You are on page 1of 69

LAPORAN MINGGUAN PROSES PRODUKSI I

TEKNIK KERJA BANGKU

Disusun Oleh CIPTA ANDRI JHONA 0907036079

LABORATORIUM TEKNOLOGI PRODUKSI PROGRAM STUDI D3 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU 2010
1

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat tuhan yang maha esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada penulis,sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan akhir teknik kerja bangku dan tujuannya tiada lain adalah untuk menambah pengetahuan tentang teknik kerja bangku. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen,teknisi,dan asisten dosen yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan ini,penulis tidak lupa pula mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini. Penulis menyadari bahwa sebagai manusia yang memiliki keterbatasan,tentu hasil laporan ini tidak mungkin luput dari kekurangan.Dengan upaya semangat untuk mencapai hasil yang terbaik,penulis senantiasa mengharapkan kontribusi pemikiran para pembaca,baik berupa keritik maupun saran demi penyempurnaan laporan ini.Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Pekanbaru,28 Maret 2010

Penulis

DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi . Daftar Gambar. Daftar Tabel. Bab I Pendahuluan... 1.1 Latar belakang.... 1.2 Tujuan............. 1.3 Manfaat.. 1.4 Sistematika Penulisan......... Bab II Teori Dasar 2.1 Pengertian.......
2.2 Tempat kerja ..

2 3 4 7 8 8 8 8 8 10 10
10

2.3 Ragum................. 2.4 Kikir............ 2.5 Gergaji................. 2.6 Pahat 2.7 Alat ukur............. 2.8 Alat penanda.............. 2.9 Palu..
2.10 Tap dan snai.....

11 14 24 26 29 31 33
34

2.11 Toleransi........ Bab III Alat dan Bahan..... 3.1 Alat...... 3.2 Bahan........... Bab IV Prosedur Kerja.. 4.1 Prosedur Umum.......
4.2 Prosedur benda kerja I...

36 38 38 43 46 46
46

4.3 Prosedur benda kerja II...............


4.4 Prosedur benda kerja III.

49
49

4.5 Prosedur benda kerja IV.. 4.6 Prosedur benda kerja V Bab V Pembahasan..................... 5.1 Perhitungan... 5.2 Perencanaan kerja. 5.3 Analisa.. Bab VI Kesimpulan dan Saran... 6.1 Kesimpulan........................... 6.2 Saran. Daftar Pustaka........
3

52 54 58 58 61 62 63 63 63 64

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.2.1 Sarana tempat kerja.. Gambar 2.2.2 Sarana perkakas Gambar 2.3 Ragum. Gambar 2.3.1 Ragum rahang depan yang bergerak Gambar 2.3.2 Ragum rahang belakang yang bergerak.... Gambar 2.3.3 Ragum meja.. Gambar 2.3.4 Ragum mesin Gambar 2.3.5 Ragum universal Gambar 2.3.6 Ragum ekor... Gambar 2.3.7Pengaturan tinggi ragum Gambar 2.3.8 Cara penjepitan benda kerja. Gambar 2.4.1 Jenis potong gigi.. Gambar 2.4.2 Bagian kikir.. Gambar 2.4.3 Kikir pipih tirus. Gambar 2.4.4 kikir flat Gambar 2.4.5 Kikir setengah bulat. Gambar 2.4.6 Kikir bulat. Gambar 2.4.7 Kikir segi empat Gambar 2.4.8 Kikir segitiga. Gambar 2.4.9 Kikir flat tipis Gambar 2.4.10 Kikir pisau Gambar 2.4.11 Kikir pilar. Gambar 2.4.12Kikir crossing Gambar 2.4.13 Kikir cabinet Gambar 2.4.14 Kikir jarum Gambar 2.4.15 Memasang tangkai kikir... Gambar 2.4.16 Posisi kaki Gambar 2.4.17 Cara memgang kikir. Gambar 2.4.18 Posisi penekan kikir.. Gambar 2.4.19 Arah penekanan kikir Gambar 2.4.20 Proses pendorongan kikir. Gambar 2.4.21 Posisi mengikir awal. Gambar 2.4.22 Posisi mengikir Kedua.. Gambar 2.4.23 Posisi mengikir ketiga... Gambar 2.4.24 Posisi mengikir keempat...

10 11 11 11 12 12 12 13 13 13 14 14 15 15 16 16 16 17 17 17 18 18 18 19 19 19 20 20 21 21 21 22 22 22 23

Gambar 2.4.25 Menyikat kikir. Gambar 2.4.26 Mengeruk Gram kikir.. Gambar 2.4.27 Menyimpan kikir. Gambar 2.5 Bagian bagian dari gergaji Gambar 2.5.1 Mata potong gergaji... Gambar 2.5.2 Bentuk mata gergaji... Gambar 2.6 Pahat. Gambar 2.6.1 Pahat alur... Gambar 2.6.2Pahat alur minyak Gambar 2.6.3 Pahat dam... Gambar 2.6.4 Pahat kuku.. Gambar 2.6.5 Pahat diamond Gambar 2.7.1 Mistar Baja. Gambar 2.7.2 Mistar sorong.. Gambar 2.7.3 Penyiku... Gambar 2.7.4 Siku pejal Gambar 2.7.5 Siku Pisau... Gambar 2.7.6 Pisau Kerataan.... Gambar 2.7.7 Mal radius... Gambar 2.8.1 Penggores... Gambar 2.8.2 Penitik pusat berbentuk lonceng Gambar 2.8.3 Penitik garis
Gambar 2.8.4 Jangka. Gambar 2.9.1 Palu lunak.......... Gambar 2.9.2 Palu keras... Gambar 2.10.1 Tap.... Gambar 2.10.2 Snai........... Gambar 2.11.1 Toleransi 0,01.....

