You are on page 1of 7

FORMULIR TELAAH JURNAL Judul Penulis Publikasi Penelaah Tanggal telaah Maximum tolerated volume in drinking tests with

water and a nutritional beverage for the diagnosis of functional dyspepsia Aldo Montao-Loza, Max Schmulson, Sergio Zepeda-Gmez, Jose Maria Remes-Troche, Miguel Angel Valdovinos-Diaz The WJG Press and Elsevier Inc. Puspa Antika, Nida Najibah Hanum, M. Dadan Kurniawan, Angga Maulana I., Syara Sofiati. 19 Maret 2012

I. DESKRIPSI JURNAL Uraian Deskripsi Jurnal Belakangan ini, test meminum air atau minuman nutrisi telah menjadi rujukan sebagai alat diagnostik untuk dispepsia fungsional (FD), oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah tes ini dapat membedakan antara pasien dispepsia fungsional dan kontrol pada sebuah populasi masyarakat meksiko. Hasil dari penilitian ini mununjukkan bahwa tes ini dapat membedakan antara pasien dispepsia fungsional dengan subjek sehat pada meksiko dengan sensitifitas dan spesifisitas yang tinggi. Tes ini juga dapat digunakan sebagai pendekatan diagnosis yang objektif, noninfasiv dan aman untuk pasien dispepsia fungsional.

II. TELAAH JURNAL A. Validitas Seleksi Komponen Validitas Seleksi 1. Metode pengambilan sample 2. Participation Rate 3. Pemilihan kelompok pembanding 4. Kriteria seleksi: inklusi dan eksklusi 5. Metode alokasi subjek, dan concealment 6. Angka drop out 7. Jenis analisis: Intention to treat atau perprotocol analysis Uraian Validitas Seleksi 1. Metode pengambilan sampel Metode pegambilan sampel yang memenuhi validitas seleksi adalah dilakukan dengan cara random. Namun pada penelitian ini metode pengambilan sampel dengan cara konsekutif, yang merupakan alternative nonrandom yang terbaik.

Kekurangan metode pengambilan sampel penelitian ini yaitu penulis tidak menjelaskan alasan penelitian ini tidak menggunakan metode random. 2. Participation Rate Semakin tinggi participation rate, maka semakin tinggi pula level validitas interna penelitian. Dalam penelitian ini, subjek yang ikut serta dalam penelitian sesuai dengan subjek yang diharapkan ikut serta dalam penelitian, dengan demikian berarti participation rate penelitian ini tinggi. 3. Kriteria seleksi Kriteria inklusi, dan eksklusi. Kriteria inklusi pada jurnal ini yaitu: pasien dengan dispepsia fungsional yang memenuhi Rome II, kriteria (nyeri atau rasa tidak enak abdomen terpusat pada abdomen bagian atas) minimal untuk 12 minggu, tidak perlu berurutan, pada 10 bulan terakhir, dengan pemeriksaan endoskopik gastrointestinal bagian atas yang normal dan tanpa penyakit sistemik lain, yang menkonsultasikan di Functional Bowel Disorders and Motility Clinic. Endoskopi bagian atas dilakukan 3 bulan sebelum studi. Pasien menunda pengobatan H2 blockers, proton pump inhibitors, antacids, prokinetics atau visceral analgesics selama 1 minggu sebelum protokol. Kriteria eksklusi. Pada jurnal ini tidak tercantum kriteria eksklusi. Dengan demikian komponen kriteria seleksi pada penelitian ini tidak lengkap. 4. Pemilihan kelompok pembanding Kelompok pembanding atau control dalam penelitian ini memenuhi kriteria antara lain: Dua puluh orang sehat yang telah dicocokan dengan jenis kelamin dan usia sampel (5 tahun), tanpa gejala pencernaan dan tidak memenuhi kriteria Rome II criteria untuk FD, dan tidak memiliki penyakit sistemik, tidak pernah mengalami pembedahan, erosi, atau ulserasi gastrointestinal yang terlihat pada pemeriksaan upper endoscopic atau gambaran radiologis lain, dan tidak sedang menjalani pengobatan. Pemilihan kriteria kontrol pada penelitian ini cukup tepat dan sesuai dengan kriteria inklusi sampel. 5. Metode alokasi subjek Secara teori terdapat dua jenis random yang biasanya dilakukan yakni simple random sampling (SRS) dan randomisasi blok, sedangkan concealment merupakan teknik lain yang dapat meningkatkan kualitas suatu hasil uji klinis. Kriteria memenuhi validitas seleksi adalah alokasi sampel yang digunakan adalah dengan cara random dan dilakukan dengan metode concealment.

