You are on page 1of 3

OPT KURANG PENTING TANAMAN KOPI: PATOGEN

I W. Mudita Minat Perlindungan Tanaman, Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian Undana Jl. Adicucipto, Penfui, Kupang, NTT A. Jamur Upas (Upasia salmonicolor (B. et Br.) Tjokr.) Nama dan Penyebab Penyakit. Jamur upas merupakan nama penyakit yang diebabkan oleh jamur Upasia salmonicolor (B. et Br.) Tjokr. Dalam bahasan Inggris penyakit ini disebut pink disease. Penyebab penyakit ini lebih dikenal dengan nama sinonimnya, yaitu Corticium salmonicolor (B. et Br.) Dast. Sinonim lain jamur ini adalah Erythricium salmonicolor (B. et Br.) Bursdall, C. javanicum Zimm., C. zimmermanni Sac. et Syd., C. calceum Ridley, dan Necator decretus Mass. (Semangun 2000). Bagian Tanaman yang Diserang serta Gejala dan Tanda Penyakit. Bagian tanaman yang mula-mula diserang adalah daerah percabangan atau sisi bawah cabang dan ranting. Pada permukaan cabang mula-mula terdapat benang-benang seperti perak dengan pola anyaman sarang laba-laba dan kulit di bawahnya masih sehat. Selanjutnya pada fase teleomorf jamur membentuk kerak merah jambu seperti warna ikan salmon dan kulit di bawahnya mulai membusuk. Daun-daun pada bagian ujung cabang layu mendadak sehingga mengering di pohon (tidak gugur) dan di bagian pangkal cabang tumbuh banyak tunas (Hindayana et al. 2002, Semangun 2000). Biologi dan Faktor yang Memperngaruhi Perkembangan Penyakit. Pada fase teleomorf jamur membentuk lapisan himenium yang berisi banyak basidium berbentuk gada dengan sterigma yang panjangnya 4-5 m. Basidiospora tidak berwarna, berbentuk buah per dengan ujung meruncing, berukuran 9-12 m x 6-7 m. Perkembangan penyakit memerlukan kelembaban udara yang tinggi sehingga penyakit banyak terdapat pada musim hujan di kebun yang pohon pelindungnya rapat. Jamur memencar dengan bantuan tiupan angin atau percikan air (Semangun 2000). Sebaran Penyakit di Wilayah Penelitian. Tanaman bergejala penyakit ini ditemukan sangat jarang terutama di daerah yang lembab di pegunungan dengan curah hujan yang tinggi. Penyakit ini terdapat di pusat-pusat produksi kopi lainnya di Indonesia (Semangun 2000). Pengendalian Penyakit. Pengendalian penyakit dilakukan dengan budidaya, yaitu pemangkasan pohon pelindung untuk mengurangi kelembaban kebun sehingga sinar matahari dapat masuk ke areal pertanaman kakao. Pengendalian secara mekanis dilakukan dengan memotong cabang/ranting sakit sampai 15 cm pada bagian yang masih sehat; diikuti dengan cara kimiawi dengan mengoleskan fungisida pada cabang yang benang/kerak jamurnya telah dibersihkan/dikeruk dan dengan cara fisik dengan membakar potongan cabang berpenyakit (Semangun 2000). B. Mati Pucuk Nama dan Penyebab Penyakit. Penyakit mati pucuk yang dalam bahasa Inggris disebut dieback disebabkan oleh jamur Rhizoctonia sp. yang menurut Semangun (2000) belum diidentifikasi sampai spesies. Di Amerika mati pucuk disebabkan oleh Rhizoctonia solani, Fusarium spp., atau Myrothecium roridum (Ingles et al. 2002). Bagian Tanaman yang Diserang serta Gejala dan Tanda Penyakit. Daun-daun menguning, gugur, diikuti dengan matinya ranting dan cabang. Pada batang tanaman muda, pada sisi yang mempunyai cabang pendek, terdapat jalur memanjang yang kulitnya

