You are on page 1of 8

JASA AUDIT DAN JASA ASSURANCE LAINNYA SERTA PROFESI AKUNTAN PUBLIK

disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Auditing

disusun oleh:

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Adi Prasetyo Bambang Priyasa Erwin Riswanto I Made Adi Widiarta M. M. Putri Permana B. Satria Bayu Candra

(2) (8) (14) (20) (26) (32)

103020008182 103020008255 103020008200 103020008302 103020008198 103020008223

Kelas 3A Pajak Khusus

Kementerian Keuangan Republik Indonesia


Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara 2012

1. Pengertian Auditing Auditing adalah: Pengumpulan dan evaluasi bukti... Bukti (evidence) adalah setiap informasi yang digunakan oleh auditor untuk menentukan apakah informasi yang diaudit dinyatakan sesuai dengan kriteria yang telah di tetapkan. Kesaksian pihak yang diaudit (klien) Komunikasi tertulis dengan pihak luar Observasi oleh auditor Data elektronik dan data lain tentang transaksi ... (mengenai) informasi dan kriteria yang telah ditetapkan... Informasi harus dalam bentuk yang dapat diverifikasi. Kriteria merupakan standard yang dapat digunakan auditor untuk mengevaluasi informasi tersebut. ... (untuk) menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi tersebut dengan standar yang telah ditetapkan... Laporan yang disampaikan harus mengungkapkan derajat kesesuaian antara informasi yang disajikan dengan ... (dilakukan oleh) orang yang kompeten dan independen. Kompeten berarti mampu untuk melakukan audit. Independen berarti tidak memihak kepentingan salah satu pihak. 2. Auditing >< Akuntansi Perbedaan Auditing 1. Kegiatan Evaluasi ketepatan pencatatan informasi dengan standar yang ditetapkan. 2. Tujuan Memberi gambaran kepada pihak internal dan eksternal mengenai keandalan informasi yang diberikan oleh perusahaan.

Akuntansi Pencatatan, pengklasifikasian dan pengikhtisaran peristiwa peristiwa ekonomi dengan cara yang logis. Memberikan informasi kepada pihak pengguna laporan untuk kemudian diambil keputusan ekonomi berkaitan dengan informasi itu.

3. Aspek Ekonomi Dalam Permintaan akan Auditing Dengan semakin kompleksnya masyarakat, semakin besar pula kemungkinan para pengambil keputusan menerima informasi yang tidak handal. Beberapa alasan penyebab risiko informasi tersebut diantaranya : Jauhnya informasi Bias dan motif si penyedia Data yang sangat banyak Transaksi pertukaran yang kompleks Ada tiga cara utama untuk mengurangi risiko informasi : Pemakai memverifikasi informasi Pemakai berbagi resiko informasi dengan manajemen Menggunakan laporan yang diaudit sudah disediakan. 4. Jasa Assurance Jasa assurance adalah jasa profesional independen yang meningkatkan kualitas informasi bagi para pengambil keputusan. Jasa assurance diperlukan untuk 1

