You are on page 1of 6

Nama : Nur Rahmi Nim : 70200110071

Kelas : Kesmas B

Epidemiologi Penyakit yang disebabkan oleh Protozoa


1. Epidemiologi Penyakit Amebiasis Amebiasis adalah penyakit di saluran cerna, biasanya ditularkan ketika makan atau minum sesuatu yang terkontaminasi dengan parasit (amuba: organisme bersel tunggal) yang disebut Entamoeba histolytica. Penyakit Amebiasis juga dapat dijumpai pada lingkungan hidup yang padat dan sanitasi jelek. Yakni erat kaitannya dengan kondisi sanitasi yang kurang

memadai, terutama di daerah dengan udara yang panas dan sekaligus berlembab. Pada umumnya terdapat lebih banyak pada pria dewasa dibandingkan dengan wanita. Dalam literatur juga disebutkan, suku Indian di benua Amerika Selatan dan orang - orang Negro di Afrika agak "kebal" terhadap serangan penyakit tersebut daripada orang-orang kulit putih yang bermukim di wilayah yang sama. Sampai sekarang tidak diketahui dengan ` jelas penyebabnya, mungkin ada kaitannya dengan faktor makanan dan higiene perorangan yang besar perannya dalam patogenesis penyakit tersebut. Amebiasis sering terjadi pada anak- anak, ketika anak-anak menjadi sakit, mereka merasakan nyeri perut yang mulai perlahan-lahan, bersamaan dengan buang air besar yang lebih sering dengan tinja lunak atau cair, Dapat pula demam dan tinja berdarah. Pada beberapa orang, gejala amebiasis dapat dimulai dalam beberapa hari sampai minggu setelah menelan makanan atau air yang tercemar oleh amoeba. Pada orang lainnya, gejala amebiasis dapat memerlukan waktu berbulan-bulan untuk muncul atau tidak pernah muncul sama sekali. parasit ini menyerang permukaan usus besar sehingga menyebabkan diare berdarah, sakit perut, kram, mual, kehilangan nafsu makan, atau demam.

2. Epidemiologi Penyakit Gardiasis Giardiasis adalah infeksi usus halus yang disebabkan oleh Giardia lamblia, terjadi pada orang yang diare pada daerah - daerah yang kebersihan air minumnya kurang serta daerah yang beriklim panas. Spesies protozoa ini adalah flagellata yang paling sering dijumpai pada saluran pencernaan manusia.Giardiasis umunya terjadi pada anak-anak yang peka terhadap di daerah yang tingkat kebersihannya buruk. Serta lebih sering ditemukan pada laki-laki homoseksual dan pada orang-orang yang mengadakan perjalanan ke negara-negara berkembang. Parasit ini sering terdapat pada hewan peliharaan lain baik ternak, atau binatang rumahan. Menurut para ahli, menelan 10 kista sudah bisa menimbulkan gejala sakit. Penularan banyak terjadi di pusat pusat perawatan dengan sanitasi tinja kurang baik, Seperti tempat penitipan bayi dan asrama anak anak. Penularan juga sering terjadi pada penjelajah hutan dan pendaki gunung, Karena kebersihan air minum kurang diperhatikan. Penularan di perkotaan biasanya karena kurang ketatnya pengawasan sanitasi sarana penyediaan air minum, hingga kista Giardia ikut aliran air yang didistribusi ke rumah rumah.

3. Epidemiologi Penyakit Balantidiasis Balantidiasis merupakan penyakit disentri, disebabkan oleh Balantidium coli yang merupakan parasit jenis ciliate protozoa. Paling banyak terdapat pada daerah daerah beriklim panas. Babi adalah reservoir utama dari parasit, dan infeksi manusia lebih sering terjadi pada daerah-daerah di mana babi banyak berinteraksi dengan manusia, pekerja di rumah-rumah pemotongan hewan yang biasanya memotong hewan terutama babi dan memiliki sanitasi yang buruk. Adapun yang mempunyai faktor resiko tinggi terjangkit penyakit ini adalah Orang yang dalam keadaan sakit karena suatu penyakit sebelumnya, kemudian ia terinfeksi oleh parasit ini maka nantinya akan menjadi sangat fatal, Orang yang kontak langsung atau mengurus kotoran reservoir, Orang yang tinggal di daerah dengan fasilitas air tercemar kotoran babi atau hewan lain, Orang dengan imunitas dan status gizi rendah, Penderita penyakit yang kekurangan cairan lambung.

