You are on page 1of 29

TEORI PASANG SURUT

2009 October 21 Posted by alben A. Definisi dan Fenomena Pasang Surut Sebelum menerangkan teori mengenai pasang surut, pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai definisi pasang surut dan fenomena pasang surut yang sangat penting untuk memberikan gambaran berkenaan dengan pasang surut. 1. Definisi Pasang Surut Terdapat berbagai jenis definisi tentang pasang surut, yang kesemuanya menjelaskan peristiwa naik dan turunnya suatu massa. Definisi pasang surut adalah peristiwa naik turunnya air laut disebabkan oleh pergerakan permukaan air laut secara vertikal disertai gerakan horisontal massa air akibat pengaruh gaya tarik benda-benda angkasa, dan gejala ini mudah dilihat secara visual. 2. Fenomena Pasang Surut Berdasarkan pada definisi pasang surut, di mana merupakan peristiwa naik-turunnya permukaan air laut karena pengaruh gaya tarik benda-benda di cakrawala, maka apabila dipasang alat tolok ukur pasang surut secara merata di dunia, dan dilakukan pengukuran setiap interval satu jam, kemudian hasil pengukuran ini digambarkan menjadi grafik, maka diperoleh gelombang harmonik. Pada grafik tersebut menunjukkan terjadinya air tertinggi setiap 12 jam 25 menit, atau setengah hari siderius (sidereal day), sedang air terendah akan terjadi setelah 6 jam 12.5 menit dari kedudukan air pasang. Hal ini menjelaskan adanya kaitan yang kuat antara fenomena pasang surut dengan pergerakan bulan di langit. Dalam hal ini, selama 24 jam akan terjadi dua kali pasang dan dua kali surut, atau disebut pasang surut harian ganda (semi diurnal tide). Di tempat lain juga terjadi fenomena lain yaitu, satu kali air pasang dan satu kali air surut, dan keadaan ini disebut pasang surut harian tunggal (diurnal tide). Jika dilakukan pengukuran pasang surut selama satu bulan dan coba dihubungkan dengan pergerakan bulan, maka akan diperoleh range (jangkauan) terbesar. Jangkauan tersebut merupakan nilai dari beda air tertinggi dan air terendah yang terjadi ketika bulan purnama penuh, ini disebut pasang surut perbani (spring tide), sedangkan jangkauan terkecil disebut pasang surut anak (neap tidSelain keadaan di atas pada Gambar 2.2, jika dianggap bulan berada pada deklinasi 20 utara dan keterlambatan waktu antara tinggi air pada saat bulan mencapai zenit diabaikan, perhitungan hanya pada bumi bagian utara, ketika air tertinggi, saat itu akan terjadi pada titik X dan Y, air terendah akan terjadi di titik A dan A. Dengan demikian, titik-titik yang berada pada garis sejajar latitud 20 utara berturut-turut C air pasang maksimum, D air surut dan E air pasang tetapi pada waktu ini air tidak lagi setinggi permukaan air di titik C. Sedangkan pada titik A dan A yang berada pada latitud 90 air paling rendah. Pada titik D mengambil masa yang lebih panjang untuk surut dibandingkan sewaktu air naik, hal ini karena titik D lebih dekat dengan titik E.

Di Khatulistiwa, pasang surut harian harian ganda adalah tetap, pada titik I adalah air pasang dan pada J meridian 90 adalah air surut. Pada titik K, dengan meridian 180 jauh daripada titik I, ialah pasang sekali lagi dan ketinggian adalah hampir sama seperti di titik I. Jangkauan untuk pasang surut ini tidak sebesar jangkauan sewaktu bulan berada pada deklinasi 0. Pasang surut harian akan selalu lewat kebelakang karena pasang surut menghasilkan gaya akibat pergeseran dan inersial bagi air.

Penyebab pasang laut


Dalam sebulan, variasi harian dari rentang pasang laut berubah secara sistematis terhadap siklus bulan. Rentang pasang laut juga bergantung pada bentuk perairan dan konfigurasi lantai samudera. Pasang laut merupakan hasil dari gaya gravitasi dan efek sentrifugal. Efek sentrifugal adalah dorongan ke arah luar pusat rotasi (bumi). Gravitasi bervariasi secara langsung dengan massa tetapi berbanding terbalik terhadap jarak. Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari Matahari, namun gaya gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada gaya tarik Matahari dalam membangkitkan pasang surut laut karena jarak bulan lebih dekat daripada jarak Matahari ke bumi. Gaya gravitasi menarik air laut ke arah bulan dan Matahari dan menghasilkan dua tonjolan pasang surut gravitasional di laut. Lintang dari tonjolan pasang surut ditentukan oleh deklinasi, sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang orbital bulan dan Matahari. Pasang laut purnama (spring tide) terjadi ketika bumi, bulan dan Matahari berada dalam suatu garis lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang naik yang sangat tinggi dan pasang surut yang sangat rendah. Pasang laut purnama ini terjadi pada saat bulan baru dan bulan purnama. Pasang laut perbani (neap tide) terjadi ketika bumi, bulan dan Matahari membentuk sudut tegak lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang naik yang rendah dan pasang surut yang tinggi. Pasang laut perbani ini terjadi pada saat bulan seperempat dan tigaperempat.

[sunting] Pasang laut dan transportasi perairan


Pengetahuan tentang pasang laut sangat diperlukan dalam transportasi perairan, kegiatan di pelabuhan, pembangunan di daerah pesisir pantai, dan lain-lain. Karena sifat pasang laut yang periodik, maka ia dapat diramalkan. Untuk dapat meramalkan pasang laut, diperlukan data amplitudo dan beda fase dari masingmasing komponen pembangkit pasang laut. Seperti telah disebutkan, komponen-komponen utama pasang surut terdiri dari komponen tengah harian dan harian. Namun demikian, karena interaksinya dengan bentuk (morfologi) pantai, superposisi antar komponen pasang laut utama, dan faktor-faktor lainnya akan mengakibatkan terbentuknya komponen-komponen pasang laut yang baru.

Geologi laut atau disebut juga geologi marine adalah salah satu cabang ilmu geologi untuk mengetahui komposisinya, struktur dan proses pembentukan dasar laut. Ilmu ini berguna untuk pembangunan struktur dibawah laut maupun pelayaran, seperti pembangunan dermaga, anjungan pemboran minyak, kabel bawah laut, jembatan antar dua pulau dsb

Dalam oseanografi dikenal dua istilah untuk menentukan temperatur air laut yaitu temperatur insitu (selanjutnya disebut sebagai temperatur saja) dan temperatur potensial. Temperatur adalah sifat termodinamis cairan karena aktivitas molekul dan atom di dalam cairan tersebut. Semakin besar aktivitas (energi), semakin tinggi pula temperaturnya. Temperatur menunjukkan kandungan energi panas. Energi panas dan temperatur dihubungkan oleh energi panas spesifik. Energi panas spesifik sendiri secara sederhana dapat diartikan sebagai jumlah energi panas yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur dari satu satuan massa fluida sebesar 1o. Jika kandungan energi panas nol (tidak ada aktivitas atom dan molekul dalam fluida) maka temperaturnya secara absolut juga nol (dalam skala Kelvin). Jadi nol dalam skala Kelvin adalah suatu kondisi dimana sama sekali tidak ada aktivitas atom dan molekul dalam suatu fluida. Temperatur air laut di permukaan ditentukan oleh adanya pemanasan (heating) di daerah tropis dan pendinginan (cooling) di daerah lintang tinggi. Kisaran harga temperatur di laut adalah -2o s.d. 35oC. Tekanan di dalam laut akan bertambah dengan bertambahnya kedalaman. Sebuah parsel air yang bergerak dari satu level tekanan ke level tekanan yang lain akan mengalami penekanan (kompresi) atau pengembangan (ekspansi). Jika parsel air mengalamai penekanan secara adiabatis (tanpa terjadi pertukaran energi panas), maka temperaturnya akan bertambah. Sebaliknya, jika parsel air mengalami pengembangan (juga secara adiabatis), maka temperaturnya akan berkurang. Perubahan temperatur yang terjadi akibat penekanan dan pengembangan ini bukanlah nilai yang ingin kita cari, karena di dalamnya tidak terjadi perubahan kandungan energi panas. Untuk itu, jika kita ingin membandingkan temperatur air pada suatu level tekanan dengan level tekanan lainnya, efek penekanan dan pengembangan adiabatik harus dihilangkan. Maka dari itu didefinisikanlah temperatur potensial, yaitu temperatur dimana parsel air telah dipindahkan secara adiabatis ke level tekanan yang lain. Di laut, biasanya digunakan permukaan laut sebagai tekanan referensi untuk temperatur potensial. Jadi kita membandingkan harga temperatur pada level tekanan yang berbeda jika parsel air telah dibawa, tanpa percampuran dan difusi, ke permukaan laut. Karena tekanan di atas

permukaan laut adalah yang terendah (jika dibandingkan dengan tekanan di kedalaman laut yang lebih dalam), maka temperatur potensial (yang dihitung pada tekanan permukaan) akan selalu lebih rendah daripada temperatur sebenarnya. Satuan untuk temperatur dan temperatur potensial adalah derajat Celcius. Sementara itu, jika temperatur akan digunakan untuk menghitung kandungan energi panas dan transpor energi panas, harus digunakan satuan Kelvin. 0oC = 273,16K. Perubahan 1oC sama dengan perubahan 1K. Seperti telah disebutkan di atas, temperatur menunjukkan kandungan energi panas, dimana energi panas dan temperatur dihubungkan melalui energi panas spesifik. Energi panas persatuan volume dihitung dari harga temperatur menggunakan rumus Q = densitas*energi panas specifik*temperatur (temperatur dalam satuan Kelvin). Jika tekanan tidak sama dengan nol, perhitungan energi panas di lautan harus menggunakan temperatur potensial. Satuan untuk energi panas (dalam mks) adalah Joule. Sementara itu, perubahan energi panas dinyatakan dalam Watt (Joule/detik). Aliran (fluks) energi panas dinyatakan dalam Watt/meter2 (energi per detik per satuan luas). Pemintakatan (zonasi) Lingkungan laut Istilah pemintakatan merupakan terjemahan dari istilah zonasi, yang artinya adalah pemisahan suatu ruang lingkungan kedalam bagian-bagiannya (mintakat-mintakatnya). Lingkungan laut sangat luas cakupannya dan sangat majemuk sifatnya. Oleh karena itu para ahli oseanografi membagi-bagi lingkungan laut menjadi zona-zona menurut criteria yang berbedabeda. Karena lingkungan laut terdiri dari bagian dasar laut dan kolom air yang ada di atasnya, maka laut dapat dibagi kedalam 2 (dua) mintakat utama, yakni mintakat pelagik dan mintakat bentik. Mintakat pelagik meliputi seluruh kolom air, sedangkan mintakat bentik meliputi seluruh lingkungan dasar.

Gambar 1. Zonasi (mintakat) Laut sumber : www.britannica.com Mintakat Pelagik Mintakat pelagik ini mencakup kolom air mulai dari permukaan dasar laut sampai paras (permukaan) laut. Mintakat ini terbagi lagi secara horizontal dan vertikal. Secara horisontal mintakat pelagik terdiri dari : A. Mintakat neritik Mintakat neritik merupakan wilayah lingkungan perairan yang terletak diatas landas benua, dengan kandungan unsur hara melimpah, kandungan sedimen tinggi dan daya tembus cahaya yang dangkal. Hal ini disebabkan karena letaknya yang berdekatan dengan daratan yang memasok berbagai macam zat terlarut ke laut. B. Mintakat Oseanik Mintakat oseanik merupakan wilayah lingkungan perairan yang terletak di luar landas benua, kandungan unsure hara kurang, kandungan sedimen relative lebih sedikit sehingga daya tembus cahaya yang kuat. Secara vertikal mintakat pelagik terdiri dari : Mintakat Epipelagik Mintakat epipelagik merupakan bagian kolom air paling atas. Ketebalan mintakat ini hampir sama dengan ketebalan lapisan penembusan cahaya yang efektif untuk fotosintesis, yaitu sekitar 200 m. Oleh karena itu mintakat epipelagik disebut juga sebagai mintakat Fotik. Pada dan dekat bagian permukaan mintakat ini penyinaran matahari siang hari diatas optimal bahkan letal bagi phytoplankton. Di bawah lapisan ini desebut mintakat bawah permukaan merupakan tempat yang

aktif bagi phytoplankton. Sedangkan bagian paling bawah merupakan lapisan dimana terdapat zooplankton pada siang hari. Mintakat Mesopelagik Mintakat mesopelagik terletak dibawah mintakat epipelagik. Mintakat ini terletak antara kejelukan 200 1000 m. Karena letaknya dibawah mintakat fotik maka mulai dari mintakat mesopelagik sampai kepada mintakat abisopelagik, disebut sebagai mintakat Afotik. Artinya, pada mintakat ini tidak terdapat kegiatan yang menghasilkan produksi primer. Mintakat mesopelagik dihuni oleh konsumen primer yang memanfaatkan detritus (jasad renik) yang turun dari lapisan yang lebih dangkal. Pada mintakat ini terdapat lapisan termoklin, yaitu lapisan perairan dimana suhunya berubah secara drastis. Mintakat Batipelagik Mintakat batipelagik meluas dari kejelukan 1000 m sampai kejelukan 4000 m atau sama dengan kejelukan dasar laut jeluk. Sifat-sifat fisiknya seragam. Mintakat Abisopelagik Mintakat abisopelagik meluas ke bagian-bagian terjeluk dari samudra dan disebut juga sebagai mintakat palung. Biota air yang hidup di mintakat ini mengalami kegelapan karena tidak ada cahaya, suhu dingin dan tekanan air yang tinggi. Di perairan abisopelagik ini tidak ada cahaya kecuali cahaya yang berasal dari hewan-hewan laut (bioluminescence). Mintakat Benthik Mintakat bentik yang merupakan mintakat dasar laut, terbagi kedalam mintakat litoral dan mintakat abisal. Mintakat litoral meluas mulai dari garis pasang tertinggi sampai ke pinggir paparan benua. Garis batas antara mintakat litoral dengan mintakat abisal biasanya terletak pada kejelukan 200 m dan sekaligus merupakan batas kemampuan tembus sinar matahari. Mintakat abisal meluas dari pinggir paparan benua sampai dasar laut terjeluk dari samudera. Mintakat litoral masih dapat dibagi lagi ke dalam 3 (tiga) mintakat utama, yaitu terdiri: Mintakat Atas-Litoral (supralitoral), yang merupakan bentangan pantai diatas mintakat litoral. Mintakat ini dapat mengalami siraman air laut pada saat air pasang, sehingga kadang-kadang disebut mintakat siraman. Mintakat Litoral, yang membentang mulai dari garis pasang rata-rata teratas sampai surut ratarata terbawah dan sering disebut sebagai mintakat pasut (pasang surut) atau mintakat teritip. Mintakat ini mengalami kekeringan dan perendaman di sebagian waktu dalam sehari. Mintakat Bawah-Litoral (Sublitoral), yang terletak di bawah mintakat pasut dan selalu terendam di bawah permukaan laut, sehingga disebut pantai terendam. Mintakat ini membentang

sampai ke pinggir paparan benua. Mintakat abisal meluas mulai dari pinggir paparan benua sampai ke bagian dasar laut terjeluk dari samudra. Kebanyakan lingkungan dasar abisal ini menyerupai bahan lumpur dan jarang sekali yang berupa benda-benda keras seperti batu. Dasar samudra jeluk terdiri dari endapan kapur, terutama dari kerangka Foraminifera, endapan silika, terutama dari kerangka diatom, dan lempung merah di dasar yang lebih jeluk dengan tekanan air luar biasa besarnya sehingga membuat zat-zat lain mudah sekali terlarut. Mintakat abisal ini 82 % berkejelukan 2.000 m sampai 6.00Air laut mengandung 3,5% garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-partikel tak terlarut. Keberadaan garam-garaman mempengaruhi sifat fisis air laut (seperti: densitas, kompresibilitas, titik beku, dan temperatur dimana densitas menjadi maksimum) beberapa tingkat, tetapi tidak menentukannya. Beberapa sifat (viskositas, daya serap cahaya) tidak terpengaruh secara signifikan oleh salinitas. Dua sifat yang sangat ditentukan oleh jumlah garam di laut (salinitas) adalah daya hantar listrik (konduktivitas) dan tekanan osmosis. Garam-garaman utama yang terdapat dalam air laut adalah klorida (55%), natrium (31%), sulfat (8%), magnesium (4%), kalsium (1%), potasium (1%) dan sisanya (kurang dari 1%) teridiri dari bikarbonat, bromida, asam borak, strontium dan florida. Tiga sumber utama garam-garaman di laut adalah pelapukan batuan di darat, gas-gas vulkanik dan sirkulasi lubang-lubang hidrotermal (hydrothermal vents) di laut dalam. Secara ideal, salinitas merupakan jumlah dari seluruh garam-garaman dalam gram pada setiap kilogram air laut. Secara praktis, adalah susah untuk mengukur salinitas di laut, oleh karena itu penentuan harga salinitas dilakukan dengan meninjau komponen yang terpenting saja yaitu klorida (Cl). Kandungan klorida ditetapkan pada tahun 1902 sebagai jumlah dalam gram ion klorida pada satu kilogram air laut jika semua halogen digantikan oleh klorida. Penetapan ini mencerminkan proses kimiawi titrasi untuk menentukan kandungan klorida. Salinitas ditetapkan pada tahun 1902 sebagai jumlah total dalam gram bahan-bahan terlarut dalam satu kilogram air laut jika semua karbonat dirubah menjadi oksida, semua bromida dan yodium dirubah menjadi klorida dan semua bahan-bahan organik dioksidasi. Selanjutnya hubungan antara salinitas dan klorida ditentukan melalui suatu

rangkaian pengukuran dasar laboratorium berdasarkan pada sampel air laut di seluruh dunia dan dinyatakan sebagai: S (o/oo) = 0.03 +1.805 Cl (o/oo) (1902) Lambang o/oo (dibaca per mil) adalah bagian per seribu. Kandungan garam 3,5% sebanding dengan 35o/oo atau 35 gram garam di dalam satu kilogram air laut. Persamaan tahun 1902 di atas akan memberikan harga salinitas sebesar 0,03o/oo jika klorinitas sama dengan nol dan hal ini sangat menarik perhatian dan menunjukkan adanya masalah dalam sampel air yang digunakan untuk pengukuran laboratorium. Oleh karena itu, pada tahun 1969 UNESCO memutuskan untuk mengulang kembali penentuan dasar hubungan antara klorinitas dan salinitas dan memperkenalkan definisi baru yang dikenal sebagai salinitas absolut dengan rumus: S (o/oo) = 1.80655 Cl (o/oo) (1969) Namun demikian, dari hasil pengulangan definisi ini ternyata didapatkan hasil yang sama dengan definisi sebelumnya. Definisi salinitas ditinjau kembali ketika tekhnik untuk menentukan salinitas dari pengukuran konduktivitas, temperatur dan tekanan dikembangkan. Sejak tahun 1978, didefinisikan suatu satuan baru yaitu Practical Salinity Scale (Skala Salinitas Praktis) dengan simbol S, sebagai rasio dari konduktivitas. "Salinitas praktis dari suatu sampel air laut ditetapkan sebagai rasio dari konduktivitas listrik (K) sampel air laut pada temperatur 15oC dan tekanan satu standar atmosfer terhadap larutan kalium klorida (KCl), dimana bagian massa KCl adalah 0,0324356 pada temperatur dan tekanan yang sama. Rumus dari definisi ini adalah: S = 0.0080 - 0.1692 K1/2 + 25.3853 K + 14.0941 K3/2 - 7.0261 K2 + 2.7081 K5/2 Catatan: Dari penggunaan definisi baru ini, dimana salinitas dinyatakan sebagai rasio, maka satuan o/oo tidak lagi berlaku, nilai 35o/oo berkaitan dengan nilai 35 dalam satuan praktis. Beberapa oseanografer menggunakan satuan "psu" dalam menuliskan harga

salinitas, yang merupakan singkatan dari "practical salinity unit". Karena salinitas praktis adalah rasio, maka sebenarnya ia tidak memiliki satuan, jadi penggunaan satuan "psu" sebenarnya tidak mengandung makna apapun dan tidak diperlukan. Pada kebanyakan peralatan yang ada saat ini, pengukuran harga salinitas dilakukan berdasarkan pada hasil pengukuran konduktivitas. Salinitas di daerah subpolar (yaitu daerah di atas daerah subtropis hingga mendekati kutub) rendah di permukaan dan bertambah secara tetap (monotonik) terhadap kedalaman. Di daerah subtropis (atau semi tropis, yaitu daerah antara 23,5o - 40oLU atau 23,5o - 40oLS), salinitas di permukaan lebih besar daripada di kedalaman akibat besarnya evaporasi (penguapan). Di kedalaman sekitar 500 sampai 1000 meter harga salinitasnya rendah dan kembali bertambah secara monotonik terhadap kedalaman. Sementara itu, di daerah tropis salinitas di permukaan lebih rendah daripada di kedalaman akibatnya tingginya presipitasi (curah hujan). Font size:

Nearshore current Arus laut adalah gerakan massa air laut yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Arus di permukaan laut terutama disebabkan oleh tiupan angin, sedang arus di kedalaman laut disebabkan oleh perbedaan densitas massa air laut. Selain itu, arus di permukan laut dapat juga disebabkan oleh gerakan pasang surut air laut atau gelombang. Arus laut dapat terjadi di samudera luas yang bergerak melintasi samudera (ocean currents), maupun terjadi di perairan pesisir (coastal currents). ARUS SAMUDERA Arus Permukaan Laut di Samudera (Surface Circulation)

Penyebab utama arus permukaan laut di samudera adalah tiupan angin yang bertiup melintasi permukaan Bumi melintasi zona-zona lintang yang berbeda. Ketika angin melintasi permukaan samudera, maka massa air laut tertekan sesuai dengan arah angin. Pola umum arus permukaan samudera dimodifikasi oleh faktor-faktor fisik dan berbagai variabel seperti friksi, gravitasi, gerak rotasi Bumi, konfigurasi benua, topografi dasar laut, dan angin lokal. Interaksi berbagai variabel itu menghasilkan arus permukaan samudera yang rumit. Arus di samudera bergerak secara konstan. Arus tersebut bergerak melintasi samudera yang luas dan membentuk aliran yang berputar searah gerak jarum jam di Belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere), dan berlawanan arah gerak jarum jam di Belahan Bumi Selatan (Southern Hemisphere). Pola umum sirkulasi arus global dapat dilihat dalam Gambar 1.

Karena gerakannya yang terus menerus itu, massa air laut mempengaruhi massa udara yang ditemuinya dan merubah cuaca dan iklim di seluruh dunia. Arus di Kedalaman Samudera (Deep-water Circulation) Faktor utama yang mengendalikan gerakan massa air laut di kedalaman samudera adalah densitas air laut. Perbedaan densitas diantara dua massa air laut yang berdampingan menyebabkan gerakan vertikal air laut dan menciptakan gerakan massa air laut-dalam (deepwater masses) yang bergerak melintasi samudera secara perlahan. Gerakan massa air laut-dalam tersebut kadang mempengaruhi sirkulasi permukaan. Perbedaan densitas massa air laut terutama disebabkan oleh perbedaan temperatur dan salinitas air laut. Oleh karena itu gerakan massa air laut-dalam tersebut disebut juga sebagai sirkulasi termohalin (thermohaline circulation). Model sirkulasi termohalin secara global dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Model pola sirkulasi termohalin global. ARUS PERAIRAN PESISIR

Arus Pasang Surut (Tidal Current) Arus pasang surut terjadi terutama karena gerakan pasang surut air laut. Arus ini terlihat jelas di perairan estuari atau muara sungai. Bila air laut bergerak menuju pasang, maka terlihat gerakan arus laut yang masuk ke dalam estuari atau alur sungai; sebaliknya ketika air laut bergerak menuju surut, maka terlihat gerakan arus laut mengalir ke luar. Arus Sepanjang Pantai (longshore current) dan Arus Rip (rip current) Ke-dua macam arus ini terjadi di perairan pesisir dekat pantai, dan terjadi karena gelombang mendekat dan memukul ke pantai dengan arah yang muring atau tegak lurus garis pantai. Arus sepanjang pantai bergerak menyusuri pantai, sedang arus rip bergerak menjauhi pantai dengan arah tegak lurus atau miring terhadap garis pantai. Geologi Kelautan Seperti kita ketahui bahwa Indonesia adalah negara kepulauan, yang sebagian besar wilayahnya adalah berupa lautan. Sejumlah 17.508 pulau, baik pulau besar dan kecil terdapat di Indonesia, dengan panjang garis pantai 81.000 km, yang merupakan terpanjang ke 2 di dunia, dan luas wilayah 21 juta km2, Indonesia merupakan negara yang luas dan kaya. Luas dalam arti sangat besar wilayahnya dan keanekaragaman wilayahnya mulai dari daratan, kepulauan, sampai lautannya. Serta kaya dalam artian sangat berpotensi mempunyai kekayaan alam di wilayah yang sangat luas yang dimilikinya, baik di daratan maupun di lautan, karena seperti kita ketahui sebagai seorang ahli geologi, yang telah memahami proses-proses geologi, seperti tektonik lempeng dan lain sebagainya, bahwa Indonesia berada di zona yang sangat berpotensi terdapatnya sumberdaya alam yang berlimpah. Geologi kelautan sendiri secara prinsip hampir sama dengan geologi dipermukaan atau didaratan, baik itu proses-proses geologinya dan lain sebagainya, hanya saja permukaannya tertutupi suatu massa air. Dalam Geologi kelautan seperti juga kita mempelajari geologi di daratan, akan menampakkan juga suatu kenampakkan geomorfologi, hanya saja sekali lagi kenampakkan itu tertutup oleh massa air. Dalam mempelajari Geologi kelautan, ada beberapa istilah kenampakkan geomorfologi seperti halnya kenampakkan geomorfologi didarat, beberapa diantaranya yaitu : Coastal Plain : Suatu perbatasan antara daratan dan lautan yang masih dipengaruhi oleh proses-proses di daratan dan lautan Continental shelf : Terbentuk ke arah lautan, kemiringan bertambah ke arah lautan, kedalaman rata-rata 3000 -6000 m, lebar 200 300 km Continental Slope : Pada tepian paparan kedalaman bertambah secara tiba-tiba, 100, 200 m , 1500 m, 3500 m, kemiringan terjal, terdapat gawir sesar Continental Rise : Terletak antara slope (lereng) dan Ocean basin, kemiringan tidak terjal, relief rendah, terbentuk akibat akumulasi sedimen, berasosiasi dengan lantai samudra dalam

Abysal plain

: Diketemukan oleh ekspedisi MAR (1947), berbentuk dataran bawah laut

Oceanic ridge : Terdiri dari pematang, dan rekahan, menyebar hampir di seluruh samudra, total panjang 80.000km, kedalaman rata-rata 2500m, terbentuk di bagian tengah lautan, topografi kasar, lembah sejajar dengan sumbu kadang-kadang terpotong oleh zona rekahan, tinggi 10003000km, lebar 1000m, sedimentasi berkembang jauh di bawah puncak Ocean basin floor : Terdiri dari abyssal floor (lantai tubir), oceanic rise (tonjolan dasar laut dan sea mount (gunung api dasar laut) Rekahan ridge : Berbentuk linier, berbentuk gawir, seamount, melebar dan memotong

Abyssal hill : Berbentuk relatif sempit dan tajam, tingginya tidak lebih 1000m. Dimensi bervariasi antara 1-15km, kemiringan 1-15 derajat, terbentuk secara mengelompok , bentuk tergantung batuan dasar Sea mount : Tingginya mencapai lebih kurang 1000m, tersebar pada dasar laut dalam secara terpencar, kemiringan berkisar antara 5 sampai 15 derajat dan berbentuk kerucut Marginal trench : Berbentuk sempit dan sejajar dengan tepian benua, pada umumnya tersebar di samudra pasifik, kerak dibawahnya bersifat continental, kedalaman rumpang paparan rata-rata 130 m, lebar 400 km(rata-rata 78km), kadang-kadang berbentuk teras, dipengaruhi oleh proses erosi dan sedimentasi. Istilah-istilah diatas menjelaskan kepada kita tentang kenampakan morfologi dasar laut yang tidak selalu akan kita lihat seperti halnya kita melihat kenampakkan morfologi didarat, tentu saja karena morfologi dasar laut ditutupi oleh massa air diatasnya. Selain daripada aspek geomorfologi, dalam kerangka geologi kelautan seperti halnya proses geologi yang terjadi di darat, juga terdapat pengaruh sedimentasi, baik itu sedimen di daerah dekat pantai (Nearshore) ataupun di perairan laut dalam (Deepsea). Sedimentasi di laut sangat penting artinya dalam kerangka geologi kelautan, diantaranya adalah karena morfologi permukaan dasar laut juga ikut dikontrol oleh pengaruh supply sedimen, juga batas-batas antar bagian-bagian morfologi dasar laut juga ikut dikontrol oleh sedimentasi. Disamping itu proses sedimentasi di laut juga akan mempengaruhi proses-proses di bagian lainnya, sebagai contoh sedimen di daerah dekat pantai dan paparan merupakan kunci bagi sedimen di laut dalam dan dipengaruhi oleh: perubahan muka air laut proses penurunan dasar laut proses dinamika (oseanografi)

Pada sedimentasi dilaut tentunya juga terdapat material yang tersedimentasi, beberapa sumbersumber material yang mempengaruhi sedimentasi di laut diantaranya adalah : Material yang berasal dari sungai, meliputi sekitar 85% 90% Material hasil glasiasi, meliputi sekitar 7% Material air tanah, meliputi sekitar 1,2% dan material yang terangkut oleh angin sekitar 1% Dimana sekitar 80 % dari produk yang dihasilkan sumber material tersebut merupakan bentuk larutan. Selain daripada aspek morfologi dan sedimentologi di laut, juga perlu ditinjau aspek tektoniknya. Tektonik sangat berpengaruh bukan saja di laut, didaratpun sangat berpengaruh. Implikasi dari proses tektonik baik didarat ataupun dilaut diantaranya adalah dapat merubah tatanan yang sudah terbentuk, diantaranya akibat proses sedimentasi. Faktor utama penyebab tektonik jika dipandang dari sudut pandang ilmu geologi tentu saja dapat dijelaskan dengan baik oleh teori tektonik lempeng. Teori tektonik lempeng sangat familiar dikalangan komunitas geologi, karena sampai saat ini semua peristiwa yang menyangkut segala proses geologi yang berasal dari dalam bumi, terutama tektonisme sangat baik dijelaskan dalam teori ini. Dapat dipastikan bahwa semua komunitas geologi mengerti dan paham akan teori ini, oleh karena itu detailnya tidak akan dibahas dalam tulisan ini. Tetapi yang perlu dijadikan perhatin khusus adalah implikasinya. Beberapa penjelasan tentang geologi kelautan diatas, yang meliputi aspek morfologi, sedimentologi, dan tektonik dilaut, kiranya dapat memberikan sedikit pengetahuan geologi kelautan yang selanjutnya akan dimanfaatkan untuk menerapkan implikasinya untuk Indonesia yang notabene merupakan negara yang memiliki laut, yang dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan. Diantaranya, implikasi aspek geologi kelautan yang saat ini banyak diperbincangkan adalah mengenai penerapannya dalam batas wilayah. Dalam penentuan batas wilayah sendiri seperti kita ketahui regulasi nya yang dikeluarkan oleh pemerintah. Penentuan batas wilayah ini sangat penting artinya bagi Indonesia. Dan aspek geologi kelautan disini memegang peranan penting dalam penentuannya. Hubungannya dengan geologi kelautan tentu saja, disamping menyamngkut morfologi dasar laut yang dijadikan pertimbangan penentuan batas wilayah, disamping itu dari sudut pandang geologinya, sangat memegang peranan penting, yang menyangkut tentang sumberdaya alam. Sumberdaya alam sangat penting artinya bagi semua negara, karena menyangkut kelangsungan dan kemakmuran suatu negara, atau bisa dikatakan sangat vital. Sumberdaya alam itu sendiri tentu saja dapat dikuasai oleh suatu negara asalkan dalam wilayah kekuasaannya. Seorang ahli geologi disini sangat memegang peranan penting, karena pendapatnya akan sangat diperhatikan.

Seperti kita ketahui bahwa penentuan batas wilayah sendiri sangat didorong oleh keterdapatan sumberaya mineral, hal ini sangat membuat setiap negara ingin menguasai kekayaan alam tersebut, caranya secara tidak langsung adalah melebarkan batas wilayahnya, agar dapat diakui bahwa kekayaan alam tersebut adalah milik negara tersebut. Mengingat begitu pentingnya tinjauan geologi kelautan dalam penentuan batas wilayah yang selanjutnya berimplikasi terhadap penguasaan sumberdaya mineral. Maka, kita sebagai seorang ahli geologi tentunya berusaha untuk mempelajari sebaik-baiknya, dan menerapkannya untuk kemakmuran bangsa Indonesia Salinitas air berdasarkan persentase garam terlarut Air tawar Air payau Air saline Brine < 0,05 % 0,053 % 35 % >5 % Kandungan garam pada sebagian besar danau, sungai, dan saluran air alami sangat kecil sehingga air di tempat ini dikategorikan sebagai air tawar. Kandungan garam sebenarnya pada air ini, secara definisi, kurang dari 0,05%. Jika lebih dari itu, air dikategorikan sebagai air payau atau menjadi saline bila konsentrasinya 3 sampai 5%. Lebih dari 5%, ia disebut brine. Air laut secara alami merupakan air saline dengan kandungan garam sekitar 3,5%. Beberapa danau garam di daratan dan beberapa lautan memiliki kadar garam lebih tinggi dari air laut umumnya. Sebagai contoh, Laut Mati memiliki kadar garam sekitar 30%.[1] Istilah teknik untuk keasinan lautan adalah halinitas, dengan didasarkan bahwa halida-halida terutama kloridaadalah anion yang paling banyak dari elemen-elemen terlarut. Dalam oseanografi, halinitas biasa dinyatakan bukan dalam persen tetapi dalam bagian perseribu (parts per thousand , ppt) atau permil (), kira-kira sama dengan jumlah gram garam untuk setiap liter larutan. Sebelum tahun 1978, salinitas atau halinitas dinyatakan sebagai dengan didasarkan pada rasio konduktivitas elektrik sampel terhadap "Copenhagen water", air laut buatan yang digunakan sebagai standar air laut dunia.[2] Pada 1978, oseanografer meredifinisikan salinitas dalam Practical Salinity Units (psu, Unit Salinitas Praktis): rasio konduktivitas sampel air laut terhadap larutan KCL standar.[3][4] Rasio tidak memiliki unit, sehingga tidak bisa dinyatakan bahwa 35 psu sama dengan 35 gram garam per liter larutan.[5] A. Pembagian lingkungan laut berdasar Buku Marine Geology : 1. Lingkungan Euxinic Memiliki kedalaman yang bervariasi, dicirikan oleh adanya ventilasi (lubang udara) yang sedikit pada dasar air, sehingga menghasilkan hewan dasar airnya tidak ada. Umumnya, endapannya berupa material berbutir halus dengan komposisi berupa material organik yang terdekomposisi. 1. Lingkungan Littoral atau pantai Lingkungan ini terletak di antara pasang rendah dan batas tertinggi yang dicapai oleh gelombang.

1. Beberapa Lingkungan Khusus, terutama pada daerah yang memberikan karakteristik neritik yang meliputi delta, tidal flat, dan lingkungan lagoon. 2. Lingkungan Neritik Kedalaman dari daerah pasang rendah hingga 200 meter di bawah muka laut. Jarang yang berjarak lebih dari beberapa ratus meter dari garis pantai. Tipe utama dari sedimennya berupa material terestrial berukuran butir kasar hingga halus dengan campuran dari material organik laut yang berupa calcareous. Pada air di daerah tropis, calcareous lebih melimpah. 1. Lingkungan Batial Memiliki kedalaman antara 200-1000 m. Berjarak beberapa ratus kilometer. Tipe utama dari aedimennya berupa lempung biru, lempung gelap dengan butiran halus dan dengan kandungan karbonatan kurang dari 30 %. Butiran mineral terestrialnya melimpah. Variasi lempung relatif berupa calcareous mud. 1. Lingkungan Abisal Hemipelagic Berjarak kurang dari beberapa ratus kilometer dari garis pantai. Dengan kedalaman kurang dari 1000 m. Tipe utama dari endapannya berbeda dengan tipe endapan pada lingkungan abisal pelagic dengan campuran dari butiran mineral terestrial yang berukuran lanau atau pasir halus bergradasi. 1. 7. Lingkungan Abisal Pelagic Terletak tidak kurang dari beberapa ratus meter dari garis pantai dengan kedalaman lebih dari 1000 m. Tipe utama dari endapannya berupa lempung merah, lutite dengan butir halus yang mengandung material karbonatan kurang dari 30%. Radiolaria dan diatome ooze dengansiliceous skeleton atau frustules yang melimpah, Globigerina ooze dengan kandungan karbonatan lebih dari 30%. Sebagian besar berupa foraminifera planktonic. Luasan lingkungan pengendapan ini tidak kurang dari 250 x 104 km2. Table pengklasifikasian lingkungan laut berdasar buku marine geology B. Pembagian zona kedalaman laut berdasar Paul Bennet : Paul Bennet dalam The Natural World Under The Ocean, memaparkan bahwa para ilmuwan telah membagi lautan menjadi lapisan atau zona yang jelas. Ada kawasan yang disebut perairan dangkal, zona twilight, lautan dalam. Bagian laut yang terdekat dengan kehidupan daratan adalah perairan dangkal yaitu wilayah laut yang dekat dengan tepi pantai. Zona ini mendapat limpahan cahaya matahari yang berkecukupan. Kehidupan di zona ini sangat beragam dan tempat yang paling disukai ikan-ikan yang kita kenal. Setelah perairan dangkal zona berikutnya adalah zona twilight. Yaitu kawasan perairan yang masih bisa ditembus matahari walau tak semewah perairan dangkal. Zona ini bisa dikatakan

batas jangkauan matahari mampu menembus lapisan lautan. Karena itu kehidupan di sini mulai sedikit, namun masih bisa ditinggali jenis-jenis bunga karang. Ikan berukuran besar juga suka berada di antara zona twilight ini atau mengapung di permukaan laut dalam. Zonasi lautan yang paling gelap dan dingin adalah laut dalam (termasuk palung laut). Masih sedikit sekali yang diketahui tentang kehidupan di zona ini. C. Pembagian Laut Menurut Zona Kedalamannya Menurut zona atau jalur kedalamannya, laut dapat dibedakan menjadi beberapa zona sebagai berikut a. Zona litoral atau jalur pasang, yaitu bagian cekungan lautanyang terletak di antara pasang naik dan pasang surut b. Zona epineritik, yaitu bagian cekungan lautan di antara garis-garis surut dan tempat paling dalam yang masih dapat dicapai oleh daya sinar matahari c. Zona neritik, yaitu bagian cekungan lautan yang dalamnya antara 50-200 m Pada zona ini masih dapat ditembus oleh sinar matahari sehingga wilayah ini paling banyak terdapat berbagai jenis kehidupan baik hewan maupun tumbuhan-tumbuhan, contoh Jaut Jawa, Laut Natuna, Selat Malaka dan laut-laut disekitar kepulauan Riau. d. Zona batial ( wilayah laut dalam ), yaitu bagiancekungan lautan yang dalamnya antara 2002.000 m. hingga 1800 meter. Wilayah ini tidak dapat ditembus sinar matahari, oleh karena itu kehidupan organismenya tidak sebanyak yang terdapat di zona meritic. e. Zona abisal ( wilayah laut sangat dalam ), yaitu bagian cekungan lautan yang dalamnya lebih dalam dari 2.000 m di wilayah ini suhu sangat dingin, tidak ada tumbuhan, dan jenis hewan yang berada pada lingkungan ini sangat terbatas Pembagian laut berdasar kedalamannya

FISIKA OSEANOGRAFI KIMIA OSEANOGRAFI INSTRUMENTASI KELAUTAN HIDROAKUSTIK KEANEKARAGAMAN HAYATI LAUT HEWAN LAUT TUMBUHAN LAUT EKOLOGI LAUT PENGINDERAAN JAUH KELAUTAN

PEMETAAN SUMBERDAYA KELAUTAN

ANDA BERADA DI OSEANOGRAFI FISIKA OSEANOGRAFI BENTUK-BENTUK DASAR LAUT

Bentuk-Bentuk Dasar Laut


Kerak bumi merupakan lempeng tektonik sehingga pergerakan relatifnya menyebabkan terbentuknya ciri-ciri khusus dasar laut. Berikut ini merupakan pembagian bentuk-bentuk dasar laut berdasarkan defenisi dari Nontji (1993). Paparan (shelf) yang dangkal Depresi dalam berbagai bentuk (basin, palung) Berbagai bentuk elevasi berupa punggung (rise, ridge) Gunung bawah laut (sea mount) Terumbu karang dan sebagainya. Menurut Ilahude (1997), dilihat dari ari segi skala atau besarnya bentuk bentuk dasar laut, dasar laut dibedakan ke dalam 3 golongan besar yaitu: 1. Relief Besar (macro relief) Secara vertikal ukurannya bisa sampai ribuan meter. Secara horizontal ukurannya bisa mencapai ratusan atau ribuan kilometer. 2. Relief Pertengahan (intermediate relief) Secara vertikal berukuran ratusan meter. Secara horizontal berukuran puluhan kilometer. Bisa merupakan bagian integral dari satu relief besar. 3. Relief Kecil (micro relief) Hanya berukuran beberapa cm sampai beberapa meter. Umumnya hanya bisa diungkapkan dengan teknik fotografi bawah air.

Gambar 1. Bentuk Dasar Laut (Stewart, 2006) Sedangkan menurut Hutabarat (1985) bentuk-bentuk dasar laut terdiri dari : Ridge dan Rise Ini adalah suatu bentuk proses peninggian yang terdapat di atas laut ( sea floor) yang hampir serupa dengan adanya gunung-gunung di daratan Trench

Bagian laut yang terdalam dengan bentuk seperti saluran seolah-olah terpisah sangat dalam yang terdapat di perbatasan antara benua. Abyssal Plain Daerah yang relatif tebagi rata dari permukaan bumi yang terdapat dibagian sisi yang mengarah ke daratan. Continetal Island Beberapa pulau yang menurut sifat geologisnya bagian dari massa tanah daratan benua besar yang kemudian terpisah Island Arc (kumpulan pulau-pulau) Kumpulan pulau-pulau seperti indonesia yang mempunyai perbatasan dengan benua Mid-Oceanic Volcanic Island Pulau-pulau vulkanik yang terdapat di tengah-tengah lautan. Terdiri dari pulau-pulau kecil, khususnya terdapat di Lautan pasifik Atol-atol Daerah yang terdiri dari kumpulan pulau-pulau yang sebagian besar tenggelam di bawah permukaan laut dan berbentuk cincin. Seamout dan guyot Gunung-gunung berapi yang mucul dari dasar lantai lautan tetapi tidak mencapai permukaan laut.

zona wilayah laut indonesia


May 6th, 2011 | Author: admin

Sahabat Ruci sudah tahukah tentang zona laut ? zona laut adalah wilayah laut yang dibedakan berdasarkan batas atau kriteria tertentu sesuai perjanjian yang diatur secara internasional. Zona laut dapat dibesakan menjadi : 1. Zona Pesisir Berdasarkan kedalamannya zona pesisir dapat dibedakan menjadi 4 wilayah (zona) yaitu :

Zona Lithoral, adalah wilayah pantai atau pesisir atau shore. Di wilayah ini pada saat air pasang tergenang air dan pada saat air laut surut berubah menjadi daratan. Oleh karena itu wilayah ini sering disebut juga wilayah pasang surut. Zona Neritic (wilayah laut dangkal), yaitu dari batas wilayah pasang surut hingga kedalaman 150 m. Pada zona ini masih dapat ditembus oleh sinar matahari sehingga wilayah ini paling banyak terdapat berbagai jenis kehidupan baik hewan maupun tumbuhan-tumbuhan, contoh Jaut Jawa, Laut Natuna, Selat Malaka dan laut-laut disekitar kepulauan Riau.

Zona Bathyal (wilayah laut dalam), adalah wilayah laut yang memiliki kedalaman antara 150 hingga 1800 meter. Wilayah ini tidak dapat ditembus sinar matahari, oleh karena itu kehidupan organismenya tidak sebanyak yang terdapat di zona meritic. Zona Abysal (wilayah laut sangat dalam), yaitu wilayah laut yang memiliki kedalaman lebih dari 1800 m. Di wilayah ini suhunya sangat dingin dan tidak ada tumbuh-tumbuhan, jenis hewan yang hidup di wilayah ini sangat terbatas.

2. Zona Laut Indonesia Sebagai negara kepulauan yang wilayah perairan lautnya lebih luas dari pada wilayah daratannya, maka peranan wilayah laut menjadi sangat penting bagi kehidupan bangsa dan negara. a. Batas wilayah laut Indonesia Luas wilayah laut Indonesia sekitar 5.176.800 km2. Ini berarti luas wilayah laut Indonesia lebih dari dua setengah kali luas daratannya. Sesuai dengan Hukum Laut Internasional yang telah disepakati oleh PBB tahun 1982. berikut ini adalah gambar pembagian wilayah laut menurut konvensi Hukum Laut PBB. Berikut ini adalah gambar pembagian wilayah laut menurut konvensi hukum laut PBB Wilayah perairan laut Indonesia dapat dibedakan tiga macam, yaitu zona laut Teritorial, zona Landas