You are on page 1of 28

Obat Herbal Antiinflamasi

I.

Definisi inflamasi Inflamasi adalah respon biologis kompleks dari jaringan vaskuler atas adanya bahaya, seperti pathogen, kerusakan sel, atau iritasi. Ini adalah usaha perlindungan diri organisme untuk menghilangkan rangsangan penyebab luka dan inisiasi proses penyembuhan jaringan. Jika inflamasi tidak ada maka luka dan infeksi tidak akan sembuh dan akan menggalami kerusakan yang lebih parah. (Gard, 2001) Inflamasi dapat dibedakan atas inflamasi akut dan kronis. Inflamasi akut adalah respon awal tubuh oleh benda berbahaya dan meningkat dengan meningkatnya pergerakkan plasma dan leukosit dari darah ke jaringan luka. Reaksi biokimia berantai yang mempropagasi dan pematangan respon imun, termasuk sistem vaskuler, sistem imun, dan berbagai sel yang ada pada jaringan luka. Inflamasi kronis atau inflamasi yang berpanjangan adalah inflamasi yang memicu peningkatan pergantian tipe sel yang ada pada tempat inflamasi dan dicirikan dengan kerusakan dan penutupan jaringan dari proses inflamasi. (Gard, 2001) Proses inflamasi meliputi kerusakan mikrovaskuler, meningkatnya permeabilitas vaskuler dan migrasi leukosit ke jaringan radang, dengan gejala panas, kemerahan, bengkak, nyeri/sakit, fungsinya terganggu. Mediator yang dilepaskan antara lain histamin, bradikinin, leukotrin, Prostaglandin dan PAF.

II. Macam macam Antiinflamasi Antiinflamasi dibedakan atas dua yakni: 1. Antiinflamasi steroid 2. Antiinflamasi nonsteroid

Antiinflamasi steroid Mekanisme kerja antiinflamasi steroid (Thruk, 2005) 1. Glukokortikoid membentuk komplek dengan reseptor glukokortikoid, kemudian dibawa ke nukleus dan berikantan dengan glukokortikoid respone element di DNA.
1

Dengan melibatkan proteinkoaktivator dan korepresor yang akan memodifikasi struktur kromatin, kemudian memfasilitasi atau menhambat perakitan dari mesin transkripsi basal dan inisiasi transkripsi oleh RNA pol II. 2. Regulasi_glukokortikoid-GRE yang dipengaruhi oleh interaksi glukokortikoid-GRE dengan faktor transkripsi lain, seperti NFkB. 3. Glukokortikoid mensignal berasosiaasi reseptor membran dan second messenger. Ikatan reseptor dengan kortisol memiliki afinitas yang tinggi sehingga menyebabkan pelepasan molekul HSP dari reseptor. Didalam sitoplasma, kompleks tersebut akan menghambat produksi prostaglandin melalui 3 mekanisme : 1. induksi dan aktivasi annexin 1 2. induksi MSPK phospatase 1 3. penekanan transkripsi siklooksigenase 2

Antiinflamasi nonsteroid Biasanya obat ini memiliki tiga efek utama yakni antiinflamasi, analgetik, dan antipiretik. Mekanisme antiinflamasi non steroid adalah menghambat enzim siklooksigenase COX dan juga menghambat sintesis prostaglandin.

III. Penyakit - penyakit yang disebabkan oleh inflamasi 1. Rheumatoid arthrithis Artritis reumatoid adalah suatu penyakit autoimun dimana persendian (biasanya sendi tangan dan kaki) secara simetris mengalami peradangan, sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan kerusakan bagian sendi. Pada (RA) perubahan patologik yang menonjol ialah inflamasi sinovia (sinovitis). Penyebab sinovitis ini belum diketahui dengan pasti, tetapi faktor imunologik sangat berperan. Akibat sinovitis akan terjadi keadaan : 1. Dilepaskannya berbagai macam komponen destruktif akibat proses inflamasi ke dalam rongga sendi yang dapat mengakibatkan kerusakan rawan sendi. 2. Terjadi hiperplasi jaringan granulasi akibat sinovitis, sehingga menebal dan membentuk pannus. Pannus ini sangat destruktif, akan menyebabkan pula kerusakan rawan sendi.
2

Onset penyakit RA umumnya sekitar 30-50 tahun, tetapi RA pada wanita lebih dominan . Pada umumnya keluhan pada penderita , nyeri terasa lebih tajam dan berat (sharp-pain) dimana nyeri paling dirasakan pada pagi hari disertai kaku sendi, membaik pada siang hari dan sedikit lebih berat pada malam hari. Kaku sendi merupakan rasa seperti diikat, lebih terasa pada pagi hari dan berkurang setelah digerak-gerakkan, kaku pagi hari (morning stiffness) pada RA terasa lebih berat dan umumnya berlangsung dalam waktu yang lama (lebih dari 1 jam). Keluhan sistemik pada penderita atritis rheumatoid adalah demam, malas, kelelahan, kelemahan otot dan penurunan berat badan.

Terapi Non Farmakologi 1. Istirahat yang cukup, mengurangi berat badan jika obesitas, terapi fisik, dan penggunaan alat pembantu dapat meningkatkan gejala dan membantu menjaga fungsi sendi. 2. Pasien dengan penyakit yang parah dapat mendapatkan keuntunagan dari prosedur operasi seperti tenosinovektomi, perbaikan tendon, dan penggantian sendi. 3. Pendidikan pasien tentang penyakit dan keuntungan dan pembatasan terapi obat adalah penting.

