PENINGKATAN KADAR PROTEIN TEPUNG AMPAS KELAPA (Cocos nucifera L)
SKRIPSI Skripsi DiajukanUntukMemenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Sains Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar
Oleh : RUHMANTO NIM. 60300106041
JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR 2010
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Dengan penuh kesadaran, penyusun yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya penyusun sendiri. Jika kemudian hari terbukti bahwa skripsi ini merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.
Makassar, Oktober 2010
Penyusun
RUHMANTO NIM: 60300106041
MOTTO
* Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya orangyang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusu. (QS. Al Baqoroh: 45)
* Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kemampuannya. Iamendapat pahala (dari kebijakan) yang diusahakan dan ia mendapatkan (siksa kejahatannya) yang dikerjakan. (QS. Al Baqoroh: 286)
* Mencari ilmu adalah titik awal dan segala upaya untuk mengetahui dan meraih kemaslahatan hidup manusia baik dalam perbuatan, ucapan, keyakinan, etika,agama, dan adat istiadat. (Muhammad Al-Ghazali)
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah Rabbil Alamin, segala puja dan puji hanya milik Allah SWT, atas berkat rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penyusun mampu menyelesaikan skripsi dengan judul PENGARUH EKSTRAK KULIT NENAS(Ananas comosus Merr) TERHADAP PENINGKATAN KADAR PROTEIN TEPUNG AMPAS KELAPA(Cocos nucifera L.) Shalawat dan taslim atas junjungan Nabiullah Muhammad SAW, sanak keluarga dan juga para sahabat beliau beserta orang-orang yang mengikuti jejak beliau sampai akhir zaman. Penyusun menyadari bahwa skripsi ini, adalah usaha maksimal dari penyusun. Dan sudah tentu masih jauh dari kesempurnaan. Baik dari segi teknis penyusunan maupun pada tataran ruang lingkup pembahasannya. Oleh karena itu segala bentuk koreksi dan kritikan yang sifatnya membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan karya ini. Segala aral yang melintang dapat diatasi dengan usaha yang keras dan tawakkal oleh karena itu dengan rasa hormat, cinta dan kasih sayang penyusun ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Ayahanda tercinta Tire dan Ibuunda tercinta Halijah serta saudara-saudaraku tercinta yang memberikan kasih sayang, mendoakan dan merestui setiap langkahku sehingga saya bisa seperti sekarang apa adanya, semoga segala pengorbanannya dapat diterima disisi Allah SWT. 2. Bapak Prof. Dr. H. Azhar Arsyad, M.A, selaku Rektor Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. 3. Bapak Prof. Dr. H. Bahaking Rama, M.S, selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. 4. Ibu Fatmawati Nur Khalik, S.Si, M.Si selaku Ketua Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar sekaligus penguji I,terima kasih atas bimbingan dan arahannya 5. Ibu Hafsan S.Si.,M.Pd selaku Sekertaris Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar sekaligus pembimbing II,terima kasih atas kesediaan waktu memberikan bimbingan dan inspirasinya 6. Ibu Hartati S.Si,.M.Si., selaku pembimbing I yang telah meluangkan waktunya dan dengan sabar membimbing dan memotivasi penyusun dari awal hingga akhir penyusunan skripsi ini. 7. Ibu Baiq Farhatul Wahidah S.Si.,M.Si selaku penguji II serta Bapak Drs M. Arif Alim, M.Ag selaku penguji III yang telah banyak memberikan masukan baik saran maupun kritik sehingga pembuatan skripsi dapat terselesaikan. 8. Kedua Tanteku Hj Rahya Loji Dan Hj Nurhayati Loji, terima kasih untuk kasih sayang, semangat, dorongan dan semua nasehatnya.
9. Bapak/ Ibu Dosen pengajar beserta staf Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar atas limpahan ilmu kepada penyusun selama menjadi mahasiswi. 10. Kepala Laboratorium beserta Staf dan Laboran Universitas Negeri Makassar yang telah memberikan izin dan membimbing serta mendidik selama penelitian, 11. Keluarga Besar Biologi yang banyak memberikan inspirasi dan motivasi. Khususnya untuk Biologi 06 yang sudah menjadi teman, sahabat, sekaligus parnert kerja dalam menyelesaikan skripsi ini. 12. Teman-teman di Asrama Putra Sinjai ( Haris ST, Kardi SE, Rusman S.Or, dr. Hasbullah, Asyhary SH, Hasdar S.Sos, Syarifuddin MM, Ali Mubarak S.Pd, Hidayat Hamka, Jamal Darwis. 13. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, penyusun mengucapkan banyak terima kasih. Akhirnya hanya kepada Allah SWT penyusun berlindung dan bermohon atas segala kesalahan dalam penyusunan, dengan penuh kerendahan hati penyusun mohon kritik yang membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Semoga dalam segala aktivitas penyusunan skripsi ini dapat bernilai ibadah disisi-Nya, Amin.
Makassar, Oktober 2010.
Penyusu
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .................................................................................. i PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .................................................... ii MOTTO ..................................................................................................... iii KATA PENGANTAR ............................................................................... iv DAFTAR ISI .............................................................................................. vii DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. ix DAFTAR TABEL ...................................................................................... x ABSTRAK ................................................................................................. xi BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .............................................................. 6 C. Tujuan Penelitian ................................................................ 7 D. Manfaat Penelitian.............................................................. 7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Kelapa ................................................... 8 B. Tinjauan Tentang Nenas ..................................................... 17 C. Protein ................................................................................ 25 D. Enzim ................................................................................. 30 E. Hipotesis ............................................................................. 39
BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ................................................................... 40 B. Variabel Penelitian ............................................................. 40 C. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................ 40 D. Defenisi Operasional Variabel ........................................... 40 E. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian .............................. 41 F. Prosedur Penelitian ............................................................. 42 G. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 46
H. Teknik Analisis Data .......................................................... 46 I. Diagram Alur Penelitian .................................................... 49 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil ................................................................................... 50 B. Pembahasan ........................................................................ 52
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ........................................................................ 58 B. Saran ................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman 1. Uji anava satu jalur pengaruh penambahan ekstrak kulit buah nenas terhadap tingkat kadar protein tepung ampas kelapa .......................... 62 2. Dokumentasi ........................................................................................ 66 3. Surat keterangan ................................................................................... 71
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman 2.1. Komposisi kimia bungkil atau Ampas Kelapa dalam 100 gram ....... 12 2.2. Komposisi Kimia Daging Buah Kelapa ............................................ 14 2.3. Kandungan Gizi Nenas dalam 100 gr Bagian yang Dapat Dimakan (BDD) ................................................................................................ 23 2.4. Hasil Analisis Proksimalat Kulit Limbah Nenas .............................. 24 2.5. Beberapa Enzim Penting yang Berasal dari Hewan .......................... 37 2.6. Beberapa Enzim Penting yang Berasal dari Tanaman ...................... 38 3.1. Hasil Kadar Protein Ampas Kelapa dengan Alat Spektrofotometer . 45 4.1. Kadar Protein dalam ppm pada Tepung Ampas Kelapa dengan Penambahan Ekstrak Kulit Buah Nenas ........................................... 50 4.2. Hasil Uji Anova Satu Jalur Pada Peningkatan Kadar Protein Ampas Kelapa dengan Penambahan Ekstrak Kulit Nenas ............................ 51
ABSTRAK
Nama : Ruhmanto Nim : 60300106041 Judul Skripsi :Pengaruh Penamban Ekstrak Kulit Nenas (Ananas comosus Merr.) Terhadap Peningkatan Kadar Protein Tepung Ampas Kelapa (Cocos nucifera L.)
Penelitian ini bertujuan untuk menguji kadar protein pada tepung ampas kelapa dengan penambahan ekstrak kulit buah nenas. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Universitas Negeri Makassar pada bulan Agustus 2010. Variabel dalam penelitian ini adalah ekstrak kulit nenas sebagai vaiabel bebas sedangkan kadar protein ampas kelapa sebagai variabel terikat. Metode yang digunakan adalah eksperimen dengan rancangan penelitian Rancangan Acak Lengkap (RAL) 1 faktor yaitu ekstrak kulit buah nenas dengan volume 0 ml, 10 ml, 15 ml, 20 ml dan 25 ml untuk setiap 50 gr tepung ampas kelapa. Hasil penelitian, kadar protein tepung ampas kelapa pada penambahan ekstrak kulit buah nenas pada volume 0 ml adalah 21,48 ppm, volume 10 ml adalah 28,90 ppm, volume 15 ml adalah 34,63 ppm, volume 20 ml adalah 32,87 ppm, dan volume 25 ml adalah 43,60 ppm. Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh bahwa semakin tinggi volume ekstrak kulit buah nenas yang ditambahkan pada tepung ampas kelapa, maka semakin tinggi pula kadar proteinnya. Tepung ampas kelapa yang menggunakan ekstrak kulit buah nenas lebih baik dibandingkan tepung ampas kelapa tanpa ekstrak kulit buah nenas.
Kata kunci: Ampas kelapa, kadar protein, ekstrak kulit buah nenas, bromelin
ABSTRACT
Name : Ruhmanto Nim : 60300106041 Thesis Title :"Effect of Skin Extracts Penamban Pineapple (Ananas comosus Merr.) Against Increased Protein Levels of Starch Waste Coconut (Cocos nucifera L.)"
This study aims to test the protein content in flour coconut pulp with the addition of pineapple fruit skin extracts. This research was conducted at the Laboratory of Biology, State University of Makassar in August 2010. The variables in this study were skin extract pineapple as vaiabel free while the protein content of coconut pulp as the dependent variable. The method used was experimental research design Completely Randomized Design (CRD) 1 factor: the fruit skin extract of pineapple with a volume of 0 ml, 10 ml, 15 ml, 20 ml and 25 ml for every 50 grams of flour coconut pulp. The results, coconut flour protein content on the addition of pineapple fruit skin extracts on the volume of 0 ml was 21.48 ppm, 10 ml volume was 28.90 ppm, the volume of 15 ml was 34.63 ppm, the volume of 20 ml was 32.87 ppm , and volume of 25 ml was 43.60 ppm. Based on research results can be obtained that the higher the volume of fruit skin extract of pineapple which added to the flour coconut pulp, the higher the levels of protein. Coconut flour using pineapple fruit skin extract is better than flour extract coconut pulp without peel pineapple.
