You are on page 1of 20

PRESENTASI KASUS SEORANG PEREMPUAN USIA 39 TAHUN DENGAN SKIZOFRENIA PARANOID DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

Disusun Oleh : Adinda Permata Susi Indriastuti J500070033 J500070055

Anindia Rahmawati J500070075 Fikka Rizky A. J500070077

KEPANITERAAN KLINIK SMF/LAB ILMU KESEHATAN JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2011

STATUS PENDERITA

I. IDENTITAS Nama Umur Jenis Kelamin Agama Alamat Pendidikan Pekerjaan Status : Tn. P : 39 tahun : Laki-laki : Islam : Wonogiri : S1 (Sastra Jawa) : Tidak bekerja : Belum Menikah

Masuk Rumah Sakit : 31 Oktober 2011 Tanggal Pemeriksaan : 5-6 November 2011 No RM : 045438

II. RIWAYAT PSIKIATRI Riwayat penyakit pasien diperoleh dari autoanamnesa dan alloanamnesa.
Autoanamnesa dilakukan pada tanggal 6 Oktober 2011. Alloanamnesa dilakukan pada tanggal 5 Oktober 2011, dengan Ny. S 60

Tahun, Pesiunan ABRI, ibu kandung pasien, tinggal serumah dengan pasien.
A. Keluhan Utama : Linglung.

B. Riwayat Penyakit Sekarang : Alloanamnesa Wawancara dilakukan dengan ibu kandung pasien yang merupakan pensiunan ABRI dan ibu kandung pasien tinggal serumah dengan pasien. Pasien dibawa ke RSJD oleh keluarganya dengan cara dijemput oleh staf dari RSJD Surakarta karena 3 hari SMRS
2

pasien menunjukkan penisnya ke pembantu rumah tangga yang bekerja di rumah pasien. Keesokan harinya, pasien juga melakukan hal yang sama kepada bu RT yang merupakan tetangga pasien. sebelumnya pada tanggal 23 Oktober pasien pergi ke rumah adiknya yang tinggal di jakarta dengan menggunakan kereta api. menurut ibu pasien, anaknya pergi ke jakarta untuk membuktikan kepada keluarganya bahwa dirinya baik-baik saja dan tidak gila seperti apa yang dituduhkan keluarganya. Pada tahun 2007 pasien mulai terlihat memiliki gejala gangguan jiwa saat dirinya ketakutan karena merasa akan ditangkap oleh polisi dari jakarta. pasien menjadi sulit tidur dan sering berbicara sendiri. Pada tahun yang sama, pasien melakukan rawat jalan secara rutin dengan salah satu psikiater di kota solo. pasien rutin kontrol dan rajin minum obat hingga tahun 2010. pasien yang saat itu sudah merasa sehat akhirnya memutuskan untuk tidak berobat lagi dan berhenti minum obat. Pasien pernah berkuliah di kota Yogyakarta jurusan pertambangan, namun hanya bertahan satu semester. Pasien kemudian pindah ke kota Solo dan melanjutkan pendidikannya di UNS. pasien merupakan seorang sarjana S-1 jurusan sastra jawa UNS. Semasa kuliah, pasien sering diajak temannya untuk mengikuti kegiatan spiritual dengan tidur di suatu makam, menjalankan puasa dan menghindari makanan tertentu. Kegiatan tersebut menyebabkan pasien memiliki keyakinan bahwa dirinya adalah seorang paranormal yang tahu segala hal dan merasa paling pintar dari siapapun. Pasien sering menyarankan kepada orang lain, baik keluarga maupun orang yang dikenal oleh pasien untuk berkonsultasi jika akan menjalankan sesuatu seperti bisnis atau penelitian. Pasien sering menyendiri, kadang tidak mau makan dan sering berbicara sendiri. Jika ditanya mengapa berbicara sendiri

