You are on page 1of 6

Lampiran 4

(SAP) SATUAN ACARA PENYULUHAN

I. Topik Sasaran Waktu Tempat

: Posisi Menyusui Yang Baik dan Benar : Ibu nifas (Ny. S) : 30 menit : di BPS Ny. N, Amd.Keb. Desa Sumberbening Ngawi

II. Tujuan Instruksional Umum Tujuan diberikannya penyuluhan ini adalah agar ibu mengetahui perlekatan dan posisi menyusui dengan benar

III. Tujuan Instruksional Khusus Tujuan diberikannya penyuluhan ini kepada ibu nifas adalah : 1) Ibu dapat mengerti, dan bisa mempraktekkan teknik, cara, posisi

menyusui yang benar

IV. Metode Adapun metode yang digunakan dalam penyuluhan perawatan payudara adalah metode Role Play, yaitu dengan cara demonstrasi serta menunjukkan contoh atau kertas gambar. Setelah itu, para peserta penyuluhan memperagakan kembali.

V. Alat Peraga Leaflet

VI. Buku Sumber Huliana, Mellyana. 2003. : 38-39

MATERI PENYULUHAN POSISI MENYUSUI YANG BAIK DAN BENAR

Cara menyusui sangat mempengaruhi kenyamanan bayi menghisap air susu. Oleh karena itu, usahakan agar ibu dapat menyusui dengan baik dan benar. Perhatikan hal-hal berikut agar tujuan tersebut tercapai. a. Usahakan posisi ibu dan bayi cukup nyaman saat

menyusui, baik dalam posisi duduk yang ditopang dengan bantal atau berbaring. b. Peluk dan letakkan kepala bayi pada siku tangan

ibu sehingga menopang bokong bayi seperti tahap berikut ini : (1) Letakkan bayi menghadap ibu sehingga

telinga dan lengannya berada pada satu garis lurus. Selanjutnya, lekatkan menghadap payudara sehingga dagu bayi menyenuh payudara. (2) Sangga bawah/ dasar payudara dengan jari-

jari, jangan terlalu dekat pada puting, melainkan diluar areola dan tidak menjepit puting susu dengan dua jari. (3) Bayi akan meraih payudara jika lapar.

Rangsang mulut bayi pada bagian areola sehingga timbul refleks bayi untuk mencari puting. Mulut akan terbuka lebar dan bibir bawah menjulur. Selanjutnya, segera lekatkan sehingga lidah mencekap puting dan areola payudara.

(4)

Pipi bayi akan kelihatan bulat karena

sebagian besar areola berada dalam mulut bayi dan areola yang tersisa ada diatas mulut bayi. (5) Terlihat isapan yang lambat dan dalam

disertai gerakan menelan yang teratur. (6) Bayi tetap melekat pada payudara dengan

tenang dan rasa aman sambil merangkul dengan yakin karena perhatian dan sentuhan ibu yang pernah kasih. (7) Jika ASI yang keluar tampak menetes,

susukan bayi selama 1015 menit atau sesuai kebutuhan pada satu payudara sampai terasa kosong (lunak). Selanjutnya, pindahkan pada bagian payudara lain dan susukan selama 1520 menit karena biasanya isapan sudah kurang kuat jika mulai kenyang. Posisi bayi pada payudara sangat penting. Pengisapan yang buruk dapat menyebabkan masalah. Puting susu menjadi luka dan sakit. (a) (b) Air susu tidak mencukupi. Bayi menolak untuk menyusu.

Berikut ini tanda-tanda bayi menyusu dalam posisi yang benar. (a) menghadap ibu. (b) dalam. (c) Bayi santai dan bahagia. Bayi menghisap lama dan Seluruh badan bayi

(d) sakit.

Puting susu tidak terasa

Ketika menyusui, bebaskan lubang hidung bayi dan usahakan tidak tertekan oleh payudara agar pernafasannya tidak terganggu. Bayi yang cukup tenang perlu diberi rangsangan menoleh (rooting reflex) dengan cara menyentuh halus pada sudut bibir. Dengan demikian, mulut bayi akan terbuka lebar sehingga sebagian besar daerah areola masuk dalam mulut bayi, termasuk puting susunya. Dengan posisi menyusui yang baik dan benar, bayi akan tampak menghisap dengan kuat dan terdengar suara menelan. Usahakan bayi menyusu pada kedua payudara secara bergantian agar besar payudara tidak berbeda. Sebaiknya, lamanya menyusui pada bayi disesuaikan dengan kebutuhan, tidak perlu dibatasi atau dijadwalkan waktunya. Apabila bayi telah kenyang dan ibu ingin mengakhiri pemberian ASI, letakkan jari telunjuk pada sudut mulut bayi dan tekan pelan-pelan sampai mulutnya terlepas dari puting susu. Puting susu ibu tidak akan terasa sakit karena tidak tertarik oleh isapan kuat bayi. Selanjutnya, bersihkan dengan kapas kering. Setelah menyusu, bayi tampak tenang dan puas, bahkan umumnya bayi akan tertidur dengan nyenyak. Bersihkan bayi dari sisa ASI pada mulut dan sekitarnya dengan kapas basah yang hangat agar tidak terkena alergi pada kulit mukanya. Sendawakan bayi agar udara yang terisap saat menyusui dapat dikeluarkan sehingga perutnya tidak kembung. Caranya, dengan meletakkan bayi tegak lurus pada bahu dan tangan ibu menopang kepala bayi. Selain itu, dapat pula dengan meletakkan bayi pada pangkuan ibu. Selanjutnya, usap/ tepuk perlahan-lahan bayi pada bagian belakangnya sampai

bersendawa. Jika bayi sudah tidur, baringkan miring ke kanan atau tengkurap sehingga udara dari dalam perut akan keluar dengan sendirinya.

You might also like