You are on page 1of 11

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Segera setelah lahir, bayi baru lahir dari keadaan yang sangat tergantung menjadi mandiri secara fisiologis. Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula berada dalam lingkungan interna (dalam kandungan ibu) yang hangat dan segala kebutuhannya terpenuhi (O2 dan nutrisi) ke lingkungan eksterna (diluar kandungan ibu) yang dingin dan segera kebutuhannya memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhinya. Saat ini bayi tersebut harus mendapat oksigen melalui sistem sirkulasi pernafasannya sendiri yang baru, mendapatkan nutrisi oral untuk

mempertahankan kadar gula yang cukup, mengatur suhu tubuh dan melawan setiap penyakit. Periode adaptasi terhadap kehidupan di luar rahim disebut periode transisi. Periode ini berlangsung hingga 1 bulan atau lebih setelah kelahiran untuk beberapa sistem tubuh. Transisi yang paling nyata dan cepat terjadi adalah pada sistem pernafasan dan sirkulasi, sistem termoregulasi, dan dalam kemampuan mengambil serta menggunakan glukosa. (Sarwono Prawirohardjo, 2002; 246). Bayi baru lahir normal pada masa transisi mempunyai periode yang paling kritis dalam proses tumbuh kembang. Masa transisi BBL ini dibagi dalam periode, yaitu reaktifitas satu dan periode reaktifitas dua. Dalam reaktifitas satu biasanya berlangsung 30 menit setelah bayi baru lahir. Bayi akan menangis keras, dapat menghisap jari tangan

dengan rakus dan pandangan terhadap lingkungan sangat tajam. Pada saat ini kemampuan menghisap bayi sangat tinggi sebaiknya ditekankan pada ibu. Pada saat ini kemampuan menghisap bayi sangat tinggi sebaiknya ditekankan pada ibu. Pada periode reaktifitas dua akan berlangsung 2 5 jam setelah bayi baru lahir dimulai setelah bayi tidur Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator yang lazim digunakan untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat, baik pada tingkat provinsi maupun nasional. Selain itu, program-program kesehatan di Indonesia banyak yang menitikberatkan pada upaya penurunan AKB. AKB menunjukkan banyaknya bayi yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Berdasarkan penelitian Lembaga Kesehatan Dunia World Health

Organization (WHO) memperkirakan diseluruh dunia terdapat kematian bayi pada khususnya neonatus sebesar 10 juta jiwa per tahun. Kematian bayi terjadi terutama di negara berkembang sebesar 99%. Kesehatan bayi cenderung kurang mendapat perhatian dibandingkan umur-umur lainnya. Menurut hasil berbagai survei, tinggi rendahnya Angka Kematian Bayi (AKB) disuatu Negara dapat dilihat dari kemampuan untuk memberikan pelayanan obstetric yang bermutu dan menyaluruh.Dari hasil survei yang dilakukan AKB telah menunjukkan penurunan dari waktu ke waktu, namun demikian upaya untuk mewujudkan target tujuan pembangunan millenium masih membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus menerus. Upaya menurunkan AKB, Departemen Kesehatan menargetkan Angka Kematian

Bayi (AKB) menjadi 35/1000 kelahiran hidup pada tahun 2010. Sedangkan penyebab kematian neonatal karena BBLR 29%, asfiksia 27%, masalah pemberian minum 10%, tetanus 10%, gangguan hematologi 6%, infeksi 5% dan lain-lain 13%. Dewasa ini AKB di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2010, AKB di Indonesia 34 per 1.000.

(www.artikelsehat.com). Angka Kematian Bayi di Jawa Timur di tahun 2010 menurun. Untuk kematian bayi berdasarkan data Dinas Kesehatan tahun 2009, sebanyak 854 ribu kematian atau sekitar 35 persen 1.000 bayi meninggal per tahun. Angka ini menurun menjadi 32,8 persen di tahun 2009 atau 246 ribu bayi meninggal. Tahun 2014, angka kematian bayi ditarget turun 26 persen. (Dinas Komunikasi dan Informatika Prov. Jatim). Di Ngawi, Dalam beberapa tahun terakhir AKB telah banyak mengalami penurunan yang cukup besar, AKB menurut hasil Suskesnas/Susenas Kabupaten Ngawi tidak bisa menyebutkan Angka Kematian Bayi (AKB) tahun 2008 karena jumlah bayi kurang dari 100.000 maka diganti dengan jumlah Lahir Mati Bayi 59 orang. Berdasarkan data dari BPS Ny. N, Amd. Keb. Desa Sumber Bening, Ngawi. Bayi baru lahir tahun 2011 pada bulan Januari-Desember didapatkan 68 bayi lahir. Dimana bayi baru lahir fisiologis sejumlah 68 bayi (100%),. Dan tahun 2012 pada bulan Januari-Februari didapatkan 10 bayi lahir. Dimana bayi baru lahir fisiologis sejumlah 10 bayi (100%). (Data BPS Ny. N, Amd. Keb. Desa Sumber Bening, Ngawi, 2011-2012)