meningkatkan keandalan dan relevansi informasi yang akan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Jenis jasa assurance 1) Jasa Atestasi. Yaitu jenis jasa assurance dimana kantor akuntan publik mengeluarkan laporan tentang reabilitas suatu asersi yang disiapkan pihak lain. Terdapat lima katergori jasa atestasi, yaitu: a) Audit atas laporan keuangan historis, di mana auditor memberikan laporan tertulis yang menyatakan pendapat tentang kewajaran laporan keuangan sesuai dengan GAAP; b) Atestasi mengenai pengendalian internal atas pelaporan keuangan, di mana auditor memberikan pendapat mengenai efektivitas pengendalian internal laporan keuangan suatu entitas; c) Review atas laporan keuangan historis, yang hampir sama dengan audit atas laporan keuangan historis, hanya saja membutuhkan lebih sedikit bukti sehingga hanya memberikan pendapat kewajaran yang moderat bagi laporan keuangan entitas; d) Jasa atestasi mengenai teknologi informasi, di mana auditor memberikan pendapat tentang reliabilitas dan keamanan transaksi elektronik yang memanfaat teknologi informasi, diantaranya WebTrust dan SysTrust; dan e) Jasa atestasi lain, yang biasanya merupakan perluasan alami dari audit terhadap laporan keuangan. 2) Jasa assurance lainnya Yaitu jasa lain yang tidak memenuhi definisi jasa atestasi, karena auditor tidak harus mengeluarkan laporan tertulis dan tidak harus mengenai realibilitas asersi pihak lain. 3) Jasa Non Asurance Contoh: a) Jasa akuntansi dan pembukuan b) Jasa pajak c) Jasa konsultasi manajemen 5. Jenis-Jenis Audit Akuntan publik melakukan tiga jenis utama audit, yaitu: 1) Audit Operasional, yaitu evaluasi terhadap efisiensi dan efektivitas setiap bagian dari prosedur dan metode operasi organisasi yang tidak hanya mencakup kebijakan akuntansi, tapi juga mencakup struktur organisasi, operasi computer, metode produksi, pemasaran, dan semua bidang lain di mana auditor menguasainya; 2) Audit Ketaatan, yaitu audit yang dilaksanakan untuk menentukan apakah pihak yang diaudit mengikuti prosedur, aturan, atau ketentuan tertentu yang ditetapkan oleh otoritas yang lebih tinggi; dan 3) Audit Laporan Keuangan, yaitu audit yang dilakukan untuk menentukan apakah laporan keuangan (informasi yang diverifikasi) telah dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu.

6. Jenis-Jenis Auditor Di Indonesia, terdapat beberapa jenis auditor, yaitu sebagai berikut:

1) Kantor Akuntan Publik, yaitu auditor yang mengaudit laporan keuangan historis yang dipublikasikan oleh semua perusahaan terbuka, kebanyakan perusahaan lain yang cukup besar, dan banyak perusahaan serta organisasi nonkomersial yang lebih kecil; 2) Auditor Internal Pemerintah, yaitu auditor yang bekerja pada dan untuk Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) guna melayani kebutuhan pemerintah untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas operasional kegiatan pemerintah; 3) Auditor BPK, yaitu auditor yang bekerja pada dan untuk Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia guna melaksanakan audit informasi keuangan yang disampiakan oleh badan-badan pemerinta, baik pusat maupun daerah sebelum diserahkan kepada DPR; 4) Auditor Pajak, yaitu auditor yang mengaudit ketaatan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya; dan 5) Auditor Internal, yaitu auditor yang dipekerjakan oleh perusahaan untuk melakukan audit bagi manajemen, biasanya melaporkan langsung hasil auditnya kepada otoritas tertinggi pada perusahaan tersebut untuk menjaga independensinya. 7. Akuntan Publik Bersertifikat Pemakaian gelar Akuntan Publik Bersertifikat atau Certified Public Accountant (CPA) diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik. 3 (tiga) persyaratan untuk menjadi CPA, yaitu : 1) Persyaratan pendidikan Biasanya seorang sarjana (S1) jurusan akuntansi dengan jumlah nilai kredit akuntansi minimum. 2) Persyaratan ujian CPA yang seragam Ujian berdasarkan komputer telah diberikan pada berbagai pusat pengujian. 3) Persyaratan pengalaman Bervariasi mulai dari yang tanpa pengalaman sampai yang berpengalaman 2 tahun dalam auditing. 8. Kantor Akuntan Publik Kecuali atas organisasi pemerintah tertentu, audit atas semua laporan keuangan bertujuan umum di Amerika Serikat dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP). Hak legal untuk melakukan audit diberikan kepada kantor akuntan public oleh peraturan di setiap Negara bagian. Kantor akuntan public juga memberikan banyak jasa lain kepada klien, seperti jasa pajak dan konsultasi. Empat kategori ukuran digunakan untuk menggambarkan kantor akuntan public (KAP) yaitu: kantor internasional empat besar, kantor nasional, kantor regional dan kantor lokal yang besar, serta kantor lokal yang kecil. 9. Kegiatan Kantor Akuntan Publik Kantor Akuntan Publik menyediakan jasa audit serta jasa atestasi dan assurance lainnya. Jasa-jasa tambahan yang biasanya diberikan oleh KAP meliputi jasa akuntansi dan pembukuan, jasa perpajakan, serta jasa konsultasi manajemen. KAP terus mengembangkan produk dan jasa baru, termasuk perencanaan keuangan, penilaian