2. Osteoarthritis Osteoarthritis adalah salah satu jenis dari keluarga besar penyakit arthritis yang paling sering terjadi. Sering disebut juga degeneratif osteoarthritis atau hipertropic OA. OA merupakan radang sendi yang bersifat kronis dan progresif disertai kerusakan tulang rawan sendi berupa integrasi (pecah) dan perlunakan progresif permukaan sendi dengan pertumbuhan tulang rawan sendi ( osteofit) di tepi tulang. Penyakit ini bisa tanpa gejala (asimptomatik) artinya walaupun menurut hasil Xray hampir 70 persen manula lebih 70 tahun dideteksi menderita penyakit OA, tetapi hanya setengahnya mengeluh, sedangkan selebihnya normal. Berikut ini tanda tanda serangan OA : Persendian terasa kaku dan nyeri apabila digerakkan .Pada mulanya hanya terjadi pagi hari, tetapi apabila dibiarkan akan bertambah buruk dan menimbulkan rasa sakit setiap melakukan gerakan tertentu , terutama pada
3

waktu menopang berat badan, namun bisa membaik bila diistirahat kan . Pada beberapa penderita , nyeri sendi dapat timbul setelah istirahat lama,misalnya duduk di kursi atau di jok mobil dalam perjalanan jauh. Terkadang juga dirasakan setelah bangun tidur di pagi hari. Adanya pembengkakan/peradangan pada persendian (Heberdens dan Bouchards nodes) Persendian yang sakit berwarna kemerah-merahan. Kelelahan yang menyertai rasa sakit pada persendian Kesulitan menggunakan persendian Bunyi pada setiap persendian(crepitus). Gejala ini tidak menimbulkan rasa nyeri, hanya rasa tidak nyaman pada setiap persendian (umumnya lutut) Perubahan bentuk tulang.Ini akibat jaringan tulang rawan yang semakin rusak, tulang mulai berubah bentuk dan meradang , menimbulkan rasa sakit yang amat sangat. Jenis-jenis Osteoartrhitis 1. Primer Penyebab tak diketahui, akibat proses penuaan alami. Dialami setelah usia 45 tahun, tidak diketahui penyebab secara pasti, menyerang perlahan tapi pasti, dan dapat mengenai banyak sendi. Biasanya mengenai sendi lutut dan panggul, bisa juga sendi lain seperti punggung dan jari-jari. 2. Sekunder Dialami sebelum usia 45 tahun, penyebab trauma (instability) yang menyebabkan luka pada sendi (misalnya patah tulang atau permukaan sendi tidak sejajar), akibat sendi yang longgar dan pembedahan pada sendi. Penyebab lain adalah faktor genetik dan penyakit metabolik. 3. Asma Penyakit Asma (Asthma) adalah suatu penyakit kronik (menahun) yang menyerang saluran pernafasan (bronchiale) pada paru dimana terdapat peradangan (inflamasi) dinding rongga bronchiale sehingga mengakibatkan penyempitan saluran nafas yang akhirnya seseorang mengalami sesak nafas. Penyakit Asma paling banyak ditemukan di

negara maju, terutama yang tingkat polusi udaranya tinggi baik dari asap kendaraan maupun debu padang pasir. Tanda dan Gejala Penyakit Asma Adapun tanda dan gejala penyakit asma diantaranya : Pernafasan berbunyi (wheezing/mengi/bengek) terutama saat mengeluarkan nafas (exhalation). Tidak semua penderita asma memiliki pernafasan yang berbunyi, dan tidak semua orang yang nafasnya terdegar wheezing adalah penderita asma! Adanya sesak nafas sebagai akibat penyempitan saluran bronki (bronchiale). Batuk berkepanjangan di waktu malam hari atau cuaca dingin. Adanya keluhan penderita yang merasakan dada sempit.. Serangan asma yang hebat menyebabkan penderita tidak dapat berbicara karena kesulitannya dalam mengatur pernafasan.

Pada usia anak-anak, gejala awal dapat berupa rasa gatal dirongga dada atau leher. Selama serangan asma, rasa kecemasan yang berlebihan dari penderita dapat memperburuk keadaanya. Sebagai reaksi terhadap kecemasan, penderita juga akan mengeluarkan banyak keringat. Mekanisme Asma

Gambar 1. Mekanisme Asma

IV. Tumbuhan Herbal 1. Rheumatoid arthrithis dan Osteoarthritis Tabel 1 Tanaman herbal anti-inflamasi Nama Umum Nama Latin Bagian tanaman yang digunakan Minyak biji Konstituen Kunci Dosis Harian

Blackcurrant*

Ribe nigrum

dari Minyak lemak (asam gamma-linoleat, asam alfa-linoleat) triterpen, atsiri,

10 g

Devils claw* Kunyit

Harpagophytum procumbens Curcuma domestica

Akar umbi Iridoid, sekunder fenol Rimpang Minyak curcuminoid

6-9 g

Jintan Hitam

Nigella sativa

biji

limonena,simena, glukosida,saponin, zat pahit, jigelin, nigelon,minyak atsiri Xanton, gamma-mangostin alkaloid,saponin dan flavonoid. Triterpene saponins Hydroxycoumarin, flavonoid, tanin