pasien menjawab sebenarnya dirinya sedang berbicara dengan jin dan pasien mengatakan bahwa dirinya tidak gila. Pasien juga mengaku bahwa dirinya sering berbicara dengan orang yang sudah meninggal. Pada tanggal 8 September 2011 pasien menangis, teriakteriak dan ketakutan. Atas saran dari kerabatnya, pasien dibawa ke pengobatan alternatif, namun tidak membuahkan hasil. Sebulan kemudian, tepatnya 8 Oktober 2011 pasien menghilang dari rumahnya menaiki bus menuju kota Solo dan akhirnya pasien menuju bandara. Di bandara, pasien dicurigai sebagai teroris oleh petugas bandara dan akhirnya dipukuli hal ini dikarenakan pasien tidak membawa identitas dan didalam ranselnya ditemukan uang sebanyak 3,7 juta setra sebungkus rokok. Tanggal 9 Oktober, untuk pertama kalinya pasien dibawa ke RSJD surakarta. Pasien dijemput oleh staf dari RSJD dan ditunggui oleh ibunya. Pasien dirawat di VVIP. Selama dirawat, pasien sering mondar-mandir dan berbicara sendri. Pasien tidak bisa diam dan mamaksa untuk pulang. akhirnya pada tanggal 17 Oktober pasien pulang paksa dan dibawa pulang oleh orang tuanya. Pasien yang merupakan anak kedua dari 4 bersaudara ini, memiliki hubungan yang buruk dengan adik kandung laki-lakinya karena semenjak kecil, pasien yang hanya berjarak 1 tahun dengan adiknya tersebut merasa orang tuanya lebih menyayangi adiknya dibandingkan dengan dirinya. Ibu pasien juga mengatakan bahwa pasien hanya minum ASI sampai usia 3 bulan saja karena tidak lama setelah pasien lahir, ibunya mengandung anak ketiga yang merupakan adik pasien. Pasien juga pernah menuduh teman adiknya telah mencuri uang miliknya sebanyak 7 juta yang disimpan oleh pasien di lemari bajunya. Padahal pasien tidak memiliki uang sebanyak itu. Pasien menuduh adiknya hingga adiknya bersumpah

dan pasien tetap marah. Pasien selalu merasa benar, ingin dihargai oleh orang lain dan dihormati. Hal ini dikarenakan pasien merupakan cucu dari pakubuwono IX dan masih merupakan keluarga kraton. Semasa kecil pasien sering berpindah sekolah dari satu kota ke kota yang lain karena orang tuanya yang berprofesi sebagai polisi sering dipindah tugaskan. Saat sekolah dasar, pasien berpindah dari magelang ke Solo dan pasien sekolah SMP di kota Semarang lalu SMA di selesaikan pasien di kota Solo. Autoanamnesa Dilakukan pada tanggal 6 november di bangsal Ayodya. pasien berusia 39 tahun, penampilan sesuai umur, mengenakan pakaian bangsal dan celana pendek. rambut beruban, perawatan diri cukup. sewaktu diwawancara, pasien terlihat tenang dan memperhatikan setiap pertanyaan pemeriksa dengan baik. pasien menjawab dengan volume suara cukup, intonasi dan artikulasi yang jelas. Pasien berbicara dengan bahasa indonesia dan kadang diselingi dengan bahasa jawa dengan baik dan benar. saat ditanyai mengenai kabar pasien hari ini, pasien menjawab baik dan saat ditanyai perasaanya, pasien menjawab bahwa persaannya sudah cukup tenang saat ini. Saat kuliah, pasien mengambil jurusan sastra jawa karena dirinya ingin melestarikan budaya jawa dan pasien juga mengaku tertarik dengan sastra jawa karena dirinya merupakan keturunan dari Pakubuwono IX. Pasien bercerita bahwa dirinya mampu memahami mengenai berbagai ilmu, seperti ilmu politik, ilmu kedokteran, ilmu hukum, ilmu farmasi, ilmu meteorologi, bahkan dirinya juga memiliki ilmu spiritual yang mumpuni. Dirinya belajar ilmu spiritual selama 16 tahun. hal ini menyebabkan pasien telah diberi kemampuan lebih oleh Allah SWT yang tidak dimiliki oleh orang

