Professional Documents
Culture Documents
Anggota Kelompok
Pamela Enriza Ika Indrayana Ekanana Prahitasari Ayu Fauziah M. Vinca Siwi R. Rosida Nurlayla Septia W. (1102200004) (1102200008) (1102200016) (1102200033) (1102200038) (1102200042)
PSIKOLOGI PERKAWINAN
Haid atau menstruasi merupakan peristiwa penting pada masa pubertas anak gadis yang juga merupakan pertanda biologis dari kematangan seksual, dimana mulai timbul perasaan hetero seksual yaitu tertarik pada lawan jenisnya dan mulai berusaha untuk mencari pacar/pasangan hidup/jodoh/belahan jiwanya, yang biasanya diikuti dengan hasrat untuk mempercantik diri agar bisa tampil menarik di depan orang lain khususnya lawan jenis.
Jika seorang wanita mempunyai hasrat untuk mempercantik diri hal ini merupakan khas feminim yang juga merupakan ciri dari diri yang sehat. Namun, jika tidak ada hasrat untuk mempercantik diri maka kemungkinan terjadi dekadensi psikis atau kemunduran.
Dalam menyeleksi pasangannya setiap karakter wanita mempunyai prinsip yang berbeda-beda ada yang menyeleksi berdasarkan ciri karakteristik yang ada persamaannya dengan diri sendiri yaitu tendensi homogami atau ikatan perkawinan berdasarkan persamaan ciri tertentu, misalnya ingin mencari pasangan yang satu suku dengannya.
Dan ada juga yang ingin mempunyai pasangan yang mempunyai sifat karakteristik yang justru berlawanan. Misalnya seseorang yang pemarah ingin mendapatkan pasangan yang sabar, agar bisa menenangkannya dan meredam emosinya kelak.
PENGERTIAN PERKAWINAN
Adalah suatu perkawinan sepasang mempelai yang dipertemukan secara formal di hadapan penghulu/kepala agama, para saksi dan sejumlah hadirin yang disahkan secara resmi sebagai suami isteri dengan upacara ritualritual tertentu. Dimana bentuk proklamasi laki-laki dan wanita bersifat dwi tunggal yakni saling memiliki satu sama lain.
Lanjutan...
Wanita memiliki tugas mengandung janin keturunan selama 280 hari. Sel telur yang terdapat dalam rahim wanita diaktifkan oleh sel sperma laki laki menjadi janin, yang disebut sebagai proses pembuahan.
Data penelitian membuktikan, bahwa kebanyakan wanita ingin menikah didasari perasaan cinta, dan didorong oleh keinginan memperoleh keturunan dari orang yang dicintai dan mencintainya. Ternyata, bahwa pada umumnya alasan menikah karena dorongan keibuan (inggin menjadi ibu) itu lebih besar daripada alasan keinginannya untuk menjadi istri.
Suatu perkawinan dimana seorang suami mempunyai lebih dari satu isteri.ada banyak alasan pria menjalankan bentuk perkawinan ini,antara lain anak,jenis kelamin anak,ekonomis,status sosial dan lain-lain.
EUGENIS
P O L I G A M I
Suatu bentuk perkawinan untuk memperbaiki/memuliakan ras.Saat Perang Dunia II Hitler memerintahkan penculikan terhadap gadis-gadis cantik dan pintar dari negara yang didudukinya.Gadis-gadis ini dipaksa dengan kekerasan untuk digauli oleh lelaki jerman dengan tujuan lahirnya ras Aria yang unggul.
Regulasi/pengaturan perkawinan
Umur Seks Upacara perkawinan Pembayaran uang nikah Hak dan kewajiban suami isteri Pembagian harta Perceraian
Tujuan regulasi Bukan untuk menghalangi perkawinan tapi untuk menjamin perkawinan Ditegakkannya kesejahteraan sosial Mencegah perkawinan dengan keluarga dekat/incest Untuk memperbaiki ras/keturunan Mencegah perceraian yang sewenang-wenang Menjamin kebahagiaan individu, kelestarian keluarga, kestabilan struktur masyarakat
4 hal pokok yang paling umum dan paling penting bagi kebahagiaan perkawinan adalah sebagai berikut: 2. Penyesuaian Seksual
1. Penyesuaian dengan pasangannya (istri atau suaminya) Hal yang paling penting dalam penyesuain perkawinan adalah kesanggupan dan kemampuan sang suami dan istri untuk berhubungan dengan mesra serta saling memberi dan menerima cinta. Masalah ini merupakan salah satu masalah yang paling sulit dalam perkawinan dan salah satu penyebab pertengkaran dan ketidakbahagiaan perkawinan apabila kesepakatan ini tidak dapat dicapai dengan memuaskan.
3. Penyesuaian Finansial Uang dan kurangnya uang mempunyai pengaruh yang kuat terhadap penyesuaian diri orang dewasa dengan perkawinan
4. Penyesuaian dengan pihak keluaga pasangan Dengan perkawinan setiap orang dewasa akan secara otomatis memperoleh sekelompok keluarga. Mereka itu adalah anggota keluarga pasangan dengan usia yang berbeda, mulai dari bayi hingga nenek/kakek, yang kerap kali mempunyai minat dan nilai yang berbda bahkan sering sekali sangat berbeda dari segi pendidikan, budaya, dan latar belakang sosialnya
a. Perilaku terhadap seks b. Pengalaman seks masa lalu c. Dorongan seksual perkembangannya lebih awal pada pria dibanding wanita dan cenderung tetap demikian. d. Pengalaman seks marital awal e. Sikap terhadap penggunaan alat kontrasepsi f. Efek Vasekomi
Pada wanita timbul secara periodik dengan turun naik selama siklus menstruasi. Variasi ini mempengaruhi minat dan kenikamatan akan seks, yang kemudian mempengaruhi penyesuaian seksual.
f. Efek Vasekomi
Apabila seseorang menjalani operasi Vasektomi, maka akan hilang ketakutan akan kehamilan yang tidak diinginkan. Vasektomi mempunyai efek yang sangat positif bagi wanita tentang penyesuaian seksual wanita tetapi akan membuat pria mempertanyakan kejantanannya
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian dengan pihak keluarga pasangan meliputi beberapa hal berikut : Stereotip Tradisional Keinginan Untuk Mandiri Keluargaisme Mobilitas Sosial Anggota Keluarga Berusia Lanjut Bantuan Keluarga untuk Anggota Pasangan
Stereotip tradisional
Stereotip yang secara luas diterima mengenai ibu mertua yang representatif dapat menimbulkan perangkat mental yang tidak menyenangkan bahwa sejak sebelum perkawinan. Stereotip yang tidak menyenangkan mengenai orang tua mereka itu adalah bossy dan campur tangan dapat menambah masalah bagi keluarga pasangan
Keluargaisme
Penyesuaian dalam perkawinan akan lebih pelik apabila salah satu pasangan lebih banyak menghabiskan waktunya untuk keluarga asal dari pada untuk mereka sendiri
Mobilitas sosial
Orang dewasa muda yang status sosialnya meningkat melebihi anggota keluarga atau pasangannya, mungkin saja akan tetap membawa mereka dalam latar belakangnya. Banyak orang tua dan anggota keluarga sering bermusuhan dengan keluarga muda.
1. Pola baru dalam tingkah laku seksual 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian terhadap pasangan
Term marriage
Term marriage atau perkawinan periodik yaitu dengan merencanakan suatu kontrak tahap pertama selama 3-5 tahun sedang tahap kedua ditempuh dalam jangka 10 tahun.perpanjangan kontrak bisa dilakukan untuk mencapai tahap ketiga yang memberikan hak kepada kedua partner untuk saling memiliki secara permanen.
Trial Marriage
Trial marriage atau kawin percobaan dengan ide melandaskan argumentasinya pada pertimbangan sebagai berikut :jangan hendaknaya dua orang saling melibatkan diri dalam satu relasi sangat intim dan kompleks dalam bentuk ikatan perkawinan itu tidak mencobanya terlebih dahulu,selama satu periode tertentu umpamanya saja selama beberapa bulan atau beberapa tahun. Jika dalam periode yang ditentukan kedua belah pihak saling bersesuian,barulah dilaksanakan ikatan perkawinan yang permanen.
Companionate marriage
Companionate marriage ,pola perkawinan ini menganjurkan dilaksanakan perkawinan tanpa anak,dengan melegalisir keluarga berencana atau pengendalian kelahiran juga melegalisir perceraian atas dasar persetujuan bersama.
b.
c. d. e. f.
g.
Konsep pasangan yang ideal Pemenuhan Kebutuhan Kesamaan Latar Belakang Minat dan Kepentingan Bersama . Keserupaan Nilai . Konsep Peran Perubahan Dalam Pola Hidup
perkawinan Peran dalam perkawinan Kawin Muda Konsep yang tidak realistis tentang perkawinan Perkawinan Campur Pacaran yang dipersingkat Konsep Perkawinan yang Romantis Kurangnya identitas
Walaupun dalam kenyataan sekarang,penyesuaian seksual lebih mudah ketimbang pada masa lalu,karena banyak informasi tentang seks yang tersedia baik di rumah,di sekolah,di universitas dan di perguruan tinggi serta tempat-tempat yang lain.kebnayakan pasangan suami isteri hanya menerima sedikit persiapan di bidang keterampilan domestik,mengasuh anak,dan manajemen umum.
Kecenderungan terhadap perubahan peran dalam perkawinan bagi pria dan wanita, dan konsep yang berbeda tentang peran ini yang dianut kelas osial dan sekelompok religius yang berbeda membuat penyesuaian dalam perkawinan semakin sulit sekarang daripada di masa lalu ketika peran masih begitu ketat dianut.
c. Kawin Muda
Perkawinan dan kedudukan sebagai orang muda menyelesaikan pendidikan mereka dan secara ekonomis independent membuat mereka tidak mempunyai kesempatan untuk mempunyai pengalaman yang dipunyai oleh teman-teman yang tidak kawin atau orang orang yang telah mandiri sebelum kawin.Hal ini mengakibatkan sikap iri hati dan menjadi halangan bagi penyesuaian perkawinan.
Orang dewasa yang bekerja di sekolah dan perguruan tinggi, dengan sedikit atau tanpa pengalaman kerja,cenderung mempunyai konsep yang tidak realistis tentang makna perkawinan berkenan dengan pekerjaan,deprivasi,pembelanjaan uang atau perubahan dalam pola hidup.pendekatan yang tidak realistis ini menuju ke arah kesulitan penyesuaian yang serius yang sering diakhiri dengan perceraian.
e. Perkawinan Campur
Penyesuaian terhadap kedudukan sebagai orang tua dan dengan para saudara dari pihak isteri dan sebaliknya jauh lebih sulit dalam perkawinan antar agama daripada bika kedua berasal dari latar belakang budaya yang sama.
Periode atau masa pacaran lebih singkat sekarang ketimbang masa dulu,dan karena itu pasangan hanya punya sedikit waktu untuk memecahkan banyak masalah tentang penyesuaian sebelum mereka melangsungkan perkawinan.
Banyak orang dewasa yang mempunyai,konsep perkawinan yang romantis yang berkembang pada masa remaja.Harapan yang berlebihan tentang tujuan dan hasil perkawinan sering membawa kekecewaan yang menambah kesulitan penyesuaian terhadap tugas dan tanggung jawab perkawinan.
h. Kurangnya identitas
Apabila seseorang merasa bahwa keluarga,teman dan rekannya memperlakukannya sebagai suami jane atau apabila wanita merasa bahwa kelompok sosial menganggap dirinya hanya sebagai ibu rumah tangga, walaupun dia seorang wanita karir yang berhasil, ia bisa saja kehilangan identitas diri sebagai individu yang sangat dijunjung dan dinilai tinggi sebelum perkawinan.
2.
3. 4.
Menghadapi kenyataan Penyesuian timbal balik Latar belakang suasana yang baik Komunikasi yang baik
KONSELING (PERKAWINAN
Menurut Latipun (2001),konseling perkawinan dapat digunakan sebagai suatu pendekatan pemecahan masalah.
Konseling perkawinan dilaksanakan tidak bermaksud untuk mempertahankan suatu keluarga.Konselor berpandangan bahwa dirinya tidak memiliki hak untuk memutuskan cerai atau tidak sebagai solusi terhadap masalah yang dihadapi pasangan.Konseling perkawinan dimaksudkakan membantu klien untuk mengaktualkan diri yang menjadi perhatian pribadi
b.
c. d.
Concurent marital counseling Collaborative marital counseling Conjoint marital conseling Couples group counseling
Konseling dilakukan secara terpisah.metode ini digunakan bila salah seorang partner memiliki masalah psikis tertentu untuk dipecahkan tersendiri selain juga mengatasi masalah yang berhubungan dengan pasangannya.
Beberapa pasangan secara bersamasama datang ke seseorang atau beberapa orang konselor.
Peran Konselor
Menciptakan hubungan baik Memberi kesempatan klien untuk melakukan ventilasi,yaitu membuka perasaannya secara leluasa dihadapan pasangannya. Memberi dorongan dan penerimaan terhadap klien Melakukan diagnosis/penemuan masalah Membantu klien mencari kemungkinan alternatif menentukan tindakan.
TERIMA KASIH