You are on page 1of 5

IDEOLOGI NEGARA 2.1 Pengertian Ideologi Istilah ideologi terbentuk dari kata idea dan logos.

Idea berasal dari bahasa Yunani, ideos yang artinya bentuk atau idein yang berarti melihat. Kata ideaberarti gagasan, ide, cita-cita atau konsep. Sedangkan logos berarti ilmu. Jadi, secara harfiah ideologi berarti ilmu pengetahuan tentang ide-ide (the science if ideas). Berikut ini beberapa pengetahuan tentang ideologi dari para ahli : a. Soerjanto Poespowaedojo Ideologi dapat dirumuskan sebagai kompleks pengetahuan dan nilai yang secara keseluruhan menjadi landasan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami jagat raya, bumi, dan seisinya serta menentukan sikap dasar untuk mengolahnya. b. M. Sastrapratedja Ideologi adalah seperangkat gagasan atau pemikiran yang berorientasi pada tindakan yang diorganisir dalam suatu sistem yang teratur. c. A.T. Soegito Ideology adalah serangkaian pemikiran yang berkaitan dengan tertib sosial dan politik yang ada,serta berupaya untuk mengubah serta mempertahankan tertib sosial politik yang bersangkutan. d. Ramlan Surbakti Ideologi dilukiskan sebagai seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama yang dirumuskan dalam bentuk tujuan yang hendak dicapai dan cara cara yang digunakan untuk mencapai tujuan itu. e. Fransn Magnis Suseno Ideologi dapat dibedakan dalam dua pengertian, yaitu : 1) Ideologi dalam pengertian luas Ideologi berarti segala kelompok cita-cita luhur, nilai nilai dasar, dan keyakinan keyakinan yang mau dijunjung tinggi sebagai pedoman normative. Ideologi dalam arti luas ini selanjutnya dikatakan sebagai ideology terbuka. 2) Ideologi dalam pengertian sempit Ideologi adalah gagasan atau teori yang menyeluruh tentang makna hidup dan nilai-nilai yang akan menentukan dengan mutlak bagaimana manusia harus hidup dan bertindak. Ideologi dalam arti sempit selanjutnya disebut sebagai ideologi tertutup. 2.2 Unsur Ideologi Menurut M. Sastraprated, ideologi sebagai seperangkat gagasan mengandung tiga unsure, yaitu: a. Berisi penafsiran atau pemahaman terhadap suatu kenyataan, artinya orang atau masyarakat dapat membuat penafsiran tentang keadaan berdasar ideologi. b. Berisi nilai-nilai yang dianggap baik dan diterima oleh masyarakat sebagai pedoman bertindak, artinya masyarakat dapat berbuat berdasarkan nilai yang dianggap baik. c. Memuat suatu orientasi tindakan, artinya ideologi merupakan suatu pedoman kegiatan untuk melaksanakan nilai nilai yang terkandung di dalamnya. 2.3 Manfaat Ideologi bagi Suatu Bangsa Dalam kehidupan suatu bangsa, adanya ideologi sangat dperlukan. Dengan ideologi, suatu bangsa akan : 1. Mampu memandang persoalan persoalan yang dihadapinya dan menentukan arah serta cara bagaimana bangsa itu memecahkan persoalan persoalan yang dihadapi sehingga tidak terombang ambing dalam