23 23 24 24 25 25 26 26 27 27 27 28 29 29 30 30 30 31 31 32 32 33
33 33 34 34 36

Gambar 2.11.2 Toleransi 0,03... Gambar 3.1.1 Ragum. Gambar 3.1.2 Kikir segi empat pipih. Gambar 3.1.3 Kikir segitiga... Gambar 3.1.4 Kikir setengah bulat Gambar 3.1.5 Kikir bulat... Gambar 3.1.6 Mistar baja... Gambar 3.1.7 Mistar sorong... Gambar 3.1.8 Penyiku Gambar 3.1.9 Pisau perata.. Gambar 3.1.10 Mal radius.. Gambar 3.1.11 Sikat kawat. Gambar 3.1.12 Drill.
5

36 36 38 38 38 39 39 39 40 40 40 40 41 41

Gambar3.1.13 Tap.. Gambar 3.1.14 Snai Gambar 3.1.15 Gergaji tangan... Gambar 3.2.1 Bahan job sheet I. Gambar 3.2.2 Bahan job sheet II... Gambar 3.2.3 Bahan job Sheet III. Gambar 3.2.4 Job sheet IV Gambar 3.2.5 Bahan job sheet V... Gambar 4.2.1 Pengukuran jangka sorong.. Gambar 4.2.2 Posisi penjepitan ragum.. Gambar 4.2.3 Proses pengikiran Gambar 4.2.4 Pengukuran kerataan dengan siku baja... Gambar 4.2.5 Pengukuran kesikuan dengan siku baja.. Gambar 4.3.1 Posisi penjepitan benda kerja silinder. Gambar 4.3.2 Proses pengikiran silinder...
Gambar 4.3.3 Proses pengukuran dengan jangka sorong.. Gambar 4.3.4 Proses pengukuran kerataan dengan pisau perata.. Gambar 4.3.5 Proses pengikiran samping. Gambar 4.3.6 Pengukuran kesikuan dengan siku baja . Gambar 4.4.1 Pengukuran oleh jangka sorong.. Gambar 4.4.2 Posisi penjepitan. Gambar 4.4.3 Proses pengikiran Gambar 4.4.4 Proses pengukuran kerataan dengan pisau perata... Gambar 4.4.5 Proses pengukuran kesikuan dengan siku baja... Gambar 4.4.6 Proses pengikiran spi.. Gambar 4.4.7 Proses pengukuran radius dengan mal radius. Gambar 4.5.1 Posisi penjepitan benda kerja..

42 42 42 43 43 44 44 45 46 46 47 47 47 48 48
48 49 49 49 50 50 50 51 51 51 52

Gambar 4.5.2 Proses pengukuran kerataan Gambar 4.5.3 Proses pengukuran kesikuan dengan siku baja... Gambar 4.5.4 Proses pengukuran dengan jangka sorong.. Gambar 4.5.5 Proses pengikiran ketirusan. Gambar 4.6.1 Pengukuran benda kerja dengan jangka sorong.. Gambar 4.6.2 Proses penggergajian benda kerja... Gambar 4.6.3 Proses pengikiran sisi benda kerja.. Gambar 4.6.4 Proses pengikiran keradiusan. Gambar 4.6.5 Proses pengikiran Segi empat buat kunci 14. Gambar 4.6.6 Proses pengedrillan. Gambar 4.6.7 Proses pengikiran lubang kunci 14. Gambar 4.6.8 Proses pengikiran segi enam... Gambar 5.1.1 Perhitungan job shett IV. Gambar 5.1.2 Perhitungan job sheet V..

52 53 53 53 54 54 55 55 55 56 56 56 57 59 60

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah gigi kikir pada bagian muka pada jarak 1 cm Tabel 1.2 Penyesesuaiyan dan jarak gigi untuk memotong bahan. Tabel 1.3 sudut potongan pada pahat. Tabel 1.4 Nilai numeric untuk toleransi standar (Metrik)..

14 25 28 37

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Kerja bangku adalah suatu pekerjaan tangan yang dilakukan dengan alat perkakas dan dikerjakan diatas meja kerja. Dizaman yang serba modern ini teknik pembentukan logam seperti teknik kerja bangku ternyata tidak lepas dari pengerjaan tangan dikarenakan pekerjaan tangan lebih mempunyai keuntungan-keuntungan tersendiri dibandingkan dengan pengerjaan mesin yang lebih membutuhkan biaya besar.Dan ternyata pengerjaan tangan atau teknik kerja bangku juga menghasilkan produk kerja bangku yang tidak kalah dengan produk buatan mesin. Pada praktikum kerja bangku sangatlah dibutuhkan keterampilan dan kehati-hatian yang tinggi.Untuk menghindari kecelakaan yang sering terjadi pada teknik kerja bangku. 1.2 Tujuan Praktikum Teknik Kerja Bangku a. Mahasiswa mengetahui cara mengolah logam dengan baik dan benar b. Mahasiswa dapat mengetahui cara dan fungsi pemakaian alat kerja bangku dengan baik dan benar c. Mahasiswa mendapatkan bekal kemampuan untuk turun kedunia kerja 1.3 Manfaat Praktikum Teknik Kerja Bangku a. Dapat menghasilkan produk-produk yang kreatif b. Mengetahui Pengoprasian alat mengolah logam c. Mahasiswa dapat disiplin dalam praktikum kerja bangku d. Dapat mengembangkan cara mengolah besi atau logam yang lebih efektif dan efesien 1.4 Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan Didalam bab ini manjelaskan tentang latar belakang,tujuan,dan manfaat dari teknik kerja bangku. Bab II Teori Dasar

Bab ini menjelaskan tentang teoriteori dari teknik kerja bangku Bab III Alat dan Bahan Bab ini menjelaskan alat dan bahan yang dipakai dalam praktikum teknik kerja bangku Bab IV Prosedur Kerja Pada bab ini menjelaskan tentang langkah-langkah pengerjaan teknik kerja bangku selama berada di laboratorium produksi. Bab V Pembahasan Dalam bab ini manjelaskan tentang kendala apa yang sering terjadi pada saat praktikum berlangsung. Bab VI Kesimpulan dan Saran Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dan saran dalam melaksanakan praktikum kerja bangku.

BAB II

Teori Dasar

2.1 Pengertian Teknik kerja bangku adalah suatu proses pengerjaan yang membutuhkan keterampilan dalam mengolah logam menjadi benda yang kreatif dan bermanfaat dengan menggunakan alat-alat kerja bangku baik secara menual maupun menggunakan mesin yang dilakukan diatas meja kerja bangku. 2.2 Tempat Kerja Tempat kerja merupakan tempat atau ruangan untuk melakukan atau melaksanakan pekerjaan teknik kerja bangku dimana tempat kerja itu haruslah bersih,rapi,cukup penerangan ,dan sirkulasi udara sehingga pekerjaan berlangsung nyaman dan lancar. 2.2.1 Sarana Tempat Kerja Sarana yang baik adalah sarana yang memiliki panerangan yang cukup,sirkulasi udara yang cukup seperti blower dan ventilasi.Bangku kerja yang kokoh dan penyimpanan perlengkapan yang lengkap dan rapi.

