You are on page 1of 11

Paper Mikroteknik

PENANGANAN ALAT DAN BAHAN DI LABORATORIUM MIKROTEKNIK


D I S U S U N

Oleh :

PEBRI HALOHO 4103141056 BIO DIK A 2010

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


2011-2012

BAB I PENDAHULUAN

Mikroteknik atau teknik histologi merupakan ilmu atau seni mempersiapkan organ, jaringan atau bagian jaringan untuk dapat diamati dan ditelaah. Penelaahan umumnya dilakukan dengan bantuan mikroskop, karena struktur jaringan secara terperinci terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan mata telanjang. Ruang lingkup yang mencakup materi mikroteknik dapat diperoleh dari sejumlah definisi dan peristilahan yang bisa dipakai, hanya saja sebaiknya kita mengetahui bahwa suatu spesimen mikroteknik dapat merupakan sebagian atau seluruhan dari struktur yang ditetapkan. Selain dilekapkan dengan kaca preparat, spesimen tadi umumnya dilindungi dengan kaca penutup, yaitu sepotong kaca yang sangat tipis ataupun plastik yang tembus pandang yang direkatkan diatas spesimen tersebut (Gunarso, 1989). Sedangkan menurut Amar (2008) Mikroteknik adalah ilmu yang akan mempelajari metode/ prosedur pembuatan preparat mikroskopik. Mikroteknik merupakan teknik pembuatan sediaan atau preparat secara mikroskopis, tentunya pendekatan teoritis tidaklah memadai untuk memahami secara menyeluruh mengenai Mikroteknik, sebab yang namanya teknik lebih menekankan pemahaman pada wilayah aplikatifnya meskipun pada dasarnya landasan teoritis juga diperlukan dalam rangka memberikan beberapa petunjuk yang harus dilalui agar proses pembuatan sediaan sesuai dengan prosedural kerja dan alasan penggunaan ataupun pemilihan bahan yang akan digunakan dalam pembuatan sediaan Mikroskopis (Zaifbio, 2010). Mikroskop merupakan salah satu alat yang penting pada kegiatan laboratorium sains, khususnya biologi. Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat megamati objek yang berukuran sangat kecil (mikroskopis). Hal ini membantu memecahkan persoalan manusia tentang organisme yang berukuran kecil. Untuk mengetahui tentang mikroskop maka kita perlu mengetahui komponen-komponen mikroskop, macam mikroskop, dan penggunaan serta pemeliharaan mikroskop.

BAB II PEMBAHASAN

Mikroskop adalah suatu alat yang bisa membantu kita untuk mengamati benda-benda yang amat sangat kecil (renik) yang nggak pernah dapat kita lihat dengan mata secara langsung.

I.

Macam-macam mikroskop
Macam-macam mikroskop, yaitu sebagi berikut :

a. Mikroskop cahaya Mikroskop cahaya ini mempunyai perbesaran maksimum yaitu 1.000 kali. Mikroskop cahaya juga punya dua sistem lensa, yaitu lensa objektif dan lensa okuler. Ada dua jenis mikroskop cahaya, yaitu mikroskop monokuler dan binokuler.

b. Mikroskop digital

Mikroskop digital yang bisa tersambung dengan computer.

c. Mikroskop stereo Mikroskop stereo ini hanya bisa digunakan untuk melihat benda-benda yang berukuran relatif agak besar. Mikroskop stereo ini punya perbesaran 7 hingga 30 kali. Benda yang diamati dengan mikroskop ini juga akan terlihat secara tiga dimensi. Beberapa perbedaan dengan mikroskop cahaya adalah sebagai berikut: Ketajaman lensa mikroskop stereo jauh lebih tinggi dibandingkan dengan mikroskop cahaya sehingga kita dapat melihat bentuk tiga dimensi benda yang diamati. Sumber cahaya berasal dari atas sehingga objek yang tebal dapat diamati

d. Mikroskop elektron Mikroskop elektron adalah mikroskop yang mampu melakukan pembesaran objek sampai dua juta kali lipat. Mikroskop elektron ini menggunakan system elektrostatik dan elektromagnetik yang berguna untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar.

II.

Bagian-bagian mikroskop
Bagian-bagian mikroskop beserta fungsinya:

LENSA OKULER, yaitu lensa yang dekat dengan mata pengamat lensa ini berfungsi untuk membentuk bayangan maya, tegak, dan diperbesar dari lensa objektif LENSA OBJEKTIF, lensa ini berada dekat pada objek yang di amati, lensa ini membentuk bayangan nyata, terbalik, di perbesar. Di mana lensa ini di atur oleh revolver untuk menentukan perbesaran lensa objektif. TABUNG MIKROSKOP (TUBUS), tabung ini berfungsi untuk mengatur fokus dan menghubungan lensa objektif dengan lensa okuler. MAKROMETER (PEMUTAR KASAR), makrometer berfungsi untuk menaik turunkan tabung mikroskop secara cepat. MIKROMETER (PEMUTAR HALUS), pengatur ini berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan mikroskop secara lambat, dan bentuknya lebih kecil daripada makrometer. REVOLVER, revolver berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif dengan cara memutarnya. REFLEKTOR, terdiri dari dua jenis cermin yaitu cermin datar dan cermin cekung. Reflektor ini berfungsi untuk memantulkan cahaya dari cermin ke meja objek melalui lubang yang terdapat di meja objek dan menuju mata pengamat. Cermin datar digunakan ketika cahaya

yang di butuhkan terpenuhi, sedangkan jika kurang cahaya maka menggunakan cermin cekung karena berfungsi untuk mengumpulkan cahaya. DIAFRAGMA, berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk. KONDENSOR, kondensor berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk, alat ini dapat putar dan di naik turunkan. MEJA MIKROSKOP, berfungsi sebagai tempat meletakkan objek yang akan di amati. PENJEPIT KACA, penjepit ini berfungsi untuk menjepit kaca yang melapisi objek agar tidak mudah bergeser. LENGAN MIKROSKOP, berfungsi sebagai pegangang pada mikroskop. KAKI MIKROSKOP, berfungsi untuk menyangga atau menopang mikroskop. SENDI INKLINASI (PENGATUR SUDUT), untuk mengatur sudut atau tegaknya mikroskop.

III.

Cara Menggunakan Mikroskop

Pertama- tama adalah Letakkan mikroskop terlebih dahulu di atas meja dengan cara memegang lengan mikroskop sedemikian rupa sehingga mikroskop berada tepat di hadapan pemakai.

Putar revolver sehingga lensa objektif dengan perbesaran lemah berada pada posisi satu poros dengan lensa okuler yang ditandai bunyi klik pada revolver.

Mengatur cermin dan diafragma untuk melihat kekuatan cahaya masuk, hingga dari lensa okuler tampak terang berbentuk bulat.

Aturlah focus untuk memperjelas gambar objek dengan cara memutar pemutar kasar, sambil dilihat dari lensa okuler. Untuk mempertajam citra/gambar, putarlah pemutar halus.

Apabila bayangan objek sudah ditemukan maka untuk memperbesarnya, gantilah lensa objektif dengan ukuran dari 10X, 40X, atau 100X, dengan cara memutar revolver hingga bunyi Wife.

IV.

Teknik Merawat Mikroskop


Setelah mikroskop sudah selesai digunakan, lalu naikkan tubus, bersihkan lensa objekif, putar lensa objektif dengan pembesaran sekecil-kecilnya, lalu turunkan serendah-rendahnya tepat di atas lubang meja mikroskop. Tutup diafragma, posisikan kondensor dan posisi cermin dalam keadaan tegak. Simpan mikroskop di dalam kotaknya atau dalam lemari. Jika kelembapan ruangan tinggi dianjurkan mikroskop disimpan dalam ruangan yang tertutup memakai pengawet kering untuk menghindari jamur atau ruangan tempat penyimpanan dipanaskan dengan lampu sampi suhunya 40-50 derajat C. Mikroskop harus disimpan ditempat sejuk, kering, bebas debu, bebas asam basa. Tempat penyimpanan yang sesuai adalah kotak mikroskop yang dilengkapi silica gel yang bersifat higroskopis sehingga lingkungan mikroskop tidak lembab. Bagian mikroskop non-optik dapat dibersihkan dengan kain flanel. Untuk dari uap

membersihkan debu yang terselip dapat dengan kuas kecil atau kuas lensa kamera, serta alat semprot atau kuas lembut. Bersihkan kotoran, berkas jari minyak dan lain-lain pada lensa dengan menggunakan kain lensa, tissue atau kain lembut yang dibasahi sedikit alkohol-ether atau isopropil alkohol. Jangan sekali-sekali membersihkan lensa dengan saputangan atau kain. Bersihkan badan mikroskop da lengan dengan kain lembut dengan sedikit detergen. Sisa minyak imersi pada lensa objektif dapat dibersihkan dengan xilol (xylene). Hati-hati xilol dapat merusak bahan plastik.

V.

Preparasi sediaan

Persiapan preparat di dalam mikroskop cahaya terbagi menjadi dua jenis, yaitu :

Preparat Non-permanen, yang dapat diperoleh dengan menambahkan air pada sel hidup di atas kaca objek, kemudian diamati di bawah mikroskop.

