You are on page 1of 1

Proses glikogenolisis terjadi jika glukosa dari diet tidak dapat mencukupi kebutuhan, sehingga glikogen harus dipecah

untuk mendapatkan glukosa sebagai sumber energi. Proses glikogenolisis terjadi di hati. Glukosa tersebut akan dioksidasi di jaringan seperti otak dan sel darah merah (Murray ). Pada saat kondisi kelaparan atau puasa, kadar glikogen hati akan berkurang karena terjadi proses glikogenolisis untuk mempertahankan kadar glukosa darah. Kandungan glikogen hati dinyatakan dan diukur secara tidak langsung dengan menetapkan kadar glukosa yang berasal dari hasil hidrolisis glikogen hati. Prosedur pertama yang dilakukan pada praktikum pengaruh puasa terhadap kadar glukosa darah dan kandungan glikogen hati tikus adalah pengambilan hati tikus, dimana tikus dimatikan dalam bejana kaca yang berisi uap eter jenuh. Selanjutnya tikus dibedah untuk diambil hati dan jaringan sekitarnya dan ditempatkan dalam NaCl pada suhu 40. Prosedur kedua adalah pelumatan hati tikus dengan penambahan akuades. Prosedur ketiga adalah ekstraksi glikogen dimana lumatan hati tikus dimasukkan dalam kaserol dan dipanaskan hingga mendidih. Selanjutnya ditambahkan asam asetat yang berfungsi untuk mengendapkan protein. Setelah dingin, lumatan hati ditambahkan alkohol 95%. Prosedur keempat adalah pengukuran kadar glukosa darah dimana akuades dipipetkan ke labu erlenmeyer dan ditambahkan darah lalu digoyangkan perlahan agar terjadi hemolisis lengkap. Selanjutnya ditambahkan larutan Natungstat 10% dan larutan H2SO4 2/3 N. Labu erlenmeyer ditutup dan didiamkan selama 10 menit hingga berwarna cokelat. Selanjutnya disaring dengan kertas saring dan dilanjutkan dengan prosedur kelima, yaitu pengukuran kadar glukosa jaringan hati. Endapan glikogen yang telah dipisahkan dengan kertas saring dipindahkan ke dalam gelas kimia dan ditambahkan akuades dan HCl pekat. Selanjutnya didiamkan selama 10 menit untuk menghidrolisis glikogen dan didinginkan. Larutan dinetralkan dengan NaOH menggunakan lakmus sebagai indikator. Selanjutnya larutan dipindahkan ke dalam labu ukur dan ditera dengan akuades. Penetapan kadar glukosa hasil glikolisis glikogen hati dilakukan dengan metode otoluidin, dimana larutan dibedakan menjadi blanko, standar, uji 1 dan uji 2. Penetapan kadar glukosa pada larutan blanko dilakukan dengan cara penambahan larutan supernatan blanko dan o-toluidin. Sedangkan pada larutan standar dilakukan dengan cara penambahan larutan supernatan standar dan o-toluidin dan pada larutan uji 1 dan uji 2 ditambahkan larutan supernatan uji dan o-toluidin. Larutan-larutan tersebut dipanaskan tepat 8 menit dan didinginkan selama 20 menit. Selanjutnya semua larutan dibaca nilai absorbansinya pada panjang gelombang 625 nm.

You might also like