You are on page 1of 12

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Variabel, Indikator, dan Pengukuran Penelitian ini menggunakan tiga jenis variabel yaitu variabel dependen, variabel independen, dan variabel moderating. Variabel dependen adalah variabel yang dijelaskan/dipengaruhi variabel independen (Indriantoro dan Supomo, 1999). Sedangkan Variabel moderating adalah variabel independen lainnya yang dimasukkan ke dalam model karena mempunyai efek kontijensi dari hubungan variabel dependen dan variabel independen sebelumnya (Indriantoro dan Supomo, 2002:64). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah variabel minat. Penelitian ini menggunakan elemen variabel minat (Y) berdasarkan konsep Nazar dan Syahran (2008) yang diadaptasi dari Malhotra et al. (2004), yaitu sebagai berikut: 1. Minat terhadap perilaku 2. Kemungkinan akan melakukan perilaku Pengukuran indikator variabel menggunakan skala likert tujuh poin mulai dari Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Agak Tidak Setuju (ATS), Netral (N), Setuju (S), Agak Setuju (AS), sampai dengan Sangat Setuju (SS). Berdasarkan indikator pengukuran tersebut, maka diuraikan penyataan dalam kuesioner sebagai berikut: 35

36

1. Saya berniat menggunakan teknologi informasi di masa yang akan datang. 2. Di masa yang akan datang memungkinkan saya akan menggunakan teknologi informasi. Variabel independen adalah variabel yang menjelaskan/mempengaruhi variabel yang lain (Indriantoro dan Supomo, 1999). Dalam penelitian ini variabel independennya adalah : Variabel independen yang pertama adalah sikap. Penelitian ini menggunakan elemen variabel sikap berdasarkan konsep Nazar dan Syahran (2008) yang diadaptasi dari Pavlou dan Fygenson (2006), yaitu sebagai berikut: 1. Ide yang sangat baik 2. Sesuatu yang diinginkan Pengukuran indikator variabel menggunakan skala likert tujuh poin mulai dari Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Agak Tidak Setuju (ATS), Netral (N), Setuju (S), Agak Setuju (AS), sampai dengan Sangat Setuju (SS). Berdasarkan indikator pengukuran tersebut, maka diuraikan penyataan dalam kuesioner sebagai berikut: 1. Saya berpikir bahwa menggunakan teknologi informasi di masa yang akan datang merupakan ide yang sangat baik. 2. Saya berpikir bahwa menggunakan teknologi informasi di masa yang akan datang merupakan sesuatu yang sangat diinginkan Variabel independen kedua adalah norma subyektif. Penelitian ini menggunakan elemen variabel norma subyektif berdasarkan konsep Nazar dan

37

Syahran (2008) yang diadaptasi dari Pavlou dan Fygenson (2006), yaitu sebagai berikut: 1. Adanya pendapat orang lain 2. Pentingnya pendapat orang lain Pengukuran indikator variabel menggunakan skala likert tujuh poin mulai dari Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Agak Tidak Setuju (ATS), Netral (N), Setuju (S), Agak Setuju (AS), sampai dengan Sangat Setuju (SS). Berdasarkan indikator pengukuran tersebut, maka diuraikan penyataan dalam kuesioner sebagai berikut: 1. Saya akan menggunakan teknologi informasi berdasarkan pendapat orang lain. 2. Pendapat orang lain adalah penting bagi saya, untuk mengambil keputusan dalam menggunakan teknologi informasi.

