You are on page 1of 26

PERENCANAAN PERKERASAN JALAN

Dalam meningkatkan laju pembangunan dan peningkatan ekonomi pembangunan, jalan merupakan sarana penting di suatu daerah. Oleh karena itu pemeliharaan jalan harus selalu dilaksanakan agar bisa mencapai tingkat pelayanan tertentu dan fungsinya sebagai penghubung dari suatu daerah ke daerah lain bisa berjalan dengan baik dan lancar. Pemeliharaan Rutin Jalan dan Jembatan telah diprioritaskan untuk mencegah penurunan kondisi jalan tersebut. Pelaksanaan Pemeliharaan Rutin Jalan dan Jembatan selanjutnya dilakukan dengan pola penanganan secara swakelola dengan menggunakan peralatan UPR yang dikirimkan ke Cabang-Cabang Dinas PU di daerah. Kriteria Pemeliharaan Jalan adalah a. dilakukan pada jalan mantap b. terus menerus dan berkala c. rutin : a) setempat / lokal b) sederhana. c) tanpa desain d) tanpa konsultan supervisi. d. berkala : a) lebih luas b) tidak sederhana c) dengan disain d) dengan konsultan supervisi. e. tidak meningkatkan kapasitas struktur. Tujuan pemeliharaan rutin jalan adalah : 1) Mencegah penurunan kondisi jalan mantap lebih cepat dari umur rencana teknis yang ada. 2) Memperpanjang kurun waktu penurunan kondisi. Sifat pemeliharaan rutin jalan adalah : 1) Cepat tanggap terhadap hal-hal yang dapat/mudah menimbulkan kerusakan
Lita Tiur Yuniasih .S. 0809015003 Teknik Sipil 2008

2 5

PERENCANAAN PERKERASAN JALAN

2) Cepat tanggap terhadap kerusakan yang timbul 3) Volume kecil, tersebar, dan kurang diminati kontraktor Penanganan konstruksi perkerasan apakah itu bersifat pemeliharaan, penunjang, peningkatan ataupun rehabilitasi dapat dilakukan dengan baik setelah kerusakan-kerusakan yang timbul pada perkerasan tersebut dievaluasi mengenai penyebab dan akibat mengenai kerusakan tersebut. Besarnya pengaruh suatu kerusakan dan langkah penanganan selanjutnya sangat tergantung dari evaluasi yang dilakukan. Oleh karena itu haruslah orang atau badan serta instansi yang benar-benar menguasai jenis dan sebab serta tingkat penanganan yang dibutuhkan dari kerusakan-kerusakan yang timbul. Kerusakan pada perkerasan konstruksi jalan dapat disebabkan oleh : 1. Lalu lintas dapat berupa peningkatan beban dan repetisi beban 2. Air yang dapat berasal dari air hujan, sistem drainase jalan yang tidak baik, naiknya air dengan sifat kapilaritas 3. Material konstruksi perkerasan. Dalam hal ini dapat disebabkan oleh sifat material itu sendiri atau dapat pula disebabkan oleh sistem pengolahan yang tidak baik 4. Iklim. Indonesia beriklim tropis, dimana suhu udara dan curah hujan umumnya tinggi yang dapat merupakan salah satu penyebab kerusakan jalan 5. Kondisi tanah dasar yang tidak stabil. Kemungkinan disebabkan oleh sistem pelaksanaan yang kurang baik atau dapat juga disebabkan oleh kondisi tanah dasar yang memang jelek 6. Proses pemadatan diatas lapisan tanah dasar yang kurang baik Umumnya kerusakan-kerusakan yang timbul itu tidak hanya satu faktor saja, tetapi dapat merupakan gabungan dari penyebab yang saling kait-mengait. Dalam mengevaluasi kerusakan jalan perlu ditentukan : a. Jenis kerusakan (distress type) dan penyebabnya b. Tingkat kerusakan (distress severity) c. Jumlah kerusakan (distress amount) Sehingga dengan demikian dapat ditentukan jenis penanganannya Adapun kerusakan pada jalan dan juga penanganannya adalah sebagai berikut: A. PERKERASAN LENTUR BERLAPIS PENUTUP (FLEXIBLE PAVED ROADS)
Lita Tiur Yuniasih .S. 0809015003 Teknik Sipil 2008

2 5

PERENCANAAN PERKERASAN JALAN

KEGEMUKAN ASPAL (BLEEDING) kegemukan aspal (bleeding) dapat terjadi pada sebagian atau seluruh permukaan jalan. Adapun ciricirinya adalah sebagai berikut: Tampak lelehan aspal pada permukaan jalan, Permukaan jalan tampak lebih hitam dan mengkilat dari bagian yang lain.

Adapun kemungkinan penyebab utamanya adalah pemakaian aspal yang tidak sesuai baik dalam jumlah (kadar aspal terlalu tinggi) maupun jenisnya. Hal ini akan mengakibatkan adanya lipatanlipatan(keriting) atau lubang-lubang pada permukaan jalan,dan menyebabkan jalan licin (berbahaya bagi pemakai jalan). Adapun usaha perbaikan yaitu dengan adanya penanganan P1 atau penebaran pasir kasar dengan ukuran butiran lebih besar dari 5 mm.

