You are on page 1of 9

METODE ANALISIS PERENCANAAN

A.

Analisis Keunggulan 1. Analisis Keunggulan Kompetitif Keunggulan kompetitif tiga alternative model, yaitu: a. Model Organisasi-Industri (Industrial-Organization atau I/O), keunngulan kompetitif tahapan model I/O Pelajari lingkungan eksternal Pilih industri yang menarik Formulasikan strategi Kembangkan dan peroleh aset yang diperlukan Implementasi strategi Gunakan kekuatan perusahaan untuk mengimplementasikan strategi Berusaha mencapai kinerja di atas rata-rata industri b. Model berbasis sumber daya (Resource-Based View atau RBV),keunggulan kompetitif pada tahapan ini yaitu: Mengidentifikasi sumber daya perusahaan Tentukan kapabilitas perusahaan Tentukan bagaimana sumber daya dan kapabilitas perusahaan dapat

menciptakan keunggulan kompetitif Lokasikan suatu industri dengan peluang yang dapat dieksploitasi Pilih strategi terbaik untuk mengeksploitasi sumber daya dan kapabilitas dalam lingkungan industri Mengimplementasikan strategi yang dipilih agar mengungguli pesaing dan memperoleh penghasilan di atas rata-rata industri c. Model Gerilya (Guerilla) , keunggulan dari tahapan model ini yaitu: Berbagai macam gangguan yang signifikan dan tidak diperkirakan sebelumnya dapat menghambat perusahaan dalam mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan Sebuah organisasi yang berhasil harus pandai dalam menyesuaikan dengan setiap perubahan yang terjadi 2. Analisis Keunggulan Komparatif Teori keunggulan komparatif (theory of comparative advantage) merupakan teori yang dikemukakan oleh David Ricardo. Menurutnya, perdagangan internasional terjadi bila ada perbedaan keunggulan komparatif antarnegara. Ia berpendapat bahwa Metode Analisis Perencanaan Westi Susi Aysa-D521 10 280 1

keunggulan komparatif akan tercapai jika suatu negara mampu memproduksi barang dan jasa lebih banyak dengan biaya yang lebih murah daripada negara lainnya. Sebagai contoh, Indonesia dan Malaysia sama-sama memproduksi kopi dan timah. Indonesia mampu memproduksi kopi secara efisien dan dengan biaya yang murah, tetapi tidak mampu memproduksi timah secara efisien dan murah. Sebaliknya, Malaysia mampu dalam memproduksi timah secara efisien dan dengan biaya yang murah, tetapi tidak mampu memproduksi kopi secara efisien dan murah. Dengan demikian, Indonesia memiliki keunggulan komparatif dalam memproduksi kopi dan Malaysia memiliki keunggulan komparatif dalam memproduksi timah. Perdagangan akan saling menguntungkan jika kedua negara bersedia bertukar kopi dan timah. Dalam teori keunggulan komparatif, suatu bangsa dapat meningkatkan standar kehidupan dan pendapatannya jika negara tersebut melakukan spesialisasi produksi barang atau jasa yang memiliki produktivitas dan efisiensi tinggi. B. Analisis Lokasi 1. Analisis lokasi Industri Dan Pengukurannya 2. Index Distribusi Dan Asosiasi C. Aspek Pemerataan Pendapatan 1. Distribusi Pendapatan Penghapusan kemiskinan dan berkembangnya ketidakmerataan distribusi pendapatan merupakan inti permasalahan pembangunan. Walaupun titik perhatian utama kita pada ketidakmerataan distribusi pendapatan dan harta kekayaan (assets), namun hal tersebut hanyalah merupakan sebagian kecil dari masalah

ketidakmerataan yang lebih luas di NSB. Misalnya ketidakmerataan kekuasaan, prestise, status, kepuasan kerja, kondisi kerja, tingkat partisipasi, kebebasan untuk memilih, dan lain-lain. Lewat pemahaman yang mendalam akan masalah

