You are on page 1of 13

BAB VI FASE GAS

Tujuan Pembelajaran Tujuan umum Memberi pengertian tentang udara yang terdapat dalam pori tanah beserta komposisi dan alirannya dalam tanah serta pertukaran parsial gasnya dengan udara atmosfer. Tujuan khusus Setelah mempelajari bab ini mahasiuswa mampu menjelaskan tentang: - pengertian fase gas atau udara tanah, - komposisi udara tanah, - aliran gas dalam tanah, dan - diffusi gas dalam tanah. Disamping itu mahasiswa mampu mengukur dan menghitung daya hantar udara serta alirannya dalam tanah. 6-1. Pendahuluan Fase gas merupakan udara tanah yang mengisi pori tanah yang tidak terisi dengan air. Udara merupakan bagian penting ke dua setelah air di dalam tanah, yaitu sebagai sumber penyedia oksigen bagi proses respirasi akar tumbuhan. Kehidupan lainnya dalam tanah juga sangat membutuhkan oksigen bagi pernafasannya. Jika persediaan udara dalam tanah kurang, maka proses respirasi organisma akan terhambat, sehingga berbagai proses fisiologis lainnya juga mengalami penurunan

195 dan pertumbuhan akan terganggu, bahkan tumbuhan dapat mati sama sekali. Itulah sebabnya kenapa tumbuhan yang kekurangan oksigen akan mengalami kelayuan sekalipun ketersediaan airnya mencukupi. Ketersediaan udara dalam frofil tanah sangat tergantung kepada porositas tanah, kandungan air dalam pori tanah, dan kedalaman tanahnya, sedangkan kualitas udaranya sangat tergantung kepada kemudahan aerasi, yakni kemudahan pertukana udara dalam tanah dengan atmosfer. Aerasi juga tergantung kepada tekstur, struktur dan porositas tanahnya. Porositas tanah yang mendukung ketersediaan udara yang mencukupi adalah voleme pori aerasi; pada tanah dengan tekstur liat berat apalagi keberadaannya di daerah beriklim basah seringkali kekurangan penyediaan udara tanah, karena tanah demikian porositas aerasinya sangat kecil dan proses aerasinya juga sangat terhambat. Berbeda halnya dengan tanah yang bertekstur berpasir, dimana porositas aerasinya sangat besar, sehingga penyediaan udaranya cukup tinggi, namun tanah - tanah demikian seringkali bermasalah dalam penyediaan air yang cukup bagi pertumbuhan tumbuhan, apalagi bila keberadaannya di daerah beriklim kering. Air merupakan pengatur ketersediaan udara dalam pori tanah; bila kandungan air dalam pori tanah cukup tinggi maka kandungan udaranya menjadi rendah, karena sebagian besar pori telah terisi dengan air, demikian juga sebaliknya, ketika air keluar dari dalam pori maka pori tersebut langsung akan diisi oleh udara tanahnya. Faktor kedalaman tanah berpengaruh terhadap kandungan udara dalam tanahnya; kandungan udara dalam profil tanah yang tertinggi adalah pada lapisan permukaan dan semakin menurun dengan kedalaman tanahnya. Kondisi ini terjadi karena lapisan permukaan berhubungan langsung dengan atmosfer, sehingga udara dengan mudah dapat terdiffusi ke dalam tanahnya. Dengan semakin dalam tanahnya, maka kandungan air semakin tinggi akibat semakin dekat dengan permukaan air tanah bebas, sehinga udara semakin berkurang, disamping itu diffusi dari atmosfer juga semakin terhambat akibat