Gambar Kegemukan Aspal (Bleeding) RETAK GARIS Retak garis dibagi menjadi 2, yaitu: f. Retak Memanjang : arah sejajar dengan sumbujalan, biasanya pada jalur roda kendaraan atau sepanjang tepi perkerasan atau pelebaran. g. Retak Melintang : arah memotong sumbu jalan.Terjadi pada sebagian atau seluruh lebar jalan. Adapun ciri-cirinya adalah Tampak celah-celah retakan memanjang atau melintang pada permukaan jalan. Adapun penyebab utamanya adalah sebagai berikut: a) Kesalahan pelaksanaan, terutama pada sambungan pelaksanaan atau sambungan pelebaran. b) Pemakaian bahan yang tidak sesuai dengan persyaratan.
Lita Tiur Yuniasih .S. 0809015003 Teknik Sipil 2008

2 5

PERENCANAAN PERKERASAN JALAN

c) Penyusutan atau retak pada lapisan pondasi. d) Penyusutan pada tanah dasar, terutama untuk tanah lempung ekspansif (expansive clay). Hal ini diakibatkan air hujan akan meresap ke dalamkonstruksi perkerasan dan menimbulkan kerusakanyang lebih parah seperti lubang-lubang, dan juga yang lebih buruk yaitu ambles. Sehingga usaha perbaikan yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Untuk retak halus (< 2 mm) dan jarak antara retakan renggang, lakukan penanganan P2 (Laburan aspal setempat). 2) Untuk retak halus (< 2 mm) dan jarak antara retakan rapat, lakukan penanganan P3 (Melapis cetakan). 3) Untuk retak lebar (> 2 mm), lakukan penanganan P4 (Mengisi retakan). Adapun bahan-bahan yang digunakan adalah aspal emulsi, agregat halus, dan juga aspal minyak (untuk penanganan P4).

Gambar Retak Garis

RETAK RAMBUT (HAIR CRACKS) DAN RETAK KULIT BUAYA (ALLIGATOR CRACKS) Retak rambut dan retak kulit buaya dapat terjadi pada alur roda atau pada bagian lain dari permukaan jalan.Dengan ciri-ciri adanya retakan dengan arah tidak beraturan dan saling berpotongan. Lebar retakan : < 2 mm (retak rambut).> 2 mm (retak k. buaya). Adapun kemungkinan penyebab retak adalah sebagai berikut: 1) konstruksi perkerasan tidak kuat mendukung beban lalu-lintas yang ada. 2) lapis permukaan terlalu tipis
Lita Tiur Yuniasih .S. 0809015003 Teknik Sipil 2008

2 5

PERENCANAAN PERKERASAN JALAN

3) pemilihan campuran yang terllu kaku untuk lapispermukaan yang tipis. 4) kelelahan lapis permukaan akibaat beban lalulintas dan umur jalan. 5) daya dukung tanah (badan jalan) sangat rendahatau menurun akibat meresapnya air kedalamkonstruksi perkerasan. 6) stabilitas atau pemadatan lapis permukaan tidak memadai. Adapun akibat yang ditimbulkan adalah sebagai berikut: Bila dibiarkan, kerusakan jalan akan lebih parah karena pengaruh air yang meresap. Retak rambut akan berkembang menjadi retak kulit buaya. Retak kulit buaya akan berkembang menjadi lubang dan ambles. Retak rambut, lakukan Penanganan P2 (Laburan Aspal Setempat). Retak kulit buaya, lakukan Penanganan (Patching).

Adapun usaha perbaikan adalah sebagai berikut:

Gambar Retak Kulit Buaya ALUR (RUTS) TANPA RETAK Alur (ruts) sering terjadi pada bagian jalan yang sering dilalui roda kendaraan (jalur roda). Adapun cirinya adalah terjadi cekungan permanen pada jalur roda kendaraan.Pada kondisi ekstrim penampang jalan berbentuk W,dan tampak bagian aspal yang terdesak kesamping (jembul). Adapun penyebab utamanya adalah sebagai berikut: 1) Lapis tanah dasar atau pondasi tidak kuat mendukung beban lalu-lintas karena salah perencanaan atau kurang pemadatan. 2) Stabilitas lapis permukaan tidak memenuhi syarat, karena salah campuran atau kurang pemadatan. 3) Pengaruh jumlah dan beban lalu lintas yang melebihi jumlah dan beban rencana. 4) Perubahan sifat aspal akibat cuaca (panas) atau tumpahan minyak.

2 5

Lita Tiur Yuniasih .S. 0809015003 Teknik Sipil 2008

PERENCANAAN PERKERASAN JALAN

5) Campuran aspal yang digunakan tidak baik,misalnya : kadar aspal tidak terlalu tinggi, terlalu banyak bagian halus (filler), pemakaian kerikil bulat, dan kurang pemadatan. Alur (ruts) akan mengakibatkan hal-hal berikut: 1) Membahayakan keselamatan pemakai jalan. 2) Alur akan diikuti retakan dan menimbulkan kerusakan yang lebih parah terutama pada musim hujan, seperti lubang-lubang. Sehingga usaha perbaikan yang dilakukan adalah sebagai berikut: Alur ringan, lakukan Penanganan P6 (Perataan). Alur yang cukup parah, lakukan Penanganan P5 (Penambalan lubang).