Gambar 2.2.1 Sarana tempat kerja

2.2.2 Sarana Perkakas Sarana perkakas adalah untuk pengaturan alat-alat yang digunakan agar alat-alat tersebut kelihatan rapi dan mudah untuk mengambil kembali peralatan kerja bangku ,sehingga dapat memperlancar proses peraktikum kerja bangku.

10

Gambar 2.2.2 Sarana perkakas 2.3 Ragum Kegunaan utama ragum adalah untuk menjepit benda kerja dengan kuat pada saat dikerjakan .Ragum dibuat dari besi tuang ,dan mulut penjepitnya dibuat bergerigi untuk dapat cengkraman yang lebih baik.Dibawah ini adalah bagianbagian utama dari ragum:

Gambar 2.3 Ragum

Ada 6 jenis ragum yang sering digunakan yaitu: 1) Ragum rahang depan yang bergerak Biasanya digunakan untuk menjepit benda yang berukuran panjang.

Gambar 2.3.1 Ragum rahang depan yang bergerak

11

2) Ragum rahang belakang yang bergerak Biasanya digunakan untuk menjepit benda kerja yang lebar dan kasar

Gambar 2.3.2 Ragum rahang belakang yang bergerak 3) Ragum Meja

Gambar 2.3.3 Ragum meja 4) Ragum Mesin

Gambar 2.3.4 Ragum mesin 5) Ragum Universal Ragum yang dapat diputar kesegala arah,horizontal maupun vertikal.

12

Gambar 2.3.5 Ragum universal 6) Ragum Ekor (ragum tempa)

Gambar 2.3.6 Ragum ekor 2.3.2 Pengaturan Tinggi Ragum Pengaturan tinggi ragum biasanya disesuaikan dengan pekerja yaitu setinggi siku pekerja.Apabila pekerjaan dilakukan berat atau mengharuskan posisi khusus untuk bekerja maka ragum diatur sesuai dengan beratnya pekerjaan dan kenyamanan pekerja.

Gambar 2.3.7Pengaturan tinggi ragum 2.3.3 Cara Penjepitan Benda Kerja Cara penjepitan benda kerja biasanya disesuaikan dengan bentuk benda yang akan dijepit,contohnya benda yang berbentuk silindris dan bulat dijepit menggunakan alat bantu clamp claw

13

Gambar 2.3.8 Cara penjepitan benda kerja 2.4 Kikir Kikir adalah alat tangan yang dibuat dari baja karbon tinggi yang disepuh pada suhu 800C dan kemudian dinormalkan dengan larutan khusus,kikir dibedakan dalam ukuran panjang,bentuk,jenis potong gigi,dan kasar halusnya gigi kikir. a. Panjang Panjang sebuah kikir antara 100 mm sampai 400 mm,dan tangkainya 50 mm b. Bentuk Kikir biasanya digunakan berbentuk pipih,pipih tirus,segi empat,segitiga tirus,setengah bulat,bulat,pilar,crossing,dan cabinet. c. Jenis Potong Gigi Ada empat jenis potong gigi kikir yaitu:

Gambar 2.4.1 Jenis potong gigi d. Kekerasan dan Kehalusan Gigi Kekasaran dan kehalusan gigi tergantung dari rapat atau renggangnya pada permukaan kikir.Tinggi kehalusan kikir dapat digolongkan sebagai berikut. 1. Sangat kasar 2. Kasar (bastard) 3. Setengah halus (half smooth) 4. Halus (smooth) 5. Sangat halus (very smooth) 6. Paling halus Tabel 1.1 Jumlah gigi kikir pada bagian muka pada jarak 1 cm

14

Gambar 2.4.2 Bagian kikir 2.4.1 Jenis-jenis kikir terbagi 12 yaitu: 1. Kikir Pipih Tirus (flat tirus) Kikir ini digunakan untuk pekerjaan kasar pada semua jenis pekerjaan yang berlainan

Gambar 2.4.3 Kikir pipih tirus 2. Kikir Flat Kikir flat digunakan untuk pekerjaan meratakan

15

Gambar 2.4.4 kikir flat

3. Kikir Setengah Bulat Kikir setengah bulat digunakan untuk menjelaskan bagian-bagian yang telah siap dan untuk pengikiran radius.

Gambar 2.4.5 Kikir setengah bulat 4. Kikir Bulat Kikir bulat berguna untuk membesarkan lubang yang berbentuk bulat dan lubang yang berbentuk melengkung.

Gambar 2.4.6 Kikir bulat 5. Kikir Segi Empat Kikir segi empat digunakan untuk memperbesar lubang yang berbentuk segi empat.

16

Gambar 2.4.7 Kikir segi empat 6. Kikir Segitiga Kikir segitiga digunakan untuk mengikir sudut-sudut dalam yang tajam.

Gambar 2.4.8 Kikir segitiga 7. Kikir Flat Tipis Kikir flat tipis digunakan untuk mengikir celah-celah kecil yang kecil (tipis),misalnya celah pada kunci atau sambungan.

Gambar 2.4.9 Kikir flat tipis

8. Kikir Pisau Kikir pisau digunakan untuk menajamkan gigi-gigi gergaji dan alatalat potong lainnya.

17

Gambar 2.4.10 Kikir pisau 9. Kikir Pilar Kikir pilar digunakan untuk pengikiran alur spi pada poros dan aluralur lainnya.

Gambar 2.4.11 Kikir pilar 10. Kikir Crossing Kikir crossing digunakan untuk mengikir alur yang cekung dan radius dalam.

Gambar 2.4.12Kikir crossing 11. Kikir Kabinet Kikir kabinet digunakan untuk mengikir sudut.

18

Gambar 2.4.13 Kikir kabinet 12. Kikir Jarum (needle file,kikir instrument) Kikir jarum digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan seperti pada finishing benda kerja setelah dimesin atau instrument-instrument alat-alat ukur.