kurang atau tidak bergabus, dan kemudian batang membengkok ke arah cabang-cabang yang panjang. Pada batang tanaman dewasa, daun-daun tua menjadi agak suram, kadang-kadang menjadi agak cokelat merah jambu, terbentuk cabang-cabang pendek terbentuk berselisih di kiri dan kanan batang, tanaman mengering, dan pada bagian kayu terdapat bagian melintang berwarna coklat yang arahnya memanjang. Biologi dan Faktor yang Memperngaruhi Perkembangan Penyakit. Perkembangan jamur memerlukan suhu 25oC atau lebih rendah sehingga tidak berkembang di dataran rendah. Infeksi memerlukan curah hujan bulanan yang tinggi. Kopi tipe robusta lebih rentan daripada tipe arabika (Semangun 2000). Sebaran Penyakit di Wilayah Penelitian. Penyakit ini tidak ditemukan di wilayah penelitian diduga karena curah hujan bulanan yang pada umumnya rendah. Pengendalian Penyakit. Pengendalian secara fisik dilakukan dengan cara membakar bagian tanaman yang sakit setelah sebelumnya dipotong. Pengendalian penyakit pada tanaman di persemaian dilakukan secara kimiawi dengan penyemprotan fungisida. C. Penyakit Akar Nama dan Penyebab Penyakit. Penyakit akar yang terdapat pada tanaman kopi terdiri atas penyakit akar cokelat yang disebabkan oleh jamur Phelinus noxius (Corner) G.H. Cunn. sin. Fomes noxius Corner (Basidimycotina) dan penyakit akar hitam yang disebabkan oleh beberapa spesies jamur Rosellinia (Ascomycotina). Spesies Roselinia yang paling umum sebagai penyebab akar hitam di Indonesia adalah R. bunodes (B. et Br.) Sacc., sedangkan spesies lainnya, R. arcuata Petch merupakan penyebab akar hitam pada tanaman teh, R. pepo Pat. penyebab akar hitam di Papua Nugini, dan R. necatrix (Hart.) Berl. penyebab akar hitam di Brazil. Bagian Tanaman yang Diserang serta Gejala dan Tanda Penyakit. Daun tanaman menguning, layu, dan kemudian rontok. Cabang dan batang kemudian mengering dan tanaman mati. Akar tanaman yang mati karena penyakit akar cokelat berkerak oleh butir-butir tanah yang melekat sangat kuat pada miselium jamur berwarna cokelat tua sampai cokelat kehitaman dan bagian akar di dalamnya menjadi lunak dengan garis-garis cokelat gambir yang merupakan miselium jamur. Jamur akar cokelat membentuk badan buah keras berbentuk kuku kuda berwarna cokelat tua. Tanaman yang terserang jamur akar hitam biasanya mati secara mendadak. Di permukaan kulit akar terdapat miselium jamur berwarna hitam yang sering menyatu membentuk lapisan hitam. Bila kulit dikupas, di antara kulit dan kayu juga terdapat miselium jamur berwarna hitam. Pada permukaan bagian berkayu terdapat bintik-bintik hitam, Bila bagian berkeyu dibelah maka tampak jari-jari empulurnya dipenuhi oleh jamur berwarna hitam. Biologi dan Faktor yang Memperngaruhi Perkembangan Penyakit. Jamur akar coklat membentuk tubuh buah berupa basidiokarp, sedangkan jamur akar hitam membentuk tubuh buah berupa koremium dan peritisium. Basidiokarp jamur akar hutam berukuran panjang 26 cm, lebar 15 cm, dan tebal 1 cm, yang tersusun atas anyaman miselium berdinding tebal dan berdinding tipis. Basidiospora berbentuk bulat, tidak berwarna, dan bergaris tengah 5 m. Koremium terdiri atas hifa bercabang-cabang yang ujungnya membawa konidia memanjang, berukuran 4-6 m x 2 m, dan mudah lepas. Peritesium berbentuk bulat, berwarna hitam, berpermukaan kasar, bergaris tengah 0,15 cm, dengan ostiol menonjol atau tidak. Askus terdapat di dalam peritesium di antara parafisis, berukuran 400 m x 1215 m, dan berisi 8 askospora yang masing-masing berbentuk seperti kumparan,

berwarna hitam, berukuran 80-110 m x 7-12 m, berujung runcing, dan mempunyai ekor yang panjangnya dapat mencapai 25 m. Penularan penyakit akar cokelat terjadi secara lambat terutama melalui kontak akar, sedangkan pemularan penyakit akar hitam terjadi cepat melalui kotak akar dan rizomorf, selain juga konidia dan askospora. Sebaran Penyakit di Wilayah Penelitian. Penyakit akar pada tanaman kopi terdapat di pusat-pusat produksi kopi di Indonesia, tetapi tidak ditemukan di wilayah penelitian. Pengendalian Penyakit. Pengendalian secara mekanik dilakukan dengan menggali parit untuk menghambat penularan melalui rizomorf (jamur akar hitam). Pengendalian secara fisik dilakukan dengan membakar akar setelah dilakukan pembongkaran. Pengendalian secara budidaya dilakukan dengan membongkar tunggul tanaman yang menjadi inang alternatif dan menggunakan tanaman pelindung yang bukan merupakan inang alternatif. Pengendalian secara budidaya juga dilakukan dengan pemangkasan tanaman pelindung yang terlalu rapat. Daftar Pustaka Hindayana, D., D. Judawi, D. Priharyanto, G.C. Luther, J. Mangan, K. Untung, M. Sianturi, M. Warnodiharjo, P. Mundy, Riyatno 2002. Musuh Alami Hama dan Penyakit Tanaman Kakao. Edisi Kedua. Proyek Pengendalian Hama Terpadu Perkebunan Rakyat, Direktorat Perlindungan Perkebunan, Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan, Departemen Pertanian, Jakarta. Ingls, M.M., W. Almodvar, H. OFarrill, & A.N Alvarado-Ortiz 2002. Crop Profile for Coffee in Puerto Rico. Website: Semangun, H. 2000. Penyakit-penyakit Tanaman Perkebunan di Indonesia. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

You might also like