You are on page 1of 26

TUGAS SEMESTER PENDEK

INSTRUMENTASI DAN PENGUKURAN

NAMA NIM

: DENIS ADI SANJAYA : L0F009034

1.
PERBANDINGAN ANTARA JEMBATAN
WHEATSTONE ARUS SEARAH DENGAN JEMBATAN WHEATSTONE ARUS BOLAK BALIK :

JEMBATAN WHEATSTON DC

Mempunyai empat lengan resistif, sebuah sumber ggl, dan sebuah detektor nol (biasanya galvanometer).

A
I2
I1 R1 R2

C
R3 I3

D
I4

R4

B
Skema rangkaian jembatan Wheatston

Lengan resistif:

R1 dan R2 disebut lengan pembanding,


R3 lengan Standard (Standard Arm), dan R4 atau Rx lengan yang tidak diketahui.

Arus galvanometer Ig tergantung pada beda potensial antara C dan D. Jembatan disebut setimbang bila beda tegangan pada galvano meter adalah nol, kondisi ini terjadi bila:
Eca = Eda atau Ecb = Edb Jadi jembatan setimbang jika Ig = nol

Kondisi berikut juga dipenuhi:

I1 = I3 = E / (R1 + R3) dan


I2 = I4 = E / (R2 + R4) dgn menggabungkan persamaan diatas maka : R1 / (R1 + R3) = R2 / (R2 + R4) shg : R1 x R4 Atau Rx = (R3 R2) / R1 = R2 x R3

Jembatan Kelvin: Modifikasi dari jembatan Wheatstone dgn Ry sbg tahanan kawat penghubung dari R3 ke Rx sehingga menghasilkan ketelitian yang lebih besar.

R2

R1

G
R3
Rx m p n Ry

Jika galvanometer dihubungkan ke titik p diantara m dan n, sehingga perbandingan tahanan dari n ke p dan m ke p sama dengan perbandingan R1 dan R2 dapat ditulis : Rnp / Rmp = R1 : R2 Persamaan setimbang untuk jembatan Kelvin: Rx + Rnp = (R1/R2)(R3+Rmp) Substitusi kedua persamaan diatas:

Rx + {R1/(R1+R2)}Ry = (R1/R2) [R3 + {R2/(R1+R2)}Ry]


Sehingga : Rx = (R1/R2) R3

JEMBATAN AC
Nilai suatu tahanan dapat diketahui rangkaian jembatan DC dalam hal mana pada kondisi setimbang dicapai apabila: Rx = R3 (R2 / R1) Nilai capasitansi dan induktansi juga dpt ditentukan dengan cara yang sama dengan rangkaian jembatan AC dimana sbg sumber digunakan AC dan galvanometer diganti dengan detektor nol (vibration galvano meter).

Bentuk umum sebuah jembatan AC adalah:


B
Z1 I1 I2 Det Z2

Z3

Z4

D Jembatan AC Keempat lengan jembatan Z1,Z2, Z3, dan Z4 ditunjukan sbg impedansi dan detektor nol dinyatakan dengan kop telepon.

Kondisi setimbang pada jembatan AC diatas apabila : E pada A-C sama dgn nol, dan ini terpenuhi kalau tegangan antara B-A sama dengan B-C baik dalam amplitudu maupun dalam pasenya. Dalam notasi kompleks dapat dituliskan: EB-A = EB-C atau I1 x Z1 = I2 x Z2 Dimana arus maupun impedansi dlm bilangan kopleks Agar arus detektor nol (kondisi setimbang) maka I1 = E / (Z1 + Z2) I2 = E / (Z3 + Z4) Sehingga diperoleh: Z1 Z4 = Z2 Z3 jika menggunakan admitansi sebagai pengganti impedansi maka : Y1 Y4 = Y2 Y3

Karena phase juga harus setimbang dan untuk impedansi komplek ditulis: Z1 = Z1 e j1 = Z1< 1 maka : Z1< 1 Z4< 4 = Z2< 2 Z3< 3 atau Z1 Z4 < 1 + 4 = Z2 Z3 < 2 + 3 Jadi ada dua kondisi setimbang, yaitu

pertama:
kedua:

Z1 Z4 = Z2 Z3 dan < 1 + < 4 = < 2 + < 3

perkalian nilai Z dari lengan yang saling berha-dapan harus sama

penjumlahan sudut phasa dari lengan yang saling berhadapan harus sama.

2
PENGUKURAN IMPENDANSI DENGAN JEMBATAN ARUS BOLAK BALIK

Jembatan Perbandingan Induktansi Rangkaian jembatan perbandingan i nduktansi diperlihatkan pada gambar Induktansi yang tidak diketahui dinyatakan dalam L s dan Rs (menggunakan rangkaian ekivalen seri). L1 adalah induktor standar dan R1adalah resistor variabel standar untuk menyeimbangkan R s, sedangkan R3, dan R4 adalah resistor standar. Keadaan seimbang dicapai dengan cara mengatur R 1 dan R3 atau R4.