Satu minggu pertama dari kelahiran adalah masa paling kritis bagi seorang bayi. Dimana tidak semua bayi dapat beradaptasi dengan baik setelah dilahirkan, bahkan banyak yang meninggal akibat kegagalan penyesuaian terhadap kehidupan ekstrauterin. Kegagalan itu disebabkan oleh keadaan seperti asfiksia, prematuritas dan gangguan persalinan. Besarnya angka kesakitan dan kematian neonatus mencerminkan besarnya masalah kegagalan penyesuaian kehidupan bayi baru lahir. Tingginya Angka Kematian Bayi (AKB) menunjukkan rendahnya kualitas perawatan selama masa kehamilan, saat persalinan dan masa nifas, status gizi dan penyakit infeksi. Kurang baiknya penanganan bayi baru lahir yang lahir sehat akan menyebabkan kelainan-kelainan yang dapat mengakibatkan cacat seumur hidup, bahkan kematian. Misalnya sebagai akibat hipotermi pada bayi baru lahir dapat terjadi cold stress yang selanjutnya dapat menyebabkan hipoksemia atau hipoglikemia dan mengakibatkan kerusakan otak. Akibat kelanjutanya adalah perdarahan otak, syok, beberapa bagian tubuh mengeras, dan keterlambatan tumbuh kembang, kurang baiknya pembersihan jalan nafas waktu lahir dapat menyebabkan masuknya cairan lambung ke dalam paru-paru yang mengakibatkan kesulitan pernafasan, kekurangan zat asam dan apabila hal ini berlangsung terlalu lama dapat menimbulkan perdarahan otak, kerusakan otak dan kemudian keterlambatan tumbuh kembang. (http://www.scribd.com/askeb-bayi-baru-lahir-normal)

Ada banyak faktor yang mempengaruhi tingkat AKB tetapi tidak mudah untuk menemukan faktor yang paling dominan. Tersedianya berbagai fasilitas atau faktor aksesibilitas dan pelayanan kesehatan dari tenaga medis yang terampil, serta kesediaan masyarakat untuk merubah kehidupan tradisional ke norma kehidupan modern dalam bidang kesehatan merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap tingkat AKB. Menurut AKB dalam beberapa waktu terakhir memberi gambaran adanyan peningkatan dalam kualitas hidup dan pelayanan masyarakat. (http://www.depkes.go.id/downloads/profil/kab%20ngawi%202008.pdf) Upaya penurunan AKB harus difokuskan pada Tujuan Jaminan Persalinan yaitu meningkatnya akses terhadap pelayanan persalinan yang dilakukan oleh dokter atau bidan dalam rangka menurunkan AKB (Angka Kematian Bayi) melalui jaminan pembiayaan untuk pelayanan persalinan. Sasaran Anak balita merupakan salah satu populasi paling beresiko terkena bermacam gangguan kesehatan (kesakitan dan kematian). Dalam mencapai upaya percepatan penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) maka salah satu upaya promotif dan preventif yang mulai gencar dilakukan adalah Kelas ibu balita.

(www.artikelsehat.com). Untuk mencapai target di bidang kesehatan, dibutuhkan kerja keras dari seluruh pihak. Kerjasama lintas sektor dan aksi nyata dari pemerintah daerah berupa anggaran, sumber daya manusia dan teknologi untuk menurunkan AKB. Misalnya dengan cara menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat, meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, meningkatkan sistem surveilens, monitoring dan informasi kesehatan melalui Puskesmas

dan Posyandu, meningkatkan pembiayaan kesehatan dan pembangunan kesehatan. (www.jawatengah.go.id.com/dinkes/new/SPM). Berdasarkan hal tersebut diatas maka penulis tertarik menyusun Karya Tulis Ilmiah dengan judul Asuhan Kebidanan Pada By. Ny. S NCB umur 7 jam di BPS Ny. N, Amd. Keb. Desa Sumber Bening, Ngawi dengan menggunakan manajemen kebidanan SOAP.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan pada latar belakang dan kenyataan ada maka dapat dirumuskan masalah yaitu Bagaimana Melaksanakan Asuhan Kebidanan Pada By. Ny. S NCB Umur 7 Jam Fisiologis ?

