, air kunyit, NH4NO3, Tembaga (II) Sulfat, Amonium Klorida ke dalam pallet tetes dengan menggunakan pipet tetes 3. Selanjutnya, kami meneteskan indicator ke dalam masing masing larutan dibuat 3 bagian dengan 3 jenis indicator sehingga menjadi 18 bagian. 4. Setelah itu, kami menggunting masing masing kertas lakmus biru dan merah menjadi 7 bagian 5. Kemudian kami memasukkan 1 kertas lakmus biru dan 1 kertas lakmus merah ke dalam masing masing larutan tersebut. 6. Terakhir, kami mengamati perubahan warna yang terjadi dan mencatat hasil pengamatan kami.

18 | P a g e

HASIL PERCOBAAN
Dari pengujian di atas, hasil yang kami peroleh sebagai berikut:

19 | P a g e

Keterangan: 1. Air Jeruk 2. Air Cuka 3. Air Sabun 4. Air Kunyit Bahan Perubahan Warna yang Terjadi Pada Zat Bromtim ol Biru Air Jeruk Penoftal ein Metil Merah Bromtimol Biru (pH) 9,6 Penoftalein (pH) 8,3 Metil Merah (pH) 4,2 Air Cuka Bromtimol Biru (pH) 9,6 Penoftalein (pH) 8,3 Metil Merah (pH) 4,2 Air Sabun Bromtimol Biru (pH) 9,6 Penoftalein (pH) 8,3 Metil Merah (pH) 6,3 Air Kunyit Bromtimol Biru 8,0 pH 9,6 Penoftalein (pH) 10 Metil Merah 4,2 pH 6,3 Amonium Nitrat Bromtimol Biru (pH) 9,6 Penoftalein (pH) 8,3 Metil Merah (pH) 4,2 Tembaga (II) Sulfat Bromtimol Biru (pH) 9,6 Penoftalein (pH) 8,3 Metil Merah (pH) 4,2 Amonium Klorida Bromtimol Biru (pH) 9,6 Penoftalein (pH) 8,3 Metil Merah (pH) 4,2 4,2 pH 9,6 4,2 pH 9,6 4,2 pH 9,6 4,2 pH 10 6,3 pH 9,6 4,2 pH 9,6 4,2 pH 9,6 Perkiraan pH yang terjadi Kesimpulan

20 | P a g e

5. Amonium Nitrat 6. Tembaga (II) Sulfat 7. Amonium Klorida : Biru : Hijau :Merah Keunguan : Ungu : Pink : Kuning : Cokelat : Merah : Tidak ada perubahan warna

Trayek pH untuk Bromtimol Biru adalah 8,0 9,6 dan perubahan warna indikatornya Kuning Biru Trayek pH untuk Penoftalein adalah 8,3 10 dan perubahan warna indikatornya Tak berwarna Merah Trayek pH untuk Metil Merah adalah 4,2 6,3 dan perubahan warna indikatornya Merah Kuning Dari daftar trayek perubahan pH beberapa indicator, pH larutan dapat diperkirakan. a. Air Jeruk Dengan indicator Bromtimol Biru, Air Jeruk menunjukkan warna biru sehingga pH berkisar 9,6. Dengan indikator Penoftalein menunjukkan warna tetap atau tidak ada perubahan sehingga pH berkisar 8,3. Untuk pengujian dengan indicator Metil Merah menunjukkan warna ungu sehingga pH-nya berkisar 4,2. Dari beberapa nilai pH yang ditunjukkan oleh beberapa indicator dapat ditentukan bahwa air jeruk mempunyai pH antara 4,2 9,6 sehingga bersifat asam. b. Air Cuka Dengan indicator Bromtimol Biru, Air Cuka menunjukkan warna biru sehingga pH berkisar 9,6. Dengan indikator Penoftalein menunjukkan warna tetap atau tidak ada perubahan sehingga pH berkisar 8,3. Untuk pengujian dengan indicator Metil Merah menunjukkan warna pink sehingga pH-nya berkisar 4,2. Dari beberapa nilai pH yang ditunjukkan oleh beberapa indicator dapat ditentukan bahwa air cuka mempunyai pH antara 4,2 9,6 sehingga bersifat asam.
21 | P a g e

c. Air Sabun

Dengan indicator Bromtimol Biru, Air Sabun menunjukkan warna biru sehingga pH berkisar 9,6. Dengan indikator Penoftalein menunjukkan warna tetap atau tidak ada perubahan sehingga pH berkisar 8,3. Untuk pengujian dengan indicator Metil Merah menunjukkan warna kuning sehingga pH-nya berkisar 6,3. Dari beberapa nilai pH yang ditunjukkan oleh beberapa indicator dapat ditentukan bahwa air sabun mempunyai pH antara 6,3 9,6 sehingga bersifat basa.
d. Air Kunyit