lain. Pasien juga telah bertarung dengan jin yang ada dalam dirinya, dan pasien merasa telah memenangkan pertarungan tersebut. Pasien juga mengaku bahwa dirinya mampu menjadi konsultan yang baik dalam berbagai hal. pasien juga bisa mengetahui apa yang sedang dilakukan oleh orang lain meskipun pasien berada jauh dari orang tersebut. Pasien juga mengaku mampu mengirim isi pikirannya kepada orang lain yang telah dipercaya oleh pasien melalui indra keenam yng dimiliki pasien. Saat berbicara, pasien mengaku takut karena pasien merasa banyak yang memata-matai dirinya. pasien mengaku, ada intel dari pihak rumah sakit yang merupakan suruhan dari ayahnya untuk mengawasi pasien. Selain itu, pasien juga takut bertemu banyak orang karena dirinya tidak ingin ada seseorang yang mencarinya. Pasien sebelumnya enggan menceritakan apa yang dialaminya karena pasien takut jika informasi yang dimilikinya akan diakses secara internasional oleh banyak orang. Pasien mengaku tidak tahu kenapa dirinya kembali dibawa ke RSJD. Pasien merasa sudah sembuh dan oleh dokter dirinya dinyatakan sehat walafiaat. pasien menyalahkan ayahnya karena telah mengirimkan dirinya ke RSJD. Pasien merasa ayahnya telah mengintimidasi dirinya karena ayahnya takut jika pasien menjadi terkenal, pasien merasa ayahnya iri kepadanya. Pasien selalu menyalahkan ayahnya atas apa yang telah terjadi. Pasien mengatakan bahwa dirinya memiliki masalah dengan sang ayah, namun saat ditanya apa masalahnya pasien enggan menjawab. Dia justru mengatakan bahwa ayahnya masih belum cukup beriman kepada Allah SWT. Saat dinasihati oleh pasien, ayahnya justru marah dan menganggap anaknya tersebut gila. Pasien yang mengaku bahwa dirinya adalah seorang muslim yang taat, sudah 16 tahun

mencari ilmu spiritual di dalam rumahnya dengan cara sembahyang atau shalat dikamarnya dan berdiam sambil merokok. pasien juga melakukan sembahyang secara diam-diam tanpa diketahui oleh orang lain. Pasien memiliki beberapa prinsip yang disampaikan saat wawancara yaitu hidup harus fokus pada diri sendiri, insan manusia, ilahi dan keluarga. Menurut pasien, fokus kepada diri pribadi yaitu sebagai manusia kita harus mengerti aura kita mulai dari wajah, aura badan hingga aura kemaluan. Pasien sangat ingin keluar dari RSJD karena pasien merasa akan banyak tamu yang datang ke rumahnya untuk belajar ilmu spiritual dengan dirinya __________________________________________________________ C. Riwayat Penyakit dahulu 1. Riwayat Psikiatri
-

Sekitar tahun 2007- 2010 -------- Pasien pernah rawat jalan dengan SpKJ. 9 Oktober 2011--------Untuk 1 pasien dirawat di RSJD. Riwayat hipertensi Riwayat diabetes mellitus Riwayat trauma Riwayat kejang Riwayat asma Riwayat konsumsi alkohol Riwayat merokok Riwayat konsumsi obat psikotropik : disangkal : disangkal : disangkal : disangkal : disangkal : disangkal : Positif : disangkal

2. Riwayat Gangguan Medis

3. Riwayat Medis Lain

D. Riwayat Kehidupan Pribadi 1. Riwayat Prenatal dan Perinatal

Pasien lahir normal, 9 bulan, BB cukup, kelahiran dibantu dokter. Tidak mengalami masalah selama kelahiran. Informasi dari ibu kandung pasien. 2. Riwayat Masa Anak Awal (0-3 tahun) Pasien minum ASI, tetapi hanya sampai usia 3 bulan saja karena tidak lama setelah pasien lahir, ibunya mengandung anak ketiga yang merupakan adik pasien. Sejak kecil pasien selalu menunjukkan ketidak senanganya dia kepada adiknya. Pemeriksa tidak mendapat informasi mengenai problem makan yang dialami pasien. Pasien diasuh oleh orang tua kandung dengan kasih sayang dan perhatian yang cukup. Pasien tumbuh normal dan tidak pernah menderita sakit berat atau cidera kepala.
3. Riwayat Masa Anak Pertengahan (4-11 tahun)