1.3 Tujuan Penulisan 1.3.1 Tujuan Umum Agar penulis mendapatkan pengalaman nyata serta mampu menerapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah kedalam proses asuhan kebidanan yang komprehensif sesuai dengan

manajemen kebidanan SOAP pada bayi baru lahir. 1.3.2 Tujuan Khusus Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan pada By. Ny. S NCB Umur 7 Jam Fisiologis di BPS Ny. N, Amd. Keb. Desa Sumber Bening, Ngawi diharapkan mahasiswa mampu :

1. Melaksanakan pengkajian data subyektif By. Ny. S NCB Umur 7 Jam Fisiologis 2. Melaksanakan pengkajian data obyektif By. Ny. S NCB Umur 7 Jam Fisiologis 3. Melaksanakan assasment By. Ny. S NCB Umur 7 Jam Fisiologis 4. Melaksanakan pelaksanaan By. Ny. S NCB Umur 7 Jam Fisiologis

1.4 Manfaat Penulisan Manfaat penulisan adalah kegunaan dari hasil karya tulis ilmiah nanti baik bagi kepentingan pengembangan program maupun kepentingan ilmu pengetahuan. 1.4.1 Manfaat Teoritis Dengan melakukan penelitian ini maka diharapkan melihat sejauh mana kejadian bayi baru lahir di masyarakat, klien khususnya pada BPS berdasarkan landasan teori. 1. Untuk mengetahui tentang bayi NCB lebih mendalam, sebagai tolak ukur pelaksanaan asuhan kebidanan yang berisikan tentang, definisi NCB, etiologi, patofisiologi, klasifikasi, diagnosa, diagnosa banding, komplikasi, penatalaksanaan medis, perawatan dan pencegahan.

2. Dapat menjelaskan tentang langkah di dalam proses asuhan kebidanan guna mengevaluasi kemampuan, menilai efektifitas, efisiensi dari asuhan kebidanan yang diberikan sebagai umpan balik untuk memperbaiki atau menyusun langkah baru yang meliputi pengkajian data subyektif, pengkajian data obyektif, assasment, pelaksanaan. 1.4.2 Manfaat Praktis 1. Bagi lahan praktek Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan agar lebih meningkatkan ketrampilan dalam memberikan asuhan kebidanan khususnya bayi NCB. 2. Bagi instansi pendidikan Memberikan tambahan sumber kepustakaan dan pengetahuan tentang asuhan kebidanan pada bayi NCB. 3. Bagi peneliti Mendapatkan pengalaman nyata serta dapat menerapkan apa yang telah didapat dalam perkuliahan dengan kasus nyata dalam melaksanakan asuhan kebidanan. 4. Bagi klien Diharapkan klien dapat tambahan ilmu tentang perawatan sesuai asuhan kebidanan pada bayi NCB.

1.5 Metode Penulisan Dan Tehnik Pengumpulan Data 1.5.1 Metode Penulisan Metode penulisan yang digunakan penulis dalam penulisan karya tulis ilmiah adalah secara deskriptif yaitu metode penulisan dengan mengumpulkan data sebanyak-banyaknya mengenai faktorfaktor yang merupakan pendukung terhadap kualitas data,

menganalisa dan kemudian di tulis dalam bentuk narasi (Nazir, Muhammad. 2005 : 47) yang dibuat berdasarkan keadaan situasi yang nyata dengan tujuan pemecahan masalah. 1.5.2 Tehnik Pengumpulan Data Adapun tehnik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut : 1. Wawancara Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara mewawancarai langsung responden yang diteliti, metode ini memberikan hasil secara langsung. Metode dapat dilakukan apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden secara mendalam serta jumlah responden sedikit. (Hidayat, Aziz Alimul. 2007 : 100). 2. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan atau pengkajian fisik dalam keperawatan

dipergunakan untuk memperoleh data obyektif dari riwayat keperawatan klien. Pemeriksaan fisik sebaiknya dilaksanakan bersamaan dengan wawancara. Fokus pengkajian fisik yang

dilakukan adalah pada kemampuan fungsional klien. (Nursalam, 2001 : 30). 3. Observasi Observasi merupakan cara pengumpulan data dengan mengadakan secara langsung kepada responden penelitian untuk mencari perubahan atau hal-hal yang akan diteliti. (Hidayat, Aziz Alimul. 2007 : 99). 4. Studi dokumentasi Suatu cara untuk memperoleh data dengan melihat data yang sudah ada dalam status klien, catatan medik dan penunjang lainnya. (Didik Budijanto, 2007). 5. Studi kepustakaan Yaitu pengumpulan data dengan jalan mengambil literatur dari buku-buku serta makalah-makalah yang ada hubungannya dengan bayi baru lahir normal cukup bulan. (Didik Budijanto, 2007).

1.6 Tempat Dan Waktu Tempat dan waktu pengumpulan pelaksanaan Asuhan Kebidanan dilakukan di BPS Ny. N, Amd. Keb. Desa Sumber Bening, Ngawi pada tanggal 24 Februari 2012.

1.7 Sistematika Penulisan Karya Tulis ini disusun secara sistematis menjadi lima bab dengan susunan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan tehnik pengumpulan data, tempat dan waktu serta sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka meliputi konsep dasar Neonatus Cukup Bulan (NCB) dan konsep dasar asuhan kebidanan SOAP pada NCB Umur 7 Jam. BAB III TINJAUAN KASUS Tinjauan kasus meliputi : pengkajian data subyektif, pengkajian data obyektif, analisa dan pelaksanaan. BAB IV PEMBAHASAN Pembahasan berisi tentang kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus. BAB V PENUTUP Penutup meliputi kesimpulan dan saran. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

You might also like