You are on page 1of 44

ASKEP HIV / AIDS

OLEH: RONI YULIWAR, S.Kep, Ns, M.Ked

Kasus HIV/AIDS di DUNIA (Jawa Pos, 1 Desember 2007)

Menurut Sugiri Syarief (Kepala BKKBN) yang disampaikan tgl 30 Nov 2007: kasus HIV-AIDS di dunia berangsur turun dari 40,3 juta pada tahun 2005 menjadi tinggal 33,2 juta pada tahun 2007, karena keberhasilan promosi kondom.

Kasus HIV/AIDS di INDONESIA


(

data Ditjen PPM & PL Depkes RI Jakarta, 2007)

Jumlah pengidap HIV dan kasus AIDS yang dilaporkan dari 1 Januari s/d 30 Desember 2007 adalah 927 HIV dan 2947 AIDS, sehingga total menjadi 3874 kasus dengan kematian 500 orang Jumlah kumulatif pengidap HIV dan kasus AIDS dari 1 Juli 1987 s/d 30 Desember 2007 adalah 6066 HIV dan 11141 AIDS, dengan penderita AIDS terbanyak pada golongan umur 20-29 th yaitu 6022 orang dan umur 30-39 th yaitu 3115 orang. AIDS pertama kali ditemukan di Indonesia tahun 1987.

Kasus HIV/AIDS di INDONESIA


(

data Ditjen PPM & PL Depkes RI Jakarta, 2010)

Jumlah kasus AIDS yang dilaporkan 1 Jan s.d. 30 Des 2010 adalah: 4158 kasus. Secara kumulatif total AIDS dari 1 April 1987 s.d. 30 Desember 2010, adalah: 24.131 kasus dengan kematian: 4539 kasus. Terbanyak pada laki-laki, faktor resiko terbanyak: heterosexual. Kelompok umur terbanyak pada umur 20 29 th. Prevalensi Kasus AIDS per 100.000 Penduduk Berdasarkan Propinsi, yang menempati peringkat 1 adalah Papua dengan prevalensi 173,69 kasus, peringkat 2 adalah Bali yaitu 49,16 kasus dan peringkat 3 dari DKI Jakarta dengan 44,74 kasus.

Kasus HIV/AIDS di JATIM

(data Ditjen PPM & PL Depkes RI Jakarta, 2007)

Dari 33 propinsi Jatim menempati urutan ke 4 (s/d Des 2007), (setelah DKI, Jawa Barat dan Papua) dengan jumlah kasus AIDS 1091 kasus dan jumlah yg meninggal 311 orang. Di Malang Raya, tercatat data hingga Desember 2007 sebanyak 394 kasus, sedangkan di Surabaya sebanyak 493 kasus .

Kasus HIV/AIDS di JATIM

(data Ditjen PPM & PL Depkes RI Jakarta, 2010)

Secara kumulatif data yang dilaporkan s/d Desember 2010, Jawa Timur menempati rangking ke 2 di Indonesia dengan jumlah kasis AIDS: 3771 kasus, dibawah DKI (peringkat 1) dengan kasus AIDS 3995. Jatim menempati peringkat 9 dalam Prevalensi Kasus AIDS per 100.000 Penduduk dengan angka 10,44 kasus. Penyebarannya yang terbanyak masih terdapat di 20 kota besar, seperti Surabaya, Malang, Sidoarjo, Kediri dan Madiun.

Kasus HIV/AIDS di MALANG RAYA (Jawa Pos, 1 Desember 2007)

Menurut dr. Gatoet Ismanoe SpD, (Kepala Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi /KPTI RSSA Malang):
Dalam penambahan penderita baru, Malang Raya menduduki peringkat tertinggi di Jatim pada rentang waktu 1997 2007. RSSA pertama kali menerima pasien HIV-AIDS pada tahun 1997, berjenis kelamin laki-laki, seorang homoseksual, dan berusia 38 tahun

Kasus HIV/AIDS di KAB. MALANG (Jawa Pos, 1 Desember 2007)

Menurut Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Malang: Kasus pertama ditemukan tahun 2004, yang terjaring di Puskesmas Kepanjen sebanyak 9 orang. Pada tahun 2005 menjadi 54 orang, tahun 2006 sebesar 93 pasien dan sampai November 2007 sebesar 55 orang. Banyaknya penemuan penderita karena di Kecamatan Gondanglegi dan Sumberpucung telah dibuka pelayanan VOLUNTARY COUNSELING and TESTING (VCT) SEJAK TAHUN 2005

APA ITU AIDS?