196 lokasi yang semakin berjauhan. Di lain pihak respirasi akar tumbuhan pada lapisan tanah bawah akan melepaskan sejumlah CO2 ke lingkungannya sementara sejumlah O2 akan dikonsumsi oleh proses tersebut, sedangkan aerasi di kedalaman ini sangat terbatas. Akibatnya konsentrasi CO2 meningkat dengan kedalaman tanah sedangkan konsentrasi O2 semakin menurun. Kualitas udara dimaksudkan dengan perimbangan kandungan parsial gas CO2 dengan O2, dimana respirasi akar akan mengeluarkan gas CO2 dan mengonsumsi gas O2, sehingga tekanan parsial gas CO2 semakin lama semakin meningkat, sementara tekanan parsial gas O2 semakin menurun, pada hal yang diperlukan akar tumbuhan dari udara tanah adalah kandungan O2 nya. Kemudahan diffusi parsial gas O2 dari atmosfer ke dalam tanah dan CO2 dari dalam tanah ke atmosfer atau yang distilahkan dengan aerasi merupakan faktor penentu kualitas udara dalam tanahnya. 6-2. Komposisi Udara Tanah Pada hakekatnya komposisi udara tanah tidak berbeda dengan atmosfer, hanya saja bila aerasinya terhambat maka konsentrasi CO2 lebih tinggi dalam udara tanah dan konsentrasi O2 lebih rendah daripada atmosfer. Demikian juga seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa pada kondisi normal konsentrasi CO2 dalam udara tanah semakin meningkat dengan kedalaman tanah, sedangkan konsentrasi O2 semakin menurun. Secara umum dapat dikatakan bahwa susunan udara tanah terdiri atas 80 % N2 dan 20 % lainnya merupakan campuran antara O2, CO2, uap air dan sejumlah kecil gas gas lainnya seperti dalam udara atmosfer. Volume udara dalam tanah yang paling ideal bagi pertumbuhan tumbuhan adalah sekitar 25 % dari volume total tanahnya, akan tetapi bila ketersediaan volume udara antara 5 sampai 15 % saja sudah mencukupi bagi kebutuihan respirasi peraakaran tumbuhannya.

197 6-3. Aliran Gas Dalam Tanah Seperti halnya air yang mengalir dalam tanah akibat adanya gradien hulu hidrolik, demikian juga gas dalam tanah mengalir akibat adanya gradien tekanan gas total ( P). Gas akan mengalir dari zona dengan tekanan tinggi ke zona bertekanan lebih rendah. Perobahan tekanan udara dalam tanah dapat terjadi akibat pengisian pori oleh air infiltrasi, naiknya permukaan air tanah dan perobahan suhu tanah. Kerapatan aliran dan daya hantar udara dalam tanah dapat ditetapkan dengan menggunakan peralatan seperti berikut:

c d

Keterangan: a: Tabung berdinding ganda yang terisi air b:Tabung dapat bergerak c: Manometer air d: Keran e: Contoh tanah f: Pemberat

e Gambar 6.1. Perangkat Pengukur Daya Hantar Udara Dalam Tanah Pemberat akan mengangkat tabung (b) ke atas, sehingga volume tabung akan bertambah dan tekanan udaranya akan menururun menjadi

198 lebih rendah dari atmosfer. Pada manometer air (c) dapat dibaca tekanan udaranya, demikian juga pertambahan volume tabung dapat diketahui berdasarkan kenaikan tabungnya. Akibat berkurangnya tekanan udara dalam tabung (b), maka akan mnenghasilkan perbedaan tekanan dengan atmosfer ( P). Akibatnya terjadi aliran udara dari atmosfer ke dalam tabung melalui contoh tanahnya (e). Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kesetimbangan, yaitu sampai air dalam manometer setara kembali dicatat sebagai waktu pengisian (t). Debit udara yang mengalir melalui contoh tanah adalah: Q a = fa . A Q a = debit udara yang mengalir melalui contoh tanah f a = kerapatan aliran udara A = luas penampang contoh tanah Kerapatan alirannya adalah; fa = K a Fa Ka P Z (6-1)

P Z

(6-2)

= kerapatan aliran udara (m.dt-1) = daya hantar udara tanah (m.dt-1) = selisih tekanan (Pa) = panjang contoh tanah (m)

Daya hantar udara dipengaruhi oleh bagian volume, ukuran, kesinambungan dan betuk geometri pori yangb terisi udara. Oleh karena itu daya hantar udara sangat tergantung pada perimbangan volume pori yang terisi air. Daya hantar udara dari suatu tanah dalam keadaan kering kira - kira 50 kali lebih besar dari daya hantar air jenuh pada tanah yang sama, asalkan porositas dan geometri pori tanah tersebut tidak berubah. Faktor 50 ini sebenarnya adalah merupakan nisbah viskositas air dan udara, yaitu w 1,0 m Pas , dan

a 20 Pas .
Permeabilitas intrinsik udara suatu tanah (Kia) dapat dihitung dengan persamaan yang mirip dengan persamaan untuk air, yaitu:

199 Kia = a Ka Kia = Permeabilitas intrinsik udara tanah a = Viskositas udara Ka = Daya hantar udara tanah 6-4. Diffusi Gas Telah dijelaskan bahwa aliran udara terjadi bila terdapat gradien tekanan antar dua zona, atau pertukaran udara tanah hanya akan terjadi bila terdapat perbedaan tekanan antara udara dalam tanah dengan atmosfer. Kenyataannya tekanan udara tanah selalu sama dengan dengan tekanan udara atmosfer, dengan demikian tidak mungkin akan terjadi aliran udara atmosfer ke dalam tanah atau sebaliknya kecuali terjadi penyempitan pori akibat masuknya air ke dalam tanah pada saat terjadi hujan atau irigasi yang menyebabkan udara tanah akan terdesak ke luar atau ke atmosfer. Akan tetapi kenyataan lain menunjukkan bahwa komposisi udara tanah dapat dikatakan selalu sama dengan komposisi udara atmosfer, pada hal dalam tanah yang bervegetasi produksi CO2 hasil respirasi akar tidak pernah berhenti. Ini menandakan bahwa telah terjadi pertukaran udara dalam tanah dengan udara atmosfer. Ternyata bahwa pertukaran udara tanah dengan atmosfer terjadi melalui proses diffusi gas parsial. Diffusi terjadi akibat perbedaan konsentrasi atau tekanan parsial komponen gas penyusun udara tanah. Tekanan gas parsial CO2 dalam udara tanah lebih tinggi dari pada CO2 atmosfer, sehingga CO2 dalam udara tanah akan terdiffusi ke atmosfer. Sebaliknya tekanan parsial gas O2 lebih rendah dalam udara tanah, sehingga O2 dalam atmosfer akan terdiffusi ke dalam tanah. Diffusi terjadi mengikuti hukum Ficks, yaitu: (6-3)

f i = Dg

i Z

(6-4)

200 fi Dg i Z = = = = kerapatan gas yang terdiffusi (m. dt-1) koefisien diffusi gas (m.dt-1) selisih konsentrasi atau tekanan gas (pa) ketebalan tanah tempat berlangsungnya diffusi (m)

Diffusi gas dalam tanah akibat gradien tekanan parsial gas tertentu, selalu diikuti oleh diffusi gas lain dengan arus berlawanan hingga tercapai kesetimbangan kembali. Sebagai contoh jika gas parsial O2 terdiffusi dari atmosfer ke dalam tanah, maka gas parsial CO2 akan mengalami diffusi berlawanan, yaitu dari dalam tanah ke atmosfer. Diffusi dengan arah berlawanan ini akan akan saling menghambat dan akan meghasilkan gesekan internal yang jauh lebih besar dibanding gesekan dengan dinding pori, sehingga gesekan dengan dinding pori dapat diabaikan. Demikian juga pengaruh ukuran pori menjadi sangat kecil, sehingga memungkinkan memperkirakan nilai Dg dari koefisien diffusi Do campuran gas dalam udara bebas. Nilai Do harus dikoreksi terhadap pengaruh hal hal berikut: 1. Hanya sebagian dari luas penampang melintang yang tegak lurus arah aliran saja yang terjadi diffusi, artinya sama dengan bagian volume gas ( g) 2. Diffusi lewat pori bukanlah berupa garis lurus. Peningkatan jarak diffusi efektif akibat kelak kelok (tortuosity) dan pemutusan sambungan pori oleh air dapat digunakan faktor 2, sekalipun kelak kelok dapat lebih besar dalam tanah basah dibanding tanah kering. Dengan mempertimbangkan diperhitungkan nilai Dg, yaitu: Dg hal di atas, maka dapat

1 g Do 2

(6-5)

Persamaan kerapatan aliran menjadi: i 1 f i = Do 2 Z

(6-6)

201 6-5. Diffusi CO2 Dalam Profil Tanah Kerapatan CO2 dalam fase gas suatu tanah biasanya meningkat dengan kedalam tanah. Inilah sebabnya kenapa perkembangan dan aktivitas sistem perakaran tumbuhan terbatas pada lapisan tanah atas saja. Rata rata laju CO2 yang dihasilkan ( CO2) dalam zona perakaran berkisar antara 0,2 sampai 0,6 mg.m-3.dt-1. Jika laju pembentukan dan koefisien diffusi CO2 suatu jenis tanah diketahui, maka kepekatan CO2 sebagai fungsi kedalaman dapat dihitung untuk keadaan yang relatif sederhana, misalnya bila kepekatan CO2 tidak berubah menurut waktu dan laju pembentukan konstan di seluruh zona perakaran serta nol dibawah zona perakaran. Pada keadaan tetap (steady state), gradien kepekatan CO2 pada suatu kedalaman tertentu harus sedemikian rupa, sehingga seluruh CO2 yang dihasilkan di bawah kedalaman tersebut akan didiffusikan ke lapisan atas. Dengan demikian kerapatan aliran CO2 tertinggi terjadi pada permukaan tanah. Persamaan diffusi dan kemalaran dapat ditulis: CO2 f CO2 = D (7-7) Z dan G CO2 f CO2 = + CO2 (7-8) t Z Pada keadaan tetap