Keywords: Waste oil, protein and fruit skin extracts of pineapple, bromelin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketahanan pangan Indonesia terancam, bahkan jika dilihat dari kekurangan dalam penyediaan stok pangan, negara ini sudah dapat digolongkan dalam taraf kekurangan pangan. Harus dilakukan perubahan yang mendasar terhadap kebijakan pertanian, yaitu menata kembali agraria. Semakin banyak petani kecil yang tidak menguasai tanah garapan akibat semakin sempitnya lahan pertanian yang dapat dikuasai. Dengan aset lahan yang kurang merata pembagiannya, sulit untuk meningkatkan produksinya, Bila Indonesia sungguh-sungguh ingin memperkuat ketahanan pangan, ada teori klasik yang dapat digunakan, yaitu mengembalikan lahan pertanian kepada petani. Semakin rapuhnya ketahanan pangan, dapat dilihat dari semakin besarnya ketergantungan pemenuhan pangan Indonesia dari impor. 1
Terancamnya ketahanan pangan Indonesia juga dinyatakan oleh Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bustanul Arifin. Namun, upaya untuk mengatasinya sama sekali tidak kelihatan. Bahkan,
1 Ketahanan Pangan Indonesia Terancam(http://www.gizi.net/cgibin/berita/fullnews.cgi?newsid1023762874,75618)
sampai sekarang tidak jelas instansi mana yang paling bertanggung jawab soal ketahanan pangan. 2
Salah satu peran strategis sektor pertanian adalah sebagai penghasil bahan pangan bagi penduduk. Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang besar, dengan konsentrasi pangan pokok pada satu komoditas dominan, sehingga menghadapi tantangan dalam pengadaan pangan. Untuk memenuhi kebutuhan pangan bagi penduduk yang hidup dalam lingkungan masyarakat yang majemuk dan potensi pangan yang spesifik, strategi pengembangan pangan harus diarahkan dengan berbasis pada potensi sumberdaya pangan wilayah. Dengan jumlah penduduk yang besar. 3
Ada banyak cara untuk mengatasi masalah pangan yang diperkirakan akan melanda dunia, khususnya Indonesia yaitu melalui pertanian modern sampai kepada pemanfaatan limbah organik menjadi bahan pangan dengan kadar gizi yang cukup tinggi. Limbah organik merupakan hasil samping olahan buah seperti kelapa ataupun nenas yang masih mengandung bahan-bahan organik yang penting bagi makhluk hidup. Bahan organik yang dimaksud adalah karbohidrat, protein, dan lemak. 4
Limbah organik yang paling banyak melimpah dan tidak pernah tersentuh teknologi adalah limbah kulit nenas dan ampas kelapa, pada hal keduanya memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi, sehingga bisa diolah menjadi bahan pangan yang
2 FAO. 1996. World Food Summit, 13-17 November 1996. Rome, Italy: Food and Agriculture Organisation of the United Nations. hal. 5 3 Waridin. 2009. http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=208466 4 Winarno, F.G.1993. Pangan: Gizi, Teknologi dan Konsumen. Jakarta: Gramedeia Pustaka Utama. h.15
murah dan berkualitas tinggi. Limbah kulit nenas banyak terbuang sia-sia di pasar ataupun di rumah makan yang menyediakan jus nenas atau selei nenas, sedangkan limbah ampas kelapa juga banyak ditemukan di pasar tradisional ataupun pabrik- pabrik yang mengolah kelapa menjadi minyak dan bahan campuran kue serta makanan tertentu. Kedua limbah organik ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan dengan kandungan gizi yang cukup tinggi melalui teknologi sederhana dan biaya yang relatif murah. 5
Teknologi sederhana yang dimaksud adalah dengan memanfaatkan zat bromelin yang terdapat pada kulit nenas sebagai enzim yang dapat menghidrolisis protein yang terdapat pada limbah ampas kelapa. Bromelin merupakan protease yang dapat mengubah protein menjadi asam amino sehingga nilai cernah dari suatu bahan makanan akan menjadi tinggi. Ampas kelapa merupakan hasil samping dari kelapa yang telah diambil santannya (gum) yang secara kimiawi masih mengandung komponen gizi seperti protein, karbohidrat, dan lemak. 6
Diberlakukannya UU no 22 Tahun 1999, tentang pemerintah daerah tentunya sebagian besar kabupaten kota di Indonesia mempunyai potensi besar untuk mengembangkan agrobisnis sebagai komoditas unggulan daerah. Pengembangan agrobisnis sebagai suatu sistem dapat dijadikan basis ekonomi rakyat untuk mewujudkan pertumbuhan, pemerataan, kesejahteraan, dan kemandirian pembangunan. Seperti halnya salah satu komoditas perkebunan penting dalam
5 Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. (http://menegristek.go.id/budaya pertanian/buah nanas.pdf) 6 Ibid
perekonomian Indonesia. Hampir semua bagian tanaman kelepa mempunyai nilai ekonomis dan nilai sosial yang cukup tinggi, sehingga jika komditas ini dikelola secara agrobisnis berwawasan ramah lingkungan sangat potensial untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, serta mengoptimalkan pendapatan daerah dan negara. Salah satu pengembangan tanaman kelapa yang prospeknya cerah adalah usaha tani kelapa. 7
Untuk meningkatkan nilai cerna protein dari ampas kelapa ini, maka dibuat dalam bentuk tepung dan ditambahkan dengan ekstrak kulit nenas sebagai sumber enzim protease, sehingga diharapkan terjadi peningkatan kadar protein dari tepung ampas kelapa tersebut. Oleh karena itu, diperlukan suatu kajian yang berkenaan dengan konsentrasi ekstrak kulit nenas yang dapat memberikan hasil optimal dalam meningkatkan kadar protein tepung ampas kelapa, sehingga dapat memberikan informasi bagi masyarakat dalam pemanfaatan limbah kulit nenas dan ampas kelapa sebagai bahan pangan dengan nilai gizi yang cukup tinggi dan mampu mengatasi masalah pangan yang melanda atau akan melanda dunia, khususnya Indonesia. 8
Ampas kelapa merupakan limbah yang dapat diolah menjadi protein konsentrat dengan bantuan enzim bromelin dari buah nenas. Maksud penambahan enzim bromelin adalah untuk menghidrolisis protein pada ampas kelapa sehingga
7 ibid 8 Ibid
pada penambahan enzim bromelin ini maka proses ekstraksi lebih cepat dan dapat menghasilkan kadar protein dengan nilai gizi yang tinggi dan mudah dicerna. 9
Allah SWT berfirman dalam Q.S. Ar-Rad ayat 11 yang berbunyi : .l .,1-`. _. _,, ,., _. .l> ..L> _. . < _| < ,-`, !. ,1, _.> ,-`, !. ..!, :| : < ,1, ,. :. .l !. l _. ..: _. _ Terjemahannya : Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan sekali- kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
Quran surat Ar-Rad ayat 11 diatas memberikan pernyataan kepada manusia bahwa untuk mencapai suatu kesejahteraan hidup maka manusia harus berusaha dan berdoa serta bertawakkal kepada Allah SWT dengan memelihara dan mengolah apa yang telah tuhan ciptakan kepada kita. Hasil dari penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai diversifikasi makanan seperti penambahan dalam pembuatan kue-kue kering maupun kue basah,dapat digunakan pula sebagai bahan baku pembuatan roti atau diekstrak denga pelarut sehingga menghasilkan tepung yang bebas lemak dan tahan lebih lama dalam
9 Loc.cit
penyimpanan. Serta dapat pula dikomsumsi pula secara langsung yaitu dengan menambahkan sedikit air hangat. Dari hasil penelitian yang terdahulu menyatakan bahwa ada pengaruh ekstrak buah nenas terhadap peningkatan kadar protein ampas kelapa. Dengan ekstrak kulit nenas yang digunakan mulai 1% - 10%, dimana dari tiap konsentrasi menunjukkan ada peningkatan kadar protein pada ampas kelapa 10
B. Rumusan Masalah Untuk memberi batasan tentang lingkup permasalahan sekaligus merupakan gambaran tentang arah penelitian, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana pengaruh Ekstrak kulit nenas terhadap peningkatan kadar protein ampas kelapa. 2. Pada konsentrasi berapakah ekstrak kulit nenas memberikan kadar protein tertinggi dan terendah.
10 Wenti Angraini. 2005. Pengaru Sari Nenas (Ananas comosus) Terhadap Kadar Protein dari Ampas Kelapa (Cocos nucifera). Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Negeri Makassar
C. Tujuan Penelitian Berkenaan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh ekstrak kulit nenas terhadap kadar protein dari ampas kelapa. 2. Untuk mengetahui konsentrasi ekstrak kulit nenas yang memberikan kadar protein tertinggi dan terendah dari ampas kelapa.
D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Memberikan alternatif pada masyarakat untuk mengolah pemanfaatan ampas kelapa dan ekstrak kulit nenas sebagai makanan tambahan 2. Memberikan pengetahuan pada masyarakat tentang kandungan atau kadar protein pada ampas kelapa. 3. Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa yang akan mengkaji masalah yang relevan dengan penelitian ini.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Kelapa Kelapa adalah satu jenis tumbuhan dari suku aren-arenan atau Arecaceae dan adalah anggota tunggal dalam marga Cocos. Tumbuhan ini dimanfaatkan hampir semua bagiannya oleh manusia sehingga dianggap sebagai tumbuhan serba guna, khususnya bagi masyarakat pesisir. Pohon dengan batang tunggal atau kadang- kadang bercabang. Akar serabut, tebal dan berkayu, berkerumun membentuk bonggol adaptif pada lahar berpasir pantai. Batang beruas-ruas namun bila sudah tua tidak terlalu tampak, khas tipe monokotil dengan pembuluh menyebar (tidak konsentrik), berkayu. Buah besar, diameter 10 cm sampai 20 cm atau bahkan lebih, berwarna kuning, hijau, atau coklat, buah tersusun dari mesokarp berupa serat yang berlignin, disebut sabut, melindungi bagian endokarp yang keras (disebut batok) dan kedap air, endokarp melindungi biji yang hanya dilindungi oleh membran yang melekat pada sisi dalam endokarp. Endospermium berupa cairan yang mengandung banyak enzim, dan fasa padatannya mengendap pada dinding endokarp ketika buah menua, embrio kecil dan baru membesar ketika buah siap untuk berkecambah (disebut kentos). 11
Kelapa yang dikenal di Indonesia terdiri atas tiga varietas yaitu varietas dalam varietas genjah dan varietas hibrida.Varietas hibrida merupakan hasil persilangan antara varietas dalam dan varietas genjah Di Indonesia varietas terbanyak adalah varietas dalam. Ciri-ciri keluarga varietas dalam adalah produkasi pohonnya tinggi, umur lebih panjang, berbunga lebih lambat yaitu umur 6 sampai 9 tahun. Kelapa merupakan tanaman endemik yang sebagian besar ada di daerah di Indonesia, yang sangat mudah tumbuh dalam keadaan apapun. Manfaat kelapa sangat banyak mulai dari buah, batang, daun, dan akarnya. Kelapa sekarang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat, sebab kelapa memiliki nilai ekonomis yang lumayan tinggi. Beberapa manfaat yang dapat diambil dari pohon kelapa yakni, daun kelapa dalam masyarakat Bali sangat bermanfaat karena daun kelapa yang masih muda dapat digunakan dalam upacara keagamaan, misalnya dalam pembuatan banten yang merupakan simbol terima kasih kepada Tuhan. Batang kelapa juga memiliki manfaat yang ekonomis yakni sebagai bahan bangunan yang biasanya digunakan dalam pembuatan rumah. Buah kelapa memiliki banyak manfaat mulai dari daging, tempurung, dan airnya. Daging buah kelapa sudah banyak dimanfaatkan sebagai produksi kopra yang sudah marak di kalangan masyarakat sekarang. 12
12 Abidin, Z., 1985. Dasar Dasar Pengetahuan Tentang Zat Pengatur Tumbuh, Angkasa. Bandung.
Daun muda dari kelapa, biasanya dipakai untuk membuat ketupat. Janur biasa dipakai pada pesta. Sedang lidinya dianyam seperti halnya lidi aren dan nipah, lebih halus dan lebih pendek. Daun tua biasanya diambil lidinya untuk sapu, juga untuk kayu bakar. Buah yang muda, sangat nikmat biasanya dijadikan minuman segar. Daging dan airnya diberi gula merah/gula putih dan es batu akan sangat nikmat disantap pada siang hari yang panas. Buah yang agak tua dagingnya diparut dibuat urap campur dengan sayur-sayuran. Dibuat serundeng, diparut dan disangrai dengan diberi bumbu sesuai dengan selera. Buah yang tua dagingnya dibuat bumbu dalam bentuk santan, yaitu dagingnya diparut, ditambah air lalu diambil sarinya dengan jalan diperas dan disaring. Dari santan tadi dapat dibuat beberapa macam hasil, yaitu: Minyak keletik, Santan kelapa dipanaskan sampai mendidih dan sampai airnya menguap, tidak sedikitpun yang tertinggal kecuali minyak dan ampasnya yang berwarna cokelat yang disebut galendo (Sunda) atau tahi minyak (Melayu, Jakarta). Galendo ini dapat dimakan sebagai makanan ringan atau sebagai lauk pauk dengan nasi. Minyak keletik ini adalah minyak kelapa dengan mutu terbaik. Minyak yuyu, Minyak yuyu dibuat dari ampas kelapa sisa pembuatan minyak keletik. Ampas dibiarkan lama, lalu dikukus dan diambil sarinya menghasilkan minyak yuyu (Sunda) yang berwarna kelam dan berbau tidak enak, semacam minyak kelapa yang bermutu rendah
Kelapa parut kering adalah daging buah kelapa yang dihaluskan, dikeringkan, dan diproses secara higienis untuk bahan baku pembuatan makanan. Di pasar dunia produk ini dikenal dalam empat ukuran yaitu sangat halus, halus, sedang, kasar dengan bentuk potongan memanjang, keping, tipis, dan parutan. Pengolahan kelapa parut kering meliputi beberapa tahap seperti seleksi awal, pemisahan daging buah, pengupasan kulir daging buah, pemotongan dan pencucian, sterilisasi penghancuran, pengeringan serta pengemasan. 13
Bungkil atau ampas kelapa diperoleh dari ampas perasan kopra. Kandungan utama dari bungkil atau ampas kelapa adalah karbohidrat dan protein dengan nilai kalori sebesar 368 kalori untuk setiap 100% gram bungkil atau ampas kelapa, karena kandungan proteinnnya cukup tinggi, maka bungkil atau ampas kelapa banyak dipergunakan untuk makanan ternak.
