You are on page 1of 22

PERANAN BIMBINGAN BELAJAR ANAK SD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS KELAS III MATA PELAJARAN BAHASA

INDONESIA SD MANGKANG KULON 01

TUGAS AKHIR Untuk Memenuhi Nilai Kelulusan Semester IV

Disusun Oleh : Nama Nim : Retnani Suryami Rahayu : 1402204009

PENDIDIKAN GURU KELAS SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSDITAS NEGERI SEMARANG 2006

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir semester IV dengan lancer tanpa halangan apapun. Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan tugas skhir ini, terutama kepada: 1. Drs. Sutaryono, M.Pd Ketua UPP II PGKSD UNNES 2. Drs.Susilo Hadi, M. Pd. Selaku dosen pembimbing PPL di SD Mangkang Kulon 01 Kecamatan Tugu Kota Semarang 3. Dra. Parsih selaku kepala SD Mangkang Kulon 01 4. Bapak dan Ibu tersayang yang membantu spiritual dan finansial 5. Teman-teman PPL di SD Mangkan Kulon 01 Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis menyadari bahwa ini semua masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kepada pembaca yang budiman memberikan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan tugas akhir ini. Semoga laporan tugas akhir ini bermanfaat bagi pembaca yang budiman. Amin Wassalamualikum Wr. Wb Semarang, Penulis

MOTTO

Dasarilah semua tindakan dan perbuatan dengan niat yang benar dan penuh keikhlasan. Pengalaman merupakan guru yang paling baik Rahasia untuk berjaya adalah menghormati orang lain Keahlian memerlukan latihan dan pengulangan Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda Berjuanglah untuk mendapatkan apa yang kau ingin

Persembahan : Drs. Susilo Hadi M. Pd selaku dosen pembimbing Bapak dan ibu (alm) yang tercinta Kakak dan adik-adikku tersayang Kak Bambang yang tersayang Teman-teman PGKSD UNNES

DAFTAR ISI

Halaman Judul............................................................................................. Lembar Pengesahan .................................................................................... Kata Pengantar ............................................................................................ Motto Persembahan..................................................................................... Daftar Isi ..................................................................................................... BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang ........................................................................ B. Masalah ................................................................................... C. Rumusan Masalah ................................................................... D. Tujuan ..................................................................................... E. Manfaat ................................................................................... BAB II Landasan Teori.............................................................................. BAB III Paparan Hasil ................................................................................ BAB IV Penutup A. Simpulan ......................................................................................... B. Saran................................................................................................ Daftar Pustaka ............................................................................................. Lampiran - lampiran

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Dalam proses pendidikan di sekolah, siswa sebagai subyek didik merupakan pribadi-pribadi yang unik dengan segala karakteristiknya. Siswa sebagai individu yang dinamis dan berada dalam proses perkembangan, memiliki kebutuhan dan dinamika dalam interaksinya dengan lingkungannya. Hal tersebut dapat menimbulkan masalah-masalah yang menuntut adanya upaya pemecahan melalui layanan bimbingan. Sekolah hendaknya memberikan pelayanan kepada para siswa secara individual sesuai dengan keunikan masing-masing. Usaha untuk melayani siswa secara individual ini dapat diselenggarakan mel;alui program bimbingan. Siswa tidak mengalami masalah yang menghambat proses pendidikanya sehingga siswa berkembang secara optimal. Kemampuan membaca dan menulis merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Kurang berhasilnya kemampuan tentang membaca dan menulis merupakan aspek masalah besar dalam pencapaian standar kompetensi, disini bimbingan mempunyai peranan penting dalam pemecahan masalah tersebut, dengan demikian maka hasil yang diharapkan dapat tercapai sesuai standar kompetensi yang diinginkan.

B. Masalah 1. Mengapa kemampuan membaca dan menulis anak SD rendah? 2. Bagaimana cara mengatasi masalah terhadap anak yang mengalami keterlambatan dalam kemampuan membaca dan menulis?

C. Rumusan Masalah Dari masalah tersebut dapat dirumuskan suatu masalah yaitu: kurangnya minat membaca dan menulis kelas III SD Mangkang Kulon 01 yang berpengaruh terhadap hasil pembelajaran.

D. Tujuan Bimbingan belajar si SD bertujuan : 1. Mengembangkan sikap dan kebiasaan baik, terutama dalam mengerjakan tugas dalam mengembangkan keterampilan membaca dan menulis. 2. Menumbuhkan disiplin belajar dan terlatih dalam membaca dan menulis.