usaha, akuntansi forensik, audit internal yang disubkontrakkan (outsourcing) serta jasa penasehat teknologi informasi. Jasa akuntansi dan pembukuan. Banyak klien kecil yang memiliki staf akuntansi terbatas mengandalkan KAP untuk menyusun laporan keuangannya. Sebagian klien kecil ini tidak memiliki personel atau keahlian untuk memanfaatkan peranti lunak akuntansi guna membuat ayat jurnal dan buku besarnya. Dengan demikian, KAP melakukan berbagai jasa akuntansi dan pembukuan untuk memenuhi kebutuhan klien tersebut. Jasa perpajakan. KAP menyiapkan SPT pajak korporasi dan perorangan baik untuk klien audit maupun nonaudit. Hampir setiap KAP melakukan jasa perpajakan, yang mungkin mencakup pajak bumi dan bangunan, pajak hadiah, perencanaan pajak, serta aspek-aspek lain dari jasa perpajakan. Jasa konsultasi manajemen. Kebanyakan KAP memberikan jasa tertentu yang memungkinkan kliennya mengoperasikan bisnis secara efektif. Jasa ini disebut jasa konsultasi manajemen atau jasa penasihat manajemen. Jasa ini berkisar dari saran singkat untuk memperbaiki system akuntansi klien hingga nasihat menyangkut manajemen resiko, teknologi informasi dan rancangan e-commerce, uji tuntas merger dan akuisisi, serta konsultasi manfaat aktuaria. 10. Struktur Kantor Akuntan Publik Sifat dan ragam jasa yang ditawarkan KAP sangat bervariasi, dan hal itu mempengaruhi organisasi dan struktur kantor tersebut. Tiga faktor utama yang mempengaruhi struktur organisasi semua KAP adalah : 1. Kebutuhan akan independensi dari klien. Independensi memungkinkan auditor tetap tidak bias dalam menarik kesimpulan tentang laporan keuangan. 2. Pentingnya struktur untuk memicu kompetensi. Kompetensi memungkinkan auditor melaksanakan audit dan melakukan jasa-jasa lain secara efisien dan efektif. 3. Meningkatkan resiko tuntutan hokum yang dihadapi auditor. Dalam satu dasawarsa, KAP mengalami peningkatan biaya yang berkaitan dengan tuntutan hukum. Beberapa struktur organisasional dapat memberikan tingkat perlindungan tertentu bagi setiap anggota kantor akuntan public (KAP) Struktur organisasi kantor akuntan publik, yaitu : 1. Perusahaan Perorangan (Proprietorship), 2. Persekutuan Umum (General Partnership), 3. Korporasi Umum, 4. Korporasi Professional, 5. Limited Liability Company, 6. Limited Liability Partnership. 11. Sarbanes-Oxley Act dan Public Company Accounting Oversight Board Dipicu banyaknya kasus kepalitan dan kegagalan audit yang melibatkan perusahaan ditetapkanlah UU (SarbanesOxley Act) pada 30 Juli 2002 yang mengubah hubungan antara perusahaan terbuka dan kantor akuntan yang mengauditnya. Sarbanes-Oxley Act membentuk Public Company Accounting Oversight Board(PCAOB) ditunjuk dan diawasi Securities and Exchange Commission (SEC) menggantikan fungsi AICPA dengan tugas mengawasi auditor perusahaan publik dan terbuka, menetapkan standar auditing dan pengendalian mutu untuk audit perusahaan terbuka,serta melakukan pemeriksaan dan pengendalian mutu di kantor-kantor yang melakukan audit. 4

