You are on page 1of 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN MENGENAL RISIKO PERILAKU KEKERASAN DAN PENANGANANNYA

PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN JIWA POLI KLINIK RUMAH SAKIT JIWA TAMPAN PEKANBARU

Disusun Oleh: Angga Al Amin, S. Kep Dian Maya Sari, S. Kep Fajrin Ikhsan Utama, S. Kep Farahdilla Silvia Juned, S. Kep Martha Yulis, S. Kep Nora Hesvita Sari, S. Kep Vika Yuliani, S. Kep Zian Septiani, S. Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS RIAU 2011

SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok bahasan Sasaran Waktu Tempat A. : Risiko Perilaku Kekerasan : Pengunjung Poliklinik RSJ Tampan : 30 menit : Ruang Tunggu Poliklinik Rumah Sakit Jiwa Tampan

Tujuan Instruksional 1. Tujuan Intruksional Umum Setelah mendapatkan penyuluhan, diharapkan pengunjung poliklinik dapat memahami tentang perilaku kekerasan dan cara penanganannya. 2. Tujuan Intruksional Khusus Setelah dilakukan penyuluhan tentang risiko perilaku kekerasan selama 30 menit, pengunjung poliklinik (klien dan keluarga) mampu: a) Menyebutkan pengertian risiko perilaku kekerasan b) Menyebutkan penyebab risiko perilaku kekerasan c) Menyebutkan tanda dan gejala risiko perilaku kekerasan d) Menyebutkan cara mengontrol risiko perilaku kekerasan (marah) e) Menyebutkan hal yang dilakukan ketika pasien marah dan mengamuk f) Menyebutkan peran keluarga dalam merawat klien di rumah

B.

Garis Besar Penyuluhan

1. Pengertian risiko perilaku kekerasan 2. Penyebab risiko perilaku kekerasan 3. Tanda dan gejala risiko perilaku kekerasan 4. Cara mengontrol risiko perilaku kekerasan (marah) 5. Hal yang dilakukan ketika pasien marah dan mengamuk 6. Peran keluarga dalam merawat klien di rumah C. Metode Penyuluhan 1. Diskusi 2. Tanya jawab

D.

Media Penyuluhan 1. Infokus 2. Pengeras suara 3. Leafleat

E. No 1

Rincian Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Penyuluhan Pembukaan: Mengucapkan salam Memperkenal diri Menjelaskan tujuan dan topik yang akan diajarkan Menjelaskan kontrak waktu Penyampaian materi: Menjelaskan pengertian risiko perilaku kekerasan Menjelaskan penyebab risiko perilaku kekerasan Menjelaskan tanda & gejala risiko perilaku kekerasan Menjelaskan cara mengontrol risiko perilaku kekerasan (marah) Menjelaskan hal yang dilakukan ketika pasien mengamuk Menjelasakan peran keluarga dalam merawat klien dirumah Penutup: Memberi kesempatan untuk bertanya Menanyakan kembali pada peserta penyuluhan tentang apa yang telah dijelaskan Memberikan reinforcement positif kepada peserta atas jawaban yang benar Menyimpulkan dan menutup kegiatan kunjungan penyuluhan Mengucapkan salam Kegiatan Peserta Menjawab salam Mendengarkan Mendengarkan Mendengarkan Menyimak Menyimak Menyimak Menyimak Menyimak Menyimak Bertanya Menjawab dengan benar Mendengarkan Mendengarkan Menjawab salam

Waktu 5 menit

20 menit

5 menit

F. 1.

Pengorganisasian Tempat dan waktu a. Tempat pelaksanaan b. Hari dan tanggal c. Jam 2. Tim penyuluhan a. Moderator b. Leader c. Co leader d. Observer e. Fasilitator : : : : : Marta Yulis, S.Kep Nora Hesvita Sari, S.Kep Zian Septiani, S.Kep Vika Yuliani, S.Kep - Fajrin Ikhsan Utama, S.Kep - Angga Al Amin, S.Kep - Dian Maya Sari, S.Kep - Farahdilla Silvia Juned, S.Kep 3. Deskripsi tugas 1) 2) 3) b Leader Memberikan/menyaji/penyuluhan kepada pengunjung poliklinik c Co leader 1) 2) d Observer 1) akhir. 2) e. Fasilitator 1) 2) Memotifasi peserta untuk aktifitas selama penyuluhan Menyiapkan tempat Membuat laporan hasil penyuluhan yang telah dilaksanakan Mengamati proses pelaksanaan kegiatan penyuluhan dari awal sampai Membantu mengkoordinir seluruh kegiatan Mengganti leader bila ada halangan Membuka acara Melaksanakan kegiatan Menjelaskan tujuan kegiatan a Moderator : Ruang Tunggu Poliklinik RSJ Tampan. : Kamis, 29 Desember 2011. : 08.00 -09.00 WIB

G Setting Tempat MEDIA P P L C o

A F

F A

A F O

Keterangan: L : Leader C : Co leader F : Fasilitaor A : Audien O : Observasi P : Pembimbing