ketidakmerataan dan kemiskinan ini memberikan dasar yang baik untuk menganalisis masalah pembangunan yang lebih khusus seperti: pertumbuhan penduduk, pengangguran, pembangunan pedesaan, pendidikan, perdagangan intenasional dan sebagainya. Pembahasan masalah distribusi pendapatan dan kemiskinan ini sebenarnya sulit untuk dipisahkan. Namun demikian, pada bagian ini lebih ditekankan pada pembahasan masalah distribusi pendapatan dengan menyinggung sedikit masalah Metode Analisis Perencanaan Westi Susi Aysa-D521 10 280 2

kemiskinan. Pendekatan yang sederhana dalam masalah distribusi pendapatan dan kemiskinan adalalah dengan memakai kerangka kemungkinan produksi (production Possibility Framework) (Todaro, 1995). Untuk melukiskan permasalahannya, produksi dalam suatu daerah atau negara dibedakan menjadi dua kelompok barang, yaitu barang kebutuhan pokok (makanan, minuman, pakaian dan perumahan) serta yang kedua barang mewah. Dengan asumsi semua faktor produksi telah dimanfaatkan secara penuh, maka permasalahan yang muncul adalah bagaimana menentukan kombinasi barang yang akan diproduksi dan bagaimana masyarakat menurut pilihannya. 2. Kurva Lorenz Cara lain untuk mengalisis distribusi pendapatan perorangan adalah membuat kurva yang disebut kurva Lorenz. Dinamakan kurva Lorenz adalah karena yang memperkenalkan kurva tersebut adalah Conrad Lorenz seorang ahli statistik dari Amerika Serikat. Pada tahun 1905 ia menggambarkan hubungan antara kelompokkelompok penduduk dan pangsa (share) pendapatan mereka. Semakin jauh kurva Lorenz tersebut dari garis diagonal (kemerataan sempurna), semakin tinggi derajat ketidakmerataan yang ditunjukkan. Keadaan yang paling ekstrim dari ketidakmeraan sempurna, misalnya keadaan dimana seluruh pendapatan hanya diterima oleh satu orang, akan ditunjukkan oleh berhimpitnya kurva Lorenz tersebut dengan sumbu horizontal bagian bawah dan sumbu vertikal sebelah kanan. 3. Koefisien Gini Suatu ukuran yang singkat mengenai derajat ketidakmerataan distribusi pendapatan dalam suatu negara biasa diperoleh dengan menghitung luas daerah antara garis diagonal (kemerataan sempurna) dengan kurva Lorenz dibandingkan dengan luas total dari separuh bujur sangkar dimana terdapat kurva Lorenz tersebut. 4. Membuat Kurva Lorenz dan Menghitung Koefisien Gini dengan MS Excel

Metode Analisis Perencanaan

Westi Susi Aysa-D521 10 280

Koefisien Gini adalah ukuran ketidakmerataan atau ketimpangan agregat (secara keseluruhan) yang angkanya berkisar antara nol (pemerataan sempurna) hingga satu (ketimpangan yang sempurna). Koefisien Gini dapat diperoleh dengan menghitung rasio bidang yang terletak antara garis diagonal dan kurva Lorenz dibagi dengan luas separuh bidang di mana kurva Lorenz itu berada. Dalam ilmu Ekonomi Industri, Koefisien Gini juga dapat dipergunakan untuk melihat konsentrasi pasar. Berikut adalah petunjuk ringkas untuk menghitung Koefisien Gini dan membuat Kurva Lorenz. Formulasi perhitungan dan pembuatan kurva dapat dilakukan dengan menggunakan software Microsoft Excel. Formulasi pada CELL utama: Total CAP,C1 = SUM(C7:C200) Total DIFF,C2 = SUM(I7:I200) Jumlah entitas N,C3 = MAX(D:D) Gini Coefficient,C4 = 2*C2/(C3-1)

KOLOM: COMP, input nama entitas/organisasi-lakukan input langsung nama entitas/organisasi, misalnya pada Cell B7 = Comp 1, dan seterusnya. CAP, adalah kapasitas atau share pada pasar dari setiap entitas/organisasi. Input langsung data, misalnya Cell B7 = 10, dan seterusnya.