12-18 9

Manggis

Garcinia mangostana L. Phaleria macrocarpa Aesculus hippocastanum

Kulit buah

Mahkota Dewa Horse chesnut*

buah

Buah

250 mg, 300 mg, 485 mg

Ground Ivy*

Glechoma hederacea

Buah bunga

dan Flavonoid, 2- 4 g seskuiterpen, minyak atsiri

Dog rose*

Rosa canina

Buah dan biji

Flavonoid, 2g karotenoid, asam malat, asam sitrat, pektin, tanin

*) dikutip dari PDR For Herbal Medicine

Tanaman Herbal 1. Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa)

a. Botani Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) dikenal sebagai salah satu tanaman obat di Indonesia yang berasal dari Papua/Irian Jaya. Tumbuhan berbentuk pohon, berumur panjang (perenial), tinggi 1 - 2,5 m. Akar tunggang. Batang berkayu, silindris, tegak, warna cokelat, permukaan kasar, percabangan simpodial, arah cabang miring ke atas. Daun tunggal, bertangkai pendek, tersusun berhadapan (folia oposita), warna hijau tua, bentuk jorong hingga lanset, panjang 7 - 10 cm, lebar 2 2,5 cm, helaian daun tipis, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, pertulangan menyirip (pinnate), permukaan licin, tidak pernah meluruh bunga tunggal, muncul di sepanjang batang dan ketiak daun, bertangkai pendek, mahkota berbentuk tabung (tubulosus) - berwarna putih buah bulat, panjang 3 - 5 cm, buah muda berwarna hijau-setelah tua menjadi merah, bentuk dengan biji bulat, keras - berwarna cokelat, daging buah berwarna putih - berserat dan berair perbanyaan generatif (biji). b. Kandungan kimia Bagian tanaman mahkota dewa yang digunakan untuk menyembuhkan penyakit arthritis rheumatoid adalah bagian buah. Kandungan kimia dari buah mahkota dewa diantaranya adalah mengandung alkaloid, saponin dan flavonoid.
7

c. Mekanisme aksi Mekanisme kerja flavonoid dalam menyembuhkan reumatik berdasarkan hasil analisis penelitian menunjukkan suatu penghambatan terhadap aktivitas enzim xanthine oxidase. Penghambatan aktivitas enzim xanthine oxidase ini digunakan untuk pengobatan asam urat (salah satu jenis penyakit rematik) dimana para ahli menduga mekanisme tersebut dilakukan oleh senyawa flavonoid.

2. Manggis (Garcinia mangostana L.)

a. Botani

Manggis (Garcinia mangostana L.) adalah sejenis pohon hijau abadi dari daerah tropika yang diyakini berasal dari Kepulauan Nusantara. Tumbuh hingga mencapai 7 sampai 25 meter.Buahnya juga disebut manggis, berwarna merah keunguan ketika matang, meskipun ada pula varian yang kulitnya berwarna merah. Buah manggis dalam perdagangan dikenal sebagai "ratu buah", sebagai pasangan durian, si "raja buah". Buah ini mengandung xanthone, Xanthone mempunyai aktivitas antiinflamasi dan antioksidan. Sehingga di luar negeri buah manggis dikenal sebagai buah yang memiliki kadar antioksidan tertinggi di dunia.
b. Kandungan kimia

Pada kulit buah manggis terdapat golongan xanton. Senyawa xanton yang telah teridentifikasi, diantaranya adalah 1,3,6-trihidroksi-7-metoksi-2,8-bis(3-metil-2butenil)9H-xanten-9-on and 1,3,6,7-tetrahidroksi-2,8-bis(3-metil-2-butenil)-

9Hxanten-9-on. kudraksanton G, 8- deoksigartanin, garsimangoson B, garsinon D, garsinon E, gartanin, 1-isomangostin, alfamangostin, gamma-mangostin,

mangostinon, smeathxanthon A, dan tovofillin A.


8

c. Mekanisme aksi

Pada kulit buah manggis, senyawa yang mempunyai aktivitas anti-inflamasi adalah gamma-mangostin. Gamma-mangostin merupakan xanton bentuk diprenilasi tetraoksigenasi, Gamma-mangostin menghambat secara poten pelepasan PGE2. Gamma mangostin menghambat perubahan asam arakidonat menjadi PGE2 dalam mikrosomal, ini ada kemungkinan penghambatan pada jalur siklooksigenase. Gamma mangostin menghambat juga menghambat aktivitas siklooksigenase (COX).

