Professional Documents
Culture Documents
Sebagai contoh, reaksi yang terjadi antara logam seng dengan larutan tembaga (II) sulfat dapat dinyatakan dalam persamaan reaksi berikut : Zn(s) + CuSO4(aq) > ZnSO4(aq) + Cu(s) Zn(s) + Cu2+(aq) > Zn2+(aq) + Cu(s) (persamaan ion bersih) Sebenarnya, reaksi keseluruhannya terdiri atas dua reaksi paruh : Zn(s) > Zn2+(aq) + 2eCu2+(aq) + 2e- > Cu(s) Logam seng kehilangan dua elektron, sedangkan kation tembaga (II) mendapatkan dua elektron yang sama. Logam seng teroksidasi. Tetapi, tanpa adanya kation tembaga (II), tidak akan terjadi suatu apa pun. Kation tembaga (II) disebut zat pengoksidasi (oksidator). Oksidator menerima elektron yang berasal dari spesies kimia yang telah teroksidasi. Sementara kation tembaga (II) tereduksi karena mendapatkan elektron. Spesies yang memberikan elektron disebut zat pereduksi (reduktor). Dalam hal ini, reduktornya adalah logam seng. Dengan demikian, oksidator adalah spesies yang tereduksi dan reduktor adalah spesies yang teroksidasi. Baik oksidator maupun reduktor berada di ruas kiri (reaktan) persamaan redoks. Elektrokimia adalah salah satu dari cabang ilmu kimia yang mengkaji tentang perubahan bentuk energi listrik menjadi energi kimia dan sebaliknya. Proses elektrokimia melibatkan reaksi redoks. Proses transfer elektron akan menghasilkan sejumlah energi listrik. HASIL PENGAMATAN 1.Beberapa reaksi redoks
No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Hasil Pengamatan Ada gelembung gas Ada gelembung gas Tetap Tetap Tetap Tetap
Keterangan Terjadi reaksi. Terjadi reaksi Tidak terjadi reaksi Tidak terjadi reaksi Tidak terjadi reaksi Tidak terjadi reaksi
7.
Fe + Pb(NO3)2
8.
Fe + Zn(NO3)2
Tetap
9.
Fe + NaNO3
H2O2 + H2SO4 + Kuning pekatbiru KI + larutan kanji lembayung 12. FeCl3 + H2SO4 Kuning kuning pekat FeCl3 + H2SO4 + KI Kuning pekat biru lembayung
2.Mangan (VI)
No 1. 2.
3.
Terjadi reaksi
3.Mangan (III)
No 1.
2. 3.
MnSO4 + H2SO4 encer MnSO4 + H2SO4 encer + H2SO4 pekat MnSO4 + H2SO4 encer + H2SO4 pekat + KMnO4
Tetap Tetap
4.
Putih coklat
Terjadi reaksi
4.Mangan (IV)
No 1.