13 Attaya. Manfaat Tanaman Kelapa. (http://attayaya.blogspot.com/2008/09/06-nenas-manfaat-tanaman- kelapa.html)
Adapun komposisis kimia bungkil atau ampas kelapa dapat dilihat pada tabel di bawah ini. 14
Tabel 2.1. Komposisi Kimia Bungkil atau Ampas Kelapa dalam 100 gram
Komposisi Kimia Jumlah (%) Air Karbohidrat Protein Lemak 16 40 23 15 Sumber : Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI, 1981 Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al Anam ayat 99 yang berbunyi : > _ _. _. ,!..l ,!. !.>>! ., ,!,. _ ,`_: !.>>! .. .> _> .. !',> !,.. _. _>.l _. !-lL . ,.: ..> _. ,!.s .,l !.l !,.:`. ,s ,.:.`. `L. _|| .:.. :| .. .-., | _ >l: ., ,1l `..`, __ Terjemahannya : Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan maka Kami keluarkan dari tumbuh- tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan
14 Rismunandar. 1983. Membudidayakan Tanaman Buah-Buahan. Bandung : Sinar Baru. h. 129
delima yang serupa dan yang tidak serupa.Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya.Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman. 15
Quran suratAl Anam ayat 99 diatas memberikan pernyataan kepada manusia bahwa tuhan menciptakan langit dan bumi beserta isinya yang mempunyai manfaat masing-masing, seperti halnya tumbuh-tumbuhan jika manusia mengolahnya dengan baik maka akan memperoleh produk atau hasil yang bisa dirasakan manfaatnya untuk kelangsungan hidup manusia. Menyangkut tepung ampas kelapa sebagai hasil samping pembuatan santan kelapa (untuk konsumsi langsung ataupun pengolahan minyak kelapa cara basah), potensinya cukup besar untuk dimanfaatkan. Santan kelapa sudah memasuki perdagangan internasional dan Indonesia sudah mengekspor dalam bentuk pasta ataupun krim. Volume produksi santan dan dengan sendirinya ampas kelapa, bisa diperkirakan akan terus meningkat untuk kebutuhan dalam negeri dan ekspor. Melihat peluang pemanfaatan tepung ampas kelapa tersebut sangat baik sebagai salah satu bahan pada pembuatan makanan bagi segmen konsumen yang berisiko tinggi terhadap kegemukan (obesitas), penyakit kardiovaskuler dan lainnya. Keunggulannya antara lain pada kandungan serat kasar yang tinggi sekitar 31%, sementara kandungan galaktomanan dan posfolipid rendah. Mengenai pilihan umur buah dan jenis kelapa, diutarakan bahwa pada jenis kelapa hibrida kandungan serat kasar pada buah yang
15 Departemen Agama RI. Alquran dan Terjemahnya (Tajwid Disertai Tafsir Ringkas Ibnu Katsir 2009) h.140
semakin matang akan semakin tinggi, sementara kandungan galaktomanan dan posfolipida semakin rendah. Tetapi pilihan umur maupun jenis akan selalu mengikuti pilihan oleh industri untuk produksi santan. 16
Tabel 2.2. Komposisi kimia daging buah kelapa
Komposisi Kimia
Satuan Umur buah Muda Tua Tua Kalori Protein Lemak Karbohidrat Kalsium Fosfor Besi Air Vitamin A Vitamin B Vitamin C Kal Gr Gr Gr Mg Mg Mg Gr Mg Mg Mg 68,0 1,0 0,9 14,0 7,0 30,0 1,0 83,0 0,0 0,06 4,0 180,0 4,0 15,0 10,0 8,0 55,0 1,3 70,0 10,0 0,05 4,0 359,0 3,4 34,7 14,0 21,0 98,0 2,0 46,9 0,0 0,1 2,0 Sumber : Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI, 1981
Untuk menunjang pendayagunaan daging buah kelapa secara optimal, sebagaibahan baku industri makanan, maka penelusuran lebih terinci mengenai sifatfisikokimia daging buah patut dilakukan sebab sifat fisikokimia baku sangatmenentukan mutu produk yang dihasilkan. Dengan demikian upaya pengembangan pengolahan produk akan lebih terarah sesuai dengan sifat fisikokimia
16 Kelapa.Loc.cit
bahan baku kelapa. Penggunaan kelapa untuk pengolahan berbagai produk, berbeda- beda tingkat kematangannya, oleh karena itu, faktor umur panen dari masing-masing jenis kelapa sesuai dengan produk yang akan dihasilkan perlu ditelusuri. Berbagai hasil penelitian mengungkapkan, bahwa jenis kelapa dan tingkat umur panen akan mempengaruhi sifat fisikokimia daging buah. Oleh karena itu, setiap kultivar kelapa yang akan dikembangkan harus dilengkapi dengan sifat fisikokimia pada setiap umur panen, sebab tiap jenis produk menghendaki tingkat umur panen yang berbeda. 17
Allah SWT berfirman dalam Q.S. Ibrahim ayat 25 yang berbunyi : _.. !l _ __,> :|, !, . < _!.. _!.ll `l-l _`.., __ Terjemahannya: Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dan seisin Tuhannya.Allah perumpamaan-perumpamaan itu untuk manuisa supaya mereka selalu ingat. 18
Quran surat Ibrahim ayat 25 diatas memberikan pernyataan kepada manusia bahwa tuhan menciptakan langit dan bumi beserta isinya yang mempunyai musim
17 Aksi Agrasris Kanisius. 1980. Bertanam Pohon Buah-Buahan, Jilid 1 dan 2. Yogyakarta : Kanisius. h. 10 18 Departemen Agama RI. Al Hikmah, Al- Quraan dan terjemahnya. 2007. CV Penerbit. Diponegoro h.259.
dan pengaturan masing-masing seperti halnya tumbuhan memiliki musim berbunga, berbuah dan gugur begitu pula dengan manusia Olahan primer daging buah kelapa matang berpotensi dikembangkan sebagai substitusi tepung dalam pembuatan bebagai jenis makanan ringan seperti roti, biskuit dan kue-kue kering, permen, es krim dan lainnya. Bentuk olahan primer yang banyak digunakan adalah kelapa parut kering (desiccated coconut). Bisa juga tepung kelapa yang dibuat dari ampas kelapa hasil samping pembuatan santan. Yang perlu menjadi perhatian agar memperoleh hasil yang optimal mutu maupun penampilan produk makanan olahan adalah jenis kelapa dan umur buah kelapa yang dijadikan bahan pembuatan kelapa parut kering maupun tepung ampas kelapa. Pada penggunaan sebagai substitusi tepung, kelapa parut kering maupun tepung ampas kelapa harus memiliki sifat-sifat tertentu, seperti sifat tidak lengket atau bergumpal dan berwarna putih. 19
Menurut Steenis (1998), Klasifikasi kelapa adalah sebagai berikut : Regnum : Plantae Divisio : Spermatophyta Classis : Monocotyledoneae Ordo : Arecales Familia : Palmae Genus : Cocos Spesies : Cocos nucifera L
19 Ibid. h. 11
B. Tinjauan Tentang Nenas Nenas merupakan tanaman yang memiliki banyak manfaat pada hampir semua bagian untuk pangan, pakan maupun bahan baku industri. Buah nenas dapat dikonsumsi dalam keadaan segar atau dijadikan produk olahan. Buah nenas dapat diolah menjadi berbagai makanan yang lezat seperti buah kalengan, manisan, jelly, sari buah dan beberapa produk lain. Buah nenas mengandung enzim protease yang disebut bromelin, yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan didalam industri pangan. Enzim ini dapat pula dimanfaatkan sebagai masker untuk merawat kecantikan dengan mencampurkan sari nenas, air dan madu.Selain itu bromelin bermanfaat juga untuk memperbaiki produk daging kornet, mengurangi waktu dan memperbaiki pemanggangan roti, pembungkus sosis dan lain-lain. Bagian buah yang lain seperti hati, kulit dan tangkainya juga mengandung bromelin. Kandungan enzim bromelin pada bagian-bagian buah nenas bervariasi. 20
Sebagai salah satu famili Bromeliaceae, buah nanas mengandung vitamin C dan vitamin A (retinol) masing-masing sebesar 24,0 miligram dan 39 miligram dalam setiap 100 gram bahan. Kedua vitamin sudah lama dikenal memiliki aktivitas sebagai antioksidan yang mampu melindungi tubuh dari berbagai serangan penyakit, termasuk kanker, jantung koroner dan penuaan diri. Aktivitas antioksidan yang diperankan vitamin C dan A mampu menghambat laju oksidasi molekuler target, yang pada gilirannya dapat menghentikan reaksi berantai pembentukan radikal bebas.