Gambar Alur (Ruts) Tanpa Retak RETAKAN Retakan sering terjadi pada bagian jalan yang dilalui roda kendaraan (jalur roda), pada tepi perkerasan. Adapun retakan ditandai dengan adanya cekungan permanen dan retakan pada permukaan jalan. Adapun penyebab utamanya adalah sebagai berikut: 1) Tebal perkerasan tidak memdai. 2) Pengaruh jumlah dan beban lalu-lintas yang melebihi jumlah dan beban rencana. 3) Akibat meresapnya air dari bahu jalan atau saluran. 4) Kadar lempung tinggi pada lapisan pondasi.
Lita Tiur Yuniasih .S. 0809015003 Teknik Sipil 2008

2 5

PERENCANAAN PERKERASAN JALAN

Retakan dapat mengakibatkan hal-hal berikut: 1) Membahayakan keselamatan pemakai jalan. 2) Bila dibiarkan, menimbulkan kerusakan yang lebih parah terutama pada musim hujan, seperti lubang-lubang. Dan usaha perbaikan adalah sebagai berikut: 1) Hindari kerusakan lebih lanjut dengan memperbaiki selokan samping dan pemeliharaan bahu jalan, hingga air dapat cepat mengalir. 2) Lakukan usaha perbaikan seperti pada Alur tanpa retakan.

Gambar Retakan KERUSAKAN TEPI (EDGE BREAK) Kerusakan tepi (edge break) terjadi pada sebagian atau sepanjang tepi perkerasan. Hal ini ditandai dengan adanya retakan dan kerusakan lapisan permukaan pada tepi perkerasan. Adapun kemungkinan penyebab utamanya adalah sebagai berikut: 1) Bagian tepi perkerasaan sering dilalui kendaraan karena jalan terlalu sempit atau untuk parkir. 2) Kurangnya dukungan dari bahu jalan, karena bahu jalan terlalu rendah (akibat tergerus air) atau karena bahu jalan tidak padat. 3) Kepadatan lapis permukaan di tepi perkerasan tidak memadai. 4) Pengaruh air yang meresap dari bahu jalan. Adapun akibat dari kerusakan tepi adalah sebagai berikut: 1) Kerusakan akan cepat merambat ke bagian jalan yang lain. 2) Membahayakaan bahu jalan.
Lita Tiur Yuniasih .S. 0809015003 Teknik Sipil 2008

2 5

PERENCANAAN PERKERASAN JALAN

Maka uapaya yang dilakukan untuk penanganannya adalah sebagai berikut: 1) Lakukan Penanganan P5 (penambalan lubang) untuk lapis perkerasan. 2) Perbaiki bahu jalan.

Gambar Kerusakan Tepi (Edge Break) KERITING (CORRUGATIONS) Keriting (corrugations) dapat terjadi pada setiap bagian permukaan jalan. Hal ini ditandai dengan Permukaan jalan tampak bergelombang atau keriting dengan arah tegak lurus sumbu jalan. Adapun kemungkinan penyebab utamanya adalah sebagai berikut: 1) Terjadi pergeseran bahan perkerasan jalan. 2) Lapis perekat antara lapis permukaan dan lapis pondasi tidak memadai. 3) Pengaruh roda kendaraan, terutama di daerah dimana kendaraan sering berhenti (mengerem) atau menambah kecepatan, misainya di persimpangan jalan. 4) Salah satu lapis perkerasan tidak cukup kaku akibat kesalahan perencanaan atau pelaksanaan.
Lita Tiur Yuniasih .S. 0809015003 Teknik Sipil 2008

2 5

PERENCANAAN PERKERASAN JALAN

Kering (corrugations) dapat mengakibatkan bahaya keselamatan pemakai jalan, dan mengurangi kenyamanan. Sehingga upaya penanganannya adalah seperti berikut: 1) Untuk keriting ringan, lakukan Penanganan P6 (Perataan). 2) Untuk keriting parah, lakukan Penanganan P5 (Penambalan lubang).

Gambar Keriting (Corrugations) LUBANG-LUBANG (POTHOLES) Lubang-lubang (potholes) dapat terjadi pada setiap bagian permukaan jalan. Adapun hal ini ditandai dengan adanya bahan lapis permukaan hilang dan membentuk lubang-lubang bulat. Adapun kemungkinan penyebab utamanya adalah sebagai berikut: 1) Merupakan perkembangan dari jenis kerusakan jalan lain (retak, ambles, alur, dan lain-lain) yang tidak segera ditangani. 2) Pengaruh beban lalu-lintas dan cuaca (terutama hujan) akan mempercepat terbentuknya lubang. Adapun Lubang-lubang pada permukaan jalan ini dapat mengakibatkan : 1) Bahaya keselamatan pemakai jalan, dan mengurangi kenyamanan. 2) Bila dibiarkan, kerusakan akan berlanjut sehingga jalan tidak layak dilalui kendaraan. Maka upaya penanganan yang dilakukan pun adalah sebagai berikut: 1) Untuk lubang yang dangkal (< 20 mm), lakukan Penanganan P6 (Perataan).
Lita Tiur Yuniasih .S. 0809015003 Teknik Sipil 2008

2 5

PERENCANAAN PERKERASAN JALAN

2) Untuk lubang > 20 mm, lakukan Penanganan P5 (Penambalan lubang).

