You are on page 1of 3

Peraturan :

Peraturan Bank Indonesia No.13/13/PBI/2011 tanggal 24 Maret 2011 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah Sejak tanggal 24 Maret 2011

Berlaku

Ringkasan 1. Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.13/13/PBI/2011 tentang Penilaian Kualitas Aktiva bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah mencabut PBI sebelumnya yaitu Peraturan Bank Indonesia No.8/21/PBI/2006 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah dan perubahannya (PBI No.9/9/PBI/2007 dan PBI No.10/24/PBI/2008), dengan beberapa penyempurnaan ketentuan, antara lain: perubahan pengaturan Pembiayaan Mudharabah dan Pembiayaan Musyarakah; penggantian jenis penempatan dana BUS/UUS pada Bank Indonesia dari Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) menjadi Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS); perubahan batas jumlah nominal Pembiayaan dalam penilaian kualitas Pembiayaan yang hanya mendasarkan pada kemampuan membayar; perubahan pengaturan Properti Terbengkalai; perubahan pengaturan Agunan Yang Diambil Alih (AYDA); dan perubahan pengaturan validitas hasil penilaian agunan oleh Penilai Independen. 2. Penilaian kualitas aktiva dalam rangka pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva (PPA) merupakan salah satu bentuk pengelolaan risiko yang bertujuan agar BUS/UUS dapat menyerap potensi kerugian yang telah diperkirakan (expected loss). 3. Penilaian kualitas aktiva dilakukan terhadap Aktiva Produktif dan Aktiva Non Produktif. 4. Aktiva Produktif terdiri dari: (i) Pembiayaan, (ii) Surat Berharga Syariah, (iii) Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), (iv) Penyertaan Modal, (v) Penyertaan Modal Sementara, (vi) Penempatan Pada Bank Lain, (vii) Transaksi Rekening Administratif (komitmen & kontinjensi), dan (viii) bentuk penyediaan dana lainnya. 5. Aktiva Non Produktif terdiri dari: (i) Agunan Yang Diambil Alih (AYDA), (ii) Properti Terbengkalai, serta (iii) Rekening Antar Kantor dan Suspense Account.

6.

Jenis aktiva dan kualitas penggolongan: No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Pembiayaan Surat Berharga Syariah SBIS Penempatan Pada Bank Lain Penyertaan Modal (<20% - cost method) Penyertaan Modal (20% - equity method) Penyertaan Modal Sementara (PMS) Transaksi Rekening Administratif Agunan yang Diambil Alih (AYDA) Properti Terbengkalai Rekening Antar Kantor (RAK) & Suspense Account Catatan : L=Lancar; DPK=Dalam Perhatian Khusus; KL=Kurang Lancar; D=Diragukan; dan M=Macet Jenis Aktiva Kualitas Aktiva L DPK KL D M

7.

Penyisihan Penghapusan Aktiva (PPA) terdiri dari cadangan umum dan cadangan khusus sesuai dengan jenis aktiva sebagai berikut: a. Aktiva Produktif wajib dibentuk cadangan umum dan cadangan khusus; dan b. Aktiva Non Produktif wajib dibentuk cadangan khusus.

8.

Cadangan umum ditetapkan paling kurang 1% dari seluruh Aktiva Produktif yang digolongkan Lancar kecuali untuk Aktiva Produktif dalam bentuk SBIS, Surat Berharga Syariah yang diterbitkan Pemerintah Indonesia, dan bagian Aktiva Produktif yang dijamin dengan jaminan Pemerintah Indonesia atau agunan tunai.

9.

Cadangan khusus ditetapkan paling kurang: a. b. c. d. 5% dari seluruh aktiva yang digolongkan DPK setelah dikurangi agunan; 15% dari seluruh aktiva yang digolongkan KL setelah dikurangi agunan; 50% dari seluruh aktiva yang digolongkan D setelah dikurangi agunan; dan 100% dari seluruh aktiva yang digolongkan M setelah dikurangi agunan.

10. Jenis agunan, nilai agunan sebagai pengurang PPA, dan pengikatannya: Nilai Agunan No. Jenis Agunan sebagai pengurang PPA 1. Jaminan Pemerintah Indonesia 2. Agunan tunai 100% dari nilai yang dijamin Maksimal 100% Diblokir disertai surat kuasa pencairan 3. Surat berharga/tagihan Pemerintah Indonesia 4. Surat Berharga Syariah yang likuid atau memiliki peringkat investasi 5. Tanah/bangunan untuk tempat tinggal 6. Tanah/bangunan bukan untuk tempat tinggal dan mesin yang dianggap satu kesatuan dengan tanah 7. Pesawat udara dan kapal laut di atas 20 meter kubik 8. Kendaraan bermotor dan persediaan 9. Resi gudang Maksimal 70% nilai wajar Maksimal 70% nilai wajar Maksimal 70% nilai wajar Hak jaminan atas resi gudang Fidusia Hipotek Maksimal 70% nilai wajar Maksimal 70% nilai wajar Hak tanggungan Hak tanggungan Maksimal 50% nilai pasar Gadai Maksimal 100% Pengikatan

You might also like