Dengan indicator Bromtimol Biru, Air Kunyit menunjukkan warna hijau sehingga pH berkisar antara 8,0 9,6. Dengan indikator Penoftalein menunjukkan warna merah keunguan sehingga pH berkisar 10. Untuk pengujian dengan indicator Metil Merah menunjukkan warna cokelat sehingga pH-nya berkisar antara 4,2 6,3. Dari beberapa nilai pH yang ditunjukkan oleh beberapa indicator dapat ditentukan bahwa air kunyit mempunyai pH antara 4,2 10 sehingga bersifat asam.
e. Dengan indicator Bromtimol Biru, Amonium Nitrat menunjukkan warna biru

sehingga pH berkisar 9,6. Dengan indikator Penoftalein menunjukkan warna tetap atau tidak ada perubahan sehingga pH berkisar 8,3. Untuk pengujian dengan indicator Metil Merah menunjukkan warna merah sehingga pH-nya berkisar 4,2. Dari beberapa nilai pH yang ditunjukkan oleh beberapa indicator dapat ditentukan bahwa Amonium Nitrat mempunyai pH antara 4,2 9,6 sehingga bersifat asam.
f.

Dengan indicator Bromtimol Biru, Tembaga (II) Sulfat menunjukkan warna biru sehingga pH berkisar 9,6. Dengan indikator Penoftalein menunjukkan warna tetap atau tidak ada perubahan sehingga pH berkisar 8,3. Untuk pengujian dengan indicator Metil Merah menunjukkan warna ungu sehingga pH-nya berkisar 4,2. Dari beberapa nilai pH yang ditunjukkan oleh beberapa indicator dapat ditentukan bahwa tembaga (II) Sulfat mempunyai pH antara 4,2 9,6 sehingga bersifat asam.

g. Dengan indicator Bromtimol Biru, Amonium Klorida menunjukkan warna biru

sehingga pH berkisar 9,6. Dengan indikator Penoftalein menunjukkan warna tetap atau tidak ada perubahan sehingga pH berkisar 8,3. Untuk pengujian dengan indicator Metil Merah menunjukkan warna pink sehingga pH-nya berkisar
22 | P a g e

4,2. Dari beberapa nilai pH yang ditunjukkan oleh beberapa indicator dapat ditentukan bahwa Amonium Klorida mempunyai pH antara 4,2 9,6 sehingga bersifat asam.

ANALISA DATA/ PERTANYAAN


1. Jelaskan pengertian dari indicator?
23 | P a g e

Indikator adalah zat-zat yang menunjukkan indikasi berbeda dalam larutan asam, basa, dan netral.

2. Jelaskan pengertian dari trayek pH? Trayek pH adalah yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan 3. Tentukan trayek pH yang mungkin untuk setiap zat di atas! a. Air Jeruk Dari beberapa nilai pH yang ditunjukkan oleh beberapa indicator dapat ditentukan bahwa air jeruk mempunyai pH antara 4,2 9,6. b. Air Cuka Dari beberapa nilai pH yang ditunjukkan oleh beberapa indicator dapat ditentukan bahwa air cuka mempunyai pH antara 4,2 9,6.
c. Air Sabun

Dari beberapa nilai pH yang ditunjukkan oleh beberapa indicator dapat ditentukan bahwa air sabun mempunyai pH antara 6,3 9,6.
d. Air Kunyit

Dari beberapa nilai pH yang ditunjukkan oleh beberapa indicator dapat ditentukan bahwa air kunyit mempunyai pH antara 4,2 10.
e. Dari beberapa nilai pH yang ditunjukkan oleh beberapa indicator dapat ditentukan

bahwa Amonium Nitrat mempunyai pH antara 4,2 9,6.


f.