Reaksi yang terjadi : 1. Beberapa reaksi redoks a. Reaksi beberapa logam Logam Almunium (Al) Al (s) Pb2+(s) +2e 2Al (s) + 3 Pb2+ (s) 2Al (s) + 3 Pb(NO3)2 (aq) Al (s) Zn2+(s) +2e Al3+(s) + 3e Pb (s) x 2 oksidasi x 3 reduksi
Zn (s)
2Al (s) + 3 Zn2+ (s) 2Al (s) + 3 Zn(NO3)2 (aq) Al (s) + NaNO3 (aq) Logam Tembaga (Cu) Cu + Pb(NO3)2 (aq Cu + Zn(NO3)2 (aq Cu + NaNO3 (aq) Logam Besi (Fe) Fe (s) Pb2+(s) +2e 2 Fe (s) + 3 Pb2+ (s) 2 Fe (s) + 3 Pb(NO3)2 (aq) 2 Fe (s) + 3 Zn(NO3)2 (aq) 2 Fe (s) + NaNO3 (aq) b. Reaksi disproporsionasi
H2O2 H2O2 + 2H+ + 2e 2H2O2 2H2O2 c. H2O2 + 2H+ + 2e 2I2I- + 2H+ MnO2
O2 + 2H+ + 2e 2H2O O2 + 2H2O O2 + 2H2O 2H2O I2 + 2e 2H2O + I2 2H2O2 + I2 + K2SO4 Fe2+ 2 II2 + 2 e 2Fe3+ + I2
oksidasi reduksi
reduksi oksidasi
H2O2 +
(Reduksi) (Oksidasi)
2Fe3+ + 2 I-
2 FeCl3 2 KI + 2 KI
asam
2 FeCl2 + I2 + 2 KCl
2. Mangan (VI) MnO4- + 4 H+ + 3 e 4MnO4- + 4 OHMnO4- + MnO2 MnO2 MnO2 + 4 H+ + 2e + 4 OH- + O2 Mn+2 + 2 H2O 2MnO42- + 2 H2O MnO2 + 2 H2O MnO4- + O2 + 2 H2O
3. Mangan (III)
Mn+2 + 4 OH- + O2 3Mn+2 + 2MnO4- + 2 H2O 4 Mangan (IV) KMnO4 + NaOH padat MnO4- + 2 H2O + 3 e F. PEMBAHASAN
MnO2(s)
+ 4 OH-
Reaksi yang disertai dengan pertukaran elektron disebut reaksi oksidasi reduksi atau lebih pendek disebut reaksi redoks. Redoks sering dihubungkan dengan terjadinya perubahan warna lebih sering dari pada yang diamati dalam reaksi asam-basa. Reaksi redoks melibatkan pertukaran elektron dan selalu terjadi perubahan bilangan oksidasi dari dua atau lebih unsur dari reaksi kimia. . Bilangan oksidasi didefinisikan sebagai muatan yang dimiliki suatu atom jika seandainya elektron diberikan kepada atom yang lain yang keelektronegatifannya lebih besar. Oksidasi adalah suatu proses yang mengakibatka hilangnya satu elektron atau lebih dari dalam zat (atom, ion atau molekul). Bila suatu unsur dioksidasi, keadaan oksidasinya berubah ke harga yang lebih positif. Suatu zat pengoksidasi adalah yang memperoleh elektron, dan dalam proses itu zat itu direduksi. Sedangkan reduksi sebaliknya adalah suatu
proses yang mengakibatkan diperolehnya satu elektron atau lebih zat (atom, ion atau molekul). Bila suatu unsur direduksi, keadaan oksidasi berubah menjadi lebih negatif (kurang positif). Jadi, suatu zat pereduksi adalah zat yang kehilangan elektron, dalam proses itu zat ini dioksidasi. Pada percobaan ini, dipelajari beberapa reksi redoks, yakni reaksi dari beberapa logam. Pada pengamatan yang pertama pencampuran antara larutan Pb(NO3)2 dengan logam Al terjadi reaksi dengan terbentuknya endapan logam Pb yang berwarna coklat dimana yang tereduksi adalah Pb dan yang teroksidasi adalah Logam Al. Selanjutanya pencampuran antara larutan Zn(NO3)2 dengan logam Al terjadi reaksi dengan terbentuknya endapan logam Zn, yang tereduksi adalah Zn dan yang teroksidasi adalah logam Al. Serta reaksi antara pencampuran larutan Pb(NO3)2 dengan logam Fe terjadi reaksi dengan terbentuknya endapan logam Pb yang berwarna coklat yang bertibdak sebagai oksidator adalah Zn dan yang bertindak sebagai reduktor adalah logam Fe. Namun pada pengamatan kali ini, ada beberapa pencampuran yang tidak menghasilkan reaksi redoks yakni reaksi antara NaNO3 dengan logam Al dan logam Fe serta pencampuran antara Zn(NO3)2 dengan logam Fe. Hal ini disebabkan karena sifat dari beberapa logam pada deret volta. Semakin ke kanan maka logam tersebut makin mudah tereduksi, semakin ke kiri logam tersebut semakin