You are on page 1of 14

Anggapan bahwa menjadi sahabat Al-Quran sulit adalah sebuah mitos.

Buku yang ditulis oleh Masagus Yayan Fauzan ini membuktikan bahwa setiap orang dapat menjadi Quran-mate (Sahabat Sejati Al-Quran) tanpa harus menjadi pakar di bidang Islam. Sebagai sarjana di bidang studi Al-Quran dan aktivis yang gigih berusaha membumikan nilai-nilainya, ia menulis buku ini tidak hanya berdasarkan tumpukan teori, tapi juga berakar dan berkelindan dalam pengalaman praktisnya. Sehingga paparannya tentang bagaimana menjadi Quran-mate terasa realistis dan renyah. Bagi Anda yang ingin menjadi Quran-mate, memiliki buku ini adalah kewajiban kedua setelah Al-Quran. Mohammad Syifa AW
Sahabat Penulis, Mahasiswa S3 Religious Studies Department Indiana University, USA

Setelah melewati rentang sejarahnya selama 14 abad, Al-Quran telah membuktikan dirinya sebagai mukjizat yang tak terkalahkan oleh temuantemuan ilmiah manusia. Sayangnya umat yang mengimaninya sendiri masih sangat terasing darinya. Buku ini menarik bukan saja karena berusaha memperkecil jarak keterasingan itu tapi juga karena penulisnya memang telah berkian tahun berkutat dalam menekuni dan menguasai Al-Quran. Muhammad Rusli Malik
Penulis Buku Puasa; Menyelami Arti Kecerdasan Intelektual, Spritual, dan Emosional di bulan Ramadhan, dan buku Maju Sambil Tersenyum"

Dan sesungguhnya akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, Q.S. AlAnkabut : 64. Jika begitu untuk apa waktu kita, energi kita, kesibukan kita, sebagian besar terkuras untuk mengejar dunia, Subhanallah. Maka agar kita tidak tersesat dalam perjalanan hidup di dunia ini, bersahabatlah dengan Al-Quran. Buku Kiat Jitu Bersahabat Dengan Al-Quran yang ditulis saudara Yayan ini sungguh bagus untuk dibaca dan diterapkan isinya sebagai penggugah

hati bagaimana mencintai Al-Quran. Penulis bukan hanya pandai bersaran melalui tulisan namun juga benarbenar turun ke lapangan mengamalkan ilmunya dengan mengajar mengaji, dan saya salah satu yang telah merasakan bagaimana dengan sabarnya dia mengajari membaca Al-Quran. Bersahabat dan mencintai Al-Quran akan membawa keselamatan dan kebahagiaan dunya wal akhirat. Semoga kita semua senantiasa dalam lindungan dan kasih sayang Allah SWT. Yunanto
PT.Putera Kharisma Wijaya.

"Buku ini layak baca. Bahasanya renyah, sarat muatan keilmuan. Kisah-kisah yang dijadikan panutan pun begitu menggigit bahkan setelah membaca biogra Husein, kita ingin anak kita bisa menjadi doktor di usia muda seperti beliau. Kiat-kiat yang ditawarkan benar-benar jitu dan tanpa kesan menggurui. Dedi Mustahdi Selain dikenal sebagai seorang guru ngaji, si penulis juga memiliki wawasan jurnalistik yang baik, ini terlihat dari tulisan di dalam buku ini yang disertai dengan wawancara secara langsung dengan para narasumber dan tokoh yang bersahabat dengan al-Quran. Ir. Dedi Ekadibrata
Pimpinan majalah Anak Spesial

Tuntutan duniawi membuat kita terlalu sibuk untuk memenuhinya dan semakin kita kejar dan semakin tidak jelas dimana ujung dari tuntutan tersebut. Setiap saat kita dihadapkan kepada pilihan-pilihan yang mengarahkan kita untuk terus berpacu untuk memenangkan kompetisi duniawi yang bermuara kepada pemuasan jasmaniah. Hal tersebut membuat kita cenderung melupakan kompetisi mengisi kebutuhan ruhiyah dan ketenteraman batin. Al-Quran telah memberi aturan yang jelas yang menyeimbangkan kepentingan dunia dan akhirat, kebutuhan jasmani dan rohani. Buku Kiat Jitu bersahabat dengan al-Quran, menggugah hati kita untuk kembali menjadikan al-Quran sebagai solusi atas berbagai masalah kehidupan dunia. Rudi Anhar, AAIK, AAIS
Manajer Syariah PT.Asuransi Parolamas