Preparat permanen, yang dapat diperoleh dengan melakukan fiksasi yang bertujuan untuk membuat sel dapat menyerap warna, membuat sel tidak bergerak, mematikan sel, dan mengawetkannya. Tahap selanjutnya, yaitu pembuatan sayatan, yang bertujuan untuk memotong sayatan

hingga setipis mungkin agar mudah diamati di bawah mikroskop. Preparat dilapisi dengan monomer resin melalui proses pemanasan karena pada umumnya jaringan memiliki tekstur yang lunak dan mudah pecah setelah mengalami fiksasi, kemudian dilanjutkan dengan pemotongan menggunakan mikrotom. Umumnya mata pisau mikrotom terbuat dari berlian karena berlian tersusun dari atom karbon yang padat. Oleh karena itu, sayatan yang terbentuk lebih rapi. Setelah dilakukan penyayatan, dilanjutkan dengan pewarnaan, yang bertujuan untuk memperbesar kontras antara preparat yang akan diamati dengan lingkungan sekitarnya. Setiap pewarna mengikat molekul yang memiliki kespesifikan tertentu, contohnya : Hematoksilin, yang mampu mengikat asam amino basa (lisin dan arginin) pada berbagai protein, dan eosin, yang mampu mengikat molekul asam (DNA dan rantai samping pada aspartat dan glutamat). Mempersiapkan Preparat Non-permanen

a. Buat irisan, misal batang eceng gondok secara melintang atau membujur. Irisan yang dibuat haruslah tembus cahaya (jika menggunakan mikroskop cahaya). Jika akan menggunakan mikroskop stereo, irisan preparat tebal tidak menjadi masah. b. Letakkan irisan tersebut pada gelas benda, kemudian tetesi objek dengan setetes air menggunakan pipet. c. Tutup gelas penutup usahakan agar tidak terdapat gelembung udara pada medium. Hal ini dapat diusahakan dengan langkah berikut : pegang gelas penutup dengan posisi 45 derajat terhadap gelas benda, sentuhkan tepi bawah gelas penutup pada permukaan medium dan perlahan-lahan rebahkan gelas penutup sehingga gelas penutup perlahan di atas kaca obyek. Jika masih ada gelembung

udara ulangi pekerjaan tersebut sampai tidak ada gelembung udara. Amati preparat yang anda buat dibawah mikrskop dengan terlebih dahulu menggunakan perbesaran lemah (10x10), kalau sudah diketahui objek yang akan diamati kemudian memakai perbesaran kuat (10x20 atau 10x40).

Mempersiapkan Preparat Permanen Agar pengamat dapat mengamati preparat dengan baik, diperlukan persiapan sediaan dengan tahap sebagai berikut: 1. melakukan fiksasi, yang bertujuan untuk mematikan sel tanpa mengubah struktur sel yang akan diamati. fiksasi dapat dilakukan dengan menggunakan senyawa glutaraldehida atau osmium tetroksida. 2. dehidrasi, yang bertujuan untuk memperendah kadar air dalam sayatan sehingga tidak mengganggu proses pengamatan. 3. pelapisan/pewarnaan, bertujuan untuk memperbesar kontras antara preparat yang akan diamati dengan lingkungan sekitarnya. Pelapisan/pewarnaan dapat menggunakan logam mulia seperti emas dan platina.

VI.

Penyimpanan dan Pemeliharaan Preparat atau Slide Awetan


a. Preparat atau slide sebaiknya diberi nomor di salah satu sudut labelnya. b. Pemeliharaan tidak perlu memegang bagian permukaan objek dengan jari selam praktikum. c. Untuk membersihkan preparat atau slide dengan kuas kering, jika banyak bahan perekat yang mengganggu pengamatan dapat digunakan xylol. d. Spesimen awetan tumbuhan dan hewan mikroskopik disimpan dalam kotak kayu khusus dilengkapi dengan rak-rak mini seukuran gelas objek. e. Penyimpanan disusun secara sejajar vertikal dan disimpan di tempat kering. f. Pengambilan dan penyimpanan dilakukan dengan hati-hati. g. Setiap spesimen awetan disimpan dengan dilengkapi label dan disusun secara alfabetik agar mudah penyimpanan dan pengambilannya.

BAB III KESIMPULAN

1. Mikroteknik merupakan ilmu atau seni mempersiapkan organ, jaringan atau bagian jaringan untuk dapat diamati dan ditelaah. Penelaahan umumnya dilakukan dengan bantuan mikroskop, karena struktur jaringan secara terperinci terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan mata telanjang. 2. Jenis-jenis mikroskop ada mikroskop digital, mikroskop cahaya, mikroskop stereo, mikroskop electron. 3. Mikroskop setelah disimpan harus dibersihkan dan disimpan dengan baik di ruangan yang tidak berdebu atau di ruangan yang memungkinkan kerusakan pada mikroskop. 4. Sediaan terbagi menjadi sediaan non-permanen dan sediaan yang permanen. 5. Cara pembuatan sediaan biasanya dilakukan dengan menggunakan mikrotom untuk menyayat sediaan, kemudian memfiksasi, mendehidrasi dan memberi pewarnaan pada sediaan. 6. Cara penyimpanan dan perawatan sediaan yaitu sediaan diberi nomor, disusun secara vertikal, dan diurutkan secara alfabetis, dan penyimpanan dilakukan secara hati-hati dan diletakkan di ruangan yang tidak berdebu dan yang tidak mengakibatkan kerusakan sediaan.

You might also like