Gambar 2.4.14 Kikir jarum 2.4.2 Teknik Mengikir 1) Memasang Tangkai Kikir Dalam pemasangan tangkai kikir haruslah kokoh dan lurus sehingga pada saat mengikir tidak terjadi kecelakaanpengikiran dan kikiran yang dihasilkan lebih baik.Untuk menghindari pemasangan tangkai kikir yang salah,maka perlu diperhatikan posisi dan bentuk kikir.Gambar dibawah ini menunjukkan pemasangan kikir yang salah:

Gambar 2.4.15 Memasang tangkai kikir

19

2) Melepas Tangkai Kikir Melepas tangkai kikir dilakukan dengan menjepitkan tangkai kikir pada ragum,tapi jangan terlalu kuat agar tidak merusak tangkai kikir.Kemudian kikir dihentakkan kebawah agar kikir lepas dari tangkainya. 3) Posisi Kaki Posisi kaki kiri membentuk sudut 30 dari sumbu ragum dan kaki kanan membentuk sudut 75 dari sumbu ragum,jarak kaki dan ragum sepanjang kikir yang digunakan.

Gambar 2.4.16 Posisi kaki 4) Cara memegang kikir Cara memegang kikir yaitu tangan kiri memegang ujung kikir dan tangan kanan memegang tangkai kikir.Pemegangan tangkai kikir jangan digenggam tapi ujung jari menjulur kedepan ,cara pemegangan kikir dapat kita lihat pada gambar

Gambar 2.4.17 Cara memgang kikir Untuk penekanan kikir harus seimbang sehingga benda yang dihasilkan dalam prosese pengikiran rata dan tidak miring

20

Gambar 2.4.18 Posisi penekan kikir

Gambar 2.4.19 Arah penekanan kikir

Gambar 2.4.20 Proses pendorongan kikir 5) Gerakan Badan Sewaktu Mengikir a) Pertama,badan condong ke depan dan kaki kiri ,kanan ditekuk sedikit.

21

Gambar 2.4.21 Posisi mengikir awal b) Kedua,badan didorong ke depan ,kaki dan tangan bersiap memberikan tekanan atau dorongan kedepan.

Gambar 2.4.22 Posisi mengikir Kedua

c) Ketiga, badan pengikiran.

terus diayunkan hingga akhir atau ujung

Gambar 2.4.23 Posisi mengikir ketiga d) Keempat, jika telah mencapai pangkal kikir terhadap benda kerja,kikir ditarik kembali dengan pengurangan tekanan pembersihan kikir

22

Gambar 2.4.24 Posisi mengikir keempat

6) Membersihkan Kikir Membersihkan kikir bias dilakukan dengan sikat kikir,proses pembersihan kikir tidak boleh dilakukan dengan penyikatan bolakbalik,harus searah agar tidak merusak sikat kikir sehingga sikat kikir tidak cepat habis.

Gambar 2.4.25 Menyikat kikir

Gambar 2.4.26 Mengeruk Gram kikir

23

7) Menyimpan Kikir Menyimpan kikir haruslah rapi dan tidak menumpuk agar tidak merusak mata kikir dan tidak menyulitkan kita dalam mencapai kikir yang kita perlukan pada saat bekerja.

Gambar 2.4.27 Menyimpan kikir

2.5 Gergaji Gergaji berguna untuk memotong benda kerja.Dalam penggunaannya gergaji tangan atau besi tidak bisa memotong benda kerja yang terlalu besar dan panjang.

Gambar 2.5 Bagian bagian dari gergaji

2.5.1 Mata Potong Gergaji Mata potong gergaji terdiri dari sudut bebas,sudut baji,sudut total dan sudut potong.

24

Gambar 2.5.1 Mata potong gergaji

Tabel 1.2 Penyesesuaiyan dan jarak gigi gergaji untuk memotong bahan

Biasanya mata potong gergaji terbuat dari baja karbon yang disepuh pada suhu tertentu.Dan panjang daun gergaji antara 259 mm hingga 300 mm.

Gambar 2.5.2 Bentuk mata gergaji 2.5.2 Jenis-Jenis Sangkang gergaji Jenis-jenis sangkang gergaji ada bermacam-macam yaitu jenis sangkang bertangkai bulat,sangkang bertangkai popor,dan sangkang berbentuk huruf U.

25

2.6 Pahat (chisel) Pahat atau chisel merupakan alat tangan yang terbuat dari baja yang dikeraskan dan digunakan untuk bermacam-macam keperluan tergantung pada bentuknya.Jenis-jenis pahat yaitu: 2.6.1 Pahat Rata Pahat rata digunakan untuk meratakan bidang dan kerataan bidang dan untuk memotong plat logam atau besi pelat.Ukuran pahat ini umumnya lebar 25 mm dan panjang 200 mm.

Gambar 2.6 Pahat

2.6.2 Pahat Alur (pahat toreh) Pahat alur adalah pahat yang dibuat untuk membuat alur,umumnya ukuran pahat ini antara 200 mm dan latar 6-12 mm.

Gambar 2.6.1 Pahat alur

2.6.3 Pahat Alur Minyak Pahat alur minyak digunakan untuk memebuat lubang saluran minyak pelumas pada bantalan poros (metal),bos,dan sebagainya.

26

Gambar 2.6.2Pahat alur minyak

2.6.4 Pahat Dam Pahat dam adalah jenis pahat yang digunakan untuk memutuskan bagian bahan yang akan dipotong yang sebelumnya sudah dilubangi dengan bor.

Gambar 2.6.3 Pahat dam

2.6.5 Pahat Kuku Pahat kuku digunakan untuk membuat alur minyak pada bantalan dan tempattempat lain yang tidak dapat dilakukan dengan mesin.

Gambar 2.6.4 Pahat kuku

27

2.6.6 Pahat Diamond Pahat diamond digunakan untuk menghaluskan sudut-sudut bagian dalam dan untuk membetulkan titik-titik pusat lubang pengeboran yang tidak tepat pada titik pusat yang diharapkan.