Variabel independen ketiga adalah kontrol perilaku persepsian. Penelitian ini menggunakan elemen variabel kontrol perilaku persepsian berdasarkan konsep Nazar dan Syahran (2008) yang diadaptasi dari Pavlou dan Fygenson (2006), yaitu sebagai berikut: 1. Jelas dan mudah dipahami 2. Kemudahan dalam penggunaan Pengukuran indikator variabel menggunakan skala likert tujuh poin mulai dari Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Agak Tidak Setuju (ATS), Netral

38

(N), Setuju (S), Agak Setuju (AS), sampai dengan Sangat Setuju (SS). Berdasarkan indikator pengukuran tersebut, maka diuraikan penyataan dalam kuesioner sebagai berikut: 1. Interaksi saya dalam menggunakan teknologi informasi jelas dan mudah dipahami. 2. Saya menemukan kemudahan untuk menggunakan teknologi informasi guna menemukan apa yang saya inginkan. Variabel moderating dalam penelitian ini adalah gender. Penelitian ini menggunakan elemen variabel gender berdasarkan konsep Nazar dan Syahran (2008) yang diadaptasi dari Jarvenpaa et al. (1999), yaitu sebagai berikut: 1.

3.2 Populasi dan Sampel Sekaran (2006) menyebutkan bahwa populasi mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal minat yang ingin peneliti investigasi. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang yang telah mendapatkan aplikasi SAP dalam pembelajaran di kelas. Peneliti memilih mahasiswa karena mahasiswa merupakan calon pengguna aplikasi SAP di dunia kerja. Persepsi dan sikap yang ditunjukkan oleh mahasiswa dalam penggunaan akan berpengaruh pada keberadaan dan pengembangan aplikasi ini di masa depan. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

39

Brawijaya Malang dipilih karena Universitas Brawijaya merupakan satu dari lima perguruan tinggi di Indonesia yang menjadi partner SAP dalam Program University Alliance. SAP memfasilitasi peralatan dan juga pelatihan untuk tenaga pengajar SAP di universitas yang terpilih bagi universitas agar bisa menjalankan pendidikan SAP dengan baik. Sampel adalah sebagian dari populasi. Sampel terdiri atas sejumlah anggota yang dipilih dari populasi. Jadi, sampel merupakan subkelompok atau sebagian dari populasi (Sekaran, 2006). Dengan peneliti mempelajari sampel, maka peneliti akan mampu menarik kesimpulan yang dapat digeneralisasikan terhadap populasi penelitian. Besaran atau jumlah sampel ini sampel sangat tergantung dari besaran tingkat ketelitian atau kesalahan yang diinginkan peneliti. Namun, dalam hal tingkat kesalahan, pada penelitian sosial maksimal tingkat kesalahannya adalah 5% (0,05). Makin besar tingkat kesalahan maka makin kecil jumlah sampel. Namun yang perlu diperhatikan adalah semakin besar jumlah sampel (semakin mendekati populasi) maka semakin kecil peluang kesalahan generalisasi dan sebaliknya, semakin kecil jumlah sampel (menjauhi jumlah populasi) maka semakin besar peluang kesalahan generalisasi. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 214 orang mahasiswa yang

terdiri atas 192 orang mahasiswa akuntansi program reguler dan 22 orang mahasiswa akuntansi program internasional. Jumlah sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini dapat diketahui dengan menghitung menggunakan rumus Slovin.

40

Keterangan: n N d = = = sampel populasi nilai presisi 95% atau sig. (0,05)

Peneliti menggunakan metode Purposive Sampling dalam melakukan pengambilan sampel. Purposive Sampling dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi berdasarkan kriteria tertentu (Jogiyanto, 2007)

3.3 Metode Pengumpulan Data Pernyataan hipotesis perlu dibuktikan kebenarannya dengan menguji data-data di lapangan untuk mengetahui apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak.

Pengumpulan data di lapangan dilakukan dengan prosedur sistematis terstandarisasi untuk memperoleh data yang diperlukan dalam proses penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Anggraini (2012) menyebutkan bahwa survey adalah mengajukan pertanyaan pada orang-orang dan merekam jawabannya untuk dianalisis. Metode ini memerlukan adanya kontak atau hubungan antara peneliti dengan subyek (responden) penelitian untuk memperoleh data yang diperlukan.