Sebuah buku yang sangat cemerlang, karena di dalamnya diketengahkan metode praktis untuk belajar, memahami dan sekaligus untuk mengamalkan isi al-Quran. Jika ini sudah kita lakukan, maka kita pantas disebut sebagai Sahabat Sejatinya. Yaitu, orang-orang yang setiap langkah dan perbuatannya senantiasa berpijak pada nilai-nilai al-Quran. Dan merekalah orang-orang yang akan mendapat berkah dan rahmat Allah swt. di dunia ini dan di akhirat nanti. Amir Kumadin
Direktur Intuisi Press

Buku ini sangat layak untuk dibaca para eksekutif muda yang haus siraman ruhani. B. Farid Wazdi
Manajer Senior Bank Mandiri, Tbk).

Masagus A. Fauzan

"Wahai Tuhanku, tambahkanlah ilmu pengetahuan tentang Al-Qur'an-Mu kepadaku" Ya Allah jadikanlah Al-Quran menjadi sahabat yang mengiringi perjalanan hidup kami. Amin

kiat jitu bersahabat dengan Al-Qur'an

Penerbit Club Sahabat Qur'an (CSQ) 2008

Dengan segenap cinta kupersembahkan buku ini buat orang tuaku: Masagus Amancik Ujang dan Masayu Faridah dan Bicik Nyiayu Hanacik. Dan juga untuk orang-orang yang kusayang: Umi Nyimas Yusra Arsyad, Teta Masayu Maznah, Ibu angkatku Hj. Nawar Ilta, dan pendamping hidupku Umi Cholifah, Kakak dan Ayukku: Masagus Ahmad Fauzi, S.Pd., M.M, Masagus Firdaus, Masayu Komariyah, S.Ag, Masagus Ahmad Mahdi, S.H., Masayu Aisyah, S.Ag, dan Adikku Masagus Ihsan, yang tinggal di kampung Masjid Kyai Merogan, Kertapati, Palembang. Karyaku adalah doa kalian, karyaku adalah pengorbanan dan jerih payah kalian semua.

kiat jitu bersahabat Al-Qur'an dengan


Penulis Editor : Masagus A. Fauzan : Sabirin, M.Si

Setting/Lay out : bimtihan77 Penerbit : Penerbit Sahabat Qur'an Komplek Golden Plaza Blok G 39-42 Jl. RS. Fatmawati No.15 Jakarta Selatan 12420 (021) 926 85654, 0813 8834 8164 : 978-979-17545-0-7

ISBN

Cetakan Pertama Maret 2008

Daftar Isi
The Story Behind the Book ..................................................... Kata Pengantar ............................................................................. Prof. Dr. Nasarudin Umar, MA ................................................... Dr. Ahsin Sakho, MA ...................................................................... Dr. Luth Fathullah, MA ............................................................... Pengantar Penulis ....................................................................... Mengenal Al-Qur'an Lebih Akrab ........................................ Tak Kenal Maka Tak Sayang; Langkah Pertama Bersahabat dengan Al-Qur'an .................................................. Nama-nama dan Waktu Turunnya Al-Quran ...................... Ada Apa dengan Al-Qur'an? ....................................................... Pengaruh Al-Quran Terhadap Kepribadian Manusia ....... Al-Qur'an Sebaik-Baik Sahabat ............................................ Urgensi Persahabatan .................................................................. Kala Persahabatan Tidak lagi Bersahabat ............................. Perekat Persahabatan .................................................................. Indahnya Bersahabat dengan al-Qur'an ............................... Ar-Rahman, Dialah Yang telah Mengajarkan Al-Qur'an Al-Qur'an Cahaya dan Jalan Allah swt ................................... 5 9 9 14 16 19 27 27 31 37 39 51 51 57 76 77 81 81