3. Jintan Hitam (Nigella sativa)

a. Botani Nigella sativa atau Jintan Hitam Pahit ini merupakan jenis tanaman bunga , tumbuh setinggi 20-50 cm , berbatang tegak, berkayu dan berbentuk bulat menusuk.Daun runcing ,bercabang, bergaris (namun garis daunnya tidak seperti benang; tidak seperti ciri daun tumbuhan genus Nigella pada umumnya), daunnya kadang-kadang tunggal atau bisa juga majemuk dengan posisi tersebar atau berhadapan. Bentuk daunnya bulat telur berujung lancip. Di bagian permukaan daunnya terdapat bulu halus. Tumbuhan jintan hitam memiliki bunga yang bentuknya beraturan. Bunga ini kemudian menjadi buah berbentuk bumbung atau buah kurung berbentuk bulat panjang. Bunganya menarik dengan warna biru pucat atau putih, dengan 5-10 mahkota bunga. Buahnya keras seperti buah buni. Berbentuk besar, menggembung, berisi 3-7 unit folikel, masing-masing berisi banyak biji atau benih yang sering digunakan manusia sebagai rempah-rempah. Memiliki rasa pahit yang tajam dan bau seperti buah strawberry. Digunakan terutama pada permen dan minuman keras. Bijinya berwarna hitam pekat.
9

b. Kandungan kimia Kandungan kimia jintan hitam terdiri dari minyak atsiri, minyak lemak, dlimonena, simena, glukosida, saponin, zat pahit, jigelin, nigelon, dan timokonon.

4. Kunyit (Curcuma domestica)

a. Botani Kunyit dapat tumbuh di berbagai tempat, tumbuh liar di ladang, dihutan (misalnya hutan jati), ataupun ditanam di pekarangan rumah, didataran rendah hingga dataran tinggi dengan ketinggian 200 m di atas permukaan laut. Selain itu, kunyit dapat tumbuh dengan baik di tanah yang baik tata pengairannya, curah hujannya cukup banyak (2000-4000 mm), atau di tempat dengan sedikit kenaungan. Namun, untuk mendapatkan rimpang kunyit yang besar, sebaiknya ditanam di tanah lempung berpasir. Selain untuk rempah, kunyit juga ditanam secara monokultur, dan diekspor untuk bahan obat-obatan. Struktur morfologi kunyit terdiri atas akar, rimpang, daun, tangkai bunga dan kuntum bunga. Sistem perakarannya termasuk akar serabut (radix adventicia) berbentuk benang (fibrisus) yang menempel pada rimpang. Batang merupakan batang semu dari pelepah-pelepah daun yang saling menutup satu sama lain, tegak, bulat dan relatif pendek dengan warna hijau kekuningan. Rimpang kunyit tumbuh dari umbi utama yang mempunyai bentuk bervariasi antara bulat-panjang, pendek dan tebal, lurus ataupun melengkung. Kunyit memiliki daun yang tunggal, bentuk bulat telur (lanset) memanjang hingga 10-40 cm, lebar 8-12,5 cm dan pertulangan menyirip dengan warna hijau pucat Berbunga majemuk yang berambut dan bersisik dari pucuk batang semu, panjang 10-15 cm dengan mahkota sekitar 3 cm dan lebar 1,5 cm, berwarna putih
10

kekuningan. Ujung dan pangkal daun runcing, tepi daun rata (Gambar 2.1b). Kulit luar rimpang berwarna jingga kecoklatan, daging buah merah jingga kekuningan. b. Kandungan kimia : Minyak atsiri (d-alfa-pelandren, d-sabinen, cineol, borneol, zingiberen, turmeron, seskuiterpen alkohol, alfa-atlanton, gamma-atlanton), amylum, zat pahit, resin, selulosa, curcuminoid , caffeic acid , protochatechuic acid, dan ukanon A, B, C, D. c. Mekanisme aksi : Minyak atsiri dan kurkuminoid bekerja memperbaiki sistem pencernaan, Caffeic acid dapat merangsang semangat, sebagai penyegar, mengurangi rasa lelah dan antiradang. Protochatechuic acid dan ukanon A, B, C dan D dapat merangsang daya tahan tubuh, stamina dan kekebalan tubuh.

5. Nanas (Ananas comosus L. Merr)

KLASIFIKASI Sinonim : Bromelia comosa L, Ananas sativus (Lindley) Schulters f, Ananassa sativa Lindl, Bromeliad Kingdom Subkingdom Superdivisio Divisio Kelas Sub-kelas Ordo Familia Genus : Plantae (tumbuhan-tumbuhan) : Tracheobionta (berpembuluh) : Spermatophyta : Magnoliophyta (berbunga) : Liliopsida (monokotil) : Commelinidae : Bromeliales : Bromeliaceae : Ananas
11

Spesies a. Botani

: Ananas comosus Merr

Nanas merupakan tanaman buah yang selalu tersedia sepanjang tahun. Herba tahunan atau dua tahunan, tinggi 50-150 cm, terdapat tunas merayap pada bagian pangkalnya. Daun berkumpul dalam roset akar dan pada bagian pangkalnya melebar menjadi pelepah. Helaian daun bentuk pedang, tebal, liat, panjang 80-120 cm, lebar 2-6 cm, ujung lancip menyerupai duri, tepi berduri tempel yang membengkok ke atas, sisi bawah bersisik putih, berwarna hijau atau hijau kemerahan. Bunga majemuk tersusun dalam bulir yang sangat rapat, letaknya terminal dan bertangkai panjang. Buahnya buah buni majemuk, bulat panjang, berdaging, berwarna hijau, jika masak warnanya menjadi kuning. Buah nenas rasanya enak, asam sampai manis. Bijinya kecil, seringkali tidak jadi. Tanaman buah nanas dapat diperbanyak dengan mahkota, tunas batang, stek atau tunas ketiak daunnya. b. Kandungan Kimia Daun, buah dan akar nanas mengandung saponin, bromelamin, flavonoida dan polifenol.

c. Efikasi Memperkuat tulang, mencegah degenerasi muka, membantu arthritis, meredakan batuk dan pilek. d. Mekanisme aksi Bromelain adalah gabungan dari enzim yang terbukti dapat mengurangi peradangan dan mengurangi pembengkakan jenis tertentu. Enzim ini menghalangi produksi kinins yang terbentuk selama peradangan. Dalam uji klinis manusia, bromelain secara signifikan menunjukkan efek anti peradangan, mengurangi pembengkakan pada kondisi peradangan seperti sinusitis akut, sakit tenggorokan, rematik dan asam urat, dan mempercepat pemulihan dari cedera maupun operasi.

