You are on page 1of 3

Analisis biaya volume laba (cost-volume-profit CVP) adalah salah satu dari beberapa alat yang sangat berguna

bagi manajer dalam memberikan perintah. Alat ini dapat member manajer info timbal balik antara biaya, volume, dan laba dari suatu lebaga maupun organisasi dengan berfokus pada lima elemen berikut: 1. Harga produk. 2. Volume atau tingkat aktivitas. 3. Biaya variable perunit. 4. Total biaya tetap. 5. Bauran produk yang dijual.

Analisis biaya volume laba sangat berguna dalam banyak pengambilan keputusan bisnis. Misalnya keputusan produk apa yang akan dibuat serta dijual, kebijakan harga yang akan dijalankan, strategi pemasaran yang tepat, dan struktur biayang yang akan digunakan.

Break even atau titik impas sampai saat ini belum bisa diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia secara pasti. Hal ini dikarenakan belum adanya kesepakatan tentang pengertian break even oleh pakar. Masih adanya perbedaan-perbedaan tentang pengertian break even ini. Berikut ini beberapa definisi break even menurut pakar-pakar ekonomi dalam literaturnya. Menurut L.M Samryn (2001:168) dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Manajerial Analisis break even adalah: Titik Impas adalah titik dimana total pendapatan sama dengan total biaya atau sebagi titik dimana total margin kontribusi sama dengan total biaya tetap.

Menurut Charles T. Horngren, Srikant M Datar, dan Gorge Foster (2003:75) mendefinisikan break even dalam buku terjemahan Akuntansi Biaya: Penekanan Manajerial sebagai berikut: Titik impas (break even point) adalah volume penjualan dimana pendapatan dan jumlah bebannya sama, tidak terdapat laba maupun rugi bersih.

Dari beberapa uraian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa analisis break even point adalah suatu cara atau alat atau tekhnik yang digunakan untuk mengetahui volume kegiatan produksi (usaha) dimana dari volume produksi tersebut perusahaan tidak memperoleh laba dan juga tidak menderita rugi. Dengan mengetahui titik impasnya (Break Even Point), manajer suatu perusahaan dapat mengindikasikan tingkat penjualan yang disyaratkan agar terhindar dari kerugian, dan diharapkan dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk masa yang akan datang. Dengan mengetahui titik impas ini, manajer juga dapat mengetahui sasaran volume penjualan minimal yang harus diraih oleh perusahaan yang dipimpinnya.

Perbedaan dalam biaya volume laba dan titik impas adalah biaya volume laba merupakan alat yang sangat membantu manajemen dalam melihat hubungan antara volume, biaya, dan laba sedangkan titik impas merupakan titik yang mengidikasikan tingkat penjualan yang harus dicapai agar tidak menghadapi kerugian.

Beberapa penerapan dari konsep biaya volume laba: Perubahan dalam biaya tetap dan volume penjualan. Perubahan dalam biaya variabel dan volume penjualan. Perubahan dalam biaya tetap, harga jual, dan volume penjualan. Perubahan dalam biaya variabel, biaya tetap, dan volume penjualan.

Perubahan dalam harga jual raguler.

You might also like