You are on page 1of 7

TEORI PEMBANGUNAN EKONOMI ROSTOW DAN LEWIS

Diajukan untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Pembangunan Pertanian

Disusun Oleh: Adi Firmansyah 150110080158 Agroteknologi B

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN
2010

Teori Rostow Teori Rostow mengemukakan tahapan transisi dari masyarakat tradisional menjadi modern merupakan pentahapan yang harus dilalui oleh setiap negara. Tahapan negara tersebut adalah:

perkembangan

1. Masyarakat tradisional (the traditional society), 2. Prakondisi untuk tinggal landas menuju pertumbuhan berkelanjutan (the

preconditions for take-off), 3. Tahap tinggal landas (the take-off), 4. Tahap menuju kedewasaan ( the drive to maturity), dan 5. Tahap masyarakat dengan tingkat konsumsi tinggi (the age of high mass

consumption). Pentahapan pembangunan ekonomi tersebut didasarkan pada karakteristik perubahan ekonomi, sosial dan politik yang terjadi. Dalam kontek ekonomi proses perubahan

masyarakat ini dicirikan oleh adanya penurunan peranan sektor pertanian dan peningkatan peranan sektor industri. Jelas sekali bahwa sector pertanian mempunyai peranan yang sanagt penting dalm teori Rostow ini, karena tanpa adanya pertanian di awal suatu pembangunan maka tidak akan tercapai peningkatan sector industry. Perekonomian pada masyarakat tradisional masih terbatas dan sektor pertanian menjadi fokus utama masyarakat, teknologi yang digunakan masih sangat sederhana. Struktur sosial dalam system masyarakat tradisional bersifat berjenjang sehingga mempengaruhi penguasaan sumberdaya pada hubungan darah dan keluarga. Pada tahap kedua proses pertumbuhan oleh Rostow bahwa sektor industri mulai berkembang namun sektor pertanian masih sangat dominan dalam masyarakat. Tahap ini sekaligus menjadi tahap dimana masyarakat memasuki tahap persiapan untuk maju ke tahap selanjutnya. Perekonomian bergerak dinamis, industri-industri bermunculan, perkembangan teknologi yang pesat, dan lembaga keuangan sebagai penggerak dana mulai bermunculan. Industrialisasi dapat dipertahankan jika dipenuhi syarat sebagai berikut; pertama, peningkatan investasi di sektor infrastruktur/prasarana terutama transportasi. kedua, revolusi bidang pertanian untuk memenuhi peningkatan permintaan penduduk. ketiga, perluasan impor, termauk impor modal oleh biaya produksi yang efisien dan pemasaran sumber alam untuk ekspor.
Teori Pembangunan Rostow & Lewis terhadap Indonesia Adi Firmansyah 2010

Tahap tinggal landas sebagai suatu revolusi industri yang berhubungan dengan revolusi metode produksi dan didefinisikan sebagai tiga kondisi yang saling berkaitan, sebagai berikut Kenaikan laju investasi produktif antara 5 - 10% dari pendapatan nasional Perkembangan salah satu atau beberapa sektor manufaktur penting dengan laju pertumbuhan tinggu. Hadirnya secara cepat kerangka politik, sosial dan isntitusional yang menimbulkan hasrat ekspansi sektor modern, dan dampak eksternalnya akan memberikan daya dorong pada pertumbuhan ekonomi. Prasyarat pertama dan kedua saling berkaitan dimana kenaikan lanju investasi produktif antara 510% dari GNP dapat menyebabkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi pada sektosektor ekonomi khususnya sektor manufaktur. Karena sektor manufaktur dipandang sebagai indikator perkembangan industrialisasi dan memiliki keterkaitan dengan sektor-sektor lain. Maka dengan mendorong pertumbuhan tinggi sektor manufaktur akan mempengaruhi pertumbuhan tinggi pada sektor lain yang berakibat pada perkembangan GNP yang lebih tinggi. Tahap menuju kedewasaan ditandai dengan penerapan teknologi modern secara efektif terhadap sumber daya yang dimiliki. Pada tahap ini terdapat tiga perubahan yang penting : Tenaga kerja berubah dan tidak terdidik menjadi baik Perubahan watak pengusaha dari pekerja dari keras dan kasar berubah menjadi manajer efisien yang halus dan sopan Masyarakat jenuh terhadap indutrialisasi dan menginginkan perubahan lebih jauh

Tahap konsumsi tinggi merupakan tahap akhir teori pertumbuhan Rostow. Pada tahap ini ditandai dengan migrasi besar-besaran masyarakat pusat perkotaan ke pinggiran kota, akibat dari pusat kota dijadikan sebagai tempat kerja. Juga perubahan orientasi dari pendekatan penwaran (supply side) yang dianut menuju ke pendekatan permintaan (demand side). Lebih lanjut terjadi pergeseran perilaku ekonomi yang awalnya menitikberatkan pada produksi, namun beralih ke konsumsi. Menurut Rostow tiga kekuatan utama yang cenderung meningkatkan kesejahteraan adalah: Pengaruh kebijakan nasional guna meningkatkan kekuasaan dan pengaruh melampaui batas-batas nasional
Teori Pembangunan Rostow & Lewis terhadap Indonesia Adi Firmansyah 2010

Ingin memiliki satu negara kesejahteraan (walfare state) dengan pemerataan pendapatan nasional yang lebih adil melalui pajak progresif, peningkatam jaminan sosial dan fasilitas hiburan bagi para pekerja Keputusan untuk membangun pusat perdangan dan sektor penting seperti mobil, jaringan rel kereta api, rumah murah, dan berbagai peralatan rumah tangga yang menggunakan listrik. Teori pembangunan Arthur Lewis Pembahasannya lebih pada proses pembangunan antara daerah kota dan desa, diikuti proses urbanisasi antara kedua tempat tersebut. Selain itu teori ini juga mengulas model investasi dan system penetapan upah pada sistem modern yang juga berpengaruh pada arus urbanisasi yang ada. Lewis mengasumsikan bahwa perekonomian suatu negara pada dasarnya terbagi menjadi dua : Perekonomian tradisional Lewis berasumsi bahwa daerah pedesaan dengan perekonomian tradisional mengalami surplus tenaga kerja. Surplus tersebut erat kaitannya dengan basis utama perekonomian tradisional. Kondisi masyarakat berada pada kondisi subsiten akibat perekonomian yang subsisten pula yang ditandai nilai produk marginal dari tenaga kerja yang bernilai nol. Kondisi ini menunjukkan bahwa penambahan tenaga kerja justru akan mengurangi total produksi yang ada, sebaliknya dengan mengurangi tenaga kerja justru tidak mengurangi total produksi yang ada. Dengan demikian, nilai upah riil ditentukan oleh nilai rata-rata produk marginal, dan bukan produk marginal dari tenaga kerja itu sendiri. Perekonomian industri Sektor industri berperan penting dalam sektor ini dan letaknya pula di perkotaan. Pada sektor ini menunjukkan bahwa tingkat produktivitas sangat tinggi termasuk input dan tenaga kerja yang digunakan. Nilai marginal terutama tenaga kerja, bernilai positif dengan demikian daerah perkotaan merupakan tempat tujuan bagi para pencari kerja dari daerah pedesaan. Jika ini terjadi maka penambahan tenaga kerja pada sektor-sektor industri akan diikuti pula oleh peningkatan output yang diproduksi. Dengan demikian, industri perkotaan masih menyediakan lapangan pekerjaan bagi penduduk desa. Selain lapangan kerja yang tersedia tidak kalah menarik tingkat upah di kota yang mencapai 30%, dan ini kemudian menjadi ketertarikan bagi penduduk desa dalam melakukan urbanisasi.
Teori Pembangunan Rostow & Lewis terhadap Indonesia Adi Firmansyah 2010

Berdasarkan kedua teori yang telah dikemukakan, Indonesia merupakan berkembang yang sedang mengalami tahap demi tahap dari yang dikemukakan dalam teori tersebut. Indonesia sedang bergerak dari tradisonal menuju tahap konsumsi tinggi atau dari tradisional menuju perekonomian industri. Dalam tahap-tahap itu terdapat sisi positif dan negatif yang muncul, kedua sisi ini tidak dapat kita hindarkan karena pembangunan merupakan sebuah proses. Salah satu contoh dari proses pembangunan di Indonesia beradasarkan kedua teori di atas adalah urabanisasi. Urabanisasi merupakan akibat dari munculnya industri di perkotaan dan mulai ditinggalkannya pertanian di pedesaan. Di dalam teori migrasi klasik, perpindahan ini disebabkan oleh dua faktor utama yaitu faktor pendorong (push factor) dari daerah asal dan faktor penarik (pull factor) dari daerah tujuan. Dalam proses modernisasi, urbanisasi dipandang sebagai perubahan dari orientasi tradisional ke orientasi modern dimana terjadi difusi modal, teknologi, nilai-nilai, pengelolaan kelembagaan dan orientasi politik dari dunia modern ke masyarakat yang lebih tradisional. Tidak hanya proses difusi, tetapi juga proses intensifikasi pada beragam etnis, suku, agama dan mata pencaharian. Pada dasarnya ubanisasi menimbulkan dampak negatif maupun dampak positif. Keban, (1995) mencoba menjelaskan pandangan Arthur Lewis dan Myrdal tentang dampak yang bertolak belakang tersebut. Menurut Lewis, sektor modern yang terdapat di daerah perkotaan jauh lebih produktif dari pada sektor tradisional yang biasanya terdapat di pedesaan. Untuk kepentingan makro, dalam rangka meningkatkan pendapatan nasional, Lewis menyarankan agar tenaga kerja yang kurang produktif/tidak produktif di daerah pedesaan harus pindah ke kota dan bekerja pada sektor modern. Secara agregat, semua tenaga kerja ini akan menyumbang terhadap total pendapatan nasional. Sebaliknya, Myrdal kemudian mencoba memberikan pemahaman tentang dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh urbanisasi bahwa daerah pedesaan (daerah belakang) akan kehilangan tenaga kerja, dengan demikian sektor pertanian akan terhambat, karena kesulitan mencari tenaga kerja di pedsaan. Kondisi ini akan mempengaruhi produktivitas pertanian semakin menurun. Dampak yang lebih luas, juga akan mempengaruhi industri yang berkembang di kota yang membutuhkan produk pertanian pedesaan. Jika pengaruhnya besar bagi industri, maka pertumbuhan GNP akan menurun. Kedua pendapat ini penting, karena dengan demikian urbanisasi harus dikendalikan. Jika tidak, urbanisasi akan mendatangkan masalah besar yang menghambat jalannya proses pembangunan.
Teori Pembangunan Rostow & Lewis terhadap Indonesia Adi Firmansyah 2010

Indonesia menerapkan kebijaksanaan urbanisasi melalui dua pendekatan. Pertama, mengembangkan daerah-daerah pedesaan agar ebih maju dengan memiliki ciri-ciri sebagai daerah perkotaan yang dikenal dengan urbanisasi pedesaan. Kedua, mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru yang dikenal dengan daerah penyangga pusat pertumbuhan. Pendekatan pertama berupaya untuk mempercepat tingkat urbanisasi tanpa menunggu pertumbuhan ekonomi, yaitu dengan melakukan beberapa terobosan yang bersifat nonekonomi. Perubahan tingkat urbanisasi tersebutdiharapkan akan memacu tingkat

pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian daerah-daerah pedesaan didorong pertumbuhannya agar memiliki ciri-ciri kekotaan. Penduduk desa tersebut dapat dikategorikan sebagai "orang kota" walaupun sebenarnya mereka masih tinggal di suatu daerah yang memiliki warna pedesaan. Hal ini sejalan dengan istilah wisata pantai atau kota pantai, desa wisata agribisnis, dan lain-lain. Kebijaksanaan kedua adalah mengembangkan kota-kota kecil dan sedang yang selama ini telah ada untuk mengimbangi pertumbuhan kota-kota besar dan metropolitan. Sejalan dengan makin berkembangnya proses pengkotaan daerah sekitar kota, maka penyerapan angkatan kerja di sektor pertanian pun mengalami penurunan. Faktor yang paling besar kontribusinya dalam hal ini adalah konversi lahan pertanian produktif menjadi lahan pemukiman, industri dan rekreasi. Konsekuensinya adalah tenaga kerja pertanian akan beralih ke sector manufaktur dan sektor jasa. Pada kenyataannya sektor jasa menjadi sektor yang cukup diminatidibandingkan dengan sektor manufaktur. Akan tetapi sektor formal dan informal menunjukkan angka yang tidak mencolok.

Untuk daerah pedesaan, mereka yang terserap di sektor pertanian 36.674.901 orang (58 %), manufaktur sebanyak 7.231.460 (11 %) dan jasa sebanyak 17.430.901 (28 %). Sektor formal menyerap 9.764.644 (9 %) dan sektor informal menyerap 46.712.643 (41 %). Daerah pedesaan masih didominasi oleh sektor pertanian dan informal. Selain dari lapangan kerja dan kesempatan kerja yang tersedia, hal ini sangat berkaitan erat dengan keadaan psikososial maupun sosial ekonomi dari masyarakat pedesaan seperti struktur masyarakatnya yang sederhana, mata pencaharian homogen, kekerabatan yang tinggi, non materialis, kindship, organisasi sosialnya sederhana, dan mobilitas rendah. Masalah klasik yang dihadapi berkaitan dengan urbanisasi selalu pada urbanisasi tidak terkendali. Ini terjadi sebagai akibat dari praktek sistem ekonomi yang terlalu mementingkan
Teori Pembangunan Rostow & Lewis terhadap Indonesia Adi Firmansyah 2010

modernisasi industri di kota dan telalu mengutamakan sektor modern di kota. Akibatnya tidak mampu menyediakan pemenuhan kebutuhan dasar bagi penduduk kota maupun penduduk desa. Arus urbanisasi yang pesat juga merupakan kelemahan masyarakat yang tidak mampu menciptakan pasaran dalam negeri yang memadai untuk mendorong produksi (baik pertanian maupun industri).

Bagi banyak negara berkembang, termasuk Indonesia, kebijakan pembangunan yang mengabaikan sektor pertanian telah menimbulkan tidak memadainya pertumbuhan pendapatan di daerah pedesaan. Di sisi lain, kebijakan mengimpor teknologi padat modal secara besar-besaran untuk mencapai industrialisasi dengan segera telah menyebabkan pertumbuhan kesempatan kerja di kota tidak sesuai dengan jumlah orang yang mencari pekerjaan. Ribuan petani di pedesaan kehilangan tanah karena mekanisasi pertanian yang belum waktunya, alih fungsi lahan yang semakin terus meningkat menimbulkan gejala baru yang menyebabkan petani harus berpindah ke kota-kota yang tumbuh dengan pesat, tetapi apa yang diharapkan mereka ternyata tidak terwujud.

Dari pemaparan di atas ternyata urabnisasi merupakan dampat dari moderniasi yang mempunyai sisi positif dan negatif.

DAFTAR PUSTAKA

Oktaviani. TT. Perkembangan Perekonomi Suatu Negara Berdasarkan teori Rostow. Diakses melalui: http://www.scribd.com/doc/38875372/ekbang-teori-rostow. Tanggal akses: 02-11-10. P., Adam, Felecia. 2005. Tren Urbanisasi Di Indonesia. Diakses melalui:

http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/3~urbanisasi.pdf. Tanggal akses: 02-11-10. Sumedi dan Supandi. 2004. Kemiskinan di Indonesia: Suatu Fenomena. Pusata Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian, Departemen Pertanian. Diakses melalui: http://pse.litbang.deptan.go.id/ind/pdffiles/WP_21_2004.pdf. Tanggal akses: 02-11-10.
Teori Pembangunan Rostow & Lewis terhadap Indonesia Adi Firmansyah 2010

You might also like