Pasien masuk SD. Selama SD pasien tidak pernah tinggal kelas dan hubungan pasien dengan teman-temannya cukup baik. Keluarga pasien mengaku bahwa pasien adalah orang yang tidak bermasalah dalam bergaul, tetapi dia lebih senang untuk menyendiri daripada bermain dengan temannya. 4. Riwayat Masa Anak Akhir (pubertas sampai remaja) Setelah tamat SD, pasien melanjutkan pendidikan ke SMP sampai lulus. Di SMP, keluarga pasien juga mengaku pasien tidak pernah ada masalah dengan temannya, dan pasien adalah anak yang cukup aktif di sekolahnya. Setelah lulus SMP, pasien kemudian melanjutkan SMA sampai lulus kemudian pasien melanjutkan kuliah mengambil jurusan Sastra Jawa. Selama bergaul pasien selalu merasa paling benar, ingin dihargai dan dihormati orang lain. Hal ini dikarenakan pasien merupakan cucu dari pakubuwono IX. 5. Riwayat Masa Dewasa a. Riwayat Pekerjaan

Setelah tamat SMA melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi. Mengambil sastra Jawa setelah lulus kuliah pasien tidak mau bekerja sama sekali. b. Riwayat Perkawinan Pasien belum menikah dan tidak pernah punya pacar sebelumnya. c. Riwayat Pendidikan Pasien merupakan Sarjana Sastra Jawa. d. Agama Pasien pemeluk agama Islam. Pasien krang rajin beribadah, sholat 5 waktu sampai saat ini tidak teratur. e. Aktivitas Sosial Di lingkungan sekitar rumahnya pasien jarang bersosialisasi. f. Situasi Hidup Sekarang Sebelum tinggal di rumah sakit jiwa, pasien tinggal serumah dengan kedua orang tuanya, dan adik laki-lakinya. e. Riwayat Keluarga Pasien adalah anak kedua dari empat bersaudara, di mana terdapat mempunyai kakak laki-laki,adik laki-laki dan adik perempuan. Di keluarga tidak ada yang menderita sakit seperti pasien. GENOGRAM

Keterangan :

: tanda silang menunjukkan sudah meninggal dunia : lingkaran tanda gambar untuk jenis kelamin perempuan : kotak tanda gambar untuk jenis kelamin laki-laki : blok merah tanda gambar yang menunjukkan riwayat gangguan jiwa : tanda yang menunjukkan pasien : tinggal serumah dengan pasien III. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL A. Gambaran Umum a. Penampilan Seorang Laki-laki, 39 tahun, penampilan sesuai umur, perawatan diri cukup, rambut rapi dengan sedikit uban,memakai baju dibangsal Ayodya. b. Psikomotor Pasien tampak tenang, saat diwawancarai pasien dapat duduk tenang, menjawab dengan baik, tetapi kadang pasien melakukan gerakangerakan aneh saat membahas sesuatu yang berbau religi.
c. Sikap terhadap pemeriksa

Sikap pasien terhadap pemeriksa kooperatif, kontak mata dengan pemeriksa baik. B. Kesadaran
a. Kuantitatif b. Kualitatif

: Compos Mentis, E4V5M6 : Berubah

C. Pembicaraan Pasien menjawab sesuai dengan pertanyaan yang diberikan, isi dan banyaknya pembicaraan cukup banyak dalam menjawab pertanyaan pemeriksa. Pasien menjawab dengan volume suara yang cukup, intonasi, dan artikulasi yang jelas Pasien menjawab pertanyaan dengan spontan, volume suara normal, intonasi, artikulasi jelas. D. Alam Perasaan
a. Mood

: Curiga

10

b. Afek c. Kesesuaian

: menyempit : Inappropiate : (-) auditorik, (+) visual : (-) : (-)

E. Gangguan Persepsi
a. Halusinasi b. Ilusi

c. Depersonalisasi : (-) d. Derealisasi

F. Proses Pikir
a. Bentuk pikir b. Arus pikir c. Isi pikir

: Non Realistik : asosiasi longgar. : Waham kebesaran (+), waham curiga

(+),waham bizzare (+),Waham magic (+). G. Kesadaran dan Kognisi a. Orientasi


Orang : baik, pasien dapat mengenali nama-nama orang Tempat : baik, pasien mengetahui tempat saat ini dia berada. Waktu : baik, pasien dapat menyebutkan jam, hari, tanggal,

tuanya, saudaranya, dapat mengenali satpamnya.

bulan, dan tahun saat pasien diperiksa. b. Daya ingat

Jangka panjang : baik, pasien ingat waktu TK ibunya jadi Jangka sedang : baik, pasien dapat mnyebutkan proses dia Jangka pendek : baik, pasien mampu menceritakan tadi dia Jangka segera : baik, pasien mampu menyebutkan meja,

DPR.