Al-Qur'an for All (Al-Qur'an untuk Semua Golongan) ....... Membaca Al-Qur'an Tidak Membosankan ............................ Kaannahu Munazzal 'Alaika (Seakan-akan Al-Qur'an Diturunkan Kepadamu) ............................................................ Al-Qur'an Sumber Inspirasi ........................................................ Al-Qur'an sebagai Problem Solver ........................................... Etika Bersahabat dengan Al-Qur'an ........................................ Tips Bersahabat dengan Al-Qur'an .................................... Kiat-Kiat Praktis Bersahabat dengan Al-Qur'an ........... Kiat Cepat Belajar membaca AL-Qur'an .......................... Kiat Praktis Memahami Al-Qur'an ..................................... Kiat Mengamalkan Al-Qur'an................................................ Kiat Khusyuk Membaca Al-Qur'an .................................... Kiat Nikmat Mendengarkan Al-Qur'an ............................ Kiat Praktis Menghafal Al-Qur'an ....................................... Kiat Cepat Mengkhatamkan Al-Qur'an ............................ Ikhtiar Meretas Generasi Baru Sahabat Al-Qur'an ....... Mengenal Sahabat Al-Qur'an .................................................... Sahabat Al-Qur'an Generasi Pertama ..................................... Sahabat Al-Qur'an Generasi Kedua ......................................... Kiat Jitu Mengajarkan Al-Qur'an Pada Anak ........................ Potret Generasi Baru Sahabat Al-Qur'an ; Sang Matahari Abad 20 .............................................................................................. Epilog: Bersahabat dengan Al-Qur'an, Kebahagiaan Hakiki. Oleh Dr. A. Husnul Hakim IMZI, MA .........................

97 105 107 108 116 117 122 131 132 136 139 143 148 150 156 161 161 166 170 181 199 198

The Story Behind the Book


Gagasan yang tertuang dalam buku ini, beranjak dari keinginan untuk mengembangkan visi utama majalah Sahabat Quran (SQ), "Meretas Generasi Baru Qur'ani" yang telah terbit sebanyak 2 edisi. Namun dalam prosesnya dan setelah beberapa kali berkonsultasi dengan para ahli "perbukuan", banyak yang menilai bahwa gagasan tersebut terlalu berat untuk dipublikasikan ke khalayak umum, terutama segmen yang akan dibidik yakni orang-orang yang masih terbatas pengetahuannya tentang Al-Qur'an. Selain itu, kebutuhan mereka umumnya adalah buku praktis dan mudah dibaca. Akhirnya setelah melalui permenungan dan diskusi tengah malam dengan sahabat Syifa AWsaat ini sedang studi program doktoral di ASmuncullah ide judul buku yang tadinya "The Living of Al-Qur'an" berubah menjadi, Kiat Jitu Bersahabat dengan al-Quran. Untuk gaya penulisan buku, penulis banyak dibantu oleh Kanda Nasihin MashaWakil Pimred Koran Republikakata dia, sembari menunjukkan buku-buku praktis

yang sedang ngetrend saat ini seperti The 8th Habits karya Stephen R. Covey dan Change karya Rhenald Kasali, meskipun buku itu berat akan tetapi dengan kemasan yang menarik, gaya bahasa yang renyah dibaca, dan diperbanyak kisah-kisah yang sarat hikmah, akan membuat pesan yang terdapat di dalam buku akan sampai kepada pembaca, demikian nasehatnya kepada Penulis. Seingat penulis, konsultasi dengan Nasihin Masha dilakukan lebih dari sepuluh kali di kantor Republika, Warung Buncit. Selain memberi masukan dan saran untuk naskah ini, ia juga menawarkan untuk diterbitkan Repub-lika atau Mizan, sekaligus bersedia menjadi mediator. Sebenarnya, penulis sangat setuju dengan tawaran tersebut, namun seperti umumnya "berurusan" dengan penerbit besar prosesnya lama dengan rentang waktu yang panjang, padahal penulis berkeinginan proses melelahkan ini segera diakhiri. Akhirnya penulis berinisiatif menerbitkan sendiri dengan segala keterbatasan. Dan ternyata ketika mengumpulkan testimoni, penulis dipertemukan Allah dengan Bang Aansyahseorang yang berprestasi di usia muda, dan sekarang menjabat direktur perusahaan asuransi ternama di Jakarta. Ia adalah seorang yang haus ilmu pengetahuan, selain seorang yang ramah kepada siapa saja, termasuk kepada penulis yang hanya seorang guru ngaji. Pendek kata, setelah membaca naskah ia sedikit minta penjelasan arah dan tujuan penulisan naskah ini. Tak dinyana ia tertarik dengan ide dan gagasan yang ada, ia kemudian bersedia 4
kiat jitu bersahabat Al-Qur'an dengan