Gambar Lubang-Lubang (Potholes) JEMBUL (SHOVING) Jembul (shoving) umumnya terjadi disekitar alur roda kendaraan atau ditepi perkerasan. Adapun jembul (shoving) ditandai dengan adanya Lapis permukaan tampak menyembul terhadap permukaan disekitarnya. Adapun kemungkinan penyebab utamanya adalah sebagai berikut: 1) Pengaruh air yang meresap kedalam konstruksi perkerasan. 2) Mutu bahan perkerasan tidak memadai. 3) Pelaksanaan pekerjaan tidak baik. 4) Pengaruh beban kendaraan, terutama yang melebihi beban standar. Jembul (shoving) dapat mengakibatkan hal-hal berikut: 1) Membahayakan keselamatan pemakai jalan. 2) Retak-retak akan terbentuk disekitar lokasi jembul dan air yang meresap mempercepat kerusakan lebih lanjut. Adapun usaha penangannya adalah sebagi berikut: 1) Jembul ringan, lakukan Penanganan P6 (Perataan). 2) Jembul parah, lakukan Penanganan P5 (Penambalim lubang).

2 5

Lita Tiur Yuniasih .S. 0809015003 Teknik Sipil 2008

PERENCANAAN PERKERASAN JALAN

Gambar Jembul (Shoving) PENURUNAN SETEMPAT (DEFORMATION) Penurunan setempat (deformation) umumnya terjadi disekitar alur roda kendaraan atau ditepi perkerasan. Hal ini ditandai dengan adanya penurunan setempat permukaan jalan membentuk cekungan besar. Adapun kemungkinan penyebab utamanya adalah sebagai berikut: 1) Daya dukung konstruksi jalan atau badan jalan tidak memadai atau menurun akibat pengaruh air. 2) Mutu bahan dan pekerjaan konstruksi perkerasan tidak seragam. 3) Kurangnya dukungan samping dari bahu jalan karena konstruksi bahu jalan tidak padat. Penurunan setempat ini mengakibatkan hal-hal sebagai berikut: 1) Membahayakan keselamatan pemakai jalan. 2) Retak-retak akan terbentuk disekitar lokasi penurunan dan air yang meresap akan mempercepat kerusakan lebih lanjut. Adapun penanganan yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Periksa dan perbaiki selokan atau gorong-gorong yang rusak, sehingga air cepat mengalir.
Lita Tiur Yuniasih .S. 0809015003 Teknik Sipil 2008

2 5

PERENCANAAN PERKERASAN JALAN

2) Periksa dan perbaiki bahu jalan. 3) Penurunan dangkal (< 50 mm), lakukan Penanganan P6 (Perataan). 4) Penurunan dalam (> 50 mm), lakukan Penanganan P5 (Penambahan lubang).

Gambar Penurunan Setempat (Deformation)

JENIS-JENIS PENANGANAN PADA PERKERASAN LENTUR


1. P1 Penebaran Pasir (Sanding). 1) 2) 3) Tetapkan daerah yang akan ditangani. Tebarkan pasir kasar (ukuran lebih besar dari 5 mm). Ratakan dengan sapu.

2 5

Lita Tiur Yuniasih .S. 0809015003 Teknik Sipil 2008

PERENCANAAN PERKERASAN JALAN

2. P2 Laburan Aspal Setempat (Local Sealing) 1) kering. 2) 3) 4) 5) Beri tanda persegi pada daerah yang akan ditangani, dengan cat atau kapur. Semprotkan aspal emulsi sebanyak 1,5 kg/m2 pada bagian yang sudah diberi Tebarkan pasir kasar atau anggregat halus, diratakan hingga menutup seluruh Bila digunakan anggregat halus, padatkan dengan alat pemadat ringan. Bersihkan bagian yang akan ditangani. Permukaan jalan harus bersih dan

tanda hingga merata. daerah yang ditangani.

3. P3 Melapis retakan (Crack Sealing)


Lita Tiur Yuniasih .S. 0809015003 Teknik Sipil 2008

2 5

PERENCANAAN PERKERASAN JALAN

1) kering. 2) 3) 4) tanda.

Bersihkan bagian yang akan ditangani. Permukaan jalan harus bersih dan Beri tanda daerah yang akan ditangani, dengan cat atau kapur. Buat campuran aspal emulsi dengan pasir, dengan perbandingan :- pasir : 20 Tebar dan ratakan campuran tersebut pada seluruh daerah yang sudah diberi

liter. - aspal emulsi : 6 liter. Aduk campuran tersebut hingga merata.