20 Widyaningsih Soemadidan Lisdiana1997.Budidaya Nanas, Pengolahan dan Pemasaran. Solo : CV Aneka.h. 27
Setiap hari sel-sel tubuh terkena kerusakan oksidatif. DNA yang menjadi pusat informasi genetika dapat menjadi contoh yang setiap hari mendapat tak kurang 10.000 pukulan oksidatif. Belum lagi molekul lain seperti lemak dan protein yang amat rentan terhadap kerusakanoksidatif. Tubuh manusia amat rentan terhadap pengaruh radikal bebas yang bersumber dari sinar ultraviolet, asap bermotor, dan bahan pengawet makanan. Radikal bebas-suatu molekul atau atom yang amat tidak stabil karena memiliki satu atau lebih elektron tak berpasangan-berbahaya bagi kesehatan karena amat reaktif mencari pasangan elektronnya. Jika radikal bebas sudah terbentuk dalam tubuh maka akan terjadi reaksi berantai dan menghasilkan radikal bebas baru yang akhirnya jumlahnya terus bertambah. Selanjutnya, akan menyerang sel-sel tubuh sehingga terjadilah berbagai penyakit. Dalam keadaan normal, radikal bebas selain dibutuhkan tubuh untuk membunuh kuman, ia akan cepat dibuang. Jika jumlahnya banyak dan bertemu dengan asam lemak tak jenuh, yang ada di membran sel, akan menyebabkan kerusakan oksidatif dan terjadilah proses penuaan dini dan berbagai penyakit ikutannya. Hasil penelitian ilmiah menunjukkan kandungan senyawa fenolik-antara lain myricetin, quercitin, tyramine, dan ferulic acid-buah nenas mampu meredam reaksi berantai radikal bebas dalam tubuh, yang pada akhirnya dapat menekan terjadinya penyakit kanker. Berbagai antioksidan alami ini diyakini amat ampuh menghentikan radikal bebas sehingga tak berkeliaran mencari asam lemak tak jenuh dalam sel membran dan sel lensa sehingga kita dapat terhindar dari katarak. Bromelin yang secara alami ada dalam buah nanas diyakini dapat mempercepat penyembuhan
luka operasi serta pembengkakan dan nyeri sendi. Bagi penderita wasir atau ambeien dianjurkan mengonsumsi buah nanas 4-5 kali setiap hari karena bromelinnya dapat menghentikan pendarahan dan serat yang dikandung dapat memperlancar buang air besar. 21
Buah nenas yang telah matang tidak tahan lama, 4-5 hari setelah panen sudah membusuk. Bagian yang dapat dimakan buah nenas mengandung air sebanyak 85%, protein 0,4%, gula 14%, lemak 0,1%, serat 0,5% serta banyak mengandung vitamin A dan B1. Tanaman nenas berupa herba tahunan, tingginya antara 90-100 cm, sebaran daun seluas130- 150 cm. Tanaman nenas terdiri dari batang, daun, bunga dan buah. a. Batang Batang nenas pendek, 20-25 cm, diameter bagian bawah lebih kecil (2- 3,5cm) daripada diameter bagian atas (5,5-6,5 cm), ruas batang pendek. Sebelum berbunga bahan makanan disimpan dalam batang ini yangkemudian diangkut ke buah. Ada kalanya pada batang tumbuh pula tunas samping, dan tunas samping ini akan tumbuh menjadi cabang. Semua tunas yang tumbuh dari dalam tanah atau tunas anakan (ratone), yang tumbuh pada batang (sucker) dan tunas yang tumbuh diatas buah atau mahkota dapat digunakan untuk bibit.
21 Sibuea PosmanManfaat Nanas untuk Kesehatan (http://64.203.71.11/kompas cetak/0307/17/inspirasi/434258.htm).
b. Daun Daun nanas berurat sejajar dari pangkal sampai ujung dan berserabut, tebal, panjangnya antara 38-80 cm dan pada pinggir daun tumbuh duri tajam kearah ujung daun. Dari daun tersebut dapat dibuat serat untuk bahan tekstil. Jumlah daun nanas banyak dan tumbuh menggerombol pada batang. c. Bunga Bunga nanas bersifat inflorescente, tumbuh dari titik tumbuh batang (pusatkanopi) tanaman. Bunga tersebut muncul sekitar 450 hari sesudah tanam. Tangkai buah pendek, 7-15 cm, jumlah bunga 100-200. Bunga- bunga tersebut tumbuh spiral mengelilingi tangkai buah membentuk buah majemuk bersatu kokoh. Bunganya hermaprodit. Kelopaknya 3, pendek dan berdaging, mahkotanya 3. Tangkai putik lebih panjang daripada tangkai sari. Bunga mekar pada pagi hari. d. Buah Buah nanas bersifat partenokarpi. Buah majemuk merupakan agregasi dari sebanyak 100-200 anak buah. Tanaman nanas mempunyai tepung sari ataupun indung embrio fertile, namun inkompatibel sendiri dan kebanyakan kultivar adalah kompatibel silang dan menghasilkan biji bila disilangkan. 22
Nenas matang mempunyai aroma yang harum, berwarna kuning kehijauan dan keras. Nanas dapat dikonsumsi sebagai salad maupun juice. Buah nenas mengandung zat desktrosa, laevulosa, manit, sakharosa, asam organik, protein dan bromelin. Kandungan bromelin yang terdapat pada nenas merupakan enzim kompleks pemecah protein. Oleh karena itu, nanas dapat digunakan untuk memperlancar pencernaan protein. Dimana enzim Bromelin pada nenas sama halnya dengan enzim papain pada pepaya yaitu dapat digunakan untuk melunakkan daging dan dapat untuk meningkatkan kadar protein. Proses yang terjadi yaitu hidrolisa protein. Nenas merupakan buah yang paling tinggi kemampuannya untuk melarutkan lemak dalam saluran pencernaan sehingga keluar melalui feses. Hal ini disebabkan karena kandungan bromelinnya. Penelitian yang telah dilakukan di Amerika membuktikan bahwa ekstrak nenas dapat menghambat pertumbuhan sel tumor dalam jaringan. Enzim lain dalam nenas yang dikenal sebagai peroksidase mempunyai keunggulan sebagai antitumor. Nenas segar kaya akan enzim, vitamin C, kalium dan rendah kalori. Zat yang terkandung pada nenas antara lain karbohidrat, protein, kanji, lemak, asam nikotin, kalsium, fosfor, besi, asam organik, enzim nenas dan sebagainya. Daging buah berwarna kuning pucat dengan bau yang harum,rasanya manis dan mengandung banyak jus. 23
Tanaman nenas sangat bermanfaat sebagai bahan obat-obatan. Buah nenas muda bermanfaat melancarkan air seni serta dapat digunakan sebagai obat terlambat
23 Emma Wirakusumah, S. 1995. Buah dan Sayur Untuk Terapi.Jakarta :PT Penebar Swadaya.h. 5
bulan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh direktorat gizi departemen kesehatan setiap 100 gram buah nenas ini mengandung 24 Mg vitamin C, diduga air nenas muda menyebabkan kontraksi otot rahim, sehingga semua yang terdapat didalam terdorong keluar. Perasan air nenas muda dapat dipakai sebagai obat kumur pembersih tenggorokan bagi penderita dipteri. Selain itu dalam buah nenas mengadung enzim untuk menghidrolisis protein menjadi protease agar ekstraksi dapat lebih cepat dan menghasilkan kadar protein lebih tinggi. Enzim ini pula dapat digunakan sebagai pengempuk daging. 24
Buah nenas bersifat partenokarpi. Buah majemuk merupakan agregasi dari sebanyak 100-200 anak buah. Tanaman nenas mempunyai tepung sari ataupun indung embrio fertile, namun inkompatibel sendiri dan kebanyakan kultivar adalah kompatibel silang dan menghasilkan biji bila disilangkan. Nenas matang mempunyai aroma yang harum, berwarna kuning kehijauan dan keras. Nenas dapat dikonsumsi sebagai salad maupun juice. Buah nenas mengandung zat desktrosa, laevulosa, manit, sakharosa, asam organik, protein dan bromelin. Kandungan bromelin yang terdapat pada nenas merupakan enzim kompleks pemecah protein. Oleh karena itu, nenas dapat digunakan untuk memperlancar pencernaan protein. 25
24 Muljana Wahyu , 1997. Bercocok Tanam Nenas.Ilmu, Semarang. 23 25 Emma Wirakusumah, S. Ibid. h. 10
Tabel 2.3. Kandungan gizi nenas dalam 100 gram bagian yang dapat dimakan (BDD)
Kandungan Gizi Jumlah Energi Protein Lemak Karbohidrat Kalsium Fosfor Serat Besi Vitamin A Vitamin B1 Vitamin B2 Vitamin C Niacin 50,00 kal 0,40 g 0,20 g 13,00 g 19,00 mg 9,00 mg 0,40 g 0,20 mg 20,00 RE 0,08 mg 0,04 mg 20,00 mg 0,20 g Sumber : Wirakusumah, 1995 Dalam buah nenas terkandung enzim-enzim, salah satu enzim yang penting adalah enzim bromelin yang merupakan suatu enzim protease yang mampu memecah protein. Kandungan bromelin yang terdapat pada nenas merupakan enzim kompleks pemecah protein, oleh karena itu dapat meningkatkan kadar protein. 26
Buah nenas mengandung enzim protease yang disebut bromelin, yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan didalam industri pangan. Secara sistematik enzim bromelin diberi kode EC.3.4.22.4. Enzim ini dapat pula dimanfaatkan sebagai masker untuk merawat kecantikan dengan mencampurkan sari nenas, air, madu dengan perbandingan 1:2:2. Selain itu bagian buah yang lain seperti hati, kulit dan tangkainya juga mengandung bromelin. Berdasarkan hasil penelitian, buah nenas
26 Ibid
yang masih hijau atau belum matang, ternyata banyak mengandung bromelin lebih sedikit dibandingkan buah nenas segar yang belum matang. Selain buahnya, bagian tanaman nenas yang lain dapat pula dimanfaatkan seperti kulit buah. Berdasarkan kandungan nutriennya, kulit buah nenas mengandung karbohidrat dan gula yang cukup tinggi. Kulit nenas mengandung 81,72 % air; 20,87 % serat kasar; 17,53 % karbohidrat; 4,41 % protein dan 13,65 % gula reduksi. Mengingat kandungan karbohidrat dan gula yang cukup tinggi tersebut maka kulit nenas memungkinkan untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan bahan kimia, salah satunya etanol melalui proses fermentasi. Adapun hasil analisis proksimat limbah kulit nenas berdasarkan berat basah dapat dilihat pada tabel dibawah ini : 27
Tabel 2.4. Hasil Analisis Proksimalat Kulit Limbah Nenas
Komposisi Rata-rata Berat Basah (%) Air Protein Lemak Abu Serta Karbohidrat 86,70 0,69 0,02 0,48 1,66 10,54 Sumber : Sidharta (1989)
27 Manfaat Tanaman Nenas. (http://attayaya.blogspot.com/2010/05/06-nenas-manfaat-tanaman nenas.html)
Menurut Steenis(1998), Klasifikasi nanas adalah sebagai berikut : Regnum : Plantae Divisio : Spermatophyta Classis : Monocotyledoneae Ordo : Bromeliales Familia : Bromeliaceae Genus : Ananas Spesies : Ananas comosus Merr
C. Protein Molekul Protein berukuran lebioh besar disbanding karbohidrat dan lipida. Molekul protein terdiri dari ribuan atom. Satuan dasar penyusun protein adalah asam amino. Setiap molekul asam amino paling tidak menagndung karbon, hydrogen, oksigen dan nitrogen serta kadang juga mengandung belerang. Sintesis protein merupakan proses perangkaian asam-asam amino ini disebut polipeptida. Molekul protein dapat terdiri dari satu atau lebih rantai polipeptida dimana masing-masing rantai polipeptida terdiri dari ratusan unit asam amino. Komposisi dan ukuran setiap molekul protein tergantung pada asam-asam amino penyusunnya. Umumnya pada setiap molekul protein dapat dijumpai 18 20 asam amino. 28
Protein terdapat di semua jaringan sel hidup, baik pada tanaman maupun hewan. Setelah air, protein merupakan komponen yang terbesar dari tubuh manusia. Fungsinya terutama ialah sebagai unsur pembentuk struktur sel, misalnya dalam rambut, wol, kolagen, jaringan penghubung, membran sel dan lain-lain. Selain itu dapat juga berfungsi sebagai protein yang aktif, seperti misalnya enzim, yang berperan senagai katalis segala proses biokimia dalam sel. Protein aktif selain enzim, yaitu hormon, pembawa O 2 (hemoglobin), protein yang terikat pada gen, toksin,dan antibodi / antigen. Seperenam berat manusia terdiri atas protein. Sepertiga dari jumlah tersebut terdapat pada otot, seperlima bagian terdapat pada tulang dan tulang rawan, seper sepuluh terdapat pada kulit dan sisanya terdapat pada organ lain serta cairan tubuh. Pada umumnya, protein diperlukan tubuh untuk: 29
a. Pertumbuhan dan pengembangan tubuh. b. Perbaikan dan pergantian sel-sel jaringan tubuh yang rusak. c. Produksi enzim pencernaan dan enzim metabolisme. d. Bagian yang terpenting dari hormon-hormon tertentu seperti tiroksin dan insulin. Molekul protein berukuran lebih besar dibanding karbohidrat dan lipid. Molekul protein ini terdiri dari ribuan atom. Satuan dasar penyusun protein adalah asam amino. Protein tumbuhan umumnya mempunyai berat molekul > 40.000 g/mol. Protein sangatlah penting bagi mahluk hidup karena semua enzim yang terlibat dalam
29 Muhammad Wirahadikusumah, 1989. Biokimia Protein, Enzim dan Asam Nukleat. Bandung : ITB. h.12
reaksi-reaksi metabolisme adalah protein. Tetapi tidak berarti bahwa semua protein adalah enzim. 30
Protein adalah komponen terbesar dalam tubuh manusia setelah air. Jumlahnya 1/6 dari berat tubuh manusia, dan tersebar di dalam otot, tulang, kulit,serta berbagai cairan tubuh. Protein diperlukan oleh tubuh sebagai zat pembangun, pengatur dan bahan bakar. 1. Zat pembangun, protein adalah bahan pembentuk jaringan baru di dalamtubuh. 2. Zat pengatur, protein berperan mengatur berbagai sistem di dalam tubuh. 3. Bahan bakar, protein akan dibakar ketika kebutuhan energi tubuh tidak dapat dipenuhi oleh hidrat arang dan lemak. Kecukupan protein setiap orang berbeda. Tergantung pada beberapa faktor, yaitu; berat badan, umur, jenis kelamin, serta jumlah jaringan tubuh yang masih aktif. Makin besar dan berat bobot tubuh seseorang, semakin banyak jaringan aktifnya, sehingga makin banyak protein yang diperlukan untuk mempertahankan atau memelihara jaringan-jaringan tersebut. Seiring perkembangan teknologi, kini telah dikembangkan sumber protein baru yang dikenal sebagai protein non-konvensional protein daun, protein konsentrat dan protein sel tunggal. Protein tersusun dari sejumlah asam amino. Asam amino yang membentuk protein pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 2 golongan yaitu asam amino esensial (diperlukan oleh tubuh
30 Ibid
tetapi tidak dapat dibentuk oleh tubuh) dan asam amino nonesensial (diperlukan oleh tubuh dan dapat dibuat oleh tubuh bila bahan tersedia). 31
Kebutuhan protein bisa dipenuhi dari dua sumber bahan pangan; yaitu hewani dan protein nabati. Sumber terbaik protein hewani adalah daging mamalia, unggas, dan ikan laut. Sedangkan sumber terbaik protein nabati adalah kacang-kacangan. Adapun klasifikasi Protein adalah sebagai berikut: 32
a. Berdasarkan bentuk molekulnya protein terbagi atas : 1. Protein serabut, Protein ini berbentuk serabut, tidak larut dalam pelarut encer. Molekulnya terdiri atas rantai molekul yang panjang, sejajar dengan rantai utama. Fungsi dari protein ini adalah membentuk struktur bahan dan jaringan. 2. Protein globulin, protein ini berbentuk seperti bola, banyak terdapat pada bahan hewani (susu, daging, telur). Protein ini mudah larut dalam garam dan asam encer dan mudah berubah karena pengaruh susu, konsentrasi garam, asam, basa serta mudah mengalami denaturasi. b. Berdasarkan komposisi zat penyusunnya, protein dibedakan atas : 1. Protein sederhana yang terbagi menjadi beberapa bagian yaitu : a. Protamin, bersifat alkalis dan tidak mengalami koagulasi pada pemanasan. Apabila ditambah asam mineral kuat akan menghasilkan garam yang stabil yang bersifat larut dalam air.