6.

Dog Rose ( Rosa canina )


12

Kerajaan Divisi Kelas Ordo Famili Upafamili Genus

: : : : : : :

Plantae Magnoliophyta Magnoliopsida Rosales Rosacea Rosoideae Rosa L.

a. Botani Sebagian besar spesies mempunyai daun yang panjangnya antara 5-15 cm, dua-dua berlawanan (pinnate). Daun majemuk yang tiap tangkai daun terdiri dari paling sedikit 3 atau 5 hingga 9 atau 13 anak daun dan daun penumpu (stipula) berbentuk lonjong, pertulangan menyirip, tepi tepi beringgit, meruncing pada ujung daun dan berduri pada batang yang dekat ke tanah. Mawar sebetulnya bukan tanaman tropis, sebagian besar spesies merontokkan seluruh daunnya dan hanya beberapa spesies yang ada di Asia Tenggara yang selalu berdaun hijau sepanjang tahun. b. Kandungan kimia Lecithin, asam linoleat, asam asetat, asam linolenat, tocopherols, galaktopid c. Efikasi Zat aktifnya yang cukup kompleks sehingga dapat bekerja pada berbagai jalur mekanisme osteoarthritis. d. Mekanisme aksi

13

Galaktolipid yang terkandung di dalam ekstrak Rosa canina ini terbukti menghambat migrasi sel darah putih ke dalam sendi, sehingga dapat mengurangi terjadinya proses peradangan dan kerusakan sendi.

2. Asma Tabel 1. Studi klinik acak tanaman yang digunakan dalam Cina tradisional, obat herbal di India (Ayuverdia) dan Jepang (Kampo) untuk pengobatan asma. Data diperoleh dari Huntly and Ernst, Torax 2000;55:925-929) Tanaman Bagian yang digunakan Persiapan Dosis Durasi Jumlah uji Hasil

Obat Cina Ginkgo biloba (Ginkgo) Ligusticum wallichii (Sichuan lovage) Obat Ayuverdia Picrorhiza kurroa (Picrorhiza) Solanum xanthocarpum, S. trilobatum (Kantakari) Tylophora indica (Indian ipecac) Boswellia serrata (Indian olibaum) Obat Kampo Tsumura saiboku-to** Akar Serbuk 300 mg tid N.R. 14 minggu 2 jam 1 Negatif Daun Campuran Ginkgo liquor Teh 15 g 8 tid minggu 10 mL 1 bulan tid 1 1 Positif Positif (kecendrunga)

Seluruh tanaman

Serbuk

Positif

Daun

Variasi*

Varias i N.R.

2-12 minggu 6 minggu

Meyakin-kan

Gum resin

Serbuk

Positif

Variasi

N.R.

N.R.

12 minggu

Positif

14

Hedera helix Daun (English ivy) tid = tiga kali sehari N.R. = tidak dilaporkan

Ekstrak kering

35 mg

3 hari

Sebagian positif

* sebuk, daun dikunyah dan ditelan ** Tsumura saiboku-to merupakan kombinasi dari dua sediaan herbal yang mengandung 10 herba

Tabel 2. Spasmolitik bronkial secara tradisional digunakan untuk pengobatan asma Nama umum Nama latin Bagian tanaman yang digunakan Minyak dari daun Kandungan utama Trans-karveol, alfa-terpineol, chanphene, karvon Alkaloid tropan (atropin, skopolamin), flavonoid Alkaloid tropan, flavonoid Minyak atsiri, polines, polisakarida Flavonoid, ginkgolides Asam diterpen, saponin, tanin, minyak atsiri, flavonoid Alkaloid tropan, flavonoid Dosis perhari

Argy wormwood

Artemisia argyi

0,1-0,2 mL minyak

Belladonna

Atropa belladonna

Daun

0,2-0,4 g

Datura (jimson weed) Elecampane

Datura stramonium Inula helenium Gingko biloba Grindelia comparum

Daun

Rizoma

1g

Gingko Gumweed

Daun Bagian aerial

3-6 g 4-6 g

Henbane

Hyoscyamus niger

Daun

0,5-1 g

15

Horehound

Marrubium vulgare

Bagian aerial

Ma-huang

Ephedra sinica Euphorbia hirta Drosera rotundifolia Thymus vulgaris

Bagian aerial

Pill-bearing spurge Sundew Thyme

Pucuk

Seluruh tanaman Daun, pucuk bunga

Marrubiin, flavonoid, turunan asam kafeat Alkaloid (efedrin dan psedoefedrin) Flavonoid, terpenoid, asam fenolik Turunan naftakuinon Minyak atsiri, flavonoid, turunan asam kafeat