4. P4. Mengisi retakan (Crack Filling) 1) kering. 2) 3) Isi retakan dengan aspal minyak panas. Tutup retakan yang sudah diisi aspal dengan pasir kasar. Bersihkan bagian yang akan ditangani. Permukaan jalan harus bersih dan

2 5

Lita Tiur Yuniasih .S. 0809015003 Teknik Sipil 2008

PERENCANAAN PERKERASAN JALAN

5. P5. Penambalan lubang (Patching) 1) 2) 3) 4) 5) Buat tanda persegi pada daerah yang akan ditangani dengan cat atau kapur. Gali lapisan jalan pada daerah yang sudah diberi tanda persegi, hingga Tepi galian harus tegak, dasar galian harus rata dan mendatar. Padatkan dasar galian. Isi lubang galian dengan bahan pengganti,yaitu: Tanda persegi tersebut harus mencakup bagian jalan yang baik. mencapai lapisan yang padat.

h. bahan lapis pondasi agregat, i. atau campuran aspal dingin. 6) 7) Padatkan lapis demi lapis. Pada lapis terakhir, lebihkan tebal bahan pengganti Lakukan laburan aspal setempat di atas lapisan terakhir (lihat penanganan sehingga diperoleh permukaan akhir yang padat dan rata dengan permukaan jalan. retak garis).

2 5

Lita Tiur Yuniasih .S. 0809015003 Teknik Sipil 2008

PERENCANAAN PERKERASAN JALAN

6. P6 Peralatan (levelling) 1) kering. 2) 3) 4) 5) 6) Beri tanda daerah yang akan ditangani, dengan cat atau kapur. Siapkan campuran aspal dingin (cold mix). Semprotkan lapis perekat (tack coat) dengan takaran 0,5 kg/m2. Tebarkan campuran aspal dingin pada daerah yang sudah ditandai. Ratakan Padatkan dengan mesin penggilas hingga rata. Bersihkan bagian yang akan ditangani. Permukaan jalan harus bersih dan

dan lebihkan ketebalan hamparan kira-kira 1/3 dalam cekungan.

2 5

Lita Tiur Yuniasih .S. 0809015003 Teknik Sipil 2008

PERENCANAAN PERKERASAN JALAN

B. PERKERSAN LENTUR TANPA LAPIS PENUTUP (UNPAVED ROADS)

ALUR (RUTTING) Alur (rutting) terdapat pada bagian jalan yang sering dilalui roda kendaraan (jalur roda). Adapun ciri-ciri terjadi cekungan permanen pada jalur roda kendaraan. Pada kondisi ekstrim penampang jalan berbentuk W, dan tampak bagian permukaan jalan yang terdesak kesamping (jembul). Tingkat kerusakan jalan dapat diukur dengan kedalaman alur dan panjang alur. Adapun kemungkinan penyebab utamanya adalah : 1) Pengaruh lalu-lintas (jumlah kendaraan, bebangandar, kecepatan kendaraan).
2) Pengaruh cuaca. Material terlepas pada musimkering dan tercampur lumpur dan lembek

padamusim hujan.
3) Gradasi bahan tidak memenuhi persyaratan (terlalu banyak pasir, atau terlalu banyak

lempung). Adapun akibat yang terjadi ialah sebagai berikut :


1) Pada musim hujan, alur akan menjadi jalan aliran air dan tergerus sehingga

menimbulkan kerusakan yang lebih parah. 2) Membahayakan pemakai jalan.


3) Menimbulkan kerusakan yang lebih parah, sehingga tidak layak dilalui kendaraan.

Adapun usaha perbaikan yang dilakukan ialah sebagai berikut :

2 5

Lita Tiur Yuniasih .S. 0809015003 Teknik Sipil 2008

PERENCANAAN PERKERASAN JALAN

1) Periksa dan perbaiki selokan samping dan gorong-gorong, hingga air dapat mengalir

lancar.
2) Untuk alur ringan hingga sedang (kedalaman alur <5 cm), lakukan penanganan U2

Perataan (Levelling) dan Perbaikan Kemiringan (Regrading).


3) Untuk alur yang parah ( > 5 cm), lakukan Penanganan U3 Penambahan Kerikil

(Regravelling).

Gambar Alur (Rutting)


KERITING (CORRUGATONS)

Keriting (corrugatons) dapat terjadi pada setiap bagian permukaan jalan. Ciri-ciri kerusakan jalan pada kategori ini ialah permukaan jalan tampak bergelombang atau keriting dengan arah tegak lurus sumbu jalan. Tingkat kerusakan jalan dapat diukur dengan kedalaman gelombang dan luas daerah yang terpengaruh. Adapun kemungkinan penyebab utamanya ialah :
1) Gradasi bahan tidak memenuhi persyaratan (kadar lempung terlalu rendah). 2) Pada musim kering, material akan kehilangan daya ikat (kohesi) dan terlepas akibat

pengaruh roda kendaraan. Adapun akibat yang terjadi ialah sebagai berikut : 1) Membahayakan keselamatan pemakai jalan.
2) Menimbulkan kerusakan yang lebih parah, seperti lubang-lubang.

Adapun usaha perbaikan yang dilakukan adalah :


1) Periksa dan perbaiki selokan samping dan goronggorong, hingga air dapat mengalir

lancar.
2) Untuk keriting ringan hingga sedang ( < 5 cm), lakukan penanganan U2 Perataan

(Levelling) dan Perbaikan Kemiringan (Regrading).


Lita Tiur Yuniasih .S. 0809015003 Teknik Sipil 2008

2 5

PERENCANAAN PERKERASAN JALAN

3) Untuk keriting yang parah ( > 5 cm), lakukanPenanganan U3 Penambahan Kerikil

(Regravelling).