menerbitkannya dengan syarat tidak komersil dan murni untuk tujuan dakwah agar setiap orang mendapatkan manfaat dari buku ini. Menurutnya jika tujuan dan niat dari penerbitan naskah ini agar dapat memotivasi orang untuk menjadikan Al-Qur'an sebagai sahabat karibnya berarti buku ini murni untuk ibadah, dan tidak boleh dicampur dengan niat yang lain. Penulis juga diminta meneruskan riset untuk meleng-kapi data-data dengan mendatangi pakar atau ulama yang ahli di bidang Al-Qur'an. Beberapa ulama atau ahli Al-Qur'an yang menjadi nara sumber penulis antara lain Dr. H. Ahsin Sakho, MA (Rektor IIQ Jakarta), Prof. Dr. Nasaruddin Umar, MA (Rektor PTIQ Jakarta), Dr. H. Husnul Hakim, MA, (Doktor Tafsir Hadits dari UIN Jakarta), Dr. H. Lut Fathullah, MA., (Pakar Hadits UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), Ir. M. Rusli Malik (Penulis buku Puasa dan Maju Sambil Tersenyum, Ust. Sholihin Bunyamin, Lc., (Penemu Metode Terjemah 4 Langkah Granada), dan Ust. M. Aqib Musthafa, SQ., (Penemu Metode Baca al-Qur'an 120 Menit Ash-Shofa) dan Ibu Ustadzah Hj. Ida Rufaida (Instruktur Metode Terjemah 25 Jam Smart). Dalam perjalanan riset tersebut penulis juga mendapat kesempatan mengisi beberapa pelatihan dengan tema seperti judul buku ini, "Kiat Jitu Bersahabat dengan al-Qur'an", diantaranya di Masjid Agung Palembang yang diperuntukkan bagi pelajar SLTP & SLTA se-kota Palembang. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Yayasan Kiai Marogan di Palembang dalam rangka mensyi'arkan bulan Ramadhan. Dari pelatihan sehari ini penulis banyak mendapat masukan dan saran dari para pelajar Palembang yang cukup kritis
pengantar

dan cerdas. Selain itu penulis juga mendapat kesempatan dan kepercayaan untuk memberikan bimbingan baca tulis Al-Qur'an metode 8 jam selama bulan Ramadhan 1428 H di kota tersebut. Sebelum buku ini disebarluaskan, buku ini dicetak dalam jumlah terbatas sebanyak 100 buku untuk meminta komentar dan kritik saran dari berbagai pihak mengenai isi buku ini. Dalam rangka testcase juga diadakanlah bedah buku terbatas di Perpustakaan Umum Islam Iman Jama' yang terletak di Jl. Ps. Jum'at Lebak Bulus Jakarta Selatan, pada 19 Maret 2008 dengan dihadiri oleh sekitar 20 orang pengunjung perpustakaan. Dalam penyusunan buku ini, selain banyak mendapat masukan dari nara sumber dan beberapa orang yang penulis sebutkan di atas, penulis juga merasa banyak mendapat masukan, inspirasi dari banyak orang antara lain M. Arie Mooduto (Direktur Syariah LPPI BI), Kanda Nasihin Masha, M. Syifa AW, Achmad Fakhruddin, Shobirin, Amin Fajri, Dedi Mustahdi, dan Muslimin Zuhdi. Mereka telah banyak memberi masukan, saran dan kritikan atas buku ini. Secara khusus dalam kata pengantar ini, penulis ucapan terima kasih kepada Bang Aansyah Harahap, H. Syarifuddin Harahap (Dirut PT. Asuransi Parolamas), semoga Allah membalas kebaikannya dengan balasan yang berlipat ganda. Demikian juga teman-teman di Club Sahabat Quran (CSQ), Hamid Sakti W, Ir. Rudi Anhar, AAIK, AAIS, Yusroni, Sofyan Eendi, Iis Nursirri, Yani N, Hindun, Hasnah, Noorwahyudi, Teguh, Farihin, dan lain-lain. Teman-teman di HMI, Khairul 6
kiat jitu bersahabat Al-Qur'an dengan