dibawa ke RSJD. makan apa. kursi, kasur yang pemeriksa sebutkan kepada pasien. c. Daya konsentrasi dan perhatian

11

Konsentrasi

: Sedikit terganggu, karena diwawancarai pasien

kadang melakukan gerakan-gerakan yang aneh yang menurutnya itu adalah suatu kegiatan spiritual yang diyakininya. Perhatian : mudah dialihkan d. Kemampuan abstrak Baik, pasien dapat menyebutkan arti perumpamaan yang pemeriksa tanyakan kepadanya. e. Kemampuan menolong diri sendiri Baik, pasien dapat makan, minum, mandi, dan bisa tidur sendiri dengan baik. H. Tilikan
a. Penilaian realita : buruk b. Tilikan ayahnya I. tidak : derajat 3, pasien merasa dirinya tidak sakit suka dengan dirinya dan dia merasa dan menurut pasien pasien di masukan ke RSJD karena diintimidasi.

Taraf Dapat dipercaya Secara keseluruhan informasi di atas dapat dipercaya.

IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT A. Status Interna


1. Kesan Utama

: compos mentis, kesan status gizi baik : : 90 kali/menit : 36,3oC : 24 kali/menit : normochepal, rambut hitam konjumgtiva anemis (-/-), sklera

2. Vital Sign
b. Nadi c. Suhu d. Respirasi

a. Tekanan darah : 120/80 mmHg

3. Kepala
4. Mata

: hiperemis (+/+) :

5. Thorax

12

a. Pulmo : Suara dasar vesikuler (+/+), wheezing (-/-), suara tambahan (-/-) b. Cor (-) : Bunyi jantung I,II normal, reguler, bising

6. Abdomen : supel, bising usus (+) normal, timpani, hepar dan lien tidak teraba membesar

Kesan : Pemeriksaan vital sign dalam batas normal B. Status Neurologi


1. Fungsi kesadaran : GCS E4V5M6

2. Fungsi luhur 3. Fungsi kognitif 4. Fungsi sensorik N N N N


5. Fungsi motorik

: baik : baik : baik

: baik Tonus otot N N N N

Kontraksi otot +5 +5 +5 +5 Reflek fisiologis +2 +2 +2 +2

Reflek patologis -

6. Nervus cranialis

: N III, VII, XII dalam batas normal.

Kesan : Pemeriksaan status neurologi dalam batas normal

V. PEMERIKSAAN LABORATORIUM 1. Darah rutin : dalam batas normal


13

2. Gula Darah Sewaktu : 94 mg/dl 3. SGOT 4. SGPT

: 23 U/L : 19 U/L Pesien dibawa ke RSJD oleh keluarganya dengan cara dijemput oleh

VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA staf dari RSJD Surakarta karena 3 hari SMRS pasien menunjukkan penisnya ke pembantu rumah tangga yang bekerja di rumah pasien. Keesokan harinya, pasien juga melakukan hal yang sama kepada bu RT yang merupakan tetangga pasien. sebelumnya pada tanggal 23 Oktober pasien pergi ke rumah adiknya yang tinggal di jakarta dengan menggunakan kereta api. menurut ibu pasien, anaknya pergi ke jakarta untuk membuktikan kepada keluarganya bahwa dirinya baik-baik saja dan tidak gila seperti apa yang dituduhkan keluarganya. Pada tanggal 8 september 2011 pasien menangis, teriak-teriak dan ketakutan. Atas saran dari kerabatnya, pasien dibawa ke pengobatan alternatif, namun tidak membuahkan hasil. Sebulan kemudian, tepatnya 8 oktober 2011 pasien menghilang dari rumahnya menaiki bus menuju kota Solo dan akhirnya pasien menuju bandara. di bandara, pasien dicurigai sebagai teroris oleh petugas bandara dan akhirnya dipukuli hal ini dikarenakan pasien tidak membawa identitas dan didalam ranselnya ditemukan uang sebanyak 3,7 juta setra sebungkus rokok. tanggal 9 oktober, untuk pertama kalinya pasien dibawa ke RSJD surakarta Pada tahun 2007 pasien mulai terlihat memiliki gejala gangguan jiwa saat dirinya ketakutan karena merasa akan ditangkap oleh polisi dari jakarta. pasien menjadi sulit tidur dan sering berbicara sendiri. Pada tahun yang sama, pasien melakukan rawat jalan secara rutin dengan salah satu psikiater di kota solo. pasien rutin kontrol dan rajin minum obat hingga tahun 2010. pasien yang saat itu sudah merasa sehat akhirnya memutuskan untuk tidak berobat lagi dan berhenti minum obat. Pasien bercerita bahwa dirinya mampu memahami mengenai berbagai ilmu, seperti ilmu politik, ilmu kedokteran, ilmu hukum, ilmu farmasi, ilmu meteorologi, bahkan dirinya juga memiliki ilmu spiritual yang mumpuni.