4,5 g

1g

3g 10 g

a. Tidak ada informasi yang tersedia b. 60-90 mg dari total alkaloid, dihitung sebagai efedrin

Tumbuhan Herbal 1. Ephedra (Ma-huang)

a. Botani

16

Ada beberapa varietas dari Ephedra. Varietas dari Cina yang paling umum dan dikenal dengan nama Ma-huang. Kandungan dari bagian aerial (atau seluruh tanaman) dari Ephedra sinica Stapf. (Famili Ephedraceae), semak belukar, tinggi 6090 cm, berasal dari Cina Selatan dan sekarang secara luas tersebar di India TimurBarat dan Pakistan. Batang hijau, tegak, ramping, dan berdalur. Daun muncul putih, segitiga, berselubung; bunga kecil muncul saat musim panas. Ma berarti astringen dan huang berarti kuning, mengacu pada rasa dan warna obat. Ephedra dikumpulkan saat musim gugur, ketika kandungan alkaloidnya sangat tinggi (Austin, 2010) b. Kandungan Kimia Pada tanaman Ephedra sinica Stapf terdapat efedrin. Ephedrin telah diisolasi dari herba pada tahun 1887. Kandungan lainnya yang teridentifikasi dalam ephedra adalah pseudoefedrin, norefedrin, norpseudoefedrin (Haller, 2000) c. Mekanisme Aksi

Gambar 2 Sisi aktif efedrin, bahan aktif utama dari ephedra Efedrin merupakan agen aksi campuran adrenergik. Efedrin tidak hanya melepaskan noradrenalin dari syaraf akhir, tetapi juga secara langsung mengaktifkan reseptor adrenergic dan . Melalui aksinya pada reseptor 1 efedrin memproduksi vasokonstriksi pada membran selaput lendir, jadi mengurangi/meringankan hidung

17

tersumbat ; melalui reseptor 2 efedrin mengendurkan otot halus cabang tenggorokan (Austin, 2010). Efedrin merupakan aksi-campuran sympathomimetic; efedrin tidak hanya melepaskan noradrenalin dari syaraf akhir, tetapi juga secara langsung mengaktifkan reseptor adrenergic dan . Melalui aksinya pada reseptor 1 efedrin memproduksi vasokonstriksi pada membran selaput lendir, jadi mengurangi/meringankan hidung tersumbat. Selain itu, efedrin mengendurkan otot halus cabang tenggorokan dengan menstimulasi reseptor adrenergic 2. Terdapat juga peningkatan aktivitas ciliary serta aksi ekspektoran. Pseudoefedrin mempunyai aksi yang sama (lebih selektif untuk reseptor dibanding ) namun pseudoefedrin kurang kuat dibanding efedrin (Austin, 2010) d. Efikasi Klinis Ma Huang telah digunakan sebagai obat di China selama ribuan tahun. Bagaimanapun, terdapat kekurangan pada percobaan klinik acak untuk

mengkonfirmasi penggunaan obat tradisional. Efedrin secara klinik efektif sebagai obat antiasma namun penggunaannya ditolak setelah perkenalan dari agonis adrenergic 2. Baik pseudoefedrin maupun efedrin digunakan untuk mengatasi hidung tersumbat. Ma Huang juga sudah disetujui oleh Komisi E Jerman (Ernst, 2002). e. Efek Samping Insomnia, gelisah motor, iritabilitas, sakit kepala, mual, muntah, gangguan buang air kecil, takikardia. Pada dosis tinggi mungkin menyebabkan peningkatan drastis tekanan darah, aritmia jantung (Austin, 2010) f. Kontraindikasi Obat menyebabkan kontraindikasi pada pasien yang mengalami kondisi jantung, hipertensi, diabetes, penyakit tiroid atau BPH (Benign Prostatic Hypertrophy). Berkat hubungan selektifitas untuk reseptor adrenergic dan , pseudoefedrin cendrung bebas dari efek samping seperti stimulasi CNS atau takikardia. g. Preparasi/Dosis Efedrin diberikan secara tradisional dalam bentuk teh, disiapkan dalam seduhan, 2 g obat dalam secangkir air mendidih (150 ml) selama 10 menit. Satu cangkir dua
18

sampai tiga kali sehari. Setiap persiapan mengandung sampai dengan 30 mg efedrin yang menunjukkan dosis umum alkaloid. Karena resiko tachyphylasia dan ketergantungan, persiapan obat harus dilakukan dalam waktu yang singkat/pendek. Dosis 60-90 mg dari total alkaloid, dihitung sebagai efedrin yang digunakan (Austin, 2010)

2. Gingko Biloba

a.