Auditing Standard Boards (ASB) dari AICPA saat ini hanya menyediakan standar auditing perusahaan swasta. PCAOB mengeluarkan standar auditingnya sendiri mencakup standar audit tentang efektivitas pengendalian internal atas laporan keuangan (Standar Auditing PCAOB) untuk audit perusahaan tebuka.Statement on Auditing Standards (SAS) dari ASB diikuti dalam audit perusahaan terbuka dan swasta bila disebut sebagai rujukan. 12. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) Bapepam-LK merupakan badan pemerintah pusat yang membantu menyediakan informasi yang andal bagi investor untuk membuat keputusan investasi. Sesuai UU Pasar Modal Tahun 1985, setiap perusahaan yang ingin menerbitkan sekuritas baru kepada masyarakat untuk menyerahkan laporan registrasinya kepada Bapepam-LK. Salah satu unsur yang harus dilampirkan adalah laporan keuangan yang sudah diaudit oleh akuntan publik independen. Dengan demikian, Bapepam-LK sanagt berperan dalam penetapan prinsip-prinsip akuntansi yang berterima umum dan persyaratan bagi laporan keuangan karena kewenangannya menetapkan persyaratan pelaporan yang dianggap perlu demi wajarnya pengungkapan kepada investor. 13. Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI) Seluruh Akuntan Publik Bersertifikat (CPA) di Indonesia diwajibkan untuk menjadi anggora aktif IAPI oleh Menteri Keuangan. Fungsi dari AIPI antara lain sebagai berikut: 1) Menetapkan standar dan aturan, yang terdiri dari: a) standar audit; b) standar kompilasi dan review; c) standar atestasi lainnya; serta d) kode edit akuntan. 2) Menyusun dan memberikan nilai dalam ujian sertifikasi akuntan publik. 3) Menyelenggarakan seminar dan workshop. 4) Mempublikasikan berbagai bahan, termasuk pedoman audit bagi para akuntan publik. 14. Standar Auditing yang Berlaku Umum Standar Auditing merupakan pedoman umum untuk membantu auditor memenuhi tanggung jawab profesionalnya dalam audit atas laporan keuangan historis. Standar ini mencakup pertimbangan mengenai kualitas professional seperti kompetensi dan indepndensi, persyaratan pelaporan dan bukti. Sepuluh standar auditing yang dibagi menjadi tiga kategori : Standar Umum 1. Audit harus dilakukan oleh orang yang sudah mengikuti pelatihan dan memiliki kecakapan teknis yang memadai sebaai seorang auditor 2. Auditor harus mempertahankan sikap mentall yang independen dalam smua hal yang berhubungan dengan audit. 3. Audtor harus menerapkan kemahiran proesional dalam melaksanakan audit dan menyusun laporan. Standar Pekerjaan Lapangan

