You are on page 1of 14

GENETIKA POPULASI

I. TUJUAN

1. Mengamati fenotip dari sifat arah putaran rambut (hair whorl rotation), ear

lobe, widows peak, tongue rolling, pada populasi peserta praktikum

genetika.

2. Mengetahui cara menghitung frekuensi gen, sifat morfologi, dan sifat

tingkah laku dengan menggunakan metode Hardy-wenberg.

II.TEORI

Populasi adalah suatu kelompok individu sejenis yang hidup pada suatu

daerah tertentu. Genetik populasi adalah cabang dari ilmu genetika yang

mempelajari gen-gen dalam populasi dan menguraikannya secara matematik

akibat dari keturunan pada tingkat populasi. Suatu populasi dikatakan

seimbang apabila frekuensi gen dan frekuensi genetik berada dalam keadaan

tetap dari setiap generasi (Suryo 1994: 344)

Frekuensi adalah perbandingan banyaknya individu dalam suatu kelas

terhadap jumla seluruh individu. Frekuensi alel adalah perbandingan suatu

alel setiap individu dalam suatu kelas terhadap jumlah seluruh individu (suryo

2003: 379). Frekuensi alel sangat penting dalam genetika populasi karena

alel dapat mengakibatkan individu memiliki sifat yang bervariasi (Klug &

1
2

Cummings 1994: 731).

Prinsip populasi tersebut di atas disebut dengan prinsip ”Equilibrum

Hardy-Wenberg”. Populasi harus memenuhi beberapa syarat agar berada

dalam keadaan seimbang dan memenuhi hukum ”Equilibrum Hardy-

Wenberg”.beberapa syaratnya antara lain:

1. Tidak terjadi mutasi. Jika terjadi mutasi maka frekuensi gen atau genetik

yang muncul akan terjadi perubahan.

2. Tidak terjadi migrasi. Migrasi dapat menyebabkan terjadinya perpindahan

gen antara suatu populasi dengan populasi yang lain.

3. Jumlah populasi besar. Jumlah populasi yang besar dapat

mempermudah untuk melihat perbandingan setiap frekuensi gen atau

genetik yang muncul.

4. Random genetic drift. Perubahan frekuensi gen dalam suatu populasi.

5. tidak terjadi seleksi alam.

6. adanya perkawinan secara acak. Perkawinan secara acak dapat

memperbanyak variasi genetik.

(Ridley 1993: 131; Russell 1994: 504; Campbell dkk 2002: 266).

Dalam hukum Hardy-Wenberg, keseimbangan akan terpenuhi jika

memenuhi persamaan berikut:

A (p) a (q)
A (p) AA(p2) Aa(pq)
a (q) Aa(pq) aa(q2)

(p + q)2 = 1 jadi p + q = 1
3

karena p = frekuensi alel A

q = frekuensi alel a

jadi, p2 + 2pq + q2 = 1

keterangan:

a. p adalah alel dominan. Apabila dominan homozigot dilambangkan

dengan p2.

b. pq adalah sifat dominana heterozigot.

c. q adalah alel resesif dan dilambangkan dengan q2

(Suryo 1994: 379).

Populasi yang termsuk dalam hukum Hardy-Wenberg adalah populasi

yang jumlah frekuensi gen atau alel tetap pada setiap generasi. Jadi

memenuhi syarat hukum Hardy-Wenberg.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi frekuensi gen antara lain:

1. Terjadinya mutasi. Mutasi dapat mengakibatkan perubahan genotipe

sampai perubahan fenotipe pada suatu organisme. Mutasi kromosom

dapat menyebabkan perubahan fenotipe pada makhluk hidup atau tidak

berdampak sama sekali sehingga tidak terjadi perubahan fenotipe atau

penampakan (Russell 1994: 378).

2. Terjadinya seleksi alam. Kemampuan organisme beradaptasi terhadap

perubahan lingkungan berbeda-beda. Organisme yang mampu

beradaptasi dapat terus mempertahankan dirinya sementara organisme


4

lain yang kemapuan beradaptasinya rendah akan mengalami seleksi alam

hinga akhirnya punah. Adaptasi statu organisme untuk terus bertahan

hidup merupakan proses terjadinya evolusi. Seleksi alam Sangay

mempengaruhi frekuensi gen, apabila suatu organisme dalam populasi

mengalami kepunahan akibat seleksi alam maka frekuensi gen dapat

berkurang seiring dengan kepunahan organisme tersebut ( Klug &

Cummings 1994: 739--740).

3. Mekanisme pemisahan, yaitu setiap mekanisme yang menghambat

terjadinya pertukaran gen. Mekanisme dapat meliputi mekanisme

geografis atau mekanisme lain yang menhalangi pertukaran gen dalam

suatu populsi yang berada pada daerah yan sama (Suryo 1994: 384).

4. Genetics drift, yaitu berubahnya frekuensi gen dalam statu populasi.

Frekuensi gen dalam statu populasi apat naik-turun karena setiap individu

dalam populasi memiliki alel tertentu yang keadaannya homozigot atau

heteroziot. Luas fluktuasi frekuensi gen disebut dengan “Random

Genetics Drift” (Suryo 1994: 388)

5. Gene flow. Gene flow dapat terjadi apabila statu individu pergi

meninggalkan populasi asal atau melakukan emigrasi ke populasi lain dan

masuknya individu ke dalam populasi yang berbeda sehingga

mengakibatkan perubahan alel pada individu (Klug & Cummings 1994:

745).

6. Inbreeding, yaitu perkawinan antara individu yang memiliki hubungan

keluarga yang dekat. Inbreeding mengakibatkan frekuensi gen tetap


5

sehingga variasi dalam populasi akan berkurang (Klug & Cummings

1994: 745)

Sifat-sifat yang dipengaruhi oleh faktor genetika antara lain :

1. Widows peak, yaitu sejenis kontur yang menjorok keluar dari batas rambut

di dahi. Sifat widows peak ditentukan oleh alel dominan W dan yang

resesif dengan alel w. Gen WW dan Ww menunjukan sifat widows peak.

Gen ww menunjukan sifat sebaliknya yaitu tidak widows peak (Jones &

Richard 1992: 173)

2. Ear-lobe, yaitu cuping menempel yang dibedakan menjadi cuping

menempel dan cuping tidak menempel/ cuping bebas. Cuping bebas

merupakan sifat dominan dengan alel F. Cuping menempel merupakan

sifat resesif dengan alel f. Gen FF dan Ff menunjukan sifat cuping tidak

enempel. Sedangkan gen ff menunjukan sifat cuping yang menempel

(Jones & Richard 1994: 173)

3. Crown hair whorl, yaitu arah putaran rambut pada manusia yang searah

putaran jarum jam dan merupakan sifat yang dominan disimbolkan

dengan alel C. Arah putaran rambut yang berlawanan arah jarum jam

merupkan sifat yang resesif dengan alel c. Gen CC dan Cc merupakan

arah putaran rambut yang searah jarum jam (dextral). Gen cc merupakan

gen yang menunjukan arah putaran rambut yang berlawanan dengan

arah jarum jam (sinistral) Jones & Richard 1992: 173).

4. Sifat tingkah laku yang dipengaruhi oleh gen adalah melipat lidah atau

tongue rolling. Kemampuan melipat lidah merupakan sifat dominan


6

dengan alel R. Sifat yang tidak mampu melipat lidah merupakan sifat

resesif dengan simbol r. Gen RR dan Rr membawa sifat mampu melipat

lidah. Gen rr menunjukan sufat tidak mampu melipat lidah (Jones &

Richad 1992: 173).

III. ALAT, BAHAN DAN CARA KERJA

A. ALAT

Kertas, pulpen/ pensil, penggaris, penghapus, kalkulator.

B. BAHAN

bahan yang digunakan dalam praktikum hádala anggota tubuh (rambut,

lidah, dan telinga) para peserta praktikum genetik tahun 2007 paralel I.

C. CARA KERJA

Fenotipe semua peserta prakikum genética 2007 paralel I diperiksa dari

keempat sifat yaitu: widpws peak, tongue rolling, ear-lobe, dan hair whorl

rotation. Setelah diamati, data yang didapat dikumpulkan dan ditabulasikan.

IV. HASIL PENGAMATAN

Hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel 1 di lampiran.

V. PEMBAHASAN

Hukum Hardy-Wenberg merupakan keadaan populasi dalam keadaan


7

seimbang. Populasi dapat dikatakan dalam keadaan seimbang jika populasi

tersebut memenuhi hukum Hardy-Wenberg. Untuk dapat dalam keadaan

seimbang, suatu populasi harus memenuhi syarat-syarat pada hukum Hardy-

Wenberg (Ridley 1993: 131; Russell 1994: 504; Campbell dkk 2002: 266).

Ciri-ciri populasi yang termasuk dalam hukum Hardy-Wenberg yaitu

dalam populasi tidak terjadi mutasi, tidak terjadi migrasi, tidak ada selesi

alam, genetic drift, dan inbreeding. Jika ciri-ciri tersebut tlah dipenuhi oleh

suatu populasi maka populasi tersebut dapat dikatakan dalam keadaan

seimbang. Jadi frekuensi gen dan frekuensi alel berada dalam keadaan yang

tetap dari generasi ke generasi.

Dalam praktikum bahan yang digunakan adalah praktikan genetika

paralel I. Hal-hal yang diamati adalah cuping telinga, arah putaran rambut,

tingkah laku lidah, dan bentuk rambut bagian dahi. Cuping telinga terdapat

keadaan ear-lobe yaitu cuping telinga yang menempel. Arah putaran rambut

(crown hair whorl) yang dominan adalah putaran yang searah jarum jam

(dextral). Sedangkan yang arah putarannya berlawanan arah jarum jam

bersifat resesif. Tingkah laku lidah yang dapat melipat (tongue rolling) juga

bersifat dominan. Sedangkan yang tidak dapat melipat lidah bersifat resesif.

Sifat widows peak adalah jenis kontur rambut yang menjorok ke dahi. Sifat

widows peak bersifat dominan (Jones & Richard 1992: 173)

Berdasarkan pengamatan selama praktikum terdapat sifat earlobe

yang tidak menempel sebanyak 27 orang dari 39 orang, sedangkan yang

menempel sebanyak 12 orang dari 39 orang. Dari sifat crown hair whorl
8

didapat yang searah jarum jam sebanyak 25 orang dan yang berlawanan

arah jarum jam sebanyak 14 orang dari 39 orang. Sifat tongue rolling, yang

dapat melipat lidah terdapat sebanyak 24 orang dan yang tidak dapat melipat

lidah sebanyak 15 orang dari 39 orang. dan yang terakhir yaitu sifat widows

peak, terdapat sebanyak 12 orang yang memiliki rambut widows peak dan 27

orang yang tidak bersifat widows peak. Jika diperhatikan populasi praktikan

genetika paralel I memenuhi hukum Hardy-Wenberg karena dalam populasi

tidak terjadi mutasi, migrasi, seleksi alam, genetic drift, dan inbreeding (Suryo

1994: 378).

Suatu populasi dapat tidak berada dalam hukum Hardy-Wenberg. Hal

tersebut dapat terjadi karena ada faktor-faktor yang dapat ikut mempengaruhi

frekuensi gen atau alel. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi adalah

mutasi, migrasi, seleksi alam, genetics drift, mekanisme pemisahan, gene

flow, dan inbreeding.

VI. KESIMPULAN

1. Sifat morfologi dipengaruhi oleh faktor genetik antara lain arah putaran

rambut (hair whorl rotation), ear-lobe, widows peak, serta sifat tingkah

laku yaitu kemampuan melipat lidah.

2. Untuk menghitung jumlah frekuensi gen, sifat morfologi, dan tingkah laku

dapat digunakan hukum Hardy-Wenberg dengan persamaan:

p2 + 2pq + q2 = 1 dimana (p + q)2 = 1 maka p + q = 1


9

VI. DAFTAR ACUAN

Campbell, N. A., J. B. Reece & L.G. Mitchell. 1999. Biologi ed ke-5.

terjemahan dari Biology. 5th ed, oleh Lestari. Erlangga. Jakarta: xxi + 438

hlm.

Jones, R.N. & G.K. Richard. 1992. Practical Genetics. Open University Press,

Milton Keynes: xii + 228 hlm.

Klug, W.S & M.R. Cummings. 1994. Concept of Genetics. 4th ed. Prentice

Hall. New Jersey: xvi + 837 hlm.

Ridley, M. 1993. Evolution. Black well scientific publication. Massachusetts: vii

+ 670 hlm.

Russell, P.J. 1994. Fundamental of Gentics. Herper Collins college publisher,

New York: xvi + 540 hlm.

Suryo, H. 1994. Genetika Manusia. Gadjah Mada University Press.

Yogyakarta: xvi + 539 hlm.


10

Gambar 1 : Ear-lobe
[Sumber: nlm.nih.gov.]

Gambar 2 : Tongue rolling


[Sumber: facstaff.uww.edu.]
11

Gambar 3 : Crown hair whorl


[Sumber: my.telegraph.co.uk.]

Gambar 4: Widows peak


[Sumber: moe.gov.sg3.]
12

Tabel 1

Tabel hasil pengamatan genetika populasi

Populasi praktikan genetika 2007 kelas paralel 1

Sifat Fenotip Perempuan Laki-laki


1 2 3 4 5 6 7 8 ∑ 1 2 3 4 5 6 7 8 ∑
Hair Serah jarum 6
whorl jam (CC, Cc)
2 2 3 2 2 4 3 1 19 1 1 0 1 1 1 0 1
rotatio
n
Berlawanan 5
2 1 0 1 2 0 1 2 9 0 1 2 1 0 0 1 0
jarum jam (cc)
Widow’ Widow’s peak 3
2 0 1 1 1 1 0 3 9 0 0 1 1 0 0 0 1
s peak (WW, Ww)
Non widow’s 8
2 3 2 2 3 3 4 0 19 1 2 1 1 1 1 1 0
peak (ww)
Ear Free (FF, Ff) 6
2 3 2 2 2 4 4 2 21 1 1 0 1 1 1 1 0
lobe
Attached (ff) 2 0 1 1 2 0 0 1 7 0 1 2 1 0 0 0 1 5
Tongue Mampu 7
rolling melipat lidah 3 1 0 2 3 2 4 2 17 0 2 1 1 1 0 1 1
(RR, Rr)
Tidak mampu 4
melipat lidah 1 2 3 1 1 2 0 1 11 1 0 1 1 0 1 0 0
(rr)
13

Tabel 2

Hasil perhitungan sifat atau karakter populasi kelas paralel 1

Tabel analisis keragaman


Sifat Fenotip Jumlah Proporsi¹üüMP
´·§Z!Ë:¯‘¢Ú8¦©¢§
Oø¯¤·˜$8y]ŽàfµO
œ~é*2 チ bi3
ヘ/ÛOecÿ¼Š,)3
f5º ヘ*õ±<¯£ñ¥˜Û ヘ
»|é$ÓH>’ l‚Q'ÝÂ
´NÁ°žc¬Ãx²ã.
´ÿcF0Ñø<‚
åç›ÄPlnÉÂä/Ÿ ミ F'
c^Û¯_ÝÁÝá チ Û‹<
£ßÁ®Iú)I=Ð:w]»µ›
нá]*+"¸]v$âcAÃ
.»W…
Qh`ußœ ヘ E…-
ƒæÿP ミ éŸæëÁÿYŸ
“öOó•h„êcç
L£~×äT¾ ン F瀀
®»ÞëjuÑsÌ‘チ 1V¿Ì
7JÉQ çÅ$=59Xü
E¨ÌÔ>£
Å:Br’´%ïhFöíGXãç
ó:½¿ÀÆb=?8Æâ
@>^&'™:Ò×—
kŸ)ôN$‰¿»@•!Ò
Ä マ œÅÄe(*—xJO
E ヘ RfŸ?3©"ðBK-
uê¬eIà ヘ§‡ミ«çp‹‹ú
—®Œª½œミs ó©dþJ
w©¹×¿&»e§·ƒ#÷mÕ
³.Ÿ#šÀu<o2Nâ<;
14

þe‡Xm5zåÄνð¬Z
n-
µ_=šÕÌ1+Û*ƒQœV-
MbÜÊžÿmfû¥Ð¿›+
^þþ
âó¯ZÕÆ#z ミ™Iþt÷
™T” ¡wŽ</åÜB¦°
9™pǼ™¹97•Ô
&‡¯5è](kî,ŠPÅIYŒ
ƹ•ÈñreCùghlË1Ê
©÷pé÷IJžˆ ó¦¸ÆªåÇ
Æ&o9û¸ÿ
òÒ>–
ÇÔš ヘ>'ÂÊ…–
¡J/©ン´W
†F2Ÿ™+œÊÅú‰œ
œèçò&§%zÿ÷Šr̬”
チ+³S^êF›3FÿžMG
Vü/`>ýÔDÖ^ÃÔí«ã
ývËÄ|ÛÄ

×&¢‰ù͵x]xT«‰²
j¸¾ùó¸œ/©Ä-
EÚ›ù”„ß2àYßÓt3á
´øpð‹—+ëóÿ®ÕFm~
—nêKœŽA9§_pº,
—Û,é'Gù”éÄŸÈ:G
„マ7Íマ cê7ru'rt•ò€ÕE;
„%Çö+Káá³óÞ7|
8f‰mâÉ®›1
âè¸~&‡ó¢¡8k—
ÁŲ1‡hça»5~¾k×
7M¸]èÖ
ËåÁú¢
ªâ›‚Ä·û~—üÇ&a©Ì
ß6¶ã¾J¾ß¾ËìYŠÉ
nò¨·, OûÕI³×Ç~;
k:KüB ミ§4'C4
ëŒÇõqU¶®Öª7f.òÿ
K—5

You might also like