Gambar Keriting (Currugatons)


PERBAKAN KEMIRINGAN MELINTANG (CAMBER/CROSSFALL)

Kemiringan melintang (camber/crossfall) dapat terjadi pada setiap bagian permukaan jalan. Ciri-ciri kerusakan jalan ialah perubahan kemiringan melintang jalan dari kemiringan semula. Adapun tingkat kerusakan diukur dengan tinggi perubahan dan luas daerah yang terpengaruh. Adapun kemungkinan penyebab utama adalah :
1) Bahan lapis permukaan aus atau hilang karena pengaruh lalu-lintas.

2) Terjadi penurunan badan jalan yang tidak seragam. 3) Terjadi pergeseran material akibat pengaruh lalulintas. Adapun akibat yang terjadi dari kerusakan ini ialah :
1) Aliran air permukaan akan terhambat, sehingga air menggenang dipermukaan. 2) Air yang tergenang akan segera menyebabkan terbentuknya lubang-lubang atau ambles.

Adapun usaha perbaikan yang dilakukan adalah :


1) Untuk perbaikan kemiringan yang ringan hingga sedang (< 5cm), lakukan penanganan

U2 Perataan (Levelling) dan Perbaikan Kemiringan (Regrading).


2) Untuk perbaikan kemiringan yang parah ( > 5cm), lakukan Penanganan U3

Penambahan Kerikil (Regravelling).

2 5

Lita Tiur Yuniasih .S. 0809015003 Teknik Sipil 2008

PERENCANAAN PERKERASAN JALAN

Gambar Perbaikan Kemiringan Melintang


GERUSAN (EROSION GULLIES)

Kerusakan jalan ini dapat terjadi pada setiap bagian permukaan jalan. Adapun ciri-cirinya ialah tampak alur-alur bekas aliran air, hingga tanah dasar (badan jalan) terlihat. Bagian halus dari material terpisah dan terbawa aliran air. Tergantung lokasi dan arah aliran air, gerusan dapat berupa gerusan tepi perkerasan, gerusan melintang dan gerusan memanjang. Adapun tingkat kerusakan diukur dengan kedalam gerusan dan luas atau panjang daerah yang dipengaruhi. Adapun kemungkinan penyebab utama adalah :
1) Terlambat menangani kerusakan yang lebih ringan, seperti type alur, keriting, dan

kemiringan melintang.
2) Pengaruh cuaca (terutama hujan, banjir, pasang surut). 3) Kurang pemadatan dan gradasi material tidak memenuhi syarat sehingga daya ikat

(kohesi) antara butiran tidak memadai.


4) Selokan samping atau gorong-gorong tidak berfungsi dengan baik. 5) Kemiringan melintang jalan tidak memadai, sehingga air di permukaan jalan tidak

dapat segera dialirkan ke selokan. Adapun akibat darin kerusakan ini apabila dibiarkan, jalan akan terputus dan membahayakan pemakai jalan. Adapun usaha perbaikan yang dilakukan adalah :
1) Periksa dan perbaiki selokan samping sehingga air dapat mengalir lancar. 2) Bila gerusan tidak mencapai tanah dasar, lakukan Penanganan U3 Penambahan Kerikil

(Regravelling), dan perbaiki kemiringan melintang sesuai persyaratan.


3) Bila gerusan mencapai tanah dasar, lakukan perbaikan tanah dasar terlebih dahulu

(penggantian/ pengurungaan, pemadatan, perataan dan pembentukan kembali

2 5

Lita Tiur Yuniasih .S. 0809015003 Teknik Sipil 2008

PERENCANAAN PERKERASAN JALAN

kemiringan tanah dasar), kemudian lakukan Penanganan U3 Penambahan Kerikil (Regravelling), dan perbaiki kemiringan melintang sesuai persyaratan.

Gambar Gerusan (erosion gullies) LUBANG (POTHOLES) Kerusakan jalan ini dapat terjadi pada setiap bagian permukaan jalan. Adapun ciri-ciri kerusakan jalan ini adalah bahan lapis permukaan hilang dan membentuk lubang-lubang pada permukaan luas daerah yang dipengaruhi. Adapun kemungkinan penyebab utamanya adalah :
1) Merupakan perkembangan dari jenis kerusakan lain yang tidak segera ditangani. 2) Pengaruh cuaca (terutama hujan) dan lalu-lintas mempercepat terbentuknya lubang-

lubang.
3) Selokan samping atau gorong-gorong tidak berfungsi baik, atau muka air tanah tinggi.

Dan akibat yang akan ditimbulkan dari kerusakan jalan ini adalah : 1) Membahayakan keselamatan pemakai jalan.
2) Bila dibiarkan, kerusakan akan berlanjut sehingga jalan tidak layak dilalui kendaraan.

Adapun usaha perbaikan adalah sebagai berikut :


1) Periksa dan pebaiki selokan samping dan gorong-gorong sehingga air dapat mengalir

lancar.
2) Untuk lubang yang tidak mencapai tanah dasar, lakukan Penanganan U2 Perataan

(Levelling) dan Perbaikan kemiringan (Regrading).


3) Untuk lubang yang mencapai tanah dasar, lakukan Penanganan U1 Penambalan lubang

(Patching). Bila perlu, ganti dahulu bahan tanah dasar dengan Material pilihan kemudian dipadatkan.