Gambar 2.6.5 Pahat diamond

2.6.7 Sudut Pemotongan Apabila akan memahat suatu bahan ,sudu-sudut dibawah ini perlu mendapat perhatian agar pekerjaan memahat dapat dilakukan dengan baik yaitu sudut kecondongan pahat,sudut bebas,sudut tatal atau sudut penggaruk,dan sudut potong mata pahat. Tabel 1.3 sudut potongan pada pahat

28

2.7 Alat Ukur Alat ukur adalah alat yang digunakan untuk mengukur benda kerja. 2.7.1 Mistar Baja Mistar baja dibuat dari baja tahan karat atau bahan perkakas,sekalayang dicantumkan adalah dalam satuan inchi atau metric,kegunaannya untuk mengukur jarak.memeriksa kerataan permukaan benda kerja dan melukis garis lurus

Gambar 2.7.1 Mistar Baja 2.7.2 Mistar Sorong Mistar orong digunakan untuk mengukur diameter dalam,lebar alur,jarak celah,mengukur diameter luar,ketebalan,panjang,mengukur ketinggian,dan lainlain.Mistar sorong juga memiliki 2 sekala yaitu sekala utama dan vernier / nonius.Dan dapat mengukur benda kerja hingga ketelitian 0,1mm,0,05mm,0,02mm,dan 0,01mm.

Gambar 2.7.2 Mistar sorong

2.7.3 Penyiku Penyiku digunakan sebagai alat pemeriksa kesikuan benda kerja,ada beberapa macam penyiku yaitu: 1) Siku Mati (solid square) Alat ini terdiri dari daun blok yang terbuat dari baja,bloknya lebih tebal dari pada daunnya,daunnya dipasang dengan sudut 90 dengan blok,dengan cara dikelilingi atau dirivet.Kegunaannya yaitu untuk

29

membuat garis-garis sejajar dan untuk mengeset benda kerja supaya tegak lurus.

Gambar 2.7.3 Penyiku 2) Siku Pejal (square block) Siku pejal digunakan untuk memeriksa ketegaklurusan dua buah benda dengan toleransi yang rendah (0.005-0,1)

Gambar 2.7.4 Siku pejal 3) Siku Pisau (square lines,siku kerataan) Siku pisau seperti square blok,tetapi pada bagian yang panjang pada kedua sisinya dibuat runcing seperti pisau.Biasanya siku pisau digunakan untuk pengecekan kerataan & siku suatu benda kerja dengan toleransi 0,0001-0,002

Gambar 2.7.5 Siku Pisau

30

2.7.4 Pisau Kerataan (hair lines,straight edge) Pisau kerataan digunakan untuk memeriksa permukaan benda kerja,apakah benda itu rata atau tidak.Dengan menempelkan pisau kerataan diatas permukaan,kemudian dilihat apakah ada cahaya nampak diantara permukaan benda kerja dan mata pisau.

Gambar 2.7.6 Pisau Kerataan 2.7.5 Mal Radius Mal radius (radius gauge) digunakan untuk memeriksa bentuk dan ukuran lengkungan dari suatu produk yang sesuai dengan kualitas geometris yang diminta.Mal radius luar dan mal radius dalam dibuat dalam bermacam-macam model dan ukuran.

Gambar 2.7.7 Mal radius

2.8 Alat Penanda Alat yang digunakan untuk menandai benda kerja. 2.8.1 Penggores (scriber) Penggores dibuat dari baja perkakas.Alat ini digunakan untuk menarik garisgaris gambar pada permukaan benda kerja dengan pertolongan mistar baja.Panjang penggores berkisar antara 10 cm-25 cm,yang biasanya ujungnya dibengkokkan.

31

Gambar 2.8.1 Penggores

2.8.2 Penitik Penitik terdapat dua jenis yaitu penitik pusat (centre punch) dan penitik garis (prick punch) kedua penitik ini dibuat dari baja karbon tinggi yang dikeraskan dan bagian badannya dikartel agar tidak licin sewaktu dipegang. a) Penitik Pusat (Centre Punch) Penitik pusat digunakan untuk menandai titik lubang yang akan dibor.Sudut penitik pusat dibuat berukuran 90 dan penitik pusat itu ada empat macam yaitu: 1.Penitik pusat baja 2.Penitik pusat otomatis 3.Penitik otomatis yang dipasang pada suatu alat penjarak 4. Penitik pusat berbentuk lonceng

Gambar 2.8.2 Penitik pusat berbentuk lonceng

b) Penitik Garis (Princh Punch) Penitik garis bentuknya sama dengan penitik pusat.Hanya sudut penitiknya sebesar 30 -60 dan alat ini biasanya digunakan untuk menandai gambar.

32

Gambar 2.8.3 Penitik garis 2.8.3 Jangka Jangka digunakan untuk membuat garis melengkung dan melingkar.Jangka juga bias dibuat untuk memindahkan ukuran.Ujung jangka digunakan sebagai titik pusatdan ujung penggores sebagai sekalanya.

Gambar 2.8.4 Jangka 2.9 Palu Palu juga disebut martil,Palu adalah alat tangan yang digunakan untuk memukul,dan digolongkan menjadi dua macam yaitu palu besi dan palu lunak,ukuran palu biasanya ditentukan oleh beratnya yaitu 0,25 kg sampai 10 kg atau 15 kg.

Gambar 2.9.1 Palu lunak

33

Gambar 2.9.2 Palu keras 2.10 Tap dan Snei 2.10.1 Tap Tap berfungsi untuk membuat ulir,tab dibuat dari bahan baja potong cepat HSS (Hight Speed Stell) dan ada juga terbuat dari baja karbon HCS (Hight Carbon Steel),ukuran dan jenis tap dilihat pada bagian batangnya yaitu jenis ukuran metrics atau ukuran inchi.