menghadapi persoalan persoalan besar, baik yang berasal dari dalam masyarakat sendiri maupun dari luar ; 2. Memilki pegangan dan pedoman bagaimana ia memecahkan masalah masalah politik, ekonomi, sosial dan budaya; 3. Mempunyai pedoman bagaimana bangsa itu membangun dirinya. Berdasarkan pada kemanfaatan tersebut maka ideologi dalam suatu masyarakat memiliki fungsi sebagai berikut : 1. Sebagai tujuan atau cita-cita yang hendak dicapai bersama oleh suatu masyarakat. 2. Sebagai sarana pemersatu masyarakat. 2.4 Pancasila sebagai Ideologi Bangsa Indonesia Indonesia sebagai sebuah bangsa tentu juga membutuhkan ideologi nasional. Di dalam ideologi nasional itu tercantum seperangkat nilai yang dianggap baik dan cocok bagi masyarakat Indonesia. Nilai nilai itu diterima dan diakui serta menjadi tujuan mulia dari bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia sudah sepakat bahwa nilai nilai itu adalah nilai nilai yang terkandung dalam Pancasila. Pancasila adalah ideologi nasional dari bangsa Indonesia. 1. Pengertian Pancasila Pancasila adalah nama dari dasar Negara Republik Indonesia. Berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu panca berarti lima dan syila yang artinya alas, dasar. Sedangkan kata syila artinya peraturan tentang tingkah laku yang baik. Panca Syila artinya dasar yang memiliki lima unsur. Kata Panca Syila berarti peraturan tingkah laku baik yang jumlahnya lima. Istilah Panca Syila atau Panca Syilla telah dikenal sejak zaman Majapahit pada abad ke-14, yang terdapat dalam buku Negarakertagama karangan Empu Prapanca dan dalam buku Sutasomakarangan Empu Tantular. Menurut sejarahnya, istilah Pancasila dicetuskan pertama kali oleh Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 di depan sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI). Pada waktu itu ketua BPUPKI, dr.Radjiman Widiodiningrat, menanyakan kepada para peserta sidang Apa dasar negara Indonesia merdeka di kelak kemudian hari? di antara peserta sidang, Soekarno menjawab dengan mengajukan lima prinsip dasar negara yang dinamakan Pancasila. Rumusan Pancasila yang diusulkan Soekarno adalah sebagai berikut ; 1. Nasionalisme atau kebangsaan Indonesia 2. Internasionalisme atau kemanusiaan 3. Mufakat atau demokrasi 4. Kesejahteraan sosial 5. Ketuhanan Yang Maha Esa Selanjutnya pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) bersidang menghasilkan putusan sebagai berikut ; a. Mengangkat Soekarno sebagai presiden dan Moh Hatta sebagai wakil presiden; b. Menetapkan UUD dan Pembukaan UUD sebagai konstitusi negara; c. Membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP). Salah satu hasil sidang PPKI tersebut adalah menetapkan UUD Negara Republik Indonesia yang di kemudian di kenal dengan nama UUD 1945. Pancasila sebagai dasar negara terdapat dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV. 2. Landasan Hukum Pancasila sebagai Ideologi Nasional Indonesia

Kedudukan Pancasila sebagai ideology bangsa tercantum dalam ketetapan MPR No.XVIII/MPR/1998 tentang Pencabutan Ketetapan MPR RI No. II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamatan Pancasila (Eka Prasetya Pancakarsa) dan penetapan tentang penegasan Pancasila sebagai dasar negara. Berdasarkan pada ketetapan MPR tersebut, secara jelas menyatakan bahwa kedudukan Pancasila dalam kehidupan bernegara Indonesia adalah sebagai: a. Dasar Negara Adapun makna Pancasila sebagai dasar negara sebagai berikut: 1) Sebagai dasar menegara atau pedoman untuk menata negara merdeka Indonesia. Arti menegara adalah menunjukkan sifat aktif daripada sekedar bernegara; 2) Sebagai dasar untuk aktivitas negara. Diartikan bahwa aktivitas dan pembangunan yang dilaksanakan negara berdasarkan peraturan perundangan yang merupakan penjabaran dari prinsip prinsip yang terkandung dalam Pancasila dan UUD 1945; 3) Sebagai dasar perhubungan anatar warga negara yang satu dengan warga negara yang lainnya. Diartikan bahwa penerimaan Pancasila oleh masyarakat yang berbeda beda latar belakangnya menjalin interaksi dan bekerja sama dengan baik. b. Ideologi Nasional Ideologi nasional mengandung makna ideologi yang memuat cita-cita tujuan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pancasila merupakan ideologi yang terbuka, bukan ideologi tertutup. Pancasila memenuhi syarat sebagai ideologi terbuka karena: (1) Nilai-nilai Pancasila bersumber dari bangsa Indonesia sendiri. (2) Nilai-nilai dari Pancasila tidak bersifat operasional dan langsung dapat diterapkan dalam kehidupan. Menurut Dr. Alfian, seorang ahli politik Indonesia, Pancasila memenuhi syarat sebagai ideologi terbuka yang sifatnya luwes dan tahan terhadap perubahan zaman karena di dalamnya memnuhi tiga dimensi ideologi, yaitu : 1) Dimensi Realitas Nilai nilai ideologi itu bersumber dari nilai-nilai yang riil hidup di dalam masyarakat Indonesia. Kelima nilai dasar Pancasila itu kita temukan dalam suasana atau pengalaman kehidupan masyarakat bangsa kita yang bersifat kekluargaan, kegotong-royongan atau kebersamaan. 2) Dimensi Idealitas Suatu ideologi perlu mengandung cita-cita yang ingin dicapai dalam berbagai bidang kehidupan. Nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi Pancasila merupakan nilai-nilai yang di cita-citakan dan ingin diwujudkan. 3) Dimensi Fleksibilitas Nilai dasar Pancasila adalah fleksibel karena dapat dikembangkan dan disesuaikan dengan tuntutan perubahan. 3. Nilai nilai yang Terkandung dalam Pancasila a. Pengertian Nilai Nilai atau value berarti harga, guna. Nilai pada hakikatnya merupakan sesuatu yang berharga, berguna. Nilai dalam bidang filsafat menunjuk pada kata benda asbtrak yang artinya keberhargaan dan kebaikan. Sesuatu itu bernilai, berarti sesuatu itu berguna, berharga, bermanfaat atau penting bagi kehidupan manusia.

Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak bias lepas dari nilai. Nilai akan selalu berada di sekitar manusia dan melingkupi kehidupan manusia dalam segala bidang. Nilai amat banyak dan selalu berkembang. Adapun tingkatan nilai ada tiga, yaitu : 1) Nilai Dasar, yaitu asas-asas yang kita terima sebagai dalil yang bersifat sedikit banyak mutlak. Kita menerima nilai dasar itu sebagai sesuatu yang benar dan tidak perlu dipertanyakan lagi. Semangat kekeluargaan kita sebut nilai dasar, sifatnya mutlak dan tidak berubah lagi. 2) Nilai Instrumental, yaitu pelaksanaan umum dari nilai dasar. Umumnya berbentuk norma sosial dan norma hukum yang selanjutnya akan terkristalisasi dalam peraturan dan mekanisme lembaga-lembaga negara. 3) Nilai Praktis, yaitu nilai yang sesungguhnya kita laksanakan dalam kenyataan. Nilai praktis sesungguhnya menjadi batu ujian apakah nilai dasar dan nilai instrumental itu benar-benar hidup dalam masyarakat. b. Nilai nilai Dasar yang Terkandung dalam Ideologi Pancasila Adapun makna dari masing masing nilai Pancasila adalah sebagai berikut: 1. Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, ,mengandung arti adanya pengkuan dan keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pencipta alam semesta. Nilai ini menyatakan bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius bukan bangsa yang ateis. 2. Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, mengandung arti kesadaran sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mastinya. 3. Nilai Persatuan Indonesia, mengandung makna usaha keras bersatu dalam kebulatan rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Persatuan Indonesia sekaligus mengakui dan menghargai sepenuhnya terhadap keanekaragaman yang dimiliki Indonesia. 4. Nilai Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan, mengandung makna suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga perwakilan. Berdasarkan nilai ini maka diakui paham demokrasi yang lebih mengutamakan pengambilan keputusan melalui musyawarah mufakat. 5. Nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, mengandung makna sebagai dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia yang adil dan makmur secara lahiriah maupun batiniah. Berdasarkan pada nilai ini maka keadilan adalah nilai yang amat mendasar yang diharapkan oleh seluruh bangsa. BAB III UPAYA MEMPERTAHANKAN IDEOLOGI PANCASILA Pada era reformasi ini, rakyat Indonesia banyak mendapatkan kemerdekaan dan kebebasan untuk ikut berpartisipasi dalam penyelenggaraan negara. Rakyat tidak hanya menjadi objek yang selalu harus menuruti keinginan penguasa. Sekarang rakyat Indonesia berdaulat di negara Indonesia. Ini sesuai dengan prinsip negara yang berkedaulat rakyat atau demokrasi. Sebagai ideologi bangsa, Pancasila telah diterima sebagai kesepakatan seluruh masyarakat sehingga Pancasila dapat mempersatukan bangsa. Nilai-nilai Pancasila diakui berisikan cita-cita luhur bangsa. Oleh karena itu, kita sebagai warga bangsa dan warga negara berkewajiban mempertahankan Pancasila sebagai ideology nasional. Tindakan yang harus kita kembangkan dalam mempertahankan Pancasila sebagai ideologi negara kita, antara lain:

a. Mempelajari Pancasila secara benar sehingga menerima kebenarannya; b. Mewujudkan nilai-nilai Pancasil dalam kehidupan sehari-hari dengan cara mentaati norma-norma yang berlaku; c. Menjaga kemurniaan Pancasila dengan tetap terbuka terhadap nilai-nilai baru; d. Melawan berbagai ancaman, baik yang dating dari dalam maupun dari luar yang berusaha merongrong ideologi bangsa; e. Mengakui dan menghargai keanekaragaman bangsa; f. Mengutamakan kepentingan bangsa dan negara; g. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa; h. Mengawasi penyelenggara negara agar tidak berkuasa secara mutlak dan absolute; i. Taat dan tunduk pada peraturan perundang-undangan yang telah disepakati.

You might also like