14

Dirinya belajar ilmu spiritual selama 16 tahun. hal ini menyebabkan pasien telah diberi kemampuan lebih oleh Allah SWT yang tidak dimiliki oleh orang lain. Pasien juga telah bertarung dengan jin yang ada dalam dirinya, dan pasien merasa telah memenangkan pertarungan tersebut. Pasien juga mengaku bahwa dirinya mampu menjadi konsultan yang baik dalam berbagai hal. pasien juga bisa mengetahui apa yang sedang dilakukan oleh orang lain meskipun pasien berada jauh dari orang tersebut. Pasien juga mengaku mampu mengirim isi pikirannya kepada orang lain yang telah dipercaya oleh pasien melalui indra keenam yng dimiliki pasien. Saat berbicara, pasien mengaku takut karena pasien merasa banyak yang mematamatai dirinya. pasien mengaku, ada intel dari pihak rumah sakit yang merupakan suruhan dari ayahnya untuk mengawasi pasien. Dari pemeriksaan status mental : kesadaran kuantitatif compos mentis GCS E4V5M6, kualitatif berubah, psikomotor pasien tampak tenang, saat diwawancarai pasien dapat duduk tenang, menjawab dengan baik, tetapi kadang pasien melakukan gerakan. Mood curiga, afek menyempit, keserasian: inappropiate. Ditemukan halusinasi auditorik dan visual, waham kebesaran dan waham curiga,serta waham bizzare. Penilaian terhadap realita buruk, tilikan derajat 3. Pada pemeriksaan vital sign dalam batas normal. Pada pemeriksaan status neurologi tidak didapatkan kelainan. Pada pemeriksaan laboratorium masih dalam batas normal. VII. FORMULASI DIAGNOSTIK Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan pola perilaku dan psikologis yang secara klinis bermakna dan menimbulkan suatu penderitaan (distress) dan hendaya (disability) dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari yang biasa dan fungsi pekerjaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pasien ini menderita gangguan jiwa. Diagnosis Aksis I

15

Pada satus mental didapatkan bentuk pikir non realistik sehingga pasien tergolong psikotik. Dari pemeriksaan fisik dan neurologis tidak didapatkan kelainan yang bermakna. Sehingga diagnosis gangguan mental organik (F00-F09) dapat disingkirkan. Dari anamnesis didapatkan riwayat penggunan zat-zat adiktif dan psikoaktif sebelumnya yaitu pasien adalah seorang perokok sehingga diagnosis gangguan mental dan perilaku akibat zat psikoaktif (F10-F19) belum dapat disingkirkan. Mengingat onset waktu pasien menderita penyakit seperti ini lebih dari 1 bulan, di dukung dari pemeriksaan status mental : kesadaran kuantitatif compos mentis GCS E4V5M6, kualitatif berubah, psikomotor pasien tampak tenang, saat diwawancarai pasien dapat duduk tenang, menjawab dengan baik, tetapi kadang pasien melakukan gerakan. Mood curiga, afek menyempit, keserasian: inappropiate. Ditemukan halusinasi auditorik dan visual, waham kebesaran dan waham curiga,serta waham bizzare. Penilaian terhadap realita buruk, tilikan derajat 3. Pada pemeriksaan vital sign dalam batas normal. Pada pemeriksaan status neurologi tidak didapatkan kelainan. Pada pemeriksaan laboratorium masih dalam batas normal. Akan tetapi pasien adalah perokok. Berdasarkan data-data yang telah tersebut di atas, maka sesuai dengan kriteria PPDGJ III diusulkan diagnosis axis I untuk pasien ini dengan : F20.0 Skizofrenia Paranoid, dengan Diferential diagnosa F 21 Gangguan Skizotipal, F 22.0 Gangguan waham menetap, dan Fx.1 Penggunaan yang merugikan. Diagnosis axis II Adanya kecurigaan yang mendalam dengan menyalah artikan tindakan orang lain yang netral sebagai suatu penghinaan tanpa memperhatikan situasi yang ada, serta ada kecenderungan adanya perasaan ngotot tentang hak pribadi tanpa memperhatikan situasi yang ada, sehingga diagnosis pasien ini adalah ciri kepribadian paranoid.
16