31 Peran protein dalam tubuh (http://attayaya.blogspot.com/2010/05/06-nenas-manfaat-tanaman nenas.html) 32 Op. cit., h. 20
b. Albumin, protein ini larut dalam air dan garam encer, terdapat dalam putih telur, susu, darah dan sayur-sayuran. c. Globulin, larut dalam larutan garam mineral, tetapi tidak larut dalam air. Pada susu terdapat dalam bentuk laktoglobulin, dalam telur ovoglobulin, dalam daging myosin dan actin, dalam kedelai disebut glisin. d. Gutelin, larut dalam asam dan basa encer, tetapi tidak larut dalam pelarut netral. e. Prolanin, larut dalam etanol 50-90% dan tidak larut dalam air. Protein ini banyak mengandung prolin dan asam glutamat serta banyak terdapat di dalam serealia. f. Skleroprotein, tidak larut dalam air dan solvent netral dan tahap terhadap hidrolisis enzimatis, berfungsi sebagai struktur kerangka pelindung pada manusia dan hewan. g. Histon merupakan protein basa, karena banyak mengandung lisin dan organin. Bersifat larut dalam air dan tergumpal oleh amonia. h. Globulin, kaya akan argini, triptophan, histidin dan terdapat dalam darah (hemoglobin). 2. Protein majemuk yang terbagi atas : a. Posteprotein, mengandung gugus fosfat yang terikat pada gugus hidroksil dari serin dan threonin, banyak terdapat pada susu dan kuning telur. b. Lipoprotein mengandung lipid asam lemak sehingga mempunyai kapasitas sebagai zat pengemulsi yang baik, terdapat pada telur, susu dan darah.
c. Nukleoprotein, kombinasi antara sesama nukleur dan protein, banyak terdapat dalam intisel. d. Glikoprotein, merupakan kombinasi antara karbohidrat dan protein. e. Kromoprotein, kombinasi antara protein dengan gugus berpigmen yang biasanya mengandung unsur logam.
D. Enzim Enzim adalah satu atau beberapa gugus polipeptida (protein) yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia. Enzim bekerja dengan cara menempel pada permukaan molekul zat-zat yang bereaksi dan dengan demikian mempercepat proses reaksi. Percepatan terjadi karena enzim menurunkan energi pengaktifan yang dengan sendirinya akan mempermudah terjadinya reaksi. Enzim bromelin merupakan enzim proteolitik seperti halnya rennin (renet), papain dan fisin yang mempunyai sifat menghidrolisa protein dan menggumpalkan susu. Dengan demikian enzim bromelin dapat digunakan sebagai substitusi bagi enzim sejenis lainnya. Enzim proteolitik digunakan dalam industri bir, industri cat, industri obat-obatan, pengolahan daging, penyamak kulit, pembuatan konsentrat protein ikan, dan lain-lain. Sejalan dengan berkembangnya bioteknologi dipandang perlu untuk mengisi dan memadu kemajuan teknologi di bidang enzim khususnya pengolahan pangan dalam bentuk industri, baik dalam skala kecil, menengah, maupun maju. Secara umum enzim sebagai biokatalis mempunyai sifat tidak stabil terhadap lingkungan. Secara teknik, sulit untuk
memperoleh kembali enzim yang masih aktif dari campuran reaksi untuk dapat digunakan kembali. Dengan demikian maka stabilitas terhadap enzim sebagai biokatalis pelu ditingkatkan. 33
Semua enzim yang diketahui hingga kini hampir seluruhnya adalah protein. Berat molekul enzim sangat beraneka ragam, meliputi tentang nilai yang sangat luas. Sebagai contoh ribonuklease yang menghidrolisis asam nukleat yang mengandung ribose, secara nisbi berukuran kecil, karena berat molekulnya kira-kira 13.700. Sebaliknya aldolase, enzim yang berperan dalam metabolisme glukosa mempunyai berat molekul kira-kira 156.500, tersususun dari empat subunit yang masing-masing ,mempunyai berat sekitar 40.000. Piruvat dehidrogenase yang mengkatalisis perubahan piruvat menjadi asetil KoA adalah suatu kompleks multi enzim yang unsur-unsur penyususnnya terorganisasi baik sekali satu sama lain sehingga keseluruhan sistem dari kompleks ini dapat diasingkan sebagai kesatuan yang terpisah yang berupa partikel dari banyak jaringan. 34
Enzim bekerja dengan dua cara, yaitu menurut Teori Kunci-Gembok (Lock and Key Theory) dan Teori Kecocokan Induksi (Induced Fit Theory). Menurut teori kunci-gembok, terjadinya reaksi antara substrat dengan enzim karena adanya kesesuaian bentuk ruang antara substrat dengan situs aktif (active site) dari enzim, sehingga sisi aktif enzim cenderung kaku. Substrat berperan sebagai kunci masuk ke
33 Muhammad Wirahadikusumah., Teknologi Amobilisasi Kimiawi untuk Meningkatkan Manfaat Enzim dalam Bioteknologi Jurusan Kimia, ITB., (1991).h. 14
34 Montgomery rex, 1993.Biokimia: Berorientasi pada Kasus-Klinik..Jilid satu.Jakarta : Binarupa Aksara . h. 130
dalam situs aktif, yang berperan sebagai gembok, sehingga terjadi kompleks enzim- substrat. Pada saat ikatan kompleks enzim-substrat terputus, produk hasil reaksi akan dilepas dan enzim akan kembali pada konfigurasi semula. Berbeda dengan teori kunci gembok, menurut teori kecocokan induksi reaksi antara enzim dengan substrat berlangsung karena adanya induksi substrat terhadap situs aktif enzim sedemikian rupa sehingga keduanya merupakan struktur yang komplemen atau saling melengkapi. Menurut teori ini situs aktif tidak bersifat kaku, tetapi lebih fleksibel. 35
Sebagai katalis dalam reaksi-reaksi di dalam tubuh organisme, enzim memiliki beberapa sifat, yaitu: 36
1. Enzim adalah protein, karenanya enzim bersifat thermolabil, membutuhkan pH dan suhu yang tepat. 2. Enzim bekerja secara spesifik, dimana satu enzim hanya bekerja pada satu substrat.
3. Enzim berfungsi sebagai katalis, yaitu mempercepat terjadinya reaksi kimia tanpa mengubah kesetimbangan reaksi. 4. Enzim hanya diperlukan dalam jumlah sedikit. 5. Enzim dapat bekerja secara bolak-balik. 6. Kerja enzim dipengaruhi oleh lingkungan, seperti oleh suhu, pH, konsentrasi, dan lain-lainnya Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kerja enzim diantaranya adalah sebagai berikut: 37
1. Suhu Enzim tidak dapat bekerja secara optimal apabila suhu lingkungan terlalu rendah atau terlalu tinggi. Jika suhu lingkungan mencapai 0 C atau lebih rendah lagi, enzim tidak aktif. Jika suhu lingkungan mencapai 40 C atau lebih, enzim akan mengalami denaturasi (rusak). Suhu optimal enzim bagi masing-masing organisme berbeda-beda. Untuk hewan berdarah dingin, suhu optimal enzim adalah 25 C, sementara suhu optimal hewan berdarah panas, termasuk manusia, adalah 37 C. 2. pH (Tingkat Keasaman) Setiap enzim mempunyai pH optimal masing-masing, sesuai dengan tempat kerjanya.Misalnya enzim pepsin, karena bekerja di lambung yang bersuasana asam, memiliki pH optimal 2. Contoh lain, enzim ptialin, karena bekerja di mulut yang bersuasana basa, memiliki pH optimal 7,5-8.