Dari beberapa nilai pH yang ditunjukkan oleh beberapa indicator dapat ditentukan bahwa tembaga (II) Sulfat mempunyai pH antara 4,2 9,6.

g. Dari beberapa nilai pH yang ditunjukkan oleh beberapa indicator dapat ditentukan

bahwa Amonium Klorida mempunyai pH antara 4,2 9,6. 4. Tentukan pula sifat keasaman/kebasaan dari masing masing bahan di atas! Asam Air Jeruk (4,2 pH 9,6) Air Cuka (4,2 pH 9,6) Air Kunyit (4,2 pH 10) NH4NO3 (4,2 pH 9,6) Air Sabun (6,3 pH 9,6) Basa

24 | P a g e

Tembaga (II) Sulfat (4,2 pH 9,6) Amonium Klorida (4,2 pH 9,6)

KESIMPULAN
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan internasional.Derajat
25 | P a g e

keasaman (pH) suatu larutan dapat ditentukan menggunakan indikator universal, indikator stick, larutan indikator, dan pH meter. Indikator adalah senyawa kompleks yang bisa bereaksi dengan asam dan basa. Indikator digunakan untuk mengidentifikasi apakah suatu zat bersifat asam atau basa. Selain itu, indikator juga digunakan untuk mengetahui titik tingkat kekuatan asam atau basa. Skala keasaman dan kebasaan ditunjukkan oleh besar-kecilnya nilai pH yang skalanya dari 0 sampai dengan 14. Semakin kecil nilai pH maka senyawa tersebut semakin asam. Sebaliknya, semakin besar nilai pH maka senyawa tersebut semakin bersifat basa. Indikator dapat terbuat dari zat warna alami tanaman atau dibuat secara sintetis di laboratorium. Syarat dapat atau tidaknya suatu zat dijadikan indikator asam-basa adalah bisa terjadi perubahan warna apabila suatu indikator diteteskan pada larutan asam atau basa. Larutan asam mempunyai pH lebih kecil dari 7. Larutan basa mempunyai pH lebih besar dari 7. Larutan netral mempunyai pH = 7. Berikut ini ragam indicator. 1. Indikator alami (terbuat dari zat warna alami tumbuhah) Indikator alami hanya bisa menunjukkan apakah zat tersebut bersifat asam atau basa, tetapi tidak dapat menunjukan nilai pH-nya. Contohnya kayak Ekstrak bunga mawar. Ekstrak kembang sepatu. Ekstrak kunyit. Ekstrak temulawak. Ekstrak wortel. Ekstrak kol (kubis) merah. Tanaman Hydrangea 2. Indikator sintetis yang umum ini digunakan di laboratorium adalah: a. Kertas lakmus. Indikator lakmus tidak dapat menunjukkan nilai pH, tetapi hanya mengidentlfikasikan apakah suatu zat bersifat basa atau asam. Jika lakmus berwarna merah berarti zat bersifat asam dan jika lakmus berwarna biru berarti lakmus bersifat basa. b. Indikator sintesis, yang memiliki kisaran nilai pH adalah: No. Nama Indikator 1 2 3 4 5 fenolftalein (pp) Metil orange(Mo) Metil merah (Mm) Bromtimol biru (Bb) Metil biru (Mb) Trayek pH 8,3-10 3,2-4,4 4,8-6,0 6,0-7,6 10,6-13,4 Perubahan Warna tak berwarna-merah muda Merah-kuning Merah-kuning Kuning-biru Biru-ungu

26 | P a g e

c. Indikator universal, yakni indikator yang punya warna standar yang berbeda untuk setiap nilai pH 1 - 14. Fungsi indikator universal adalah untuk memeriksa derajat keasaman (pH) suatu zat secara akurat. Mat yang termasuk indikator universal adalah pH meter yang menghasilkan data pembacaan indikator secara digital.

DAFTAR PUSTAKA
http://bumchuy.blogspot.com/2011/03/laporanpraktikum-asam-basa.html diakses tanggal 27 Januari 2012

27 | P a g e

http://jejaringkimia.blogspot.com/2009/12/indikat or-asam-basa.html/ 2012 http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2 008/RAHAYU_060127/indikator.html diakses tanggal 27 Januari 2012 http://chemanee90edu.wordpress.com/2010/09/26/pen entuan-ph-larutan-dan-perubahan-ph-pada-titrasiasam-basa/ diakses tanggal 27 Januari 2012 http://klikbelajar.com/pelajaransekolah/pelajaran-kimia/pengertian-asam-basa-dangaram/ diakses tanggal 28 Januari 2012 http://sainschemistry.blogspot.com/2011/05/laruta n-asam-dan-basa.html diakses tanggal 28 Januari 2012 http://id.wikipedia.org/wiki/PH diakses tanggal 28 Januari 2012 diakses tanggal 27 Januari

PENGESAHAN
Senin, 26 Januari 2012 Mengetahui Guru Pembimbing Praktikum

28 | P a g e

Kasanah, Spd (NIP: 197508102000122002)

Nurindayanti NIS: 3217

29 | P a g e

You might also like