AIDS = acquired immunodeficiency syndrome = sindrom immunodeficiency yang didapat Kolapsnya sistem imun Fase terakhir dari HIV Kumpulan dari sejumlah penyakit Kematian setelah 5 th diagnosis

SEJARAH TIMBULNYA AIDS

TH 1959:
Asal dari HIV tidak jelas, penemuan kasus awal adalah dari sampel darah yang dikumpulkan pada tahun tsb dari seorang laki-laki dari Kinshasa di Republik Demokrat Congo. Tidak diketahui bagaimana ia terinfeksi ,

ETIOLOGI AIDS

VIRUS HIV Bersifat Retrovirus Jenis: HIV-1 dan HIV-2

CARA PENULARAN/TRANSMISI

Virus HIV dapat diisolasi dari penderita pada: darah, semen, cairan serviks/sekresi vagina, ASI, ludah, air mata, CSF, cairan alveoli dan urin. Cara penularan melalui: 1. Hubungan seksual (homo atau heteroseksual), resiko 80-90% 2. Transfusi darah, resiko 100%. 3. Jarum suntik yang dipakai bersama-sama dan tercemar Virus HIV (kasus narkoba). 4. Perinatal: intra plasenta dan melalui ASI, resiko 25-35%. 5. Rute yang tidak pernah dibuktikan (tidak mungkin infeksi): kontak dengan orang, berjabat tangan, tempat duduk di toilet, serangga.

CARA KERJA VIRUS HIV-AIDS:

1. Untai tunggal RNA virus masuk ke dalam inti sel penjamu (host) kemudian mendekati sel Thelper dengan melekatkan dirinya pada protein CD4. 2. Terjadi transkripsi ke dalam DNA penjamu melalui enzim spesifik yang disebut reverse transcriptase, 3. Setelah menjadi bagian dari DNA penjamu, virus bereplikasi dan bermutasi selama beberapa tahun, secara perlahan sambil tetap menghancurkan sistem imun

CARA KERJA VIRUS HIV

BAGAIMANA TEORINYA HIV MENJADI AIDS


1. VIRUS HIV SECARA LANGSUNG MENYEBABKAN CD4 ATAU T HELPER TIDAK BERGUNGSI ATAU MATI 2. VIRUS HIV MEMBUAT DAYA BUNUH LIMFOSIT T MENJADI TURUN 3. VIRUS HIV MEMPERDAYA DAN MENGUASAI SISTIM IMUN TUBUH DGN PROSES MUTASINYA 4. VIRUS HIV MENYEBABKAN SISTEM IMUN MENYERANG DIRINYA SENDIRI 5. VIRUS HIV MENSTIMULASI LIMFOSIT T UNTUK BUNUH DIRI 6. JUMLAH NORMAL T4: 600-1200/mm3 7. KONDISI AIDS: JUMLAH T4: 0-200/mm3

Struktur Virus HIV

GAMBAR VIRUS HIV MENYERANG LIMFOSIT T

STADIUM DAN MANIFESTASI KLINIS


1. Fase awal: Infeksi Akut (Infeksi Primer) 2. Periode laten: Infeksi asimtomatis. HIV dengan defisiensi imun dini (sel CD-4/T 4>500/mL) 3. AIDS- RELATED COMPLEX (ARC) HIV dengan defisiensi imun sedang (sel CD-4/T 4=500-200/mL) 4. AIDS (gejala klinis bisa timbul bersamaan) HIV dengan defisiensi imun berat (sel CD-4/ T 4<200 /mL)

Lidah Penderita AIDS

"puritic papular eruption"

Pneumocystis carinii pneumonia and miliary tuberculosis

Sarkoma kaposi

PEMERIKSAAN KLINIS Pemeriksaan Elisa (enzyme-linked immuno-sorbent assay) Pemeriksaan Western Blot.

HIV Antibody Test Results

NEGATIVE TEST RESULTS POSITIVE TEST RESULTS POSITIVE OR NEGATIVE FALSE

NEGATIVE TEST RESULTS If the test result is negative, it means either (1) the person is not infected with the virus, or (2) the person became infected recently and antibodies have not yet appeared.

POSITIVE TEST RESULTS


A positive test result shows the presence of HIV antibodies, which means that:
The person is infected with HIV The person can transmit the virus to others through unsafe sexual practices, sharing contaminated injection equipment, and/or breastfeeding The person is infected for life

Monitoring perkembangan HIV_AIDS : Pengujian CD4. Pengujian viral load.