4. Epidemiologi Penyakit Tripanosomiasis

Tripanosomiasis/penyakit tidur disebakan oleh parasit protozoa berflagel yang digolongkan ke dalam kompleks tripanosoma brucei yang ditularkan kepada manusia melalui lalat tse-tse penghisap darah yang kemudian mendapatkan infeksi ketika menghisap darah dari pejamu mamalia yang terinfeksi. Manusia merupakan satu-satunya resevoir tripanosoma brucei dimana infeksi terjadi pada tempat yang tersebar luas dikawasan hutan hujan tropis Afrika Tengah dan Barat. tripanosoma brucei menjadi permasalahan dikalangan penduduk perdesaan, sedangkan wisatawan jarang terinfeksi oleh parasit ini. Ternak dapat terinfeksi tetapi tidak dapat bertahan terhadap serangan parasit ini. Manusia hanya secara insidentil terkena infeksi T. b. Rhodesiense karena untuk sebagian besar daerah, risiko terjadi akibat kontak dengan lalat tsetse yang mencari makan dengan mengisap darah hewan liar. Jadi, penyakit tersebut merupakan ancaman keselamatan kerja bagi pekerja ditaman safari dimana terdapatnya hewan dan vektor yang terinfeksi. 5. Epidemiologi penyakit Trichomoniasis Trichomoniasis disebabkan oleh protozoa trichomonas dan merupakan penyakit Menular Seksual, terdapat pada pria maupun wanita, meskipun (keluhannya) lebih sering timbul pada wanita. Trichomonas vaginalis tumbuh di lingkungan yang basah dengan suhu 3537% pH antara 4,9-7,5. Trichomonas Vaginalis tidak menyerang jaringan disebelah bawah dinding vagina, hanya ada di rongga vagina sangat jarang di temui di tempat lain. lingkungan vagina sangat disukai oleh organisme ini. Penyakit ini ditularkan khusus melalui kontak seksual secara langsung. Namun, juga dapat ditularkan melalui mutual masturbation dan berbagai sex toys (alat bantuk seks). Pada wanita, area yang sering terinfeksi oleh parasit ini adalah area vagina, sedangkan pada pria adalah sekitar urethra (saluran kencing). Parasit ini ditularkan melalui hubungan seksual dengan pasangan seksual yang terinfeksi. Trikomoniasis menyebar luas di seluruh dunia, baik di pedesaan maupun di perkotaan. Prevalensi Trichomonas vaginalis pada umunya terjadi pada wanita penghuni penjara dan pekerja seks bebas.

6. Epidemiologi penyakit Toksoplasmosis

Toksoplasmosis disebabkan oleh sporozoa dikenal dengan Toxoplasma gondi, merupakan parasit intraselluler/ penyakit pada hewan yang ditularkan ke manusia. Parasit ini masuk melalui saluran pencernaan, biasanya melalui perantaraan makanan atau minuman yang terkontaminasii, misalnya karena minum susu sapi segar atau makan daging yang belum sempurna matangnya dari hewan yang terinfeksi dengan penyakit toxoplasmosis. Indonesia sebagai negara tropik merupakan tempat yang sesuai untuk perkembangan parasit ini. Keadaan ini ditunjang oleh beberapa factor seperti sanitasi lingkungan dan banyak sumber penularan terutama kucing dan sebangsanya. gejala-gejala yang khas dari toxoplasmosis yaitu flu termasuk pembengkakan nodul-nodul limfa dan nyeri-nyeri otot serta nyeri-nyeri yang berlangsung dari beberapa hari hingga beberapa minggu. Namu orang-orang yang seringkali tidak menyadari mempunyai penyakit ini.

7. Epidemiologi penyakit Malaria Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit (protozoa) dari genus plasmodium, yang dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles. Pada dasarnya setiap orang dapat terkena malaria. Perbedaan prevalensi menurut umur dan jenis kelamin lebih berkaitan dengan perbedaan derajat kekebalan karena variasi keterpaparan gigitan nyamuk. Siklus Hidup Malaria terjadi dalam 2 hospes (di dalam tubuh hospes definitif Anopheles betina dan di dalam tubuh manusia. Ada beberapa cara manusia terinfeksi plasmodium sp tetapi yang paling sering yaitu melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang infektif. Dapat juga melalui transfusi darah, karena darah donor mengandung parasit. Melalui jarum suntik yang terkontaminasi. Cara infeksi yang lain, penularan dari ibu yang menderita penyakit malaria kepada janin dalam kandungan melalui plasenta tapi penularan ini jarang terjadi. malaria muncul tergantung pada adanya : vektor (dari sekitar 3450 spesies nyamuk, genus anopheles meliputi 400 spesies, tapi hanya sekitar 70 spesies yang menjadi vektor malaria) , parasit (dibeberapa daerah parasit telah menjadi resisten terhadap obat anti malaria: strain Plasmodium Falciparum yang resisten terhadap klorokuin, manusia penderita penyakit malaria/ gametocyte carier (dapat meneruskan siklus hidup parasit dalam nyamuk tergantung pada tingkat kekebalan tubuh terhadap infeksi), serta dapat dipengaruhi oleh lingkungan/ pengaruh iklim

(daerah yang tidak baik untuk biologi vektornya kemungkinan adanya malaria, daerah yang dingin berhubungan dengan biologi vektornya transmisi hanya dapat terjadi pada waktu-waktu tertentu, perubahan lingkungan yang dapat memengaruhi biologi nyamuk dapat mempengaruhi keadaan penyakit malaria) REFERENSI

Natadisastra Djaenuddin, Agoes Ridad, dkk. 2009. Parasitologi Kedokteran. Jakarta; Penerbit Buku Kedokteran EGC.

dr. A. Salim. 2010. Epidemiologi Amebiasis. Diakses pada tanggal 12 Desember 2011

darihttp://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/51_12_HepatikAmebiasis.pdf/51_12_HepatikAmeb
iasis.html

Wisudani Issa. 2011. Epedemiologi Balantidiasis. Diakses pada tanggal 12 Desember 2011 dari http://wisudaniizza.blogspot.com/2011/03/all-about-balantidiasis.html Artigos Relacionados. 2008. Epidemiologi Gardiasis. Diakses pada tanggal 12 Desember2011.http://BIOMEDIK%20TUGAS/Epidemiologi%20%20Giardia%20la mblia.html

Admin. 2010. Epidemiologi Tripanosomiasis. Diakses pada tanggal 12 Desenber 2011. file:///D:/BIOMEDIK%20TUGAS/TRIPANOSOMIASIS.htm

You might also like