E. Manfaat 1. Bagi Guru : Guru dapat mengetahui masalah siswa dalam membaca dalam membaca dan menulis, sehingga guru dapat memberikan bimbingan yang tepat kepada permasalahan siswa. 2. Bagi Siswa : Siswa lebih terampil dan mahir dalam membaca dan menulis.

3. Bagi Penulis : Secara langsung dapat mengetahui dan mempraktekan bimbingan yang sesuai kepada siswa yang mengalami masalah membaca dan menulis.

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian Bimbingan Bimbingan merupakan terjemahan dari istilah Guidance dalam bahasa inggris. Sesuai dengan istilahnya, maka bimbingan dapat diartikan secara umum sebagai suatu bantuan. Menurut Crow & Crow, dalam (Erman Amti 1992 : 2) Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang, baik pria maupun wanita, yang telah terlatih cengan baik dan memiliki kepribasian dan pendidikan yang memadai kepada seorang, dari semua usia untuk membantunya sendiri. Menurut Mortensen & Scmuller, dalam (Prayitno dan E. Amti, 1994 : 94) Bimbingan adalah bagian dari keseluruhan pendidikan yang membantu menyediakan kesempatan-kesempatan pribadi dan layanan staf ahli dengan cara mana, setiap individu dapat mengembangkan kemampuan-

kemampuan dan kesangggupannya dengan sepenuh-penuhnya sesuai dengan ide-ide demokrasi. Dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan dirinya dan mandiri.

B. Fungsi Bimbingan 1. Fungsi Pemahaman Dengan fungsi ini memungkinkan pihak-pihak yang berkepentingan dengan meningkatkan perkembangan dan kehidupan siswa untuk memahami berbagai hal yang essensial. Fokus utama pelayanan bimbingan yaitu siswa dengan berbagai permasalahannya, dan tujuan-tujuan bimbingan. Tujuan bimbingan ini adalah memahami tentang diri siswa beserta permasalahannya. 2. Fungsi Pencegahan Fungsi ini berusaha untuk mencegah terghadap timbulnya masalah. Dalam fungsi pencegahan ini layanan yang diberiakan berupa bantuan bagi para siswa agar terhindar dari masalah yang dapat menghambat perkembangannya. 3. Fungsi Pengetesan Individu yang mengalami masalah akan merasa ada sesuatu yang tidak nyaman pada dirinya. Disinilah fungsi pengetesan (perbaikan) itu berperan yaitu fungsi bimbingan yang akan menghasilkan terpecahnya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami siswa. 4. Fungsi Pemeliharaan dan pengembangan Layanan bimbingan yang diberikan dapat membantu para siswa dalam memelihara dan mengembangkan keseluruhan pribadinya secara terarah dan berkelanjutan.

C. Hubungan Bimbingan dan Kurikulum Kurikulum merupakan rancangan pengalaman belajar siswa untuk mempercepat perkembangan intelektualnya. Permasalahan di SD menjadi hambatan besar karena perkembangan sisiwa SD yang bersifat holistik menghendaki keterpaduan antara layanan bimbingan dan proses pembelajaran.

D. Rasionalisme Bahasa Indonesia Belajar beragama adalah belajar berkomunikasi yang diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan. Bahasa memungkinkan manusia untuk saling berkomunikasi, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain, untuk meningkatkan kemampuan intelektual dan kesusastraan merupakan salah satu sarana untuk menuju pemahaman tersebut.

E. Ruang Lingkup Bahasa Indonesia Bahan kajian mata pelajaran Bahasa Indonesia meliputi aspek mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Ruang lingkup bahan kajian yang ingin dicapai dalam bimbingan ini adalah :

1. Membaca Kompetensi membaca diarahkan memnumbuhkan budaya membaca. Kompetensi yang lain dicapai dalam bimbingan ini adalah sisqwa mampu membaca huruf, suku kata, kalimat, paragraf dan bebagai teks bacaan. 2. Menulis Kompetensi menulis diarakan untuk menumbuhkan kebiasaan

menulis.kompetensi yang ingin dicapai dalam bimbingan ini adalah siswa mampu menulis huruf, suku kata, kata, kalimat, [paragraf, menulis karangan sederhana.

F. Pendekatan Pembelajaran Bahasa indonesia Siswa adalah peserta yang aktif, siswa belajar mempelajari hal terus menerus dalam pelajaran hidupnya. Kegiatan disekolah adalah kegiatan pembelajaran, dimana siswa belajar dan saling belajar. Pembelajaran bahasa selain untuk meningkatkan ketrampilan berbahasa dan bersastra, juga untuk meningkatkan kemampuan berfikirdan bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Siswa tidak hanya pandai bernalar saja tetapi juga memiliki kepekaan didalam interaksi sosial dan dapat menghargai perbedaan. Penmbelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk membekali siswa terampil berkomunikasi baik secara lisan atau tertulis.