2 5

Lita Tiur Yuniasih .S. 0809015003 Teknik Sipil 2008

PERENCANAAN PERKERASAN JALAN

Gambar Lubang (Potholes)


AMBLAS (DEPRESSIONS)

Kerusakan jalan ini dapat terjadi pada setiap bagian permukaan jalan. Adapun ciri-ciri kerusakan jalan ini adalah tampak penurunan setempat dari permukaan jalan. Tingkat kerusakan diukur dengan kedalaman penurunan dan luas daerah yang terpengaruh. Adapun kemungkinan penyebab utama adalah:
1) Tanah dasar tidak kuat mendukung beban lalu-lintas karena daya dukungnya rendah

atau karena pengaruh air atau mengandung banyak humus.


2) Pengaruh lalu-lintas (kecepatan, jumlah, dan beban gandar).

3) Pemadatan tidak seragam atau tidak memadai. Dan akibat yang ditimbulkan adalah: 1) Membahayakan keselamatan pemakai jalan.
2) Bila dibiarkan, akan mengakibatkan kerusakan yang lebih parah sehingga jalan tidak

layak dilalui kendaraan. Adapun usaha perbaikan adalah sebagai berikut :


1) Periksa dan perbaiki selokan samping dan goronggorong sehingga air dapat mengalir

lancar.
2) Untuk ambles ringan hingga sedang ( <5 cm), lakukan Penanganan U2 Perataan

(Levelling) dan Perbaikan kemiringan (Regrading).

2 5

Lita Tiur Yuniasih .S. 0809015003 Teknik Sipil 2008

PERENCANAAN PERKERASAN JALAN

3) Untuk ambles yang parah (> 5 m), lakukan penanganan penambalan (Patching). Bila

perlu, ganti dahulu bahan tanah dasar dengan material pilihan kemudian dipadatkan.

Gambar Amblas (Depressions) AUS (WEARING) Kerusakan ini terjadi terutama pada jalur roda kendaraan. Dengan ciri-ciri ketebalan lapisan kerikil berkurang karena pengaruh lalu-lintas, butiran halus hilang karena tererosi atau tertiup angin. Adapun tingkat kerusakan diukur dengan sisa ketebalan yang ada dan luas daerah yang terpengaruh. Hal ini bila dibiarkan, akan dapat menimbulkan alur atau ambles. Adapun kemungkinan penyebab utama adalah : 1) Pengaruh lalu-lintas. 2) Pemadatan kurang
3) Kurang partikel halus, sehingga daya lekat (kohesi) antar butiran tidak memadai.

4) Pengaruh cuaca (panas, hujan, angin). Adapun usaha perbaikan adalah :


1) Lakukan Penanganan U2 Perataan (Levelling) dan Perbaikan kemiringan (Regrading).

JENIS-JENIS PENANGANAN UNTUK PEMELIHARAAN JALAN TANPA LAPIS PENUTUP. 1. U1 PENAMBALAN LUBANG (PATCHING) 1)
2) 3) 4) 5)

Tentukan daerah perkerasan yang akan ditangani. Gali perkerasan yang sudah ditentukan dan buang bahan galian tersebut. Penggalian harus mencapai lapisan bawah yang mantap. Bidang galian harus tegak lurus dan dasar galian harus diratakan. Bila galian mencapai tanah dasar yang tidak padat dan basah, gali dan Isi lubang galian dengan material (sirtu) pengganti yang sudah

buang tanah tersebut dan ganti dengan material pilihan dan kemudian dipadatkan.
6)

disiapkan. Padatkan lapis demi lapis.


Lita Tiur Yuniasih .S. 0809015003 Teknik Sipil 2008

2 5

PERENCANAAN PERKERASAN JALAN

7)

Lapis terakhir harus mempunyai kerataan yang sama dengan bagian (LEVELLING) DAN PERBAIKAN KEMIRINGAN

permukaan jalan yang lain.


2. U2

PERATAAN 1)
2)

(REGRADING) Tentukan daerah perkerasan yang akan ditangani. Garuk bagian jalan yang sudah ditentukan dengan motor grader atau Bila diperlukan, tambahkan sirtu secukupnya dan campurkan dengan Ratakan dan bentuk kemiringan melintang sesuai persyaratan dengan

secara manual sampai kedalaman 3-4 cm.


3)

material hasil garukan hingga merata.


4)

motor grader atau secara manual. Bila material terlalu kering, tambahkan air secukupnya.
5)

Padatkan dengan mesin pemadat, hingga diperoleh kepadatan yang

optimum dan seragam. 3. U3. PENAMBAHAN KERIKIL (REGRAVELLING) 1)


2)

Tentukan daerah perkerasan yang akan ditangani. Garuk bagian jalan yang sudah ditentukan dengan motor grader atau Hamparkan sirtu pada daerah garukan. Tebal sirtu sebelum dipadatkan Ratakan dan bentuk kemiringan melintang sesuai persyaratan dengan

secara manusia sampai kedalaman 3-4 cm.


3)

kira-kira 1,20 tebal padat yang direncanakan


4)

motor grater atau secara manual. Bila material terlalu kering, tambahkan air secukupnya.
5)

Padatkan dengan mesin pemadat, hingga diperoleh kepadatan yang

optimum dan seragam.


C. PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENTS) KERUSAKAN PENGISI CELAH MELINTANG (TRANSVERSE JOINTS).

Kerusakan ini dapat terjadi pada setiap sambungan melintang slab beton. Ciri-ciri dari kerusakan ini adalah pengisi celah (joint sealant) terkelupas atau retak-retak). Tingkat kerusakan diukur dengan panjang celah yang terpengaruh. Hal ini bila dibiarkan, akan mengakibatkan air akan meresap ke lapisan di bawah slab dan dapat menimbulkan kerusakan yang lebih parah. Adapun kemungkinan penyebab utama adalah : 1) Pengaruh cuaca, terutama panas matahari.
Lita Tiur Yuniasih .S. 0809015003 Teknik Sipil 2008

2 5

PERENCANAAN PERKERASAN JALAN

2)

Kesalahan pelaksanaan, misalnya : a) Kebersihan tidak terjaga b) Kualitas bahan pengisi tidak memadai.

Adapun usaha perbaikan yang dilakukan adalah penanganan k1 perbaikan celah ekspansi (Expansion Joint Repair).
PENURUNAN SLAB DI SAMBUNGAN (STEPPING AT TRANSVERSE

JOINTS) Kerusakan ini dapat terjadi pada setiap sambungan melintang slab beton. Tingkat kerusakan diukur dengan kedalaman perbedaan penurunan antara kedua slab. Adapun ciri-ciri kerusakan ini adalah sebagai berikut :
1)

Tampak penurunan salah satu slab atau penurunan slab yang tidak seragam pada Bila dilalui kendaraan, kendaraan mengalami benturan pada rodanya.

sambungan melintang.
2)

Adapun kemungkinan penyebab utama adalah :


1) Terdapat rongga di bawah slab kaerna material lapis pondasi tergerus air.

2) Terjadi penurunan badan jalan yang tidak seragam. Adapun akibat dari kerusakan ini adalah :
1)

Penurunan slab mengakibatkan bahan pengisi celah retak, sehingga air dapat Membahayakan keselamatan pemakai jalan.

meresap ke lapisan bawah dan menimbulkan kerusakan yang lebih parah. 2) Usaha perbaikan yang dilakukan adalah dengan penanganan k2 penyuntikan (Mudjacking).
SLAB PECAH DAN RETAK DI SAMBUNGAN (SPALLING AT JOINTS AND

CRAKCS) Kerusakan ini umumnya terjadi pada sambungan melintang (transverse joints) dan pada retakan. Ciri-ciri dari kerusakan ini adalah bagian slab beton terkelupas atau gompal. Arah kupasan umumnya miring ke arah sambungan. Tingkat kerusakan diukur dengan lebar kupasan dan lebar slab yang terpengaruh. Adapun kemungkinan penyebab utama adalah :
1)

Kesalahan pelaksanaan, misalnya pada saat pemadatan beton terjadi pemisahan Sebagai perkembangan (pengaruh beban lalulintas) dari jenis kerusakan type B2

bahan (segregasi).
2)

(Penurunan Slab di sambungan) yang tidak segera ditangani. Adapun akibat dari kerusakan ini adalah :
Lita Tiur Yuniasih .S. 0809015003 Teknik Sipil 2008

2 5

PERENCANAAN PERKERASAN JALAN

1)

Bila dibiarkan, pengaruh cuaca dan beban lalulintas akan menimbulkan Mengurangi kenyamanan dan membahayakan keselamatan pemakai jalan.

kerusakan yang lebih parah.


2)

Adapun usaha perbaikan yang dilakukan adalah Penanganan K3 Penambalan. JENIS-JENIS PENANGANAN UNTUK PEMELIHARAAN PERKERASAN JALAN KAKU (RIGID)
1. KI PERBAIKAN CELAH EKSPANSI (EXPANSION JOINT REPAIRS)

1)
2) 3)

Kupas pengisi celah yang rusak. Bersihkan celah dari debu atau bahan lepas lain. Isi lubang dengan bahan pengisi yang sudah disiapkan terlebih dahulu,

misalnya rebberised asphalt dengan menggunakan corong khusus. 2. K2 PENYUNTIKAN (MUD-JAACKING) Jenis penanganan ini diperlukan untuk mengangkat slab beton yang turun atau untuk mengisi rongga di bawah slab dengan semen pengisi.
1)

Buat lubang-lubang pada slab beton dengan renggunakan mesin bor Bersihkan lubang-lubang tersebut dengan mesin penyemprot angin (air Siapkan mesin penyuntik (mudjack machine) dan siapkan semen pengisi Pompakan semen pengisi dari mesin penyuntik kedalam lubang-lubang

beton. Diameter lubang antara 3,7 dan 6,2 cm.


2)

compressor).
3)

dalam mesin pengaduk.


4)

yang sudah disiapkan. 3. K3 PENAMBALAN:


1)

Bersihkaan bagian slab yang pecah sehingga terbebas dari debu atau Tambal bagian slab yang pecah tersebut dengan campuran beton/epoxy. Ratakan permukaan akhir sehingga rata dengan bagian slab yang lain.

bahan lepas lainnya.


2) 3)

2 5

Lita Tiur Yuniasih .S. 0809015003 Teknik Sipil 2008

You might also like