G d f CO2 f CO2 = + CO2 = 0, sehinga t dz z

atau df CO2 = CO2 dz (7-9) Jika CO2 konstan dalam seluruh zona perakaran, maka integrasi persamaan di atas menghasilkan: f CO2 = CO2 z + C1 (7-10)

C1 tetapan integrasi adalah nol karena f CO2 = 0 pada Z = 0. 6.6. Rangkuman

202 Udara tanah merupakan bagian penting ke dua setelah air di dalam tanah, yaitu sebagai sumber penyedia oksigen bagi proses respirasi akar tumbuhan. Ketersediaan udara dalam frofil tanah sangat tergantung kepada porositas tanah, kandungan air dalam pori tanah, dan kedalaman tanahnya, sedangkan kualitas udaranya sangat tergantung kepada kemudahan aerasi, yakni kemudahan pertukana udara dalam tanah dengan atmosfer. Aerasi juga tergantung kepada tekstur, struktur dan porositas tanahnya. Pada hakekatnya komposisi udara tanah tidak berbeda dengan atmosfer, hanya saja bila aerasinya terhambat maka konsentrasi CO2 lebih tinggi dalam udara tanah dan konsentrasi O2 lebih rendah daripada atmosfer. Demikian juga seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa pada kondisi normal konsentrasi CO2 dalam udara tanah semakin meningkat dengan kedalaman tanah, sedangkan konsentrasi O2 semakin menurun. Volume udara dalam tanah yang paling ideal bagi pertumbuhan tumbuhan adalah sekitar 25 % dari volume total tanahnya, akan tetapi bila ketersediaan volume udara antara 5 sampai 15 % saja sudah mencukupi bagi kebutuihan respirasi peraakaran tumbuhannya. Seperti halnya air yang mengalir dalam tanah akibat adanya gradien hulu hidrolik, demikian juga gas dalam tanah mengalir akibat adanya gradien tekanan gas total ( P). Gas akan mengalir dari zona dengan tekanan tinggi ke zona bertekanan lebih rendah. Perobahan tekanan udara dalam tanah dapat terjadi akibat pengisian pori oleh air infiltrasi, naiknya permukaan air tanah dan perobahan suhu tanah. Ternyata bahwa pertukaran udara tanah dengan atmosfer terjadi melalui proses diffusi gas parsial. Diffusi terjadi akibat perbedaan konsentrasi atau tekanan parsial komponen gas penyusun udara tanah. Tekanan gas parsial CO2 dalam udara tanah lebih tinggi dari pada CO2 atmosfer, sehingga CO2 dalam udara tanah akan terdiffusi ke atmosfer. Sebaliknya tekanan parsial gas O2 lebih rendah dalam udara tanah, sehingga O2 dalam atmosfer akan terdiffusi ke dalam tanah.

203 6.7. Latihan

Pertanyaan: 1. 2. Apakah fungsi udara yang terdapat dalam tanah? Aliran udara hanya terjadi bila terdapat gradien tekanan antar dua zona, sedangkan tekanan udara tanah secara relatif tidak berbeda dengan tekanan udara atmosfer, bagaimanakah pertukaran udara tanah dengan atmosfer dapat terjadi? Bagaimanakah komposisi udara yang terdapat dalam tanah? Pada penentuan aliran udara dalam tanah diperoleh data sebagai berikut: - Luas penampang tabung pengisi udara yang dapat bergerak = 500 cm2. - Perbedaan tekanan dalam tabung denga atmosfer = 5 mbar. - Luas penampang contoh tanah = 10 cm2. - Panjang kolom contoh tanah = 10 cm. - Kecepatan gerakan tabung udara ke bawah = 0,005 cm.dt-1. Tentukan: a. b. c. 5. Kerapatan aliran udara yang melewati contoh tanah (qa). Landaian (gradien) tekanan dalam contoh tanah. Nilai konduktivitas udara (ka) dan konduktivitas intrinsik udara (kia) tanah tersebut.

3. 4.