PENDERITA AIDS

Bayi Uganda Penderita AIDS

Penderita AIDS

Penjara Khusus Penderita AIDS

PENGOBATAN

Obat Antiretroviral (ARV), fungsi: menghambat proses kerja enzim reverse transcriptase dan protease sehingga tidak terjadi transkripsi RNA virus ke DNA sel target. Obat ini tidak menyembuhkan AIDS tetapi memperlama waktu kelangsungan hidup penderita. Untuk lebih efektif diberikan dalam statu kombinasi yaitu: 1. Nucleoside Analogue Reverse Transcriptase Inhibitors (NRTI), contohnya AZT, ddl, ddC & Lamivudine/3TC) 2. Non-Nucleoside Analogue Reverse Transcriptase Inhibitors (NNRTIs), Obatnya: Nevirapine, Delavardine (Rescripta), Efavirenza (Sustiva). 3. Protease Inhibitors (PI), cara verja: mentargetkan protein protease HIV dan menahannya sehingga sutau virus baru tidak dapat berkumpul pada sel tuan rumah dan dilepsakan.

PENGOBATAN

Pencegahan perpindahan dari ibu hamil & menyusui ke anaknya. Obatnya adalah: Ziduvidine (azidotimidin/AZT), Dosis: AZT 2x250mg/hari selama 6 bulan. Nevirapine, diberikan dosis tunggal kepada ibu dalam masa persalinan dan satu dosis tunggal kepada bayi pada sekitar 2-3 hari. (Diperkirakan menurunkan resiko penularan sekitar 47%). Salah satu upaya menurunkan resiko penularan selama persalinan adalah dengan seccio-caesaria elektif yang menerapkan prinsip universal precaution dan teknik SC Misgav Ladach (teknik operasi cepat membuka sampai menutup kembali dalam waktu tidak lebih dari 20 menit). Apabila terdapat resiko penularan yang sangat tinggi, perlu dipertimbangkan untuk tidak memberikan ASI. Obat infeksi oportunistik dan kanker sekunder. (disesuaikan dengan jenis penyakit), seperti kotrimoksazol dll. Obat simptomatik dan suportif; analgetik, diazepam, transfusi darah, oksigen, fisioterapi dada, pemantaun jantung, nutrisi parenteral, khemoterapi, radioterapi dll.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.

2. 3. 4. 5. 6.

Resiko tinggi penyebaran infeksi (progresif menjadi sepsis setelah awitan infeksi oportunistik) b/d pertahan primer tidak efektif, depresi sistem imun, malnutrisi. Nyeri b/d adanya lesi pada kulit dan anus Pola nafas tidak efektif: sesak b/d penurunan ekspansi paru. Gangguan pertukaran gas b/d ketidakseimbangan ventilasi/perfusi. Intake nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan menelan, anoreksia, gangguan abbsorpsi makanan. Kerusakan integritas kulit b/d defisit imunologis, penurunan tingkat aktivitas, perubahn sensasi, malnutrisi, inflamasi dan keganasan pada kulit.

DIAGNOSA KEPERAWATAN Intoleransi aktivitas b/d penurunan produksi energi metabolisme. 8. Kurang pengetahuan tentang penyakit, prognosis b/d kealahan persepsi, keterbatasan sumber informasi, keterbatasan kognitif. 9. Kecemasan b/d ancaman terhadap konsep diri, kematian, perubahan status kesehatan, kebutuhan yang tidak terpenuhi. 10. Gangguan konsep diri: harga diri, bodi image b/d inflamasi sekunder infeksi oportunistik.
7.

PENATALAKSANAAN PERAWATAN
1. 2. 3. 4. 5. 6. Memberikan dukungan psikososial, merahasiakan dokumen medis klien. Pasien diisolasi (perawatan dalam kamar tersendiri) Pemberian support mental lewat keagamaan Pemberian nutrisi yang adekuat Pendidikan kesehatan: konsep penyakit, cara penularan, cara hidup sehat, cara pencegahan, sikap dan peran keluarga. Pencegahan pada klien supaya tidak menular pada orang lain: pakai kondom, skrining donor darah, tidak memakai alat suntik sembarangan. Pencegahan bagi perawat: cuci tangan, kontak dengan pasien dengan memakai sarung tangan (dua lapis), schort, celemek, pakai kaca mata pelindung, masker, (prinsip universal caution), dan kondisi perawat harus sehat.

7.

INTERVENSI KEPERAWATAN

Terapkan tindakan universal precaution pada tenaga kesehatan yg merawat klien. Tempatkan klien pada ruang perawatan khusus. Monitoring tanda-tanda sepsis. Monitoring jumlah T4 dan lekosit secara periodik Kolaborasi dalam pemberian obat anti HIV, antibiotik, antijamur Berikan nutrisi secara oral dan parenteral Lakuan perawatan oral dan kulit secara periodik Atur posisi tidur semfowler. Berikan oksigen sesuai program Bantu klien dalam memenuhi kebutuhan personal hygiene. Berikan informasi sesuai kebutuhan belajar klien. Berikan support mental psikologis dan libatkan peran keluarga

universal precaution

universal precaution

BEIJING/11/17/2000: A patient from Shandong province infected with HIV sits on his bed in a hospital in Beijing

THANK YOU FOR YOUR ATTENTION

You might also like