37 Ibid
3. Aktivator dan Inhibitor Aktivator adalah zat yang dapat mengaktifkan dan menggiatkan kerja enzim. Contohnya ion klorida, yang dapat mengaktifkan enzim amilase.Inhibitor adalah zat yang dapat menghambat kerja enzim. Berdasarkan cara kerjanya, inhibitor terbagi dua, inhibitor kompetitif dan inhibitor nonkompetitif. Inhibitor kompetitif adalah inhibitor yang bersaing aktif dengan substrat untuk mendapatkan situs aktif enzim, contohnya sianida bersaing dengan oksigen dalam pengikatan Hb. Sementara itu, inhibitor nonkompetitif adalah inhibitor yang melekat pada sisi lain selain situs aktif pada enzim, yang lama kelamaan dapat mengubah sisi aktif enzim. 4. Konsentrasi enzim dan substrat Semakin tinggi konsentrasi enzim akan semakin mempercepat terjadinya reaksi. Dan konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepatan reaksi.Jika sudah mencapai titik jenuhnya, maka konsentrasi substrat berbanding terbalik dengan kecepatan reaksi. Bromelin merupakan enzim proteolitik yang terdapat pada tanaman nanas (Ananas comosus Merr ). Enzim bromelin dapat diekstraksi dari batang nanas yang disebut stem bromelin atau dapat pula diekstraksi dari buahnya yang disebut bromelin bras. Bromelin batang nenas adalah suatu glikoprotein yang mempunyai tiga mol manosa, satumol fukosa, satu mol zilosa, clan dua molN-asetil glukosamina untuk setiap mol glikoproteinini. Karbohidrat wujud di dalam bahagian separuh oligosakarida yang tunggal. Bromelin batang nenas bertindak terhadap protein
dengan memutuskan ikatan Arg-Arg dan Lys-Tyr pada pH 8.0. Auto penghadaman bromelin pada pH 4.6 menghasilkan pembelahan bukan sahaja pada reja asid amino yang asas tetapi juga pada reja-reja glisin, alanin,dan serin. Bromelin juga merupakan satu enzim sulfhidril yang memerlukan pengaktifan oleh sistin ataupun sianid untuk memperoleh aktiviti yang maksimum. Enzim protease seperti bromelin direncat secara berbalik pada kepekatan yang rendah oleh raksa (II) klorida(HgCb) dan direncat secara tidak berbalik oleh Iodoasetamida. 38
Enzim bromealin dalam nenas melarutkan lendir yang sangat kental dalam sistem pencernaan, juga dapat menghancurkan bisul bila ada. Masakan yang dibuat dengan 250 gram nenas yang diiris-iris, 60 gram cincangan daging ayam dan lada secukupnya yang kemudian digoreng dapat mengatasi penyakit darah rendah dengan gejala lemasnya kaki dan tangan. Manfaat enzim bromealin : 1. memecah lemak di usus sehingga membantu membersihkan usus dan saluran pencernaan. 2. mengurangi tekanan darah tinggi, mengurangi kadar kolesterol darah (membersihkan darah) dan mencegah stroke. 3. meningkatkan pencernaan. 4. mencuci timbunan protein dan parasit cacing pada dinding usus sehingga dapat dengan mudah dikeluarkan melalui feces.
38 Winnick T dan Greenberg.1949,Plant Protease - Activation-Inhibitor Reaction.)'Biochem.
5. menghambat pertumbuhan sel kanker. 6. merangsang serta meningkatkan sistem pertahanan tubuh. Aktifitas enzim bromelin dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu: 39
a. Kematangan buah, Semakin matang buah nenas, maka enzim bromelin dalam buah tersebut semakin kurang keaktifannya. Hal ini disebabkan pada waktu pematangan buah terjadi pembentukan senyawa tertentu, dalam hal ini enzim mungkin ikut terpakai dalam senyawa tersebut sehingga sebagian struktur enzim akan rusak, akibatnya keaktifan berkurang. b. pH, Aktivitas optimal dari enzim ini adalah pada derajat keasaman (pH) sebesar 5-6, dimana enzim mempunyai aktifitas maksimal. pH terlalu tinggi atau rendah akan mengakibatkan terjadinya beberapa perubahan yaitu denaturasi protein dengan kecepatan katalisa menurun. c. Suhu, Suhu yang paling baik adalah 50C, suhu diatas dan dibawah 50C mengakibatkan keaktifan enzim lebih rendah karena energi kinetik molekul substrat maupun enzim rendah sehingga kecepatan reaksi menjadi rendah. d. Konsentrasi dan waktu, Konsentrasi enzim yang lebih dan waktu yang lebih lama maka kecepatan katalis enzim menurun, karena konsentrasi substrat efektif untuk tiap molekul enzim. Dengan bertambahnya molekul enzim maka konsentrasi substrat yang tertentu, menyebabkan daya kerja enzim untuk mengkatalis menjadi lebih lama yang tergantung pula dengan konsentrasi yang ada.
39 Tanti Indrawati. 1992. Pembuatan Kecap Keong Sawah dengan Menggunakan Enzim Bromelin.Semarang : Balai Pustaka dan Media Wiyata. h.170
Tabel 2.5. Beberapa enzim penting yang berasal dari hewan.
Enzim Sumber Skala Produksi
Industri Pengguna Katalase Hati <> Makanan Kemotripsin Pankreas <> Kulit Lipase Pankreas <> Makanan Rennet Abomasum > 1 ton /tahun Keju Tripsin Pankreas <> Kulit Sumber : Pengetahuan Enzim (2007) Tanaman juga merupakan sumber enzim. Beberapa protein biasa diperoleh dari getah pepaya, nanas dan tumbuhan lainnya. Selain itu, kecambah barley juga sering digunakan sebagai sumber enzim. Bromelin adalah enzim yang dapat diisolasi dari sari atau batang nanas. Bromelin merupakan glukoprotein dan tergolong kelompok enzim protease sulfhidril. Bromelin merupakan enzim proteolitik yang ditemukan dalam tanaman bromeliaceae seperti misalnya tanaman nenas. Enzim ini dapat diisolasi dari buah, kulit, bonggol, tangkai dan daun yaitu masing-masing 0,8 %; 0,75 %; 0,6 %; 0,1-0,6 % dan sedikit pada daun. Enzim ini aktif pada pH 6,5 atau dalam kisaran pH 6-8.. Bromelin merupakan enzim proteolitik yang dapat menghidrolisa protein menghasilkan protease, pepton, peptida, dan asam amino yang larut dalam air.
Tabel 2.6. Beberapa enzim penting yang berasal dari tanaman 40
Enzim Sumber Skala Produksi Industri Pengguna Aktinidin Buah kiwi <> Makanan @ - amilase Kecambah barley >100 ton/ tahun Bir B amilase Kecambah barley >100 ton/ tahun Bir Bromelin Getah nenas <> Bir B glukonase Kecambah barley >10 ton/tahun Bir Hicin Getah hg <> Makanan Lipoksegenase Kacang kedelai <> Makanan Pain Getah papaya >10 ton/tahun Daging Sumber : Pengetahuan Enzim (2007) Sebagai protein seperti juga halnya dengan protein manapun, enzim niscaya juga disintesis oleh dan didalam sel. Memang benar, sejumlah enzim bekerja diluar sel seperti di dalam plasma darah dan saluran cerna pada hewan dan di dalam medium sekitarnya pada mikroorganisme. Akan tetapi enzim enzim ini, tetap disintesis oleh dan di dalam sel. 41
40 Pengetahuan Enzim ( http://metabolismelink.freehostia.com/enzim.htm) 41 Muhammad Sadikin. 2002. Biokimia Enzim. Jakarta : Widya Medika h. 33
E. Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh ekstrak kulit nenas terhadap peningkatan kadar protein ampas kelapa.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian Penelitian ini merupakan eksperimen dengan melihat pengaruh ekstrak kulit nenas terhadap peningkatan kadar protein tepung ampas kelapa.
B. Variabel penelitian Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu: konsentrasi ekstrak kulit nenas sebagai variabel bebas, dan kadar protein tepung ampas kelapa sebagai variabel terikat. C. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 02 12 Agustus 2010 di Laboratorium Biologi Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Negeri Makassar (UNM)
D. Defenisi Operasional Variabel Untuk menghindari kesalahan dalam memahami mengenai variabel-variabel dalam penelitian ini, maka didefinisikan sebagai berikut: 1. Ekstrak kulit nenas adalah sari nenas yang diperoleh dengan cara mencuci kulit nenas lalu diblender dan disaring dengan menggunakan kertas saring. Ekstrak yang diperoleh adalah ekstrak dengan konsentrasi 100%.
2. Tepung ampas kelapa adalah tepung yang diperoleh dengan cara mengeringkan ampas kelapa lalu digiling dengan blender sehingga diperoleh tepung yang halus berwarna putih. 3. Kadar protein adalah jumlah protein yang terukur pada tepung ampas kelapa setelah pemberian ekstrak kulit nenas dengan konsentrasi berbeda yang menggunakan spektrofotometri.
E. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian 1. Ekstrak kulit nenas yang diperoleh yaitu dari kulit nenas yang dipilih dengan kriteria kulit nenas yang telah tua yaitu berwarna merah kehijauan sampai kuning kehijauan, dengan umur buah nenas 2-3 bulan (masa panen buah) dan telah memunculkan aroma yang harum pemberian ekstrak kulit nenas dilakukan dengan konsentrasi yang berbeda-beda yaitu : 10%,15%,20% dan 25%. 2. Ampas kelapa yang diambil untuk dijadikan tepung adalah bungkil ampas kelapa dari ampas perasan kopra dengan kriteria buah kelapa tua dengan umur buah 3-4 bulan yang ditandai dengan sabuk atau batok berwarna coklat tua daging kelapa tebal, keras , dan tidak lengket.dan sudah muncul anakan buah. 3. Suhu ruangan saat penelitian adalah 37C dan pH sampel setelah perlakuan adalah 6.
F. Prosedur penelitian 1. Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Spektrofotometri, Cuvet, Labu Erlenmeyer 250 ml, Tabung reaksi, Rak tabung reaksi, Gelas ukur 10 ml, Pipet, Gelas kimia 1000 ml, Corong, danBlender. 2. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kulit nenas, Ampas kelapa, Aquadest, Kertas saring, Alkohol, NaOH 40%, dan CuSO 4 5H 2 O 1%. 3. Sterilisasi alat Semua alat yang digunakan pada penelitian ini dibersihkan terlebih dahulu, kemudian dikeringkan dengan menggunakan oven pada suhu 210 0 C selama 2 jam. 4. Cara kerja 1. Pembuatan Ekstrak Kulit Nenas a. Ekstrak kulit nenas diperoleh dengan cara menimbang 1000 gram kulit nenas b. Kulit nenas dicuci dengan air mengalir sampai bersih c. Kemudian kulit nenas diblender sampai hancur. d. Kulit nenas yang telah halus lalu disaring menggunakan kertas saring sehingga diperoleh ekstrak kulit nenas
e. Ekstrak kulit nenas yang diperoleh kemudian dicentrifuge sehingga diperoleh konsentrasi 100%. 2. Pembuatan Tepung Ampas Kelapa a. Tepung ampas kelapa diperoleh dengan cara menimbang 1000 gram ampas kelapa. b. Ampas kelapa dikeringkan selama 24 jam dalam oven pada suhu 40 0 C. c. Setelah kering, ampas kelapa diblender sampai halus atau ditumbuk. d. Ampas kelapa yang telah halus direndam dengan ethanol 96% atau heksan yang bertujuan untuk melarutkan lemak yang terdapat pada ampas kelapa selama 24 jam. e. Ampas kelapa yang telah direndam selama 24 jam dikeringkan kembali selama 24 jam pada suhu 40 0 C, sehingga menghasilkan ampas kelapa yang diinginkan. 3. Penentuan Kadar Protein dengan Metode Biuret a. Tepung ampas kelapa direndam pada ekstrak kulit nenas berdasarkan perlakuan kemudian dishaker selama 24 jam berguna untuk menghomogenkan perlakuan b. Lalu dicentrifugasi selama 10 menit dengan kecepatan 1200 rpm untuk memisahkan dengan endapan.
c. Setelah itu kita masukkan kedalam tabung reaksi sebanyak 6 ml pada 3 buah tabung reaksi untuk masing-masing konsentrasi yang berbeda-beda. d. Lalu kita tambahkan biuret kedalam tabung reaksi, masing-masing 4 ml lalu kita kocok. e. Selanjutnya kita masukkan kedalam tabung cuvet untuk masing- masing perlakuan lalu diperiksa kadar proteinnya dengan menggunakan spektrofotometri. 4. Pembuatan pereaksi biuret a. Menyediakan NaOH 40 % dan CuS0 4 5H 2 O 1% b. Mengambil NaOH 40% 100 mL dan CuS0 4 5H 2 O sebanyak 20 ml kemudian dilarutkan atau dicampurkan sehingga terbentuklah biuret. 5. Perlakuan P0 : Kontrol P1 : Ekstrak kulit nenas 10 % P2 : Ekstrak kulit nenas 15 % P3 : Ekstrak kulit nenas 20 % P4 : Ekstrak kulit nenas 25 % Rancangan percobaan ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor, yaitu volume ekstrak kulit nenas :
P0 : Tepung ampas kelapa 50 g tanpa ditambah ekstrak kulit nenas + Aguadest 100 ml P 1 : Tepung ampas kelapa 50 g + ekstrak kulit nenas 10 ml + Aquades 90 ml P 2 : Tepung ampas kelapa 50 g + ekstrak kulit nenas 15 ml + Aquades 85 ml P3 : Tepung ampas kelapa 50 g + ekstrak kulit nenas 20 ml + Aquades 80 ml P4 : Tepung ampas kelapa 50 g + ekstrak kulit nenas 25 ml + Aquades 75 ml Masing-masing perlakuan 3 x ulangan Tabel 3.1. Hasil kadar protein tepung ampas kelapa dengan alat Spektrofotometer.
