You are on page 1of 1

ANALISIS DIVERSITAS TUMBUHAN DARAT DENGAN POINT CENTER METHOD DAN LINE INTERCEPT Kelompok 5.2 A : M.Qois Izzuddin.

, Restu Nugraha., Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya. ABSTRAK Praktikum bertujuan untuk menganalisis vegetasi dengan menggunakan metode plot center dan line intercept. Metode dibagi dua,untuk yang pertama ditentukan areal yang akan diuji kemudian dibuat satu titik pusat dengan 4 kuadran. Spesies ditentukan dan dihitung diameter jarak serta tingginya. Setelah itu, diambil rantingnya untuk diidentifikasi lebih lanjut. Metode kedua dilakukan dengan menentukan area yang akan diambil. Dibentangkan meterandan dilihat tumbuhan apa saja yang menyinggung ditentukan kerapatan, frekuensi dan kerimbunannya. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pada metode Plot center menunjukkan adanya dominansi ditunjukka dengan nilai INP tertinggi yang dimiliki oleh Lithocarpus teysmanii. Indeks diversitasnya menunjukkan angka 3,47 tergolong sedang dipengaruhi oleh kedudukannya sebagai hutan sekunder. Enam tumbuhan secara berurutan menempati posis ke satu sampai enam INP meupakan tanaman endemic asia menunjukkan rate of endemism yang baik. Pada meteode line intercept yang mendominasi yaitu Eupatorium riparium. Indeks diversitasnya tergolong rendah yaitu sebesar 0,26. Rate of endemism yang dimiliki pada herba di tempat tersebut cenderung kurang baik karena yang mendominasi ternyata pendatang dari eropa. Sehingga tumbuhan endemic akan terancam kelangsungan hidupnya. Sehingga dapat ditarik kesimpulan kedua metode menghasilkan analissi yang baik namun kekurangan pada plot center dimana membutuhkan orang yang banyak berbeda dengan line intercept. Keberadaan tumbuhan pendatang yang terlalu berlebihan terkadang kurang baik untuk kelangsungan hidup tumbuhan endemic disekitarnya. Kata kunci: Line intercept, Plot center, Rate of Endemism Pendahuluan Latar Belakang Tumbuhan darat mempunyai bentuk dan jenis yang beragam. Umumunya, tumbuhan pada sutau daerah dapat diprediksi jumlah dan keberadaannya melalui sejumlah analisis vegetasi. Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan biasanya terdiri dari beberapa jenis yang hidup bersamasama pada suatu tempat (Brun. 1963). Beberapa metode yang sering digunakan dalam analisis vegetasi secara kuantitatif adalah metode kuadaran (point center method) dan garis menyinggung (line intercept). Kekurangan dalam metode kuadran terletak pada perlatan yang kompleks, kurang efisien, dan peneliti yang lebih banyak (Mitchell, Kata kunciSedangkan untuk metode line intercept 2007). : lebih banyak digunakan di darat, lahan basah, dan air daripada metode kuadran (Madsen,1999). Penggunaan kedua metode ini sangat penting dipelajari dalam bidang konservasi dan diversitas, oleh karena itu praktikum ini perlu untuk dilakukan. Tujuan Praktikum ini bertujuan untuk menganalisis vegetasi dengan menggunakan metode Plot center dan Line Intercept. Metodologi Waktu dan Lokasi Praktikum Konservasi dan Biodiversitas Analisis Diversitas Tumbuhan Darat dengan Point Center Method dan Line Intercept ini dilaksanakan di Wisata Pemandian Cangar kota Batu pada hari Senin, 27 Februari 2012 pukul 08.00-17.00 WIB. Cara Kerja Point Center Method Dibuat 1 titik pusat dengan 4 kuadran Diukur diameter dan jarak Hasil dan Pembahasan

Gambar 1. INP pada Metode Plot Center Berdasarkan hasil yang diperoleh, kekayaan taxa (taxa richness) pada metode plot center memiliki jumlah sebesar 15 taksa karena merupakan hutan sekunder. Kekayaan taksa mengukur jumlah perbedaan taxa yang dikumpulkan (Weber, 1973). Kerapatan relatif tertinggi diperoleh Lithocarpus teysmanii dibawahnya Engelhardia spicata. Begitupun dengan Frekunesi relative. Berbeda pada kerimbunan yang ditempati oleh Altingea excelsa. Indeks Nilai Penting menunjukkan dominan oleh Litocarpus teysmanii. Keenam pohon yang terdapat pada INP merupakan pohon endemic asia beberapa asia tenggara seperti Acer laurinum dan 2 spesies dari genus Lithocarpus. Indeks diversitas sebesar 3,47. Menurut Brower et al 1990, Indeks diveritas 3,47 menunjukkan tingkat keanekaragaman sedang.

Gambar 2. INP pada Metode Line Intercept

Areal ditentuka

Hasil dianalisis

Ditentukan jenis pohon di setiap kuadran

Metode line intercept menunjukkan hasil yang berbeda dengan taxa richness sebesar 20 taksa. Line intercept dapat digunakan untuk menentukan berbagai jenis keragaman taksa dan volumenya (Burke, 2011). Kerapatan relative ditempati oleh Eupatorium riparium setelahnya baru Poaceae. Frekuensi relative sama seperti kerapatan namun posisi kedua diisi Acantaceae baru selanjutnya Poaceae. INP yang menunjukkan dominansi ditunjukkan oleh Euparium riparium. Indeks divestitas sebesar 0,26 sedangkan rate of endemism hanya Euparium yang bukan endemic melainkan dari Eropa.Menurut Brower et al (1990), indeks diversitas sebesar 0,26 menunjukkan keanekaragaman yang rendah. Metode ini juga dapat digunakan untuk meneliti hubungan antara organisme satu dengan yang lainnya (Sangakkara et al, 2004).

Areal ditentukan

Dibentangkan

meteran pada herba


Kerapatan & kerimbunan? Hasil Dibuat line dianalisis intercept

Line Hasil intercept analisis Areal ditentuka

Dilihat taxa yang bersin ggung Dicatat an tumbuhan apa garis saja yang
menyinggung garis

Kesimpulan Berdasarkan hasil yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa kedua metode ini menghasilkan hasil analisis yang baik. Namun untuk plot center kurang efektif karena memerlukan orang yang banyak berbeda dengan line intercept. Pohon yang

You might also like