3. CARA PENGUKURANNYA :

4. PENGUKURAN KAPASITANSI DENGAN


PENGUKUR BELISTIS
Sensitivitas Balistik adalah perbandingan antara simpangan maksimum dari jarum penunjuk Galvanometer terhadap jumlah muatan listrik Q dari sebuah pulsa tunggal yang menghasilkan simpangan tersebut. Sensitivitas Balistik dinyatakan dengan formula berikut :

Jembatan Pembanding Kapasitansi: Z1 = R1 Z2 = R2 Zs = Rs j (1/Cs) Zx = Rx j (1/Cx)


A

R1 E

R2

DETEKTOR

Cs

Rs Rx

Cx

Z1 Zx = Z2 Zs

R1 {Rx j (1/Cx)} = R2 {Rs j (1/Cs)}


R1 Rx j R1 /Cx = R2 R3 j R2 /Cs Dua bilangan komplek adalah sama bila bagian2 reel dan bagian2 khayal adalah sama.

Bagian reel (nyata) :

R1 Rx = R2 Rs

Rx = (R2 R3) / R1 Bagian imaginer (khayal) : R1 /Cx = R2 /C3 Cx = C3 R1/ R2

5.

PENGUKURAN FREKUENSI DENGAN JEMBATAN WEIN

Jembatan Wien memiliki sebuah kombinasi seri RC dalam satu lengan dan sebuah kombinasi paralel RC dalam lengan di sebelahnya

Dalam kebanyakan rangkaian jembatan Wien, komponen-komponen dipilih sedemikian sehingga R1 = R3 dan C1 = C3. Ini menyederhanakan persamaan kesetimbangan menjadi R1/R4 = 2 dan persamaan frekwensinya menjadi

yang merupakan pernyataan umum bagi frekuensi jembatan Wien. Dalam sebuah jembatan praktis, kapasitor C1 dan C3 adalah kapasitor-kapasitor tetap, dan tahanan R1 dan R2 adalah tahanan variabel yang dikontrol oleh sebuah poros bersama. Dengan menetapkan bahwa sekarang R2 = 2R4, jembatan dapat digunakan sebagai alat pengukur frekuensi yang disetimbangkan oleh satu pengontrol tunggal. Pengontrol ini dapat dikalibrasi langsung dalam frekuensi. Karena sensitivitas frekuensinya, jembatan Wien mungkin sulit dibuat setimbang (kecuali bentuk gelombang tegangan yang dimasukkan adalah sinus murni). Karena jem-batan tidak setimbang untuk setiap harmonik yang terdapat di dalam tegangan yang di-masukkan, harmonik-harmonik ini kadang-kadang akan menghasilkan suatu tegangan keluar yang menutupi titik setimbang yang benar.

6. Jembatan Maxwell

A
R1 C1 E R2 DETEKTOR

C Ls

D Lx

R3

Rx

Jembatan Maxwell: (lihat gbr jemb. Maxwell) Lengan R1 // C1 digambarkan admitansi Y1 Zx = Z2 Z3 Y1 karena Z2 = R2 ; Z3 = R3 ; dan Y1 = (1 / R1) + j C1 maka Zx = Rx +j Lx = R2 R3 (1/R1 + j C1) Pemisahan bagian nyata & khayal : Rx = R3 (R2 / R1) Dan Lx = R2 R3 C1

8. JEMBATAN SCHARING

Jembatan Schering: Untuk pengukuran kapasitor dgn persamaan setimbang : Zx Z2 Z3 Y1 Rx j(1/Cx) = [R2][j/C3][(1/R1)+j/C1] Dengan menghilangkan tanda kurung ; Rx j/Cx = R2 C1/C3 jR2 / C3 R1 Bagian nyata Rx = R2 C1/C3 Bagian khayal Cx = C3 R1/R2

14. TAMENG ELEKTROMAGNETIS

Perisaian adalah teknik untuk mengurangi atau mencegah gandengan radiasi energi elektromagnetik yang tidak diinginkan pada suatu peralatan sehingga tidak menimbulkan lingkungan elektromagnetik. Tujuan dari perisaian elektromagnetik adalah meredam interferensi elektromagnetik antara sumber noise dengan piranti yang peka dan terpengaruh sumber. Salah satu cara menjelaskan bagaimana perisaian bekerja adalah, medan interferensi elektromagnetik mempengaruhi sirkulasi arus didalam perisai, dan medan timbul karena sirkulai arus yang melawan medan interferensi elektromagnetik, kemudian daerah medan pada benda yang di perisai menjadi berkurang.

Spesifikasi perisaian adalah sebagai berikut : Perisaian pelepasan muatan listrik (electrostatic discharge / ESD) adalah proses pembatasan aliran arus listrik yang berlebih pada saat pengisian muatan listrik. Tipe material untuk perisai ESD adalah semikonduktor. Perisaian interferensi elektromagnetik adalah proses mencegah induksi radiasi elektromagnetik, yang merupakan emisi rangkaian listrik yang dibawa dengan cepat mengganti sinyal, seperti yang dihasilkan pada operasi normal rangkaian yang menimbulkan sinyal yang tidak diinginkan. Hal ini dapat dicapai dengan memisahkan rangkaian dengan bahan penghalang pada material konduktif. Perisaian interferensi frekuensi radio adalah proses mencegah radiasi elektromagnetik frekuensi radio dari satu rangkaian ke rangkaian lainnya dengan memisahkan bahan penghalang dari material konduktif. Hal ini dapat dicapai dengan memisahkan rangkaian dengan bahan penghalang pada material konduktif.

You might also like