Fahmi, Ikram Faldiansyah, Dzil Bakir, Zuhriyah, Mahliawati, Bustomi, Irvan Ali Fauzi dan orang-orang yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu di sini. Tidak lupa pula kepada alumni HMI yang sering menjadi kawan diskusi seperti Farid Wajdi, Sahar L. Hasan, Afriansyah JB, Lalu A. Mukmin, Mahmud Unggal Yapi, Hasanuddin Sinaga, Ridwan Saleh. Teman-teman di Majalah Anak Spesial dan Yayasan Laaraiba, Ibu Ida Zulkii Halim, Dedi Ekadibrata, Nashir Budiman, juga kontributor buku ini; Pak Syamsuddin, seni tradisional Dikir Barat Batam, atas syai'r (gurindam) al-Qurannya, Izul dan Feri atas gambar karikaturnya, Bachtiar Rachman atas pinjaman komputernya. Akhirnya, atas bantuan dan dukungan semua pihak atas kelancaran penyusunan buku ini penulis mengucapkan terima kasih. Masukan, saran dan kritikan dari pembaca untuk penyempurnaan buku sangat diharapkan. Semoga bermanfaat. Jakarta, 19 Januari 2008 Penulis

pengantar

Kata Pengantar
Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA

Rektor Perguruan Tinggi Ilmu Al-Quran (PTIQ), Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta dan Dirjen Bimas Islam Departemen Agama RI

Masyarakat zaman sekarang memperlakukan Al-Quran sama sekali berbeda dengan tujuan yang sebenarnya dari diturunkannya Al-Quran. Secara umum, di dunia Islam sedikit sekali orang yang mengetahui kandungan Al-Quran. Sebagian di antara mereka seringkali menggantungkan Al-Quran yang dibungkus dengan sampul yang bagus pada dinding rumah mereka dan orang-orang tua sesekali membacanya. Mereka beranggapan bahwa Al-Quran melindungi orang yang membacanya dari kemalangan dan keseng-saraan, juga hantu. Dengan kepercayaan ini mereka mem-perlakukan Al-Quran seperti jimat penangkal sial. Namun ayat-ayat Al-Quran menyatakan bahwa tujuan diwahyukannya Al-Quran sama sekali berbeda dengan apa yang tersebut di atas. Sebagai contoh, dalam surah Ibrahim ayat 52 Allah

menyatakan: (Al-Quran) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah Ilah Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran. Lantas bagaimanakah cara orang-orang yang berakal dalam mengambil pelajaran dari Al-Quran? Kita patut mencontoh dan mengikuti apa yang telah dilakukan oleh para sahabat Nabi dalam berinteraksi dengan Al-Quran. Setidaknya ada tiga point (bentuk) penting yang bisa kita teladani. Pertama, mereka menempatkan ayat-ayat Al-Quran seakan ditujukan kepada dirinya sendiri. Saat Al-Quran memerintahkan sesuatu (shalat, zakat, puasa, menuntut ilmu, berjihad, dsb), maka mereka menganggap perintah itu ditujukan untuk dirinya, bukan untuk orang lain. Demikian pula saat Al-Quran melarang sesuatu, maka larangan tersebut seakan-akan ditujukan kepada dirinya sendiri. Sebuah peristiwa menakjubkan terlihat saat turunnya ayat yang melarang meminum khamr (minuman keras). Tanpa banyak tanya, para sahabat membuang dan menumpahkan botol-botol khamr yang mereka miliki selama-lamanya. Padahal kebiasaan tersebut sudah berurat dan berakar dalam kesehariannya. Kedua, saat berinteraksi dengan Al-Quran, mereka meninggalkan ego dan semua atribut keduniawian yang dimiliki. Tidak ada khalifah, saudagar kaya, pemikir, panglima perang. Semuanya hamba dhaif di hadapan kalam-kalam Ilahi. Contoh terbaik adalah Umar bin Khattab. Walau menjabat sebagai khalifah 10
kiat jitu bersahabat Al-Qur'an dengan