Siswa dituntut berlatih lebih banyak menggunakan bahasa untuk berkomunikasi. Tercapainya kompetensi tidak membatasi jalan atau cara apapun untuk dipilih asalkan cara tersebut dapat mencapai kompetensi yang diinginkan.

G. Aspek Kebahasaan Melalui pengamatan atas kesalahan pemakaian dahasa siswa dapat simpulkan aspek kebahasaan siswa adalah pelafalan, pembentukan kata, pemilihan kata, pemakaian istilah, pembentukan frasa, penggunaan struktur kalimat, kebenaran isi kalimat, penulisan kalimat, pengembangan paragraf dan penggunaan ejaan.

H. Peranan Guru dalam Pelayanan Bimbingan 1. Guru sebagai Informator Guru dapat menginformasikan berbagai hal tentang layanan bimbingan, tujuan, fungsi dan maanfaatnya bagi siswa. 2. Guru sebagai Fasilitator Guru memberikan fasiltas ketikan siswa mengalami kesulitan belajar. 3. Guru sebagai Mediator Guru diminta untuk melakukan kegiatan indentifikasi siswa yang memerlukan bimbingan.

4. Guru sebagai Motivator Pemberian motivasi kepada siswa untuk memanfaatkan layanan bimbingan sekaligus memberikan kesempatan untuk memperoleh bimbingan. 5. Guru sebagai Kolaborator Guru ikut serta dalam penyelenggaraan layanan orientasi informasi, layanan pembelajaran atau kegiatan pendukung lainnya.

10

BAB III PAPARAN HASIL

A. Identitas siswa yang mendapat bimbingan 1. Nama Anak keNama Ayah Pekerjaan 2. Nama Anak keNama Ayah Nama Ibu : Anik Wulandari : 4 dari 7 bersaudara : Junaidi : Karyawan : Arifebri Kurniawan : 3 dari 3 bersaudara : Hendro Rahayu : Yuliana Ning Firnaning

Pekerjaan Ayah : Karyawan Pekerjaan Ibu : Ibu rumah tangga 3. Nama Anak keNama Ayah Nama Ibu : Ahmad Khozan : 2 dari 2 bersaudara : Heri : Kasmiah

Pekerjaan Ayah : Swasta Pekerjaan Ibu : 4. Nama Anak keNama Ayah : Boma Putra Pranata : 2 dari 3 bersaudara : Peno

10

11

Nama Ibu

:-

Pekerjaan Ayah : Karyawan

B. Jenis-Jenis Masalah Belajar Masalah Belajar adalah suatu kondisi tertentu vyang dialami oleh murid dan menghambat kelancaran proses belajarnya. Jenis-jenis masalah belajar di SD Mangkang Kulon 01 dapat dikelompokan kepada murid-mutrid yang mengalami a. Keterlambatan akademik, yaitu keadaan murud yang diperkirakan memiliki intelegensi yang cukup tinggin, tetapi tidak dapat

memanfaatkannya secara optimal. b. Sangat lambat dalam belajar, yaitu keadaan murid yang memiliki bakat akademik yang kurang memadai dan perlu dipertimbangkan untuk mendapat pendidikan atau pengajaran khusus. c. kurang motivasi dalam belajar, yaitu keadaan murid yang kurang bersemangat dalam belajar, mereka seolah-olah tampak jera dan malas.

C. Mengidentifikasi Murid yang diperkirakan Mengalami Masalah Belajar di SD Mangkang Kulon 01 Murid yang mengalami masalh belajar, diidentifikaikan melalui tes hasil belajar, tes kemampuan dasar, skala pengungkapan sikap dan kebiasaan belajar.