Perlakuan Kadar Ulangan Jumlah Rata-rata 1 2 3 P0 P1 P2 P3 P4
Konsentrasi %
G. Teknik Pengumpulan Data Data diperoleh dari hasil pengukuran kadar protein tepung ampas kelapa yang telah direndam dengan ekstrak kulit nenas sesuai dengan perlakuan, dengan menggunakan spektrofotometri pada panjang gelombang 280 nm.
H. Teknik Analisis Data Data yang terkumpul dari hasil pengukuran dianalisis dengan menggunakan uji analisis varian (ANAVA) pada taraf signifikan 5%, jika ada pengaruh maka dilanjutkan dengan uji BNT. Langkah-langkah uji Anova satu arah adalah sebagai berikut : 1. Analisis varians satu jalur. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : a. Menentukan Derajat Bebas (DB) - DB total = Jumlah seluruh observasi - DB perlakuan = Jumlah perlakuan -1 - DB galat = DB total DB perlakuan b. Menghitung jumlah kuadrat (JK) (total perlakuan) YiJ - FK (Faktor Korelasi) =
= Jumlah seluruh observasi r t
- JK total = Y = FK - JK perlakuan =(Jumlah hasil perlakuan) 2 - FK r(ulangan)
- JK galat = JK total JK perlakuan c. Menghitung kuadrat tengah (KT) JKP - KT perlakuan = DBP
JKG - KT galat = DBG
d. Mencari KTP - F hitung = KTG
e. Melihat Ftabel untuk 5% f. Membuat dapat sidiq ragam untuk rancangan acak lengkap. Tabel 3.2. Hasil uji Anova satu arah Peningkatan kadar protein tepung ampas kelapa dengan penambahan sari buah nenas
Sumber ragam DB JK KT Fhitung Ftabel 5% 1. Perlakukan 2. Galat
Jumlah
2. Dari hasil perhitungan anova satu jalur bila data menunjukkan signifikan, maka dilanjutkan dengan uji nyata terkecil (BNT) taraf 5% dan 1%. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
a. Menentukan : 1. Kuadrat Tengah Galat (KTG) 2. Derajat Bebas Galat (DBG) 3. r : ulangan 4. t : 5% dan t : 1% b. Menghitung Sd KTG Sd = r c. Menghitung BNT 5% dan 1% BNT 5% = t 5% x Sd BNT 1% = t 1% x Sd d. Membuat tabel BNT taraf 5% dan 1%. e. Membandingkan nilai rata-rata perlakuan dalam tabel dengan BNT taraf 5% dan 1%. f. Membuat keputusan uji BNT taraf 5% dan 1%.
I. Diagram alur penelitian
Diblender Dikeringkan
Disaring dengan kertas saring Direndam Etanol Dikeringkan pada suhu 40 o C Diblender
Dicentrifugasi selama 10 menit, Kecepatan 1200 rpm
Menggunakan spektrofotometri
Kulit Nenas 1000 g Ekstrak Kulit Nenas Ampas Kelapa Kering Ampas Kelapa 1000 g P0 : Tepung ampas kelapa 50 gr + ekstrak kulit nenas + aguadest 100 ml P 1 : Tepung ampas kelapa 50 g + ekstrak kulit nenas 10 ml + Aquades 90 ml P 2 : Tepung ampas kelapa 50 g + ekstrak kulit nenas 15 ml + Aquades 85 ml P3 : Tepung ampas kelapa 50 g + ekstrak kulit nenas 20 ml + Aquades 80 ml P4 : Tepung ampas kelapa 50 g + ekstrak kulit nenas 25 ml + Aquades 75 ml
Peningkatan Kadar Protein Tepung Ampas Kelapa Ekstrak Kulit Nenas Konsentrasi 100% Tepung Ampas Kelapa Supernatan Supernatan 6 ml + 4 mL Biuret untuk diperiksa kadar proteinnya
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang peningkatan kadar protein tepung ampas kelapa dengan penambahan ekstrak kulit buah nenas dapat disajikan sebagai berikut: Tabel 4.1 Kadar protein dalam (ppm) pada tepung ampas kelapa dengan penambahan ekstrak kulit buah nenas.
Perlakuan Rata-rata Kadar Protein Dalam ppm P0 P1 P2 P3 P4 21, 48 28, 90 34, 63 32, 87 43, 60
Keterangan : PO : 21, 48 P1 : 28, 90 P2 : 34, 63 P3 : 32, 87 P4 : 43, 60 Adanya perbedaan kadar protein pada masing-masing perlakuan disebabkan karena semakin tinggi konsentrasi ekstrak kulit buah nenas maka semakin tinggi pula kadar proteinnya.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.1. berikut ini :
Gambar 4.1. Kandungan kadar protein tepung ampas kelapa dengan penambahan ekstrak kulit buah nenas.
Kemudian data dianalisis dengan uji analisis varians (anava) satu jalur menunjukkan hasil sebagai berikut : Tabel 4.2 Hasil uji anova satu jalur pada peningkatan kadar protein tepung ampas kelapa dengan penambahan ekstrak kulit buah nenas.
Sumber ragam Db JK KT Fhitung Ftabel 1. Perlakuan 2. Galat 4 10 1825,74 12808,29 456,435 1280,829 0,356 4,96 3. Total 14 14634,03
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 po p1 p2 p3 p4 r a t a - r a t a
k a d a r
p r o t e i n
d a l a m
p p n Kadar ekstra kulit nenas (%) 0 10 20 15 25
Keputusan uji analisis nyata pada taraf signifikan 5%. Fhitung < Ftabel (0,356 < 4,96) artinya tidak terdapat perbedaan rata-rata jumlah kadar protein diantara kelima perlakuan ekstrak kulit buah nenas yang diuji.
B. Pembahasan Hasil uji anava diperoleh nilai Fhitung<Ftabel yaitu 0,356< 4,96 pada taraf signifikan 5%, artinya penambahan ekstrak kulit buah nenas tidak berpengaruh nyata terhadap peningkatan kadar protein pada tepung ampas kelapa, tetapi secara deskriptif memperlihatkan adanya perbedaan kadar protein tepung ampas kelapa pada konsentrasi ekstrak kulit nenas yang berbeda-beda, dimana tingginya volume ekstrak kulit nenas yang ditambahkan yang berarti semakin tinggi pula konsentrasi enzim bromelin. Hal ini menyebabkan kadar protein tepung ampas kelapa dengan penambahan ekstrak kulit buah nenas lebih tinggi dari pada kadar protein pada tepung ampas kelapa tanpa penambahan ekstrak kulit buah nenas, karena bromelin berfungsi untuk mengkatalis protein dalam tepung ampas kelapa. Peningkatan kadar protein pada tepung ampas kelapa yang ditambahkan ekstrak kulit buah nenas disebabkan oleh kandungan bromelin pada nenas. Enzim bromelin merupakan suatu enzim protease yang mampu memecah protein. Enzim ini mempunyai arti penting seperti halnya papain yang dihasilkan dari tanaman pepaya. Proses kerja enzim bromelin adalah memecah protein menjadi asam amino. Kandungan enzim bromelin pada nenas dapat mengkatalis protein, dimana enzim protein merupakan enzim proteolitik yang dapat mengkatalis ikatan peptida
dari suatu rantai polipeptida. Enzim bromelin dapat ditemukan pada jaringan tanaman familia Bromeliaceae, misalnya pada nenas. Enzim bromelin dapat menjadi biokatalisator yang mempercepat reaksi-reaksi kimia. Reaksi enzim sebagai katalisator bahwa enzim adalah suatu biokatalisator yang dihasilkan oleh jaringan dan bekerja mempercepat reaksi-reaksi yang berlangsung. Enzim merupakan senyawa protein yang disekresikan oleh semua sel hidup dan berfungsi sebagai senyawa biokatalisator serta reaksi pemecahan protein menjadi asam amino dengan katalisator enzim protease adalah sebagai berikut : 42
Enzim protease Protein Asam amino Bromelin (bebas)
Hasil uji pada penelitian ini menunjukkan bahwa P4 (perlakuan dengan penambahan ekstrak kulit buah nanas 25 %) merupakan perlakuan yang memiliki kadar protein paling baik dari perlakuan lainnya. Kadar protein tepung ampas kelapa yang ditambahkan ekstrak kulit buah nenas sebanyak 25% (P4) sebesar 43,60 ppm, pada penambahan ekstrak kulit buah nenas 20% (P3) sebesar 32,87 ppm, pada penambahan ekstrak kulit buah nenas 15% (P2) sebesar 34,63 ppm, pada penambahan ekstrak kulit buah nenas 10% (P1) sebesar 28,90 ppm, sedangkan kadar protein
42 Winarno, F.G. 1993. Pangan: Gizi, Teknologi dan Konsumen. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. h. 20
terendah adalah pada kontrol (P0 = tanpa perlakuan) yaitu sebesar 21,48 ppm. Hal ini menunjukkan bahwa kadar protein menunjukkan kecenderungan yang semakin meningkat seiring dengan penambahan volume ekstrak kulit buah nenas. Hal ini disebabkan oleh semakin meningkatnya kandungan enzim bromelin dalam bahan yang berfungsi sebagai biokatalisator yang akan mempercepat reaksi pemecahan protein menjadi asam amino. Hasil tersebut ternyata serupa tentang penelitian yang sama dengan konsentrasi yang berbeda yaitu 1% - 10 % yang menyatakan pula sesuai dengan penelitiannya bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak kulit buah nenas maka maka kadar protein makin meningkat pula. 43
Dari hasil penelitian yang diperoleh peningkatan kadar protein tepung ampas kelapa yang menggunakan ekstrak kulit buah nenas lebih tinggi dibandingkan tepung ampas kelapa tanpa ekstrak kulit buah nenas. Semakin banyak ekstrak kulit buah nenas yang ditambahkan pada ampas kelapa maka semakin tinggi pula kadar proteinnya. Ampas kelapa yang tidak ditambahkan ekstrak kulit buah nenas, tidak memiliki kandungan bromelin maka kandungan proteinnya pun juga lebih rendah diantara perlakuan lainnya. Dengan meningkatnya kadar protein pada tepung ampas kelapa maka akan meningkatkan pula nilai gizi pada tepung ampas kelapa, karena protein berfungsi untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tubuh, perbaikan dan pergantian sel-sel jaringan tubuh yang rusak, produk enzim pencernaan
43 Wenti Angraini. 2005, Op,cit
dan enzim metabolisme, dan protein merupakan bagian yang terpenting pada hormon- hormon tertentu seperti tiroksin dan insulin. 44
Hasil protein terlarut dari ampas kelapa dapat dipengaruhi oleh kerja enzim- enzim dari sari nenas, dan juga dipengaruhi oleh kandungan protein dari ampas kelapa itu sendiri. Dimana bahwa suatu protein dihidrolisis dengan asam alkali atau enzim akan dihasilkan campuran asam amino dalam bahan-bahan makanan terdapat protein berbeda-beda. Perbedaan ini disebabakan oleh jenis asam amino yang menyusun protein dan frekuensi asam amino dalam protein. Hasil uji Anava satu jalur terhadap kandungan protein tepung ampas kelapa dan analisis ragam, menunjukkan bahwa penambahan ekstrak kulit nenas dengan perlakuan PO, P1, P2, P3,dan P4, memberikan hasil protein terlarut yang tidak berpengaruh nyata terhadap peningkatan kadar protein pada tepung ampas kelapa. Konsentrasi ekstrak kulit buah nenas 25% yang diberikan merupakan konsentrasi yang optimum, sehingga memberikan hasil protein terlarut yang optimal pula. Penambahan ekstrak kulit nenas dengan konsentrasi 10%, 15%, dan 20% menunjukkan penurunan hasil protein terlarut yang menandakan aktifitas enzim bromelin menurun dalam menghidrolisis protein. Enzim bromelin adalah enzim yang bekerja secara optimal pada konsentrasi tertentu dan aktivitasnya secara umum akan menurunkan jika konsentrasi jenuh. Penambahan ekstrak kulit nenas dengan konsentrasi 25 % memberikan hasil peningkatan dengan protein terlarut.