Gambar 2.10.1 Tap

Satu set tap terdiri dari 3 buah batang tap yaitu: 1. Tab nomor 1 (Tap Tirus) Ujungnya sangat tirus digunakan untuk pengetapan permukaan.Bagian ujung yaitu kira-kira enam gigi ulirnya diteruskan.Fungsinya agar supaya tab mudah masuk pada permukaan pemotongan. 2. Tab Nomor 2 (Tap Plug) Ketirusan pada ujung hanya sedikit digunakan setelah tap nomor 1 ujungnya empat gigi ulir. 3. Tap Nomor 3 (Tap Bottoming)

34

Ujungnya yang ditiruskan hanya 1 atau 2 gigi ulir atau malah tidak ditiruskan dipakai setelah tap no 1 dan 2 Cara cara pengetapan lubang tembus dan tidak tembus: 1) Benda yang telah di drill dijepit pada ragum dengan posisi tegak lurus 2) Pilih ukuran tap yang akan dipakai 3) Tap tirus dipasang pada putaran kuat 4) Putarlah tap pada satu putaran penuh,kemudian putar balik,langkah ini diulangi terus sampai pengetapan akhir. 5) Setelah selesai lanjutkan pada mata pengetapan no 2 6) Jika telah selesai pengetapan no 2,maka masuk ke pengetapan no 3 yang merupakan pengetapan terakhir 7) Untuk pengetapan lubang yang tidak tembus sama seperti langkah diatas 8) Jika sewaktu dipakai tap patah,maka pengeluaran dapat dilakukan dengan extractor,dibor,atau dengan penggunaan acid

2.10.2 Snai Snai digunakan untuk membuat ulir luar,ada 3 macam snai yaitu: 1) Snai Terpadu Untuk memperbaiki atau membuang lagi ulir yang akan rusak 2) Snai Belah Tujuan snai belah agar ukurannya dapat dikecilkan atau dibesarkan dengan cara mengencangkan atau juga mengendorkan sekrup penyetel 3) Snai Yang Dapat Diatur Untuk memudahkan pemasangan masing-masing ditandai dengan nomor urut ukurannya agar dapat dipasang dengan benar.Snai jenis ini berbentuk bulat atau segi empat

35

Gambar 2.10.2 Snai 2.11 Toleransi


Toleransi merupakan jumlah keseluruhan dimensi tertentu yang diperbolehkan beragam; toleransi merupakan perbedaan antara batas maksimum dan minimum untuk dimensi (ANSI/ASME Y14.5M1994).Sesuaian antara elemen mesin yang berpasangan.

Gambar 2.11.1 Toleransi 0,01

Gambar 2.11.2 Toleransi 0,03 Ukuran nomial merupakan penandaan yang digunakan untuk pengidentifikasian umum dan biasanya dinyatakan dalam pecahan biasa. Ukuran dasar (dimensi dasar) merupakan ukuran teoritis dari mana batas ukuran dijabarkan dengan penggunaan toleransi.

36

Ukuran Sebenarnya merupakan ukuran elemen mesin jadi yang diukur. Tabel 1.4 Nilai numeric untuk toleransi standar (Metrik)

37

BAB III Alat dan Bahan

3.1 Alat Alat-alat yang dipakai pada proses pengikiran adalah sebagai berikut: 1) Ragum Ragum digunakan untuk menjepit benda kerja agar pada saat proses pengikiran benda kerja tidak dapat bergerak lagi

Gambar 3.1.1 Ragum 2) Kikir Segi Empat Pipih Digunakan untuk meratakan permukaan benda kerja

Gambar 3.1.2 Kikir segi empat pipih 3) Kikir Segitiga Digunakan untuk meratakan bagian siku dari benda kerja

Gambar 3.1.3 Kikir segitiga

38

4) Kikir Setengah Bulat Digunakan untuk membuat radius

Gambar 3.1.4 Kikir setengah bulat 5) Kikir Bulat Kikir bulat digunakan untuk membuat radius dan memperbesar lubang

Gambar 3.1.5 Kikir bulat 6) Mistar Baja Mistar baja berfungsi untuk membantu alat penggores dan mengukur benda

Gambar 3.1.6 Mistar baja 7) Mistar Sorong Digunakan untuk memeriksa ukuran dan diameter benda kerja

39

Gambar 3.1.7 Mistar sorong 8) Penyiku Penyiku digunakan untuk memeriksa kesikuan dari benda kerja

Gambar 3.1.8 Penyiku 9) Pisau Perata Pisau perata berfungsi untuk memeriksa kerataan benda kerja

Gambar 3.1.9 Pisau perata 10) Mal Radius Digunakan untuk memeriksa keradiusan benda kerja

Gambar 3.1.10 Mal radius

40

11) Sikat Kawat Sikat kawat digunakan untuk membersihkan ragum dari serpihan kikir

Gambar 3.1.11 Sikat kawat 12) Drill Digunakan untuk melubangi benda kerja

Gambar 3.1.12 Drill

13) Tap Digunakan untuk membuat ulir dalam

41

Gambar 3.1.13 Tap

14) Snai Snai digunakan untuk membuat alur ulir luar pada baut

Gambar 3.1.14 Snai 15) Gergaji tangan Digunakan untuk memotong benda kerja yang tidak terpakai

Gambar 3.1.15 Gergaji tangan

42

3.2 Bahan 3.2.1 Job Sheet I Besi baja ST 37 berukuran panjang 60 mm dan lebar 12,5 mm

Gambar 3.2.1 Bahan job sheet I 3.2.2 Job Sheet II Besi baja ST 37 berukuran panjang 61 mm dan lebar 12 mm

Gambar 3.2.2 Bahan job sheet II

43

3.2.3 Job Sheet III Besi baja ST 37 berbentuk Balok berukuran panjang 100 mm dan lebar 20 mm dan tinggi 8 mm

Gambar 3.2.3 Bahan job Sheet III

3.2.4 Job Sheet IV Besi baja ST 37 berbentuk silindris dengan ukuran panjang 115 mm dan diameter 25,4 mm

Gambar 3.2.4 Job sheet IV

3.2.5 Job Sheet V Besi baja St 37 berbentuk belok dengan ukuran panjang 114 mm,lebar 34 mm,dan tinggi 8 mm

44

Gambar 3.2.5 Bahan job sheet V

45

BAB IV Prosedur Kerja 4.1 Prosedur Umum 1) 2) 3) 4) 5) Prosedur benda kerja I Prosedur benda kerja II Prosedur benda kerja III Prosedur benda kerja IV Prosedur benda kerja V

4.2 Prosedur Benda Kerja I 1) Alat dan bahan yang diperlukan disiapkan 2) Gambar job sheet dipahami 3) Benda kerja diukur dengan jangka sorong

Gambar 4.2.1 Pengukuran jangka sorong

4) Benda kerja dijepit pada ragum secara bergantian dengan posisi A,B,C,D,E,F berada diatas

Gambar 4.2.2 Posisi penjepitan ragum 5) Posisi A,B,C,D,E,F dikikir rata dengan kikir kasardan halus