yang luas kekuasaannya, kuat intelegensi, sik dan keimanannya, namun saat membaca Al-Quran ia menganggap dirinya hamba yang hina dina. Dikisahkan, Umar pernah terguncangkan jiwanya ketika ia membaca rangkaian QS. Ath-Thr [52] ayat 9-14, Pada hari ketika langit benar-benar bergoncang. Dan gunung benar-benar berjalan. Maka kecelakaan yang besarlah di hari itu bagi orangorang yang mendustakan, (yaitu) orang-orang yang bermainmain dalam kebatilan. Para hari mereka didorong ke neraka jahannam dengan sekuat-kuatnya. (dikatakan kepada mereka), Inilah neraka yang dahulu kamu selalu mendustakannya. Setelah mendengar ayat ini, Umar sakit keras selama sebulan lebih. Ketiga, mereka berinteraksi dengan Al-Quran dalam bingkai hidayah Allah. Artinya, saat berinteraksi mereka tidak lepas dari pemahaman untuk tujuan apa Al-Quran diturunkan. Allah swt menurunkan Al-Quran sebagai penerang (QS. Ali Imran [13]: 13) dan petunjuk (hudan) bagi orang yang bertakwa (QS. Al Baqarah [2]: 2). Inilah fungsi utama diturunkannya Al-Quran. Mereka memahami Al-Quran sebagai penerang dan petunjuk, maka mereka berlomba-lomba membaca, menelaah, memahami lalu mengamalkannya. Mereka yakin hanya dengan Al-Quran-lah kebahagiaan di dunia dan akhirat akan mereka gapai. Karena itu, mereka tidak pernah berbuat, kecuali perbuatan tersebut selaras dengan Al-Quran.
pengantar

11

Dalam shirah nabawiyyah (Sejarah Kenabian), kita pun melihat bagaimana antusiasnya sahabat menantikan turunnya ayat-ayat Al-Quran. Ketika sebuah ayat turun, mereka berlombalomba membaca, menghafal dan mengamalkannya. Para sahabat pun memiliki kebiasaan untuk tidak membaca atau menelaah Al-Quran, sebelum mereka mengamalkan ayat-ayat yang telah dibaca dan dipelajari sebelumnya. Buku di hadapan pembaca ini, Kiat Jitu Bersahabat dengan Al-Quran, karya Masagus A. Fauzan, menjabarkan apa yang telah digambarkan oleh para sahabat dalam berinteraksi dengan Al-Quran. Kehadiran buku ini semakin membuktikan bahwa tidak ada yang sia-sia di dalam Al-Quran. Seluruh aspek yang ada dalam Al-Quran memang diperuntukkan bagi kehidupan manusia. Hanya saja harus ada upaya untuk selalu menggalinya. Karena sudah menjadi rahasia umum bahwa penyebab kemunduran kita, baik sebagai sebuah umat maupun sebagai individu, dipengaruhi oleh rendahnya tingkat interaksi dengan Al-Quran. Pola interaksi kita umumnya hanya sebatas lisan (membaca), tanpa melibatkan aspek lainnya (menghafal, menelaah, memahami, dan mengamalkan). Walaupun mengamalkan, tidak jarang pengamalannya masih parsial. Patut kita perhatikan komentar menarik dari ulama Mesir, Dr. Muhammad al-Ghazali (alm.) tentang pola interaksi generasi Khulafaur Rasyidin dengan generasi sekarang terhadap Al-Quran. Generasi pertama terangkat kemuliaannya karena menempatkan

Al-Quran di atas segala-galanya. Sedangkan generasi sekarang jatuh kemuliaannya karena menempatkan Al-Quran di bawah nafsu dan kehendak dirinya. Dan mari kita renungi rintihan Rasulullah kepada Rabbnya dengan mengatakan: Berkatalah Rasul: Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku men-jadikan Al-Quran itu sesuatu yang tidak diacuhkan. (QS. Al-Furqan; [25]: 30) Ditinggalkan karena mereka tidak membacanya, atau tidak mau merenungi maknanya atau tidak mau mengamalkan isinya. Semoga buku ini dapat lebih men-dekatkan diri kita kepada AlQuran dengan mempelajari kiat-kiat jitu bersahabat dengan AlQuran yang ditawarkan penulisnya. Jakarta, April 2007

12

kiat jitu bersahabat Al-Qur'an dengan

pengantar

13

akan Al-Quran dengan tumbuhnya rasa cinta diharapkan akan mengerti artinya dan menghayatinya dan akhirnya diaplikasikan dalam kehidupan. Saya yakin kemelut kehidupan modern akan bisa diatasi oleh kesejukan makna-makna yang terkandung dalam kitab suci. Mudah-mudahan apa yang ditulis oleh saudara Masagus A. Fauzan akan banyak berguna bagi masyarakat secara luas. Amin. Jakarta, 18 Juli 2007

Kata Pengantar
Oleh Dr. KH. Ahsin Sakho, MA
Rektor Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta

Al-Quran adalah kitab suci yang disamping menjadi kitab petunjuk juga sebagai mukjizat yang terbesar dalam sejarah kenabian. Petunjuk Al-Quran masih terus terpancar sampai saat ini. Kemukjizatan Al-Quran juga masih terus menggema sepanjang zaman. Al-Quran memang sebuah kitab suci yang terus menerus memancarkan sinarnya. Diakui kehebatannya oleh seluruh kalangan baik muslimin maupun non muslim. Al-Quran juga akrab dengan semua lapisan masyarakat, mulai dari kanakkanak sampai orang dewasa, baik orang kebanyakan maupun para ulama dan cendekiawan. Ber-gumul dengan Al-Quran akan selalu membawa kedamai-an dan ketenteraman. Oleh karena itu saya memberikan apresiasi yang besar kepada Saudara Masagus A. Fauzan yang telah menulis buku ini yang diharapkan dengan terbitnya buku ini semakin banyak orang cinta
pengantar

15

Kata Pengantar
Oleh: DR. Ahmad Lut Fathullah, MA
Dosen Hadits Pascasarjana UI dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

kepada Nabi Muhammad saw, dan berfungsi sebagai petunjuk, pengingat, penjelas, obat dan penolong untuk manusia, maka fungsi tersebut tidak mungkin tercapai tanpa usaha mengkajinya dengan baik. Pesan-pesannya harus diteliti dengan seksama agar mendapatkan makna yang benar. Semua itu perlu pendekatan khusus. Nah untuk mendapatkan nilai yang sangat besar yang terdapat di dalam al-Quran diperlukan kesadaran maksimal dari masyarakat muslim akan fungsi al-Quran tadi serta usaha-usaha yang mengarah kesana, baik hal itu dilakukan dalam bentuk ceramah, pengajian, pengkajian atau melalui media tulis, buku atau makalah. Kehadiran buku Kiat Jitu Bersahabat dengan alQuran karya Masagus A. Fauzan, dan buku-buku seperti ini adalah upaya yang baik sekali untuk mendukung usaha tadi. Dalam buku yang And abaca ini penulisnya menawarkan kiat dan tips untuk lebih dekat lagi dengan al-Quran, mulai dari Kiat Cepat Belajar Membaca al-Quran, Langkah praktis memahami al-Quran, Kiat khusyu membaca al-Quran, Langkah praktis menghafal al-Quran, Kiat cepat mengkhatamkan al-Quran sampai Kiat Mengamalkan al-Quran. Nah, sebagai sebuah ide dan kiat, tentu ada yang cocok dan ada juga yang merasa tidak pas dengan teori yang ditawarkan. Namun, hemat saya, kiat itu perlu dipertimbangkan untuk diamalkan agar posisi kita lebih dekat lagi dengan al-Quran. Terlebih lagi penulisnya adalah orang yang dekat dengan al-Quran, berkecimpung dalam kajian-kajiannya. Karena itu, apa yang ditawarkan, paling tidak merupakan teori sekaligus pengalaman beliau.
pengantar

Alhamdulillah pujian yang sempurna kepada Allah, Tuhan yang telah menurunkan al-Quran sebagai pedoman untuk umat manusia yang dipilih sebagai khalifah-Nya di atas muka bumi ini. Shalawat dan salam semoga selalu disampaikan kepada Nabi Muhammad saw, Nabi yang telah menerima wahyu al-Quran dan menyampaikannya kepada umat manusia dengan penuh amanah. Bahkan telah membumikan pesan al-Quran dalam akhlak mulianya. Semoga shalawat dan salam itu juga dilimpahkan kepada sahabat, kerabat dan para pengikut setianya sampai akhir zaman. Al-Quran dalam bentuk teks tentu kurang memiliki dampak kepada manusia dan kehidupan sosialnya. Teks-teks itu harus dibaca, dikaji lalu diamalkan dalam keseharian. Itulah tujuan al-Quran diturunkan sebagai petunjuk untuk orang muttaqin. Ketika umat Islam yang mengakui al-Quran sebagai wahyu Allah

17

Berangkat dari situ, buku ini layak untuk dibaca, disimak dan dicoba untuk diamalkan. Jika pada akhirnya kita sudah dekat dengan al-Quran, maka nilai-nilai positiah yang akan kita dapatkan; ketenangan, kebahagiaan, perlindungan dan rasa percaya diri. Kepada penulisnya, saya ucapkan selamat, semoga akan ada lagi karya-karya baru yang bermanfaat untuk umat. Jakarta, Maret 2008

18

kiat jitu bersahabat Al-Qur'an dengan

You might also like