Metode Analisis Perencanaan

Westi Susi Aysa-D521 10 280

ID, adalah identitas nomor urut entitas/organisasi, dari yang paling kecil ke yang paling besar berdasarkan share pada pasar. Pada Cell D7 input angka 1, kemudian pada Cell di bawahnya, misalnya Cell D8 masukkan formulas [=1+D7], dan seterusnya. CUM, adalah kumulatif dari pangsa pasar dari entitas/organisasi dengan pangsa paling kecil ke yang paling besar. Formula pada cell E7 = SUM($C$7:C7), copy formula ini untuk setiap cell di bawahnya. NORM ID adalah normalisasi dari ID, pada Cell F7 masukkan angka Nol (0), kemudian pada cell F8 masukkan formula F8 = F7+1/($C$3-1), copy formula ini untuk setiap cell di bawahnya. LORENZ adalah titik-titik yang diperlukan untuk membentuk Kurva Lorenz, pada cell G7 masukkan formula =(E7-$E$7)/($C$1-$E$7) dan copy formula ini untuk setiap cell di bawahnya. EQUALITY adalah titik-titik yang diperlukan untuk membentuk garis Equality, nilainya sama dengan NORM ID, pada cell H7 masukkan formula = F7 dan copy formula ini untuk setiap cell di bawahnya. DIFF adalah selisih antara EQUALITY dengan LORENZ, pada cell I7 formulasinya adalah = H7-G7, copy formula ini untuk setiap cell di bawahnya.

Agar urutan entitas dapat urut dari pangsa pasar terendah hingga tertinggi, lakukan SORT pada area [B6..C26] sehingga cell [C7..C26] terurut dari yang paling rendah hingga yang paling tinggi. Kurva Lorenz kemudian dapat dibuat dengan memplotkan area [G6..H26] ke dalam fungsi chart.

D.

Analisis Investasi Dan Pembiayaan Pembangunan Analisis Investasi Ada Berbagai Metode, Metode Yang Biasa Digunakan Yaitu : 1. Metode Net Present Value Setelah kelemahan pada metode-metode sebelumnya, orang mulai mencari cara untuk memperbaiki keefektifan evaluasi proyek. Metode yang dimaksud adalah nilai sekarang bersih (NPV). Yang mengandalkan pada teknik arus kas yang didiskontokan. Untuk mengimplementasikan pendekatan ini, kita ikuti proses sebagai berikut : (1) Tentukan nilai sekarang dari setiap arus kas, termasuk arus masuk dan arus keluar,

Metode Analisis Perencanaan

Westi Susi Aysa-D521 10 280

yang didiskontokan pada biaya modal proyek, (2) Jumlahkan arus kas yang didiskontokan ini, hasil ini didefinisikan sebagai NPV proyek, (3) Jika NPV adalah positif, maka proyek harus diterima, sementara jika NPV adalah negatif, maka proyek itu harus ditolak. Jika dua proyek dengan NPV positif adalah mutually exclusive, maka salah satu dengan nilai NPV terbesar harus dipilih. Persamaan untuk NPV adalah sebagai berikut

RUMUS NPV =
( )

- C0

Net Present Value (NPV) atau nilai sekarang bersih adalah analisis manfaat finansial yang digunakan untuk mengukur layak tidaknya suatu usaha dilaksanakan dilihat dari nilai sekarang (present value) arus kas bersih yang akan diterima dibandingkan dengan nilai sekarang dari jumlah investasi yang dikeluarkan. Arus kas bersih adalah laba bersih usaha ditambah penyusutan, sedang jumlah investasi adalah jumlah total dana yang dikeluarkan untuk membiayai pengadaan seluruh alat-alat produksi yang dibutuhkan dalam menjalankan suatu usaha.