Dalam penelitian ini tidak tertulis mengenai alokasi subjek maupun concealment. Hal ini menunjukan penelitian di tidak memenuhi validitas seleksi pada komponen ini. 6. Angka drop out. Angka drop out pada penelitian ini adalah 0, karena tidak ada drop out. Angka drop out rendah berarti memenuhi validitas seleksi. 7. Jenis analisis: Intention to treat (ITT) atau perprotocol analysis Pada analisis perprotokol subjek yang dianalisis adalah subjek yang mengikuti protokol secara penuh, sedangkan pada analisis ITT, subjek yang dianalisis adalah semua subjek penelitian yang telah mengikuti penelitian yang ditandai oleh proses randomisasi. Pada penelitian ini jenis analisis yang digunakan adalah analisis perprotokol.

Kesimpulan Validitas Seleksi Pada penelitian ini tidak semua komponen memenuhi validitas seleksi. Komponen yang memenuhi validitas seleksi yaitu kriteria inklusi, participation rate, pemilihan kelompok pembanding, angka drop out. Jenis analisis yang digunakan yang lebih memenuhi validitas adalah Intention to treat (ITT), namun karena penelitian ini tidak menggunakan randomisasi analisi yang digunakan adalah analisis perprotokol. B. Validitas Pengontrolan Perancu Validitas pengontrolan perancu dapat dilakukan dengan cara : Pengontrolan perancu pada tahap desain dengan cara restriksi Pengontrolan perancu pada tahap desain dengan cara randomisasi Pengontrolan perancu pada tahap desain dengan matching. Pengontrolan perancu pada saat analisis (bila diperlukan) Uraian Validitas Pengontrolan Perancu Pada penelitian ini dilakukan pengontrolan perancu dengan metode restriksi dan matching dengan kontrol. Pengontrolan perancu pada tahap desain dengan cara restriksi dapat dilakukan dengan membatasi subjek penelitian, sehingga subjek penelitian menjadi homogen. Pengontrolan perancu pada penelitian ini dapat dilihat kriteria inklusi subjek penelitian. Selain itu, pengontrolan variable perancu dengan cara matching dapat dilakukan pada metode pengambilan sampel dan pada desain. Kontrol dimatch berdasarkan jenis kelamin dan usia dengan sampel.

Kesimpulan Validitas Pengontrolan Perancu Pengontrolan perancu pada penelitian ini sudah dilakukan dengan metode restriksi berupa kriteria inklusi dan matching control dengan sampel, sehingga penelitian ini telah cukup memenuhi validitas pengontrolan perancu. C. Validitas Informasi Komponen Validitas Informasi 1. Blinding (penyamaran) 2. Komponen pengukuran variabel penelitian (kualifikasi pengukur, kualifikasi alat ukur, kualifikasi cara pengukuran, kualifikasi tempat pengukuran) Uraian Validitas Informasi

Kesimpulan Validitas Informasi

D. Validitas Analisis Komponen Validitas Analisis 1. Analisis terhadap baseline data 2. Analisis dan interpretasi terhadap hasil utama dan hasil tambahan 3. Bila dilakukan analisis interim, jelas stopping rule-nya 4. Dilakukan analisis lanjutan bila baseline data tidak sama Uraian Validitas Analisis

Kesimpulan Validitas Analisis

E. Validitas Interna Kausal Komponen Validitas Interna Kausal 1. Temporality

2. Spesifikasi 3. Kekuatan hubungan 4. Dosis respons 5. Konsistensi internal 6. Konsistensi eksternal 7. Biological plausibility Uraian Validitas Interna Kausal

Kesimpulan Validitas Interna Kausal

F. Validitas Eksterna Komponen Validitas Eksterna 1. Validitas eksterna 1 Besar sampel Participation rate 2. Validitas eksterna 2 Validitas eksterna 1 Logika akademis untuk generalisasi penelitian Uraian Validitas Eksterna

Kesimpulan Validitas Eksterna

G. Importancy Komponen Importancy 1. Perbandingan effek size yang diperoleh dengan effek size yang diharapkan oleh pembaca

2. Bila outcome kategorik: nilai relative risk (RR), relative risk reduction (RRR), absolute risk reduction (ARR), number needed to treat (NNT), dan cost analysis

Uraian Importancy

Kesimpulan Importancy

H. Applicability Komponen Applicability 1. Transportability 2. Kemampuan pelayanan, ekonomi, dan sosial budaya Uraian Applicability

Kesimpulan Applicability

III. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Penelitian ini mempunyai validitas yg baik. Penelitian ini juga memenuhi kriteria importancy dan applicability. A drinking test with water or a nutritional beverage can discriminate between FD patients and healthy subjects in Mexico, with high sensitivity and specificity. These tests could be used as objective, noninvasive, and safe diagnostic approaches for FD patients.

Saran

You might also like