44 Winarno, F.G.ibid.h.21.
Penambahan ekstrak kulit buah nenas tidak berpengaruh nyata terhadap peningkatan kadar protein pada tepung ampas kelapa maka dari itu tidak dilanjutkan dengan uji nyata terkecil (BNT) dengan taraf 5% sampai 1%, karena dari hasil perhitungan anava satu jalur tidak menunjukkan signifikan. Hal-hal yang bisa mempengaruhi terjadinya penurunan aktifitas enzim dapat disebabkan oleh : Kematangan buah, Semakin matang buah nenas, maka enzim bromelin dalam buah tersebut semakin kurang keaktifannya. Hal ini disebabkan pada waktu pematangan buah terjadi pembentukan senyawa tertentu, dalam hal ini enzim mungkin ikut terpakai dalam senyawa tersebut sehingga sebagian struktur enzim akan rusak, akibatnya keaktifan berkurang. pH, Aktivitas optimal dari enzim ini adalah pada derajat keasaman (pH) sebesar 5-6, dimana enzim mempunyai aktifitas maksimal. pH terlalu tinggi atau rendah akan mengakibatkan terjadinya beberapa perubahan yaitu denaturasi protein dengan kecepatan katalisa menurun. Suhu, Suhu yang paling baik adalah 40C, suhu diatas dan dibawah 40C mengakibatkan keaktifan enzim lebih rendah karena energi kinetik molekul substrat maupun enzim rendah sehingga kecepatan reaksi menjadi rendah. Konsentrasi enzim dan substrat, semakin tinggi konsentrasi enzim akan semakin mempercepat terjadinya reaksi. Dan konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepatan reaksi.Jika sudah mencapai titik jenuhnya, maka konsentrasi substrat berbanding terbalik dengan kecepatan reaksi.
Aktivator dan Inhibitor, aktivator adalah zat yang dapat mengaktifkan dan menggiatkan kerja enzim. Contohnya ion klorida, yang dapat mengaktifkan enzim amilase.Inhibitor adalah zat yang dapat menghambat kerja enzim. Berdasarkan cara kerjanya, inhibitor terbagi dua, inhibitor kompetitif dan inhibitor nonkompetitif. Inhibitor kompetitif adalah inhibitor yang bersaing aktif dengan substrat untuk mendapatkan situs aktif enzim, contohnya sianida bersaing dengan oksigen dalam pengikatan Hb. Sementara itu, inhibitor nonkompetitif adalah inhibitor yang melekat pada sisi lain selain situs aktif pada enzim, yang lama kelamaan dapat mengubah sisi aktif enzim.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Penambahan ekstrak kulit buah nenas dengan konsentrasi 10 %, 15 %, 20 %, 25 %, tidak berpengaruh nyata terhadap peningkatan kadar protein tepung ampas kelapa 2. Penambahan ekstrak kulit nenas pada konsentrasi 25% memberikan kadar protein terlarut yang tertinggi dan pada konsentrasi 10% memberikan kadar protein terlarut yang terendah.
B. Saran 1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai penambahan ekstrak kulit buah nenas dengan volume dan bahan yang berbeda. 2. Perlu dikembangkan lebih lanjut mengenai penelitian selain ekstrak kulit buah nenas sebagai peningkatan kadar protein tepung ampas kelapa, misalnya dengan seluruh bagian dari buah nanas atau hanya ampasnya saja. 3. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk mencari variasi manfaat dari buah nenas
DAFTAR PUSTAKA Aksi Agrasris Kanisius. 1980.Bertanam Pohon Buah-Buahan, Jilid 1 dan 2. Yogyakarta :Kanisius. Angraini,Wenti. 2005. Pengaruh Sari Nenas (Ananascomosus) Terhadap Kadar Protein dari Ampas Kelapa (Cocosnucifera). Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Negeri Makassar.
Abidin, Zaenal.,1985. Dasar Dasar Pengetahuan Tentang Zat Pengatur Tumbuh, Angkasa. Bandung. Attaya. Manfaat Tanaman Kelapa. (http://attayaya.blogspot.com/2008/09/06-nenas- manfaat-tanaman-kelapa.html) Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. http://menegristek.go.id/budaya pertanian / buah nanas. pdf Departemen Agama RI. Alquran dan Terjemahannya (Tajwid Disertai Tafsir Ringkas Ibnu Katsir 2009) ...Al-Hikmah, Al-quran dan Terjemahannya. 2007. CV Penerbit Dipenogoro.
Enzim(http://metabolismelink.freehostia.com/enzim.htm) FAO. 1996. World Food Summit, 13-17 November 1996. Rome, Italy: Food and Agriculture Organisation of the United Nations.
Greenberg, D.M. danWinnick T. 1949.Plant Protease - Activation-Inhibitor Reaction.)'Biochem.
Indrawati,Tanti.1992. Pembuatan Kecap Keong Sawah dengan Menggunakan Enzim Bromelin. Semarang : Balai Pustaka dan Media Wiyata.
Kelapa Tumbuhan Serbaguna (http://www2.bbpplembang.info/index.php?option= article&id=421&Itemid=304) KetahananPangan,(http://www.gizi.net/cgibin/berita/fullnews.cgi?newsid102376287 48) Lakitan, Benyamin. 1993. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Lisdiana dan Widyaningsih Soemadi. 1997. Budidaya Nanas, Pengolahan dan Pemasaran. Solo : CV Aneka.
Manfaat Tanaman Nenas. (http://attayaya.blogspot.com/2008/09/06-nenas-manfaat- tanaman-nenas.html) Montgomery rex. 1993. Biokimia: Berorientasi pada Kasus - Klinik. Jakarta: Binarupa Aksara. Peran protein dalam tubuh (http://attayaya.blogspot.com/2010/05/06-nenas-manfaat- tanaman nenas.html) Pengetahuan Enzim( http://metabolismelink.freehostia.com/enzim.htm) Posman Sibuea. Manfaat Nanas untuk Kesehatan (http://64.203.71/kompascetak/0307/17/inspirasi/434258.htm). Rismunandar. 1983. Membudidayakan Tanaman Buah-Buahan. Bandung : Sinar Baru Sadikin, Muhammad. 2002. Biokimia Enzim. Jakarta :Widya Medika.
Steenis, van. 1998. Flora. Terjemahan Moesa Surjowinoto dkk. Jakarta : Pradnya Paramita
Sumeru, Ashari. 1995. Hortikultura Aspek Budaya. Jakarta : UI Press.
Wirahadikusumah, Muhammad. 1989. Biokimia Protein, Enzim dan Asam Nukleat. Bandung : ITB.
.... 1991.Teknologi Amobilisasi Kimiawi untuk Meningkatkan Manfaat Enzim dalam Bioteknologi, JurusanKimia, ITB.
Wirakusumah, Emma. S. 1995. Buah dan Sayur untuk Terapi.Jakarta : PT Penebar Swadaya.
Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Lampiran 1 Uji Anava satu jalur pengaruh penambahan ekstrak kulit buah nenas terhadap tingkat kadar protein tepung ampas kelapa A. Uji Anava Satu Jalur terhadap kandungan protein tepung ampas kelapa Tabel Kadar protein dalam (ppm) pada tepung ampas kelapa dengan penambahan ekstrak kulit buah nenas. Perlakuan Ulangan Jumlah Rata-rata 1 2 3 P0 P1 P2 P3 P4 22, 09 30, 86 34, 27 33, 81 43 20, 27 29 34, 18 30, 72 45, 04 20, 09 26, 86 35, 45 34, 09 42, 77 64, 45 86, 72 103, 9 98, 62 130, 81 21, 48 28, 90 34, 63 32, 87 43, 60
Tabel Analisis Ragam. Sumber keragaman Db JK KT F hitung F tabel Antar kelompok K 1 JKK KTK=JKK/(K-1) KTK/KTG Galat N K JKG KTG=JKG/(N-K) Total N 1 JKT
Keterangan : db : derajat bebas JK : Jumlah kuadrat JKK : Jumlah kuadrat kelompok JKG : Jumlah kuadrat galat JKT : Jumlah kuadrat total KT : Kuadrat tengah K : Jumlah kelompok N : Jumlah data Pengujian hipotesis - Hipotesis H0 : 0 = 1 = 2 = 3 = 4 H1: Terdapat perbedaan rata-rata jumlah kadar protein diantara keempat perlakuan sari buah nanas yang diuji - Taraf nyata = 0,05 - Perhitungan Uji statistik F : FK = Fakor Korelasi = ( 21, 48 + 28, 90 + 34, 63 + 32, 87 + 43, 60 ) 2
+43 2 +45,04 2 + 42,77 2 ) FK = (403,60 + 410,87 + 487,96 + 952,33 + 841 + 721,45 + 1174,43 + 1168,27 + 1256,70 + 1143,11 + 943,71 + 1162,12 + 1849 + 2028,60 + 1829,27) FK = 16372,42 1738,386 = 14634,03 JKG = Jumlah Kuadrat Galat = JKT - JKK = 14634,03 1825,74 = 12808,29 Tabel Analisis Ragam Sumber keragaman Db JK KT F hitung F tabel Antar kelompok 4 1825,74 456,435 0,356 4,96 Galat 10 12808,29 1280,829 Total 14 14634,03
Kesimpulan hasil uji anava: Karena Fhitung < Ftabel yaitu 0,356 < 4,96 pada taraf signifikansi 5%, maka H0 diterima. Berarti tidak terdapat perbedaan rata-rata jumlah kadar protein diantara keempat perlakuan ekstrak kulit buah nenas yang diuji.
Foto-foto penelitian
Gambar 1. Spektrofotometer
Gambar 2. Kulit Buah Nenas
Ganbar 3. Tepung ampas kelapa
Gambar 4. Ekstrak nenas hasil perlakuan
Gambar 5. Supernatan ampas kelapa yang mengandung biuret sebelum dicentrifuge
Gambar 6. Supernatan ampas kelapa yang mengandung biuret setelah dicentrifuge