Lampiran RISIKO PERILAKU KEKERASAN A. Definisi Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri maupun orang lain (Yosep, 2007; Ariyantini, 2009). Perilaku kekerasan merupakan salah satu respons terhadap stressor yang dihadapi oleh seseorang dimana respons ini dapat menimbulkan kerugian baik diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan (Diklit dan PW IPKJI Provinsi Riau, 2009). B. Penyebab A. Faktor predisposisi Faktor pengalaman yang dialami tiap orang yang merupakan faktor predisposisi, artinya mungkin terjadi/ mungkin tidak terjadi perilaku kekerasan jika faktor berikut dialami oleh individu: a) Psikologis, kegagalan yang dialami dapat menimbulkan frustasi yang kemudian dapat timbul agresif atau amuk. Masa kanak-kanak yang tidak menyenangkan yaitu perasaan ditolak, dihina, dianiaya atau sanksi penganiayaan. b) Perilaku, reinforcement yang diterima pada saat melakukan kekerasan, sering mengobservasi kekerasan di rumah atau di luar rumah, semua aspek ini menstimulasi individu mengadopsi perilaku kekerasan. c) Sosial budaya, budaya tertutup dan membalas secara diam (pasif agresif) dan kontrol sosial yang tidak pasti terhadap pelaku kekerasan akan menciptakan seolah-olah perilaku kekerasan yang diterima (permissive). d) Bioneurologis, banyak bahwa kerusakan sistem limbik, lobus frontal, lobus temporal dan ketidakseimbangan neurotransmitter turut berperan dalam terjadinya perilaku kekerasan (Yosep, 2007). B. Faktor prespitasi

Faktor prespitasi dapat bersumber dari klien, lingkungan atau interaksi dengan orang lain. a) Kondisi klien, seperti kelemahan fisik (penyakit fisik), keputusan, ketidakberdayaan, percaya diri yang kurang dapat menjadi penyebab perilaku kekerasan. b) Situasi lingkungan yang ribut, padat, kritikan yang mengarah pada penghinaan, kehilangan orang yang dicintai/ pekerjaan dan kekerasan merupakan faktor penyebab yang lain. c) Interaksi sosial yang provokatif dan konflik dapat pula memicu perilaku kekerasan (Sustrami & Sukmono, 2008). C. Tanda dan Gejala Data perilaku kekerasan dapat diperoleh melalui observasi atau wawancara tentang perilaku berikut ini: 1. Muka merah dan tegang 2. Pandangan tajam 3. Mengatupkan rahang dengan kuat 4. Mengepalkan tangan 5. Jalan mondar-mandir 6. Bicara kasar 7. Suara tinggi, menjerit atau berteriak 8. Mengancam secara verbal atau fisik 9. Melempar atau memukul benda/orang lain 10. Merusak barang atau benda 11. Tidak mempunyai kemampuan mencegah/mengontrol perilaku kekerasan (Diklit dan PW IPKJI Provinsi Riau, 2009). D. Cara Mengontrol Marah a. Teknik Napas Dalam Dilakukan dengan menarik napas dalam dari hidung dan diembuskan melalui mulut sebanyak 5 kali. b. Memukul kasur atau bantal (benda-benda yang lembut)

Saat sedang marah, langsung kekamar dan lampiaskan marah tersebut dengan memukul bantal/kasur. Jadi, melampiaskan kekesalan dan kemarahan hanya pada bantal/kasur. c. Mengungkapkan perasaan marah secara verbal 1) Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta tidak menggunakan kata kasar 2) Menolak dengan baik, jika tidak ingin melakukan perintah orang lain 3) Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perilaku orang lain yang membuat kesal. d. Melakukan ibadah Saat ingin marah, tarik napas dalam, kemudian rebahkan badan agar rileks. Jika tidak reda juga, ambil air wudhu kemudin sholat. e. Minum obat dengan teratur. E. Hal yang Dilakukan Ketika Pasien Marah dan Mengamuk a. Tetap tenang, bicara lembut tapi tegas. b. Jaga jarak dan jauhkan benda-benda tajam dari sekitar pasien, seperti pisau, gelas. c. Jauhkan anak-anak kecil. d. Bila masih marah dan mengamuk, bawa ke puskesmas atau RSJ dan sebelumnya diikat terlebih dahulu. F. Peran keluarga dalam merawat pasien dengan perilaku kekerasan dirumah a. Menjalin komunikasi yang harmonis dan efektif antar anggota keluarga b. Saling memberi dukungan secara moril apabila ada anggota keluarga yang berada dalam kesulitan c. Saling menghargai pendapat dan pola pikir d. Menjalin keterbukaan e. Saling memaafkan apabila melakukan kesalahan f. Menyadari setiap kekurangan diri dan orang lain dan berusaha memperbaiki kekurangan tersebut (Sari, 2010)

DAFTAR PUSTAKA Ariyantini, T. (2009). Asuhan keperawatan pada sdr. w dengan perilaku kekerasan: marah di ruang ayodya rumah sakit jiwa daerah surakarta. Diperoleh tanggal 19 Desember 2011dari etd.eprints.ums.ac.id Diklit & PW IPKJI Provinsi Riau. (2009). Panduan pengkajian keperawatan jiwa dan terapi aktivitas kelompok sosialisasi praktik keperawatn jiwa mahasiswa si rumas sakit tampan provinsi riau. Pekanbaru: Seksi Pendidikan dan Penelitian Sari, P. N. (2010). Penyuluhan merawat keluarga dengan perilaku kekerasan. Diperoleh tanggal 15 Desember 2011 dari http://www.scribd.com Sustrami, D., & Sukmono, A. C., (2008). Asuhan keperawatan klien dengan perilaku kekerasan. Diperoleh tanggal 19 Desember 2011dari http://unpad.ac.id Yosep, I. (2007). Mencegah gangguan jiwa mulai dari keluarga kita. Diperoleh tanggal 19 Desember 2011dari http://repository.ui.ac.id

You might also like