1. Auditor harus merencanakan pekerjaan secara memadai dan mengawasi semua asisten sebagaimana mestinya 2. Auditor harus memperoleh pemahaman yang cukup mengenai entitas serta lingkungannya, termasuk pengendalian internal, untuk menilai resiko salah saji yang material dalam laporan keuangan karena kesalahan atau kecurangan, dan untuk merancang sifat, waktuu, serta luas prosedur audit selannjutnya. 3. Auditor harus memperoleh cukup bukti audit yang tepat dengan melakukan prosedur audit agar memiliki dasar yang layak untuk memberikan pendapat menyangkut laporan keuangan yang diaudit. Standar Pelaporan 1. Auditor harus menyatakan dalam laporan auditor apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. 2. Auditor harus mengidentifikasikan dalam lapporan auditor mengenai keadaan dimana prinsip-prinsip tersebut tidak secara konsisten diikuti selama periode berjalan jika dikaitkan dengan periode sebelumnya. 3. Jika auditor menetapkan bahwa pengungkapan yang informative belum memadai, auditor harus menyatakan dalam laporan auditor. 4. Auditor harus menyatakan pendapat mengenai laporan keuangan, secara keseeluruhan, atau menyatakan bahwa suatu pendapat tidak bisa diberikan, dalam laporan auditor. Jika tidak dapat menyatakan suatu pendapat secara keseluruhan, auditor harus menyatakan alasan-alasan yang mendasarinya dalam laporan auditor. Dalam semua kasus, jika nama seorang auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, auditor itu harus dengan jelas menunjukan sifat pekerjaan auditor, jika ada, serta tingkat tanggung jawab yang dipikul auditor, dalam laporan audit. 15. Pernyataan Standar Audit Kesepuluh standar auditing yang berlaku umum (GAAS) masih terlalu umum untuk memberikan pedoman yang berarti, sehingga auditor beralih ke SAS, yang diterbitkan ASB sebagai pedoman yang lebih khusus. SAS menginterpretasikan ke-10 sttandar auditing yang berlaku umum dan merupakan referensi yang paling otoritatif yang tersedia bagi auditor. Meskipus GAAS dan SAS merupakan pedoman auditing yang otoritatif bagi anggota profesi, keduanya memberikan sedikit arahan kepada auditor ketimbang yang dapat diasumsikan. GAAS dan SAS dipandang oleh para praktisi sebagai standar minimum kinerja, dan bukan sebagai standar maksimum atau yang ideal. Jika auditor percaya bahwa persyaratan standar tidak praktis atau tidak mungkin dilakukan, auditor dibenarkan untuk mengikuti standar alternative. 16. Standar Auditing Internasional International Standart on Auditing (ISA) dikeluarkan oleh International Auditing Practices Commite (IAPC) dari International Federation of Accountants (IFAC). IAPC berupaya meningkatkan keseragaman praktek auditing dan jasa-jasa terkait di seluruh dunia dengan mengeluarkan perrsyaratan mengenai berbagai fungsi audit dan atestasi serta dengan mendorog penerimaannya di seluruh dunia. ISA tidak mengesampingkan peraturan-peraturan yang berlaku di suatu Negara yang mengatur audit atas informasi keuangan atau informasi lainnya, karena peraturan setiap negara itu sendiri biasanya mengatur praktik-praktik audit.

17. Pengendalian Mutu Pegendalian mutu terdiri atas metode-metode yang digunakan untuk memastikan bahwa kantor itu memenuhi tanggung jawab profesionalnya kepada klien dan pihakpihak lain. Lima unsur pengendalian mutu yang harus dipertimbangkan KAP dalam menetapkan kebijakan dan prosedurnya menurut Quallity Control Standards Committee yang dibentuk oleh AICPA adalah sbb: 1. Independensi, Integritas, dan Objekktivitas 2. Manajemen kepegawaian 3. Penerimaan dan kelanjutan klien serta penugasan 4. Kinerja penugasan konsultasi 5. Pemantauan prosedur Peer review adalah review oleh akuntan public atas ketaatan KAP pada system pengendalian mutu kantor itu sendiri. KAP harus mendaftarkan diri dalam program peer review yang disetujui AICPA agar para anggota KAP memenuhi syarat keanggotaan AICPA. Tujuan peer review adalah untuk menentukan dan melaporkan apakah KAP yang di review itu telah mengembangkan kebijakan dan prosedur yang memadai bagi kelima unsur pengendalian mutu, dan mengikuti kebijakan serta prosedur itu dalam praktik. Program peer review yang telah disetujui AICPA adalah 1. Center for Public Company Audit Firms Peer Review Program Dirancang untuk mereview dan mengevaluasi porsi non-SEC dalam praktik akuntansi dan auditing KAP yang tidak diperiksa oleh PCAOB. 2. AICPA Peer Review Program. Diselenggarakan oleh perkumpulan akuntan publik di bawah arahan dewan peer review AICPA

You might also like