12

a. Tes Hasil Belajar Tes hasil belajar adalah alat ytang disusun untuk mengungkapkan kapan sejauh mana murid mencapai tujuan-tujuan pengajaran yang ditetapkan sebelumnya murid-murid dikatakan telah menguasai sebagaian besar materi yang berhubungan dengan tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. b. Tes Kemampuan Dasar Setiap murid mempinyai kemampuan dasar atau kecerdasan tertentu. Tingkat kemampuan ini biasanya diukur atau diungkapkan dengan menggunakan tes kecerdasan yang sudah baku. Diasumsikan bahwa anak normal memiliki tingkat kecerdasan (IQ) antara 90-109. bila mana seorang murid mencapai belajar lebih rendah dari tingkat kecerdasan yang dimilikinya, maka murid yang bersangkutan digolongkan sebagai yang mengalami masalah belajar. c. Skala Sikap dan Kebiasaan Belajar. Skala sikap dan kebiasaan belajar merupakan salah satu faktor yang penting dalam belajar, sebagian dari hasil belajar ditentukan oleh sikapm dan kebiasaan yang dilakukan oleh murid dalam belajar. Lebiasaan belajar menunjukan pada bentuk pola perilaku yang dilakukan terus menerus oleh murid dalam belajar. Sebagian dari sikap kebiasaan belajar murid dapat dketahui melalui pengamatan yang dilakukan didalam kelas. Misalnya dalam mengerjakan

13

tugas, membaca buku, membuat catatan dan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan belajar murid.

D. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Masalah Belajar Murid di SD Mangkang Kulon 01 a. Ketidakseimbangan mental adanya gangguan dalam fungsi mental, seperti menampakan kurangnya kemampuan mental, taaraf kecerdasannya cenderung kurang. b. Kelemahan emosional, seperti merasa tidak aman, kurang bisa menyesuaikan diri (moladjusment), tercekam rasa takut, benci dan anti pati serta tidak ketidakmatangan emosi. c. Metode mengajar yang kurang memadai. d. Kurangnya alat dan sumber untuk kegiatan belajar e. Keluarga tidak utuh dan sikap orang tua yang tidak memperhatikan pendidikan anaknya

E. Upaya Membantu Murid dalam Mengatasi Masalah Belajar diSD Mangkang Kulon 01. Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah dengan : a. Pengajaran Perbaikan Pengajaran perbaikan merupakan suatu bentuk ajaran yang bersifat menyembuhkan atau membetulkan, pengajaran yang membuat lebih baik.

14

Siswa yang mendapat perbaikan ini mengerjakan soal-soal yang lebih baik dan sesuai dengan tingkat kemampuannya. Tes perbaikan berupa menulis kembali jawaban soal dari teks dan menulis tegak bersambumg yang baik dan rapi. b. Peningkatan Motivasi Belajar Prosedur yang dilakukan berupa : 1. Menyesuaikan pengajaran dengan bakat, kemampuan dan minat murid. 2. Menciptakan suasana pembelajaran yang menantang, merangsang, menyenangkan, berupa gambar-gambar binatang untuk dibuat cerita. 3. Memberikan hadiah (penguatan) dan hukuman yang bersifat membimbing yaitu siswa yang ramai diminta membacakan teks cerita kembali.

15

BAB IV PENUTUP

A. Simpulan Setelah proses bimbingan kemampuan membaca dan menulis

dilaksanakan, maka siswa SD Mangkang Kulon 01 mengalami peningkatan. Hasil ini dilihat dari : 1. Siswa lebih memahami sebuah bacaan untuk diceritakan kembali. 2. Siswa lebih mengerti bacaan dari mengerjakan pertanyaan dari sebuah teks cerita. 3. Siswa menjadi lebih terampil dan kreatif dalam membuat tulisan. 4. Siswa lebih mampu mengatasi masalah yang dihadapinya. 5. Siswa menjadi gemar membaca cerita.

B. Saran Penulis mempunyai banyak saran dalam memberikan bimbingan dalam meningkatkan kemampuan membaca dan menulis si SD Mangkang Kulon 01 yaitu : 1. Metode pengajaran sebaiknya mengikuti sistem pemngajaran PAKEM 2. Meningkatkan perhatian dan motivasi dari guru. 3. 3.Siswa lebih sering melakukan peningkatan kemampuan membaca dan menulis. 4. Menciptakan suasana belajar untuk gemar membaca dan menulis

15

16

5. Mengubah metode pengajaran yang lebih mengaktifkan siswa. 6. Menciptakan lingkungan belajar yang lebih mendukung pengajaran Bahsa Indonesia.

17

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2003. Kurikulum Matematika. Jakarta : Depdiknas. Kartadinata Sunaryo, Prof. Dr, Ahman, Dr., dkk. 2000. Bimbingan Di Sekolah Dasar. Bandung : CV Maulana. Mugiarso Heru, M.Pd, Drs., dkk. 2001. Bimbingan dan Konseling. Semarang : UPT MKK UNNES. Tri Anni Catharina, M.Pd, Dra., dkk. 2004. Psikologi Belajar. Semarang : UPT MKK UNNES.

20

18

You might also like