Jadi, untuk menghitung NPV dari suatu usaha diperlukan data tentang: (1) jumlah investasi yang dikeluarkan, dan (2) arus kas bersih per tahun sesuai dengan umur ekonomis dari alat-alat produksi yang digunakan untuk menjalankan usaha yang bersangkutan. Berdasarkan kedua data tersebut, NVP dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut.

Shook (2002;372) berpendapat bahwa : Konsep net present value merupakan metode evaluasi investasi yang menghitung nilai bersih saat ini dari uang masuk dan keluar dengan tingkat diskonto atau tingkat imbal hasil yang disyaratkan. Investasi yang baik mempunyai nilai bersih saat ini yang positif. Sedangkan menurut Bambang Riayanto (1992;115) mengatakan bahwa : Net present value adalah selisih antara present value dari keseluruhan proceeds yang didiscontokan atas dasar biaya modal tertentu dengan present value pengeluaran modal. Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Net Present Value adalah Sebuah metode evaluasi Investasi dengan mengukur selisih antara present value dari proceeds dan nilai investasi awal. Kriteria kelayakan dari proyek ini adalah : Metode Analisis Perencanaan Westi Susi Aysa-D521 10 280 6

Proyek layak jika NPV bertanda positif dan sebaliknya tidak layak jika NPV bertanda negatif.

Kesimpulan, jika NPV > 0, proyek sebaiknya diterima 2. Metode Internal Rate Of Return Metode ini untuk membuat peringkat usulan investasi dengan menggunakan tingkat pengembalian atas investasi yang dihitung dengan mencari tingkat diskonto yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas masuk proyek yang diharapkan terhadap nilai sekarang biaya proyek atau sama dengan tingkat diskonto yang membuat NPV sama dengan nol. Ukuran kedua yang sering digunakan dalam analisis manfaat finansial adalah internal rate of return (IRR) atau tingkat pengembaliandari investasi. IRR menunjukan tingkat discount rate atau tingkat keuntungan dari investasi yang menghasilkan NPV sama dengan nol. Teknik perhitungan dengan IRR banyak digunakan dalam suatu analisis investasi, namun relatif sulit untuk ditentukan karena untuk mendapatkan nilai yang akan dihitung diperlukan suatu 'trial and error' hingga pada akhirnya diperoleh tingkat bunga yang akan menyebabkan NPV sama dengan nol. IRR dapat didefinisikan sebagai tingkat bunga yang akan menyamakan present value cash inflow dengan jumlah initial investment dari proyek yang sedang dinilai. Dengan kata lain, IRR adalah tingkat bunga yang akan menyebabkan NPV sama dengan nol, karena present value cash inflow pada tingkat bunga tersebut akan sama dengan initial investment. Suatu usulan proyek investasi akan ditetima jika IRR > cost of capital dan akan ditolak jika IRR < cost of capital. Perhitungan IRR untuk pola cash flow yang bersifat seragam (anuitas), relatif berbeda dengan yang berpola tidak seragam. Untuk mengitung IRR digunakan rumus sebagai berikut: Rumus : IRR = i+ (i+i) Dimana:

Metode Analisis Perencanaan

Westi Susi Aysa-D521 10 280

I = Tingkat discount rate 480 (DR) pada saat NPVpositif I = Tingkat discount rate(DR) pada saat NPVnegatif NPV = Nilai NPV positif NPV = Nilai NPV negatif Kelemahan secara mendasar menurut teori memang hampir tidak ada, namun dalam praktek penghitungan untuk menentukan IRR tersebut masih memerlukan penghitungan NPV Kesimpulan, Jika IRR diterima. Cost of Capital maka : Proyek dipertimbangkan