41

Metode survei kuesioner yang dilakukan dihasilkan data primer yang merupakan acuan dari informasi yang telah diperoleh dari sumber pertama oleh peneliti yang terkait dengan variabel yang telah ditentukan sebelumnya. Sekaran (2006) menyebutkan beberapa contoh sumber data primer adalah data responden, individu, kelompok fokus, dan panel yang secara khusus ditentukan oleh peneliti dan dimana pendapat bisa dicari terkait permasalahan tertentu. Sumber lain bisa dari sumber umum seperti majalah, buku, bahkan internet. Penelitian ini mengunakan data primer yang bersumber dari respon individu dalam bentuk kuesioner. Sekaran (2006) menyebutkan bahwa kuesioner merupakan daftar pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan sebelumnya yang akan responden jawab, biasanya dalam alternatif yang didefinisikan dengan jelas. Kuesioner merupakan mekanisme pengumpulan data yang efisien jika peneliti mengetahui dengan tepat apa ang diperlukan dan bagaimana mengukur variabel penelitian. Item pertanyaan yang tertera dalam kuesioner pada penelitian ini merupakan item-item pertanyaan yang mendasarkan pada penelitian Richardson et al. (2005) dan Somali et al. (2008). Item pertanyaan pada Richardson et al. (2005) dan Somali et al. (2008) berupa pertanyaan berbahasa Inggris. Peneliti juga mencantumkan kuisioner negatif yang digunakan untuk menguji konsistensi responden atas pernyataan dan pertanyaan yang diberikan dalam pengambilan data. Peneliti melakukan beberapa langkah dalam mengadopsi item pertanyaan pada penelitian Richardson et al. (2005) dan Somali et al. (2008). Pertama, peneliti menerjemahkan item-item pertanyaan berbahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia.

42

Kedua, peneliti memasukkan item kuesioner negatif untuk melihat keseriusan responden dalam pengisian data. Kuesioner negatif akan dimasukkan dalam pernyataan variabel persepsi kemudahan. Ketiga, sebelum kuesioner benar-benar digunakan untuk mengumpulkan data, peneliti melakukan uji coba dengan menyebarkan kuesioner kepada kira-kira 30 responden. Hasil uji coba kemudian digunakan untuk menguji validitas dan reliabilitas. Butir-butir yang tidak valid atau tidak reliabel kemudian diperbaiki, diubah, atau jika tidak memungkinkan dihilangkan dan selanjutnya kuesioner diuji kembali. Ketiga langkah ini dilakukan untuk menghindari terjadinya bias dalam pengumpulan data pada penelitian yang sebenarnya. Dalam kegiatan pengumpulan data, peneliti melakukan penyebaran kuesioner secara langsung. Penyebaran secara langsung ini dilakukan dengan mendatangi kelaskelas yang berisi mahasiswa yang telah mempelajari SAP. Harapannya data yang nantinya diperoleh dapat mewakili keseluruhan populasi secara valid dan dapat langsung diolah. Setelah peneliti mengumpulkan semua data dan melakukan rekapitulasi awal terhadap hasil kuesioner yang terisi, apabila data yang diperoleh telah mencapai batas minimal target yang diharapkan dan dirasa cukup untuk mewakili data penelitian maka peneliti berlanjut untuk melakukan pengolahan data. Namun, apabila jumlah data yang masuk dirasa kurang atau belum mencukupi untuk dilakukan pengolahan maka peneliti melakukan penyebaran ulang selama satu minggu kedepan.