46

Gambar 4.2.3 Proses pengikiran

6) Benda kerja dilepas dari ragum 7) Benda kerja diukur dengan jangka sorong 8) Benda kerja diukur keratan dengan pisau perata

Gambar 4.2.4 Pengukuran kerataan dengan siku baja 9) Benda kerja diukur kesikuan dengan siku baja

Gambar 4.2.5 Pengukuran kesikuan dengan siku baja

4.3 Prosedur Benda Kerja II 1) Alat dan bahan yang diperlukan disiapkan 2) Gambar job sheet dipahami 3) Benda kerja diukur dengan jangka sorong 4) Benda kerja dijepit pada ragum secara bergantian dengan posisi A,B berada diatas

47

Gambar 4.3.1 Posisi penjepitan benda kerja silinder 5) Posisi A,B dikikir rata dengan kikir kasar dan halus

Gambar 4.3.2 Proses pengikiran silinder 6) Benda kerja dilepas dari ragum 7) Benda kerja diukur dengan jangka sorong

Gambar 4.3.3 Proses pengukuran dengan jangka sorong 8) Benda kerja diukur kerataan dengan pisau perata

48

Gambar 4.3.4 Proses pengukuran kerataan dengan pisau perata 9) Benda kerja dijepit oleh ragum 10) Sisi lingkaran benda kerja dikikir menjadi berbentuk balok dengan kikir kasar dan halus

Gambar 4.3.5 Proses pengikiran samping 11) Benda kerja dilepas dari ragum 12) Benda kerja diukur kerataannya dengan pisau perata 13) Benda kerja diukur kesikuannya dengan siku baja

Gambar 4.3.6 Pengukuran kesikuan dengan siku baja 4.4 Prosedur Benda Kerja III 1) Alat dan bahan yang diperlukan disiapkan 2) Gambar job sheet dipahami

49

3) Benda kerja diukur dengan jangka sorong

Gambar 4.4.1 Pengukuran oleh jangka sorong 4) Benda kerja dijepit pada ragum secara begantian dengan posisi A,B,C,D,E,F berada diatas

Gambar 4.4.2 Posisi penjepitan 5) Posisi A,B,C,D,E,F dikikir rata dengan kikir kasar dan halus

Gambar 4.4.3 Proses pengikiran 6) Benda kerja dilepas dari ragum 7) Benda kerja diukur dengan jangka sorong 8) Benda kerja diukur kerataan dengan pisau perata

50

Gambar 4.4.4 Proses pengukuran kerataan dengan pisau perata

9) Benda kerja diukur kesikuan dengan siku baja

Gambar 4.4.5 Proses pengukuran kesikuan dengan siku baja

10) Benda kerja dijepit pada ragum 11) Ujung benda kerja dikikir dengan kikir halus untuk membuat keradiusan

Gambar 4.4.6 Proses pengikiran spi 12) Benda kerja diukur dengan mal radius

51

Gambar 4.4.7 Proses pengukuran radius dengan mal radius

4.5 Prosedur Benda Kerja IV 1) Alat dan bahan yang diperlukan disiapkan 2) Gambar job sheet dipahami 3) Benda kerja diukur dengan mistar baja lalu diberi tanda dengan penggores 4) Benda kerja dijepit pada ragum dengan posisi horizontal

Gambar 4.5.1 Posisi penjepitan benda kerja

5) Lingkaran benda kerja dikikir sepanjang 85 mm membentuk sebuah balok 6) Benda kerja dilepas dari ragum 7) Benda kerja diukur dengan pisau perata untuk mendapatkan kerataan

52

Gambar 4.5.2 Proses pengukuran kerataan dengan pisau perata 8) Benda kerja diukur kesikuan dengan siku baja

Gambar 4.5.3 Proses pengukuran kesikuan dengan siku baja

9) Benda kerja diukur dengan jangka sorong

Gambar 4.5.4 Proses pengukuran dengan jangka sorong

10) Benda kerja dijepit pada ragum dengan posisi miring 30 11) Benda kerja di kikir untuk membuat ketirusan

53

Gambar 4.5.5 Proses pengikiran ketirusan

12) Benda kerja dilepas dari ragum 13) Benda kerja diukur dengan jangka sorong 14) Benda kerja diukur dengan pisau perata 15) Benda kerja diukur kesikuan dengan siku baja 4.6 Prosedur Benda Kerja V 1) Alat dan bahan yang diperlukan disiapkan 2) Gambar job sheet dipahami 3) Benda kerja diukur dengan jamgka sorong

Gambar 4.6.1 Pengukuran benda kerja dengan jangka sorong

4) Benda kerja digambar dengan mistar baja dan penggores 5) Benda kerja dijepit pada ragum 6) Benda kerja digergaji dengan gergaji besi

54

Gambar 4.6.2 Proses penggergajian benda kerja

7) Benda kerja dilepas dari ragum 8) Benda kerja diukur dengan jangka sorong 9) Benda kerja dijepit pada ragum dengan posisi horizontal 10) Benda kerja dikikir dengan kikir halus dan kasar

Gambar 4.6.3 Proses pengikiran sisi benda kerja 11) Benda kerja dilepas dari ragum 12) Benda kerja diukur dengan jangka sorong 13) Benda kerja dijepit dengan posisi vertikal 14) Benda kerja dikikir untuk membuat keradiusan

Gambar 4.6.4 Proses pengikiran keradiusan


55

15) Benda kerja dikikir untuk membuat diameter kunci dengan kikir segi empat dan bulat

Gambar 4.6.5 Proses pengikiran Segi empat buat kunci 14

6) Benda kerja dilepas dari ragum 7) Benda kerja ditandai dengan penitik

Gambar 4.6.6 Proses pengedrillan

8) Benda kerja di drill dengan mata drill 4,6,8,12 secara berurutan 9) Benda kerja dijepit pada ragum 10) Benda kerja dikikir dengan kikir bulat

Gambar 4.6.7 Proses pengikiran lubang kunci 14

56

11) Benda kerja dikikir dengan kikir segitiga

Gambar 4.6.8 Proses pengikiran segi enam

57

BAB V Pembahasan

5.1 Perhitungan 5.1.1 Job Sheet I Panjang = 60 mm Lebar = 12 mm Hasil akhir Panjang = 55 0,1 mm Lebar =10 0,1 mm Jadi bagian benda kerja yang dibuang: Panjang = 5 mm Depan dibuang 2,5 mm,dan belakang dibuang 2,5 mm. Tinggi = 5 mm Atas dibuang 2,5 mm,dan bawah dibuang 2,5 mm Lebar = 2 mm Bagian kiri dan kanan dibuang sebanyak 1 mm 5.1.2 Job Sheet II Panjang = 62 mm Lebar = 19 mm Hasil akhir Panjang = 55 0,1 mm Lebar =10 0,1 mm Jadi bagian benda kerja yang terbuang : V= r.t = 3,14 x 9,5 x 62 =17569,87 mm Kiri dan kanan benda kerja dibuang 3,5 mm dan lebar benda kerja dibuang masing-masing 4,5 mm 5.1.3 Job Sheet III Panjang = 100 mm Lebar = 8 mm
58

Tinggi = 20 mm Hasil akhir Panjang = 50 0,1 mm Lebar = 15 0,1 mm Tinggi = 15 0,1 mm Jadi, benda kerja kiri dan kanan masing-masing dibuang 17,5 mm,dan lebar atas dan bawah dibuang 2,5 mm kemudian baru dilakukan pembuatan ketirusan. 5.1.4 Job Sheet IV Panjang = 115 mm Diameter = 25,4 mm Untuk membuat kepala palu dibutuhkan panjang 25 mm,jadi sisa panjang benda 90 mm,lebar dan panjang dibuang 2,5 mm,untuk tinggi palu dibuang 5 mm karena panjang palu untuk bentuk balok 40 mm dan ketirusan 45 mm.Untuk membuat ketirusan,maka benda kerja dikikir ketirusannya hingga mencapai 3 mm C = = C= C= C = 45,78 mm

Gambar 5.1.1 Perhitungan job shett IV


59

5.1.5Job Sheet V Perhitungan pada job sheet V adalah pada lubang kunci segi enam.Rincianrincian parhitungan adalah sebagai berikut :

Gambar 5.1.2 Perhitungan job sheet V

Sin 60 = 1/2

/7

= b/7 C = 7.1/2 = 3,5 C = C = C = C = C = C = 9,2

60

5.2 Perencanaan Kerja 5.2.1 Job Sheet I 1. Mengikir harus hati-hati,agar tidak terjadi kesalahan pengikiran 2. Posisi tubuh dalam pengikiran harus diperhatikan 3. Benda kerja harus dengan teliti dalam memastikan ukuran,kerataan,dan kesikuan 4. Ukuran benda kerja harus sesuai dengan perintah job sheet dengan batas toleransi tertentu 5.2.2 Job Sheet II 1. Pengikiran dan penggergajian benda kerja harus memperhatikan batas ukuran dan toleransi job sheet 2. Kerataan dan kesikuaan harus sering diperhatikan agar kerataan dan kesikuaan dapat didapatkan 5.2.3 Job Sheet III 1. Membuat radius pada job sheet III haruslah diperhatikan,agar pengikiran radius tidak terlewatkan,diusahakan tekanan kikir harus tetap seimbang 2. Pengikiran radius dengan kemiringan 30 5.2.4 Job Sheet IV 1. Membuat ketirusan diusahakan tidak salah dalam pengikiran 2. Pengikiran kepala palu dikenakan pada kikir yang tidak tajam sehingga tidak memakan ukuran ukuran benda kerja yang telah pas 3. Sebelum mengdrill pastikan titik penitikan benda telah center agar tidak terjadi kemiringan pengedrillan 5.2.5 Job Sheet V 1. Saat menggergaji benda harus memperhatikan goresan yang dibuat oleh penggores 2. Saat mengikir harus hati-hati apa lagi pada pengikiran keradiusan 3. Ada 4 tahap mata pengedrillan yaitu mata drill 6,8,5,9,8,12 4. Ukuran pembuatan segi enam dibawah dengan kikir bulat baru segitiga 5. Untuk pengikiran radius harus teliti agar tidak terjadi kesalahan pengikiran

61

5.3 Analisa Analisa itu sangat penting,apabila dalam pekerjaan teknik kerja bengku karena banyak menggunakanpekerjaan yang manual.Dan dengan memperhatikan prosedur maka hasil yang didapatkan juga bias lebih optimum lagi. Pada saat menjepit benda kerja pada ragum digunakan alas antara lidah ragum dengan dinding benda kerja agar tidak merusak benda kerja Tekanan atau titik berat kikir usahakan selalu tepat pada titik tengah benda kerja agar benda kerja datar,rata dan tidak miring. Pengikiran radius dan ketirusan benda kerja dimiringkan 30 agar pengikiran dapat menjangkau seluruh sisi radius dan ketirusan. Benda kerja juga jangan terlalu tinggi di jepit karena dapat merusak atau membengkokkan benda kerja dan menimbulkan suara yang mengganggu konsentrasi bekerja. Pada saat mengukur hendaknya sekala pada jamgka sorong diperhatikan dengan teliti agar tidak terjadi kesalahan pengikiran.

62

BAB VI Kesimpulan dan Saran

6.1 Kesimpulan 1) Mahasiswa dapat mengetahui elemen elemen dari benda kerja 2) Melatih mahasiswa dalam menggunakan alat ukur dengan benar 3) Melatih mahasiswa untuk lebih teliti dalam melakukan pekerjaan 4) Mahasiswa dapat keahlian serta kedisiplinan dalam melakukan pekerjaan 6.2 Saran 1) Penekana kikir harus seimbang agar tidak terjadi kemiringan dalam pengikiran 2) Ikuti prosedur kerja dengan baik agar tidak terjadi kecelakaan kerja 3) Gunakan peralatan sesuai fungsinya 4) Dalam pengedrillan harus mengikuti prosedur pengedrillan 5) Gunakan safety dengan baik dan benar agar tidak terjadi kecelakaan kerja 6) Dalam bekerja jangan tergesa-gesa karena dapat merusak benda kerja

63

DAFTAR PUSTAKA

Bagyo Sucahyo ; Pekerjaan Logam Dasar Petunjuk kerja bangku,Jilid 1.Paket Depdikbud,Jakarta Terheijden,van.Alat Alat Perkakas.PT Angkasa ,Bandung

64

LAMPIRAN

65

66

67

68

69

You might also like