3. Profitaility Index atau Benefit Cost Ratio Profitability index atau benefit cost ratio adalah perbandingan antara nilai sekarang dari aliran kas masuk di masa yang akan datang dengan nilai investasi. Selama PI tersebut sama dengan atau lebih besar dari satu, maka kita akan menerima usulan investasi tersebut.Secara umum Kalau metode NPV dan PI dipakai untuk menilai suatu usulan investasi, maka hasilnya akan selalu konsisten. Dengan kata lain., kalau NPV mengatakan diterima, maka PI juga mengatakan diterima. Demikian pula sebaliknya. Sehingga untuk menghitung PI harus terlebih dahulu menghitung NPV dan ada beberapa kasus lain, dimana setelah perhitungan PI belum dapat mengambil keputusan, sebelum dikembalikan ke metode NPV. Profitability Index (PI), Shook (2002;456) mengatakan bahwa: Profitability index adalah Prediksi arus kas masa depan perusahaan dibagi investasi awalnya. Suad Usman dan Suwarsono (1994;192) mengatakan bahwa profitability index menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaan penerimaan kas bersih dimasa datang dengan nilai sekarang investasi". Dari kedua pengertian profitability index tersebut dapat disimpulkan profitability index adalah metode Prediksi kelayakan suatu proyek dengan membandingkan nilai penerimaanpenerimaan bersih dengan nilai investasi, dengan kriteria kelayakan apabila PI lebih besar dari pada (satu) 1 maka rencana investasi dapat diterima, sedangkan apabila PI

Metode Analisis Perencanaan

Westi Susi Aysa-D521 10 280

lebih kecil dari pada (satu) 1 maka rencana investasi ditolak. Kesimpulan, Proyek sebaiknya diterima PI > 1 4. Break Event Point (BEP) Break event point adalah suatu keadaan dimana dalam suatu operasi perusahaan tidak mendapat untung maupun rugi/ impas (penghasilan = total biaya). Break Even point atau BEP adalah suatu analisis untuk menentukan dan mencari jumlah barang atau jasa yang harus dijual kepada konsumen pada harga tertentu untuk menutupi biaya-biaya yang timbul serta mendapatkan keuntungan / profit. Rumus Analisis Break Even : BEP = Total Fixed Cost / (Harga perunit - Variabel Cost Perunit) Keterangan : Fixed cost : biaya tetap yang nilainya cenderung stabil tanpa dipengaruhi unit yang diproduksi. Variable cost : biaya variabel yang besar nilainya tergantung pada benyak sedikit jumlah barang yng diproduksi.

BEP amatlah penting kalau kita membuat usaha agar kita tidak mengalami kerugian, apa itu usaha jasa atau manufaktur.

Keterangan Tambahan : NPV merupakan selisi antara pendapatan dan pengeluaran yang sudah di-present value-kan. NPV>0 berarti investasi tersebut menguntungkan, sebaliknya jika NPV<0 maka investasi tidak menguntungkan. IRR merupakan tingkat suku bunga dimana besarnya pendapatan yang sudah dipresent value-kan sama dengan besarnya pengeluaran yang sudah di-present valuekan. IRR>faktor diskonto berarti investasi menguntungkan, sebaliknya jika IRR<faktor diskonto maka investasi tidak menguntungkan. PI (Profitaility Index atau Benefit Cost Ratio) merupakan perbandingan antara pendapatan dan modal/investasi yang sudah di-present value-kan. PI > 1 menunjukkan investasi menguntungkan sedangkan PI<1 menunjukan investasi tidak menguntungkan. POT merupakan jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan semua pengeluaran dalam suatu investasi.Suatu investasi menguntungkan jika POT<umur ekonomis investasi, sebaliknya suatu investasi tidak menguntungkan jika POT>umur ekonomis investasi.

Metode Analisis Perencanaan

Westi Susi Aysa-D521 10 280

You might also like