sulit untuk tereduksi dengan kata lain lebih mudah untuk melakukan oksidasi. Serta suatu logam hanya dapat mereduksi logam yang terdapat di sebelah kanannya dalam deret volta hal ini dilihat dari potensial oksidasi dan reduksinya. Pada pengamatan yang kedua, dipelajari reaksi disproporsionasi,yakni reaksi dimana zat yang bereksi mengalami oksidasi sekaligus reduksi dalam hal ini H2O2. Meskipun sering dikutip sebagai zat pengoksidasi kuat, hidrogen peroksida dapat bertindak baik sebagai zat pengoksidasi maupun zat reduksi. Kerja oksidasinya pada proses dua-elektron, yang mengakibatkan terbentuknya air (H2O). Sebagai pereduksi, hidrogen peroksida melepaskan 2 elektron dan terbentuk gas oksigen (O2). Peranannya dalam reaksi redoks bergantung pada kuat pengoksid ataupun pereduksi dari pasangan reaksinya, dan juga pH larutan. Pada reaksi berikutnya yakni reaksi antara KI dan FeCl3. ion iodida mereduksi sejumlah zat, sementara ion ini sendiri dioksidasi menjadi iod (I2). Bilangan oksidasi iod berubah dari 1 menjadi 0. dalam hal ini yang tereduksi adalah Fe3+ menjadi Fe2+, besi mengalami perubahan bilangan oksidasi dari +3 menjadi +2.
Pada pengamatan selanjutnya, yakni mempelajari beberapa bilangan oksidasi dari mangan (Mn). Ada enam bilangan oksidasi dari Mangan, MnO, Mn2O3, MnO2, Mn2O7, dan Mn3O4. Lima dari oksidasi ini, mempunyai keadaan oksidasi masing-masing +2, +3, +4, +6, dan +7. sedang yang terakhir, Mn3O4, merupakan mangan (II)-mangan (III) oksida, (MnO.Mn2O3). Dalam pengamatan kali ini, yang dipelajari adalah mangan (III), mangan (IV) dan mangan (VI). Untuk mempelajari bilangan oksidasi dari mangan (IV) digunakan larutan KMnO4 dengan penambahan beberapa pereaksi, yang pertama penambahan H2SO4 encer, tidak terbentuk mangan (IV), tetapi terbentuk Mn2+, ion permanganat direduksi menurut proses lima elektron, bilangan oksidasi mangan berubah dari +7 menjadi +2. Dengan penambahan NaOH pekat, permanganat dapat tereduksi menjadi menjadi manganat (MnO42-) dalam suatu proses satu elektron. Bilangan oksidasi mangan dalam manganat adalah +6. Ion MnO42- menunjukkan suatu warna hijau khas. Selanjutnya untuk mempelajari reaksi redoks dari mangan (III) digunakan larutan Mn(II) yang ditambahkan dengan NaOH dan H2SO4 encer serta penambahan H2SO4 pekat..Untuk mempelajari reaksi redoks mangan (IV) digunakan larutan KMnO4 dengan penambahan NaOH padat. G. KESIMPULAN Dari hasil pengamatan pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa dalam reaksi redoks akan terjadi oksidasi dan reduksi dan pertukaran elektron dari zat-zat yang bereaksi. Reaksi yang melibatkan hanya satu zat dimana zat tersebut (H2O2) akan mengalami oksidasi serta reduksi disebut reaksi disproporsionasi. Oksidasi adalah suatu proses yang mengakibatka hilangnya satu elektron atau lebih dari dalam zat (atom, ion atau molekul). Bila suatu unsur dioksidasi, keadaan oksidasinya berubah ke harga yang lebih positif. Suatu zat pengoksidasi adalah yang memperoleh elektron, dan dalam proses itu zat itu direduksi. Sedangkan reduksi sebaliknya adalah suatu proses yang mengakibatkan diperolehnya satu elektron atau lebih zat (atom, ion atau molekul). Bila suatu unsur direduksi, keadaan oksidasi berubah menjadi lebih negatif (kurang positif). Jadi, suatu zat pereduksi adalah zat yang kehilangan elektron, dalam proses itu zat ini dioksidasi. http://aatunhalu.wordpress.com/2008/12/06/laporan-praktikum/