Diagnosis axis III Berdasarkan hasil pemeriksaan vital sign, neurologi, dan laboratorium tidak didapatkan kelainan. Diagnosis axis IV Masalah didalam keluarga karena merasa tidak cocok dengan adik kandungnya yang tepat dibawahnya,menuduh ayahnya tidak menyukainya dan psikososial tidak ada masalah dengan orang lain tetapi lebih senang menyendiri karena merasa dirinya adalah keturunan raja yang tidak setara dengan yang lainya, merasa benar sendiri dan orang lain harus menghormatinya. Diagnosis axis V Skala GAF saat ini : 50-41, karena adanya gejala berat dan disabilitas berat.

VIII. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL Axis I : F 20.0 Skizofrenia paranoid Axis II : Ciri kepribadian paranoid Axis III : B.A.D Axis IV : Masalah Keluarga dan psikososial Axis V : GAF 50-41 IX. DIAGNOSIS BANDING -

F 21 Gangguan Skizotipal F 22.0 Gangguan waham menetap Fx.1 Penggunaan yang merugikan

17

X.

DAFTAR MASALAH
A. Organobiologik : tidak ada

B. Psikologik

1. Gangguan kesadaran 2. Gangguan alam perasaan (mood dan afek) 3. Gangguan persepsi (halusinasi visual) 4. Gangguan proses pikir (bentuk pikir, isi pikir)

5. Gangguan penilaian realita 6. Tilikan diri buruk XI. RENCANA PENGOBATAN LENGKAP 1. Risperidon 2 x 2 mg
2. Trihexyphenidil 3 x 2 mg 3. Chlorpromazin 0-0-100 mg (apabila gejala positif belum hilang dapat

A. Psikofarmaka

dinaikkan menjadi 3 x 100mg) B. Terapi Elektrik Saran : dilakukan Electro Convulsing Therapy (apabila dengan psikofarmaka tidak menunjukkan perbaikan yang berarti) C. Psikoterapi Terhadap pasien jika kondisi sudah membaik. Memotivasi pasien agar minum obat secara teratur dan rajin kontrol. Membantu pasien untuk menerima kenyataan dan menghadapinya. Membantu pasien untuk dapat kembali melakukan aktivitas seharihari secara bertahap. Menggali kemampuan pasien agar bisa dikembangkan. D. Psikoedukasi Kepada keluarga : Memberikan pengertian kepada keluarga pasien tentang gangguan yang dialami pasien.
18

Menyarankan

kepada yang

keluarga kondusif

pasien bagi

agar

memberikan dan

suasana/lingkungan pemeliharaan pasien.

penyembuhan

Menyarankan kepada keluarga agar lebih telaten dalam pengobatan

pasien, dan membawa pasien untuk kontrol secara teratur. XII. PROGNOSIS Good Prognosis No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Onset lambat Faktor pencetus jelas Onset akut Riwayat sosial dan sosial, pekerjaan pramorbid yang baik Gangguan mood Mempunyai pasangan Riwayat keluarga gangguan mood Sistem pendukung yang baik Gejala positif Keterangan Check List X X

X
X X X

Poor Prognosis No. 1. 2. 3. 4. 5. Onset muda Faktor pencetus tidak jelas Onset tidak jelas Riwayat sosial, seksual, pekerjaan pramorbid jelek Perilaku menarik diri, autistic Keterangan Check List X X X X X

19

6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.

Tidak menikah, cerai/janda/duda Riwayat keluarga skizofrenia Sistem pendukung yang buruk Gejala negatif Tanda dan gejala neurologis Tidak ada remisi dalam 3 tahun Banyak relaps Riwayat trauma perinatal Riwayat penyarangan

X X X X X X X

Kesimpulan Prognosis
-

Qua ad vitam Qua ad sanam Qua ad fungsionam

: bonam : dubia ad bonam : dubia ad bonam

20

You might also like