You are on page 1of 9

Nama : Beni Agustian NIM : 0802120338

BAB II TINJAUAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat Kelenturan Kelenturan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dalam ruang sendi, kecuali dalam ruang gerak sendi, kelenturan ditentukan oleh elastic tidaknya otot-otot tendon dan ligament. Ismaryati (2008:101) mengemukakan kelenturan adalah sebagai salah satu komponen kesegaran jasmani, merupakan kemampuan menggerakkan tubuh atau bagian-bagiannya seluas mungkin tanpa terjadi ketegangan sendi dan cidera. Yosef Nossek (1982:138) mengemukakan bahwa kelenturan adalah kemampuan untuk memanfaatkan lebar ayunan gerakan-gerakan dalam sendi-sendi gerakan ke kemampuan maksimum. Harsono (1988) mengemukakan bahwa kelentukan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dalam gerak sendi. Devinisi diatas menitik beratkan pada kapasitas gerak yang dinilai melalui luas gerak persendian. Sesuai pengertian diatas, dapat dikatakan bahwa kelenturan adalah komponen yang berperan terhadap luasnya gerakan. Kelenturan merupakan suatu bagian dari kesegaran. Olahragawan tidak akan lengkap kesegarannya untuk suatu pertandingan , kecuali sudah memiliki kelenturan untuk menampilkan dengan mudah. Artinya kelenturan berkaitan dengan kesegaran yang merupakan tuntutan berbagai cabang olahraga. Artinya dapat digambarkan seluru mobilitas yang mampu melakukan

efisiensi gerakan. Jika elemen ini tidak berperan sering dijumpai dalam melakukan gerakan terjadinya cidera. Hal ini disebabkan keterpaksaan otot, namun tingkat elastisitasnya terbatas. Berdasarkan kutipan diatas maka peneliti menyimpulkan bahwa kelenturan adalah kemampuan memanfaatkan lebar ayunan gerakan-gerakan dalam sendi-sendi dan otot pada keseluruhan ruang geraknya seluas mungkin tanpa terjadinya ketegangan sendi dan cidera. Untuk meningkatkan kelenturan tubuh lakukan latihan peregangan. Micheal J. Alter (2007:3) mengemukakan bahwa ada beberapa manfaat dari melakukan peregangan yaitu: 1. Peregangan dapat meningkatkankebugaran seorang atlet. 2. Peregangan bisa mengoptimalkan daya tangkap latihan dan penampilan atletpada berbagai bentuk gerakan yang terlatih. 3. Peregangan dapat meningkatkan perkembangan kesadaran tubuh atlet. 4. Peregangan dapat meningkatkan mental dan relaksasi atlet. 5. Peregangan dapat mengurangi resiko keseleo sendi dan cidera otot. 6. Peregangan dapat mengurangi resiko cidera punggung 7. Peregangan dapat mengurangi rasa nyeri otot. Peregangan dapat mengurangi rasa sakit yang menyiksa pada saat menstruasi bagi atlet wanita. 8. Peregangan dapat mengurangi keteganga otot.

Dengan melakukan peregangan, mudah-mudahtkan kita bisa meningkatkan kelentukan tubuh dan terhindar dari cidera. Latihan peregangan dapat juga dilakukan beberapa metode latihannya.

Menegpora (2007:24-25) mengemukakan bahwa, ada beberapa metode latihan peregangan yang dapat dipakai untuk mengembangkan kelentukan yaitu: 1. Peregangan dinamis. Peregangan dinamis dilakukan dengan menggerak-gerakan tubuh atau anggota tubuh secara ritmis (berirama) dengan gerakan memutar atau memantulkan anggota tubuh, sedemikian rupa sehingga otot-otot terasa teregangkan. Gerakan yang dinamis berfungsi untuk melindungi ototdari cidera akibat peregangan yang berlebihan. 2. Peregangan statis. Cara melakukan peregangan statis pelaku mengambil sikap sedemikian rupa sehingga meregangkan suatu kelompok otot tertentu. 3. Pereganagan pasif. Dalam metode ini, pelaku merileksikan suatu kelompok otot tertentu, kemudian temannya membantu meregangkan otot tersebit secara perlahanlahan sampai titik fleksibilitas maksimum tercapai, tanpa keikutsertaan aktif dari pelaku. Sikap regang ini dipertahankan selama kira-kira 20-30 detik. 4. Peregangan PNF (Proprio Neoromaskular facitation). Sebelum diregangkan, otot ditegangkan terlebih dahulu secara isometric (6-10 detik) kemudian otot diregangkan dengan metode fasip selama 20-30 detik. Untuk mendapatkan hasil kelenturan kita memerlukan latihan peregangan dengan baik dan teratur. Dengan latihan peregangan dengan baik dan teratur maka kita akan memperoleh hasil kelenturan yang baik. Permainan sepak takraw merupakan permainan yang memerlukan gerakan yang cepat, agak sulit dan memerlukan kelenturan yang baik. Dalam permainan sepak takraw kelenturan sangat di perlukan terutama dalam melakukan gerakan-gerakan yang memakai kaki dan kepala. Seperti sepak sila, servis, smash, mengumpan dan reservis. Seperti melakukan smash, apabila

seorang atlet atau pemain sepak takraw tidak memiliki kelenturan, niscya dalam melakukan smash kelihatan kaku, susah menekukkan kaki dan smash tersebut tidak akan terlaksana dengan sempurna. Dengan demikian kelenturan yang baik dan bagus akan memudahkan seorang atlet atau pemain sepak takraw melakukan gerkan-gerakan dalam permainan sepak takraw terutama smash. Dengan kelenturan yang baik pula maka akan memperkecil peluang terjadinya cidera pada persendian. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa kelenturan memang berperan sangat penting dan besar dalam melakukan dan mempelajari keterampilan-keterampilan gerakan dan mengoptimalkan kemampuan fisik, didalam melakukan teknik permainan sepak takraw terutama dalam melakukan smash. 1. Hakikat Sepak Takraw Sepak takraw merupakan cabang olahraga permainan asli dari Asia. Permainan ini dilakukan oleh dua regu yang berlawanan, setiap regu terdiri dari tiga orang pemain. PB.Persetasi (1999:7) mengemukakan pengertian sepak takraw adalah sebagai berikut. Sepak takraw adalah suatu permainan yang dilakukan diatas lapangan empat persegi panjang yang berukuran 13,40X6,10 meter, rata, baik, terbuka maupun tertutup, serta bebas dari semua rintangan. Lapangan ini dibatasi oleh net serta memakai bola terbuat dari rotan palstik (syntetik fibre), yang berbentuk bulat. Permaianan ini menggunakan seluruh anggota tubuh kecuali tangan, permainan ini dilakukan dua regu yang masing-masing regu berjumlah tiga orang dengan mempertahankan daerah serta mengembalikan dan mematikan bola kelapangan lawan sehingga mendapatkan angka.

Berdasarkan kutipan diatas maka peneliti menyimpulkan sepak takraw adalah bentuk permainan bola jaring di atas lapangan datar yang berbentuk empat persegi panjang da dimainkan oleh dua regu dan dibatasi oleh net dan dilakukan dengan gerakan akrobatis dengan menggunakan seluruh anggota badan kecuali tangan, tujuannya mempertahankan bola didaerah pertahanan dan mengembalikan bola kearah lawan dengan berharap bola tersebut mati untuk mendapat angka (point). Pada hakikatnya sepak takraw berasal dari permainan rakyat yaitu sepak raga, jelaslah semula olahraga sepak raga berbentuk demonstrasi yang digunakan untuk memperingati hari-hari besar tertentuataupun mengisi wktu luang, mengisi

HUBUNGAN KELENTURAN DENGAN KETEPATAN SMASH GULUNG PADA ATLET PON PUTRA SEPAK TAKRAW PEKANBARU RIAU

SKRIPSI

Diajukan Kepada Tim Penguji Proposal Jurusan Pendidikan Olahraga Sebagai Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH :

HADI MARHIJANTO NIM: 0805120986

PROGRAM STUDI S-1 PENJASKESREK FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU 2012

DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK..i KATA PENGANTAR.. .iii DAFTAR ISI..vi DAFTAR TABEL..viii DAFTAR GAMBAR..ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang...1 B. Identifikasi Masalah..4 C. Pembatasan Masalah.4 D. Perumusan masalah...5 E. Tujuan Penelitian..5 F. Manfaat Penelitian5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori...7 1. Hakikat kelenturan..7 2. Hakikat sepak taktaw....10 B. Kerangka Konseptual..16 C. Hipotesis..16

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian...17 B. Tempat dan Waktu Penelitian17 C. Populasi dan Sampel..17 D. Instrumen Penelitian...18 E. Teknik dan Pengumpulan Data..19 F. Teknik Analisis Data..23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data27 B. Analisis Data..28 1. Uji Normalitas..31 2. Uji produck Moment....33 3. Uji Distribusi t.34 C. Pembahasan37 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan38 B. Saran..38 DAFTAR PUSTAKA.41

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitin Suatu Pendekatan Praktik. Rineka cipta: Jakarta. Harsono. 1988. Coaching Dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta Depdikbud Dirjen: Pendidkan Tinggi. P2LPTK. Ismaryati. 2008. Tes dan Pengukuran Olahraga. Sebelas Maret University Press. J,Micheal. 2007. Tiga Ratus Teknik Peregan Olahraga. Divisi Buku Sport PT Raja Gravindo Persada Jakarta. Nossek, Yosef. 1982. Teori Umum Latihan . Institut Nasional Olahraga Lagos. Nurhasan. 2001. Tes dan Pengukuran Dalam Pendidikan Jasmani. Prinsip-Prinsip dan Pelaksanaannya. Direktorat Jendral Olahraga, Depdiknas. Jakarta. Winarmo.2004. pemgembangan Permainan Sepak Takraw. Centre For Human Capacity Developmen. Malang.

You might also like