You are on page 1of 3

Chapter 8 Quantitative Toxicology

8.1 Hubungan Dosis-Respon Proses intoksikasi adalah perpindahan massa.Setiap individu organisme memiliki toksikologi tersendiri (masing-masing) karena terdapat variasi dalam absorpsi, metabolisme dan respon. Organisme yang hipersensitiv memberikan respon pada dosis rendah dan organisme yang resisten sebaliknya. NOEL, No Observable Effect Level LD, Lethal Dose ED Effective Dose
20 Response Frequency (%)

15

10

5 10 100 Dose, mg/kg 1000

8.2

Factors Affecting Quantitative Responses Lamanya exposure merupakan factor utama dalam reaksi kuantitatif. Psikologi dan perbedaan hormon seringkali menyebabkan nilai toksisitas berbeda antara pria dan wanita untuk spesis yang sama. Toxicity of Pesticides in Male and Female Rats Chemical Oral LD50 (mg/kg) male female 13 14 46 108 113 850 1375 3,6 24 46 76 118 500 1000 Dermal LD50 (mg/kg) male female 21 67 90 900 >4000 >4444 6,8 67 60 455 2510 >4000 >4444

Parathion Methyl parathion Dieldrin Diazinon DDT Carbaryl Malathion

8.3

Toxicokinetics Nilai dari LD50 dapat memberikan informasi tentang kecepatan (rates) distribusi, biotransformasi dan eliminasi. Ini merupakan bagian dari Toksikokinetik. Pada absorbsi, zat didistribusikan diseluruh bagian organisme melalui sirkulasi normal. Kecepatan distribusi dalam bermacam-macan organ dan jaringan, dan subsequent metabolik transformasi dan eliminasi juga dapat diperkirakan dan memberikan gambaran dinamis untuk persistence, fate dan konsentrasi pada bagian toxicologically yang aktif.

8.4

Ukuran Toksisitas dan Endpoint Ukuran kegunaan dari ukuran/nilai toksisitas adalah untuk memperkirakan seberapa besar (jumlah) suatu partikel toksik atau beracun yang dapat di toleransi/diterima oleh suatu organisme (NOEL) dan seberapa beracun suatu zat kimia yang relativ terhadap substansi lain.Untuk memperkirakan ukuran ini, pada permulaan harus ditentukan dulu respon apa yang akan menjadi ukurannya dan endpoint yang akan digunakan. Toksisitas Akut Pengujian untuk toksisitas akut ini biasa dilakukan pada tikus putih. Dimana organisme tes ditempatkan pada kandang yang serupa dengan habitat asli. Hasil (respon) sudah bisa terlihat pada 96 jam akan tetapi untuk hewan lain bisa membutuhkan beberapa minggu observasi atau pengamatan. Tes ini bisa dilakukan dengan memasukkan zat kimia yang akan diuji melalui mulut, suntikan langsung, tetesan ke dalam mata maupun melalui jalan pernapasan. Tes Life-Cycle (Siklus Kehidupan) Tes standar untuk Life-Cycle misalnya pada ikan atau hewan invertebrata air, tesnya dimulai dari embrio sampai 12 bulan selanjutnya. Dan perhatian difokuskan pada ELS (Early Life Stage). Yang menjadi endpoint untuk tes ini yaitu termasuk keberhasilan menetas, bertahan, tingkat pertumbuhan, tingkahlaku dan kelainan. Dengan sasaran utama adalah penetapan MATC (Maximum Acceptable Toxicant Concentration). MATC Values from Fish Life-Cycle and ELS Test Chemical Species MATC-FLCb 1,8-4,6 3,4-7,3 210-680 9,5-17,4 0,4-1,5 58,0-119,0 9,1-23,5 8,6-10,9 2,0-5,1 MATC-ELSc 1,8-4,6 3,4-7,3 210-680 9,5-17,4 0,4-1,5 58,0-119,0 No effect 8,6-10,9 5,1-8,2

Aroclor Fathead minnow Cadmium Brook trout Carbaryl Fathead minnow Copper Brook trout DDT Fathead minnow Lead Brook trout Lindane Fathead minnow Malathion Flagfish Trifluralin Fathead minnow b Full life-cycle test, g/Lc c Early life stage test, g/L

Bioassays Lainnya Bioassays telah digunakan secara luas untuk mendeteksi dan menjadi ukuran toxic zat kimia dalam lingkungan. Contoh penggunaan bioassays adalah TIE (Toxicity Identification Evaluation), dimana untuk suatu sampel yang diuji bila toksisitasnya terdeteksi maka sampel dipisahakan dengan menggunakan beberapa prosedur pemisahan seperti TLC hingga Responsible Agent dapat diisolasi dan diidentifikasi secara kimia. Tes Mutagensitas walaupun tes Mutagensitas ini tidak secara langsung memperlihatkan gejala / tanda bila digabungkan dengan karsinogensitas dapat digunakan untuk test praktis jangka pendek yang mana mungkin dapat digunakan untuk screen carcinogen-carcinogen. Yang paling terkenal untuk hal ini adalah Ames Test yang didasarkan pada turunan mutan dari bakteri Salmonella Typhimurium dalam tes kimia. Fitotoksisitas Pada tes toxic ini digunakan tumbuhan sebagai organisme tes. Dimana efek toxic dalam tanaman dideteksi dengan menyemprotkan zat kimia pada daun atau lewat akar dalam bentuk larutan nutrien. Dan yang menjadi ukuran adalah kenaikan/ inhibisi dari pertumbuhan. Tes Toksisitas untuk Registrasi Pestisida Di A.S setiap pestisida harus tedaftar pada U.S EPA sebelum pestisida tersebut digunakan. EPA harus menerima daftar uji toksikologi spesifik dan tes/uji pada lingkungan.

You might also like