Botani Ginkgo biloba merupakan pohon dengan tinggi rata-rata 20 m, berasal dari China. Gingko Biloba merupakan spesies tunggal dari salah satu divisio anggota tumbuhan berbiji terbuka yang pernah tersebar luas di dunia. Pada masa kini tumbuhan ini diketahui hanyatumbuh liar di Asia Timur Laut, namun telah tersebar luas di berbagai tempat beriklim sedang lainnya sebagai pohon penghias taman atau pekarangan. Bentuk tumbuhan modern ini tidak banyak berubah dari fosil-fosilnya yang ditemukan. Bagian yang dimanfaatkan adalah bagian daunnya (Mckenna et all, 2001)

b. Kandungan Kimia Ginkgoglides merupakan diterpen dengan struktur yang unik dan merupakan bahan khas dari daun Ginkgo biloba, satu-satunya tanaman terpilih dari family Ginkgoaceae, yang mana sedikitnya mengandung satu genus. Ginkgoglides dalam ekstrak merupakan kompetitif antagonist dari factor aktivitas platelet, diketahui sebagai mediator inflamasi lipid dan anaphylaxis (Meckenna et all, 2001) c. Mekanisme Aksi

19

Gambar 3 Sisi aktif dari ginkgolides, zat aktif dari Ginkgo biloba Ginkgolides secara kompetitif memblok kerja dari PAF pada reseptornya. Ginkgoglides memaksa sebuah efek perlindungan pada PAF-induced

bronchoconstriction dan jalur hiperaktivitas dalam immuno-anaphylaxis dan dalam tes provokasi antigen-induced bronchial (Ernst, 2002) d. Efikasi Klinis Ginkgo telah digunakan untuk merawat pasien asma pada pengobatan tradisional China. Pada percobaan klinik acak, larutan daun ginkgo kental (15 g tiga kali sehari) lebih unggul dibanding placebo setelah 8 minggu pemakaian. Secara keseluruhan, ginkgo mengurangi jalur hiperresponsif dan bronchospasm dengan beraksi sebagai anti-inflamasi. Larutan daun ginkgo kental telah diketahui sebagai obat tradisional untuk merawat pasien asma. Sejak tahun 1980-an, Komisi E Jerman telah meresmikan penggunaaan Gingko biloba untuk penyakit paru-paru seperti asma dan bronkitis (Ernst, 2002) e. Efek Samping Efek samping yang ditimbulkan jarang seperti gangguan pencernaan alergi kulit, sakit kepala, trombositopenia (Mckenna et all, 2001) f. Kontraindikasi Tidak diberikan pada hipersensitif Gingko biloba (Mckenna et all, 2001) g. Dosis/Preparasi

20

Gingko diberikan secara tradisional dalam bentuk larutan, daun dilarutkan dalam air dengan dosis 3-6 mg per hari (Mckenna et all, 2001)

3. Argy wormwood Argy wormwood. Ekstrak minyak dari daun Artemisia argyi Levl. Et Vant (Fam Asteraceae) menunjukkan efek antiasma, antitusif dan ekspektoran. Ekstrak melawan konstriksi bronkus oleh asetilkolin atau histamine, dan melemaskan otot polos terisolasi seperti isoprotenerol. Efeknya relative panjang. Unsur minyak termasuk trans-caveol, terpineol, 4-terpineol, camphene, dan carvone. Obat ini diberikan dalam bentuk kapsul, mengandung 0,075 ml minyak, dua sampai tiga kali sehari, untuk mengobati asma dan bronchitis kronis (Austin, 2010)

4. Sundew Sundew diperoleh dari bagian antena Drosera rotundofolia L, yang dilaporkan berfungsi untuk mencegah histamin atau asetilkolin-induced bronchospasm. Aksi antispasmodik telah dikaitkan dengan unsur naftaquinon. Sundew juga memiliki sifat antitusif dan antimikroba. Sundew digunakan untuk asma, bronchitis kronis

dan tracheitis. Obat ini diberikan dalam bentuk teh yang disiapkan dalam seduhan, 1-2 g sundew dalam cangkir yang berisi air mendidih (150-200 ml) selama 5 menit (satu cangkir tiga kali sehari) sebagai tingtur (1:5 dalam 60% alcohol tiga kali sehari) atau sebagai ekstrak cair (1:1 dalam 25% alcohol ; 0,5-2 ml tiga kali sehari). Tingtur dan ekstrak merupakan bahan dari sirup yang direkomendasikan sebagai pengobatan untuk batuk spasmodik. Penggunaan yang berlebihan dari sundew harus dihindari karena isinya dari plumbagin, prinsip iritasi (Austin, 2010)

5. Pill-bearing spurge Pill-bearing spurge diperoleh dari antenna Euphorbia hirta L. atau E. pilulifera L. (Fam Euphorbiaceae). Jamu yang mengandung flavonoid, terpenoid (amyrins), asam fenolik (asam shikimat), dan kolin. Itu adalah antispasmodik bronkial dan
21

karenanya digunakan untuk gangguan pernapasan, termasuk asma, penyakit bronchitis, radang selaput lender di hidung dan tenggorokan dan laryngeal spasm.

Sifat antispasmodik dan antibakteri dihubungkan, setidaknya sebagian, untuk kolin dan asam sikimat. Obat ini diberikan dalam bentuk teh yang disiapkan dalam seduhan, ramuan 300-400 mg dalam secangkir air mendidih (150 ml), untuk dikonsumsi tiga kali sehari. Obat ini tidak mengandung prinsip-prinsip beracun yang dikenal, namun penggunaan dalam jangka waktu panjang seharusnya dihindari (Austin, 2010)

V. Sediaan Herbal di Pasaran 1. Rheumatoid arthrithis a. Contoh sediaan herbal jintan hitam yang ada di pasaran :

harga : Rp. 55.000,Komposisi : Tiap kapsul mengandung ekstrak : Nigella sativa semen Syzgium Poliantum Plantago Mayor Quamociit Pinnata Phaleria Macocarpa Holothuria Indica 200 mg 75 mg 50 mg 75 mg 50 mg 50 mg

Khasiat : Secara tradisional digunakan untuk membantu meredakan rematik, pegel linu dan encok Aturan Minum : Dewasa : 3 x 1-3 kapsul/hari

22

Izin Depkes RI: POM MUI No.00140016360701

b. Contoh sediaan herbal mahkota dewa yang ada di pasaran :

Komposisi Produk : Buah Mahkota Dewa 70% Daun Teh Hijau 20% Benalu Teh 10 %

Bermanfaat

Membantu

Mengobati

dan

Mencegah

Penyakit

Demam Berdarah, kanker, lever,darah Tinggi, stroke, jantung,

kencing

manis/diabetes, ginjal/cuci darah, lumpuh, kegemukan, batuk, sesak nafas, jerawat (menghaluskan kulit), keputihan, haid tidak lancar, reumatik, ambeien, amandel, lemah syahwat, asam urat,

Izin edar Balai POM : TR No. 053151771 Izin Usaha SK MENKES RI : No. 448/3125/IV.2 Lolos Uji Lab Balai POM Tahun 2005 Sertifikat Halal MUI : No. 121 300000 80306

c. Contoh sediaan herbal manggis yang ada di pasaran :

23

harga : Rp. 230.000,Komposisi XAMthone Plus : Konsentrasi jus buah : keseluruhan bagian buah manggis (garcinia mangostana) Bunga roselle Apel Anggur Bahan pengawet di gunakan madu murni sehingga terbebas dari bahan kimia (dan bahan lain yang dirahasiakan perusahaan yang tetap mengutamakan herbal) Isi : 350 ml 11.84 fl.oz POM TR 083691231 Terdaftar di MUI No: 00120051100709

d. Contoh sediaan herbal kunyit yang ada di pasaran :

Harga : Rp 50.000 Komposisi : Tiap kapsul mengandung Curcumae domesticae Rhizoma Extract 550 mg (Kunyit) yang setara dengan 5500 mg rempah kering. Khasiat dan kegunaan : Efektif untuk tukak lambung dan maag Memelihara fungsi pencernaan Untuk kesehatan badan dan kulit Mengurangi nyeri pada sendi Dosis Minum secara teratur 2 kali sehari @ 2 kapsul. Dosis dapat ditingkatkan atau dikurangi sesuai kebutuhan.
24

Izin edar : POM TR 052 352 121 2. Asma a. Herbasma

Harga : Rp 40.000 Komposisi : Tiap kapsul mengandung ekstrak yang setara dengan, - 0,75 gram simplisia Cleodendron Serratum Folium(Srigunggu) - 0,75 gram simplisia Euphorbia Hirta Folium (Patikan Kebo) - 0,25 gram simplisia Curcuma Domestica Rhizoma (Kunyit) - 0,25 gram simplisia Tinospora Crispan Herba (Brotowali) Khasiat : Membantu melegakan tenggorokkan dan meredakan gejala asma. Aturan Pakai : Diminum 32 Kapsul perhari Isi : 60 Kapsul Diproduksi oleh : UD. Rachma Sari, Sukoharjo-Indonesia No Registrasi POM TR 103322351 b. AZTROPECT

25

Komposisi : Platicodi radix1300mg Glycyrrhizae radix 780mg Bulbus Fritillariae cirrhosa 1365mg Pericarpium citri reticulate 975mg Schizandrae fructus 1430mg Polygalae radix 650mg

Khasiat : Untuk Pengobatan Batuk Berdahak Untuk Pengobatan Bronkitis/Bronchitis Kronis dan Akut Untuk Pengobatan Bronkistasis

No Registrasi POM TR. 092 499 331

26

Daftar Pustaka

Austin et all. 2010. Herbal Medicine. American Botanical Council ElinYulinah, Sukandar., Andrajati, Retnosari., Sigit, I. Joseph, 2008, Iso Farmakoterapi, PT Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia, Jakarta.

Ernst E.2002. The risk-benefit profile of commonly use herbal therapies: Ginkgo, St. Johns Wort, gingseng, Echinacea, Saw Palmetto, and Kava. Ann intern med 136:42-53

Haller CA, Benowitz NL. 2000. Adverse cardiovascular and central nervous system events associated with dietary supplements containing ephedra alkaloids. N Engl J Med 343: 1833-1838

Herba, Griya. 2011. Herbasama. Tersedia di http://herbalmurah.info/herbasma.html. Diakses 17 Maret 2012 Huntley A, Ernst E. 2000. Herbal medicine for asthma: a systematic review. Thorax 55:925-929
27

Mckenna DJ, Jones K, Hughes K .2001. Efficacy, Safety, and use of Gongko biloba in clinical and preclinical applications. Altern Ther Health Med 7:70-86, 88-90

Pratama, Hadi Azis. 2007. Mempelajari Karakteristik Pengeringan Dengan Cara Menentukan Kadar Air Kesetimbangan dan Konstanta Pengeringan Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa [Scheff.] Boerl.), sebuah skripsi. IPB, Bogor

28

You might also like