43

3.4 Persamaan Stuktural Pengujian hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini menggunakan bantuan Partial Least Squares (PLS) yang merupakan statistika multivariate yang melakukan pembandingan antara variabel dependen berganda dan variabel independen berganda (Jogiyanto dan Abdillah, 2009). Partial Least Squares (PLS) merupakan salah satu metoda statistika SEM (Structural Equation Modeling) berbasis varian yang didesain untuk menyelesaikan regresi berganda ketika terjadi permasalahan spesifik pada data, seperti ukuran sampel penelitian kecil, adanya data yang hilang, dan multikolinearitas. Penelitian ini mempunyai persamaan struktural: Y1 = 1X1 + e Y2 = 1X1 + e Y3 = 1Y1 + 2Y2 + e Keterangan: Y1 = persepsi kegunaan Y2 = persepsi kemudahan Y3 = sikap X1 = pengalaman berkomputer i = koefisien e = error Penelitian ini menggunakan pengujian model pengukuran pada variabel reflektif pada jenjang Second Order Construct (SOC). Second Order Construct

44

(SOC) merupakan hubungan teoritikal antara variabel higher order dengan dimensi variabel di bawahnya. Untuk menganalisis penelitian ini digunakan beberapa pengujian hipotesis dengan PLS, yaitu: 1. Evaluasi outer model (Model Pengukuran) a. Uji Validitas Variabel Validitas variabel menunjukkan seberapa baik hasil yang diperoleh dari penggunaan suatu pengukuran sesuai teori-teori yang digunakan untuk mendefinisikan suatu variabel. Validitas ini terdiri dari: 1) Validitas Konvergen : validitas yang terjadi jika skor yang diperoleh dari dua instrument yang berbeda yang mengukur variabel yang sama mempunyai korelasi tinggi. 2) Validitas Diskriminan : validitas yang terjadi jika dua instrument yang berbeda yang mengukur dua variabel yang diprediksi tidak berkorelasi menghasilkan skor yang memang tidak berkorelasi. (Jogiyanto dan Abdillah, 2009)

Tabel 3.1 Parameter Uji Validitas dalam Model Pengukuran PLS Uji Parameter Rule of Thumbs

45

Validitas Faktor Loading Konvergen Average Variance Extracted (AVE) communality Lebih dari 0,7 Lebih dari 0,5 Lebih dari 0,5

Akar AVE dan Korelasi Variabel Akar AVE > Korelasi Variabel Diskriminan Laten Cross Loading Sumber Jogiyanto dan Abdillah (2009) Laten Lebih dari 0,7 dalam satu variabel

b. Uji Reabilitas Uji ini untuk menunjukkan akurasi, konsistensi, dan ketepatan suatu alat ukur dalam melakukan pengukuran (Jogiyanto dan Abdillah, 2009). Dalam PLS uji ini dapat dilakukan dengan menggunakan dua metode, yaitu: a) Cronbachs alpha Cronbachs alpha mengukur batas bawah nilai reliabilitas suatu variabel dan dikatakan reliable apabila nilainya harus > 0,6. b) Composite reliability Composite reliability mengukur nilai sesungguhnya reliabilitas suatu variabel dan metode ini diyakini lebih baik dalam melakukan pengestimasian konsistensi internal suatu variabel dan dikatakan reliable apabila nilainya harus > 0,7 2. Evaluasi inner model (Model Struktural)

46

Model ini dievaluasi dengan: a. Menggunakan R2 Nilai R2 digunakan untuk mengukur tingkat variasi perubahan variabel independen terhadap variabel dependen. semakin tinggi nilai R2 mengartikan bahwa semakin baik model prediksi dari model penelitian yang diajukan. Namun, model ini bukanlah parameter absolute dalam mengukur ketepatan model prediksi. (Jogiyanto dan Abdillah, 2009) b. Menggunakan nilai koefisien path atau t-values tiap path untuk uji signifikansi antar variabel dalam model stuktural Pada model ini digunakan untuk menunjukkan tingkat signifikansi dalam pengujian hipotesis. Untuk pengujian hipotesis pada alpha 5 persen dan power 80 persen, jika nilai koefisien path yang ditunjukkan oleh nilai statistik T (Tstatistic) 1,96 maka hipotesis alternatif dapat dinyatakan didukung. (Jogiyanto dan Abdillah, 2009)

You might also like