Suatu contoh tanah tak terganggu kering mutlak ditentukan konduktivitas udaranya (ka), kemudian tanah tersebut dijenuhi air dan ditentukan konduktivitas hidrolik jenuh (kw). Besarnya masing masing nilai tersebut adalah: ka = 5,6 x 10-8 m. dt-1 kw = 0,11 x 10-8 m. dt-1

204 Tentukan konduktivitas intrinsik udara (kia) dan konduktivitas intrinsik hidrolik (kwi) dari tanah tersebut.

Jawaban: 1. Udara merupakan bagian dalam tanah, yaitu sebagai sumber penyedia oksigen bagi proses respirasi akar tumbuhan. Kehidupan lainnya dalam tanah juga sangat membutuhkan oksigen bagi pernafasannya. Jika persediaan udara dalam tanah kurang, maka proses respirasi organisma akan terhambat, sehingga berbagai proses fisiologis lainnya juga mengalami penurunan dan pertumbuhan akan terganggu, bahkan tumbuhan dapat mati sama sekali. Itulah sebabnya kenapa tumbuhan yang kekurangan oksigen akan mengalami kelayuan sekalipun ketersediaan airnya mencukupi. Pertukaran udara tanah dengan atmosfer terjadi melalui proses diffusi gas parsial. Diffusi terjadi akibat perbedaan konsentrasi atau tekanan parsial komponen gas penyusun udara tanah. Tekanan gas parsial CO2 dalam udara tanah lebih tinggi dari pada CO2 atmosfer, sehingga CO2 dalam udara tanah akan terdiffusi ke atmosfer. Sebaliknya tekanan parsial gas O2 lebih rendah dalam udara tanah, sehingga O2 dalam atmosfer akan terdiffusi ke dalam tanah.

2.

3. a. - Kecepatan gerakkan tabung ke bawah = 5 x 10-5 m. dt-1. - Luas penampang tabung = 0,05 m2. - Maka debit aliran udara = ( 5 x 10-5 ) x ( 0,05 ) = 2,5 x 10-6 m3. dt-1. - Luas penampang contoh tanah = 10-3 m2. - Maka kerapatan aliran udaranya :

205 qa = b. 2,5 x 10 6 m 3 . dt 1 = 2,5 x 10 3 m. dt 1 10 3 m 2

Landaian (gradien) tekanannya adalah: P 5 mbar 500 Pa = = = 5 kPa S 0,1 m 0,1 m c. ka = 2,5 x 10 3 m. dt 1 = 5 x 10 7 m. dt 1 . 3 1 5 x 10 m. dt

kia = ( 5 x 10-7 ) x ( 20 x 10-6 ) = 10-11 m. dt-1. 4. kia = a ka = ( 20 x 10-6 ) x ( 5,6 x 10-8 ) m. dt-1 1,1 x 10-12 m.dt-1 kiw = w kw = (1,0 x 10-3 ) x (0,11 x 10-8 ) m. dt-1 1,1 x 10-12 m.dt-1. 7-8. Glossarium o o Daya hantar udara tanah, kemampuan tanah dalam melalukan udara dalam massanya. Aerasi, pertukaran udara dalam tanah dengan udara atmosfer, sehingga perimbangan kadar O2 dan CO2 antara udara tanah dengan atmosfer tetap sama.

DAFTAR PUSTAKA

206

Arianto D. P, 2009. Udara Tanah, (Online) (http://ariyanto. staff.uns.ac.id/files /2009/06/agt-udara-tanah.pdf, diakses 25 Juli 2009) Arsyad, S. Naik Kaban dan S. Sukmana. 1975. Fisika Tanah. Proyek Peningkatan / Pengembangan Perguruan Tinggi. IPB. Bogor. Baver, L.D., W. H. Gardner, and W. R. Gardner, 1972. Soil Physics. Fourth Edition. New York.John Wiley & Sons, Inc. Fitz Patrick, E. A. 1983. Soils. Their Formation, Classification, and Distribution. London. Longman. Foth, H. D. and L. M. Turk. 1972. Fundamental of Soil Science. Fifth Edition. New York.John Wiley & Sons, Inc. Herujito, D. 1980. Fisika Tanah. Departemen Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian IPB. Bogor. Hillel, D. 1996. Introduction to Soil Physics. Terjemahan Robiyanto H. S dan Rahmad H. P. Fakultas Pertanian Unsri, Indralaya. Juri, W. A., W. R. Gardner, and W. H. Gardner. 1991. Soil Physics. New York.John Wiley & Sons, Inc. Koorevaar, P., G. Menelik, and Dirksen. 1983. Physics. Amsterdam.Elsevier. Element of Soil

Marshall T. J., J. W. Holmes, C. W. Rose, 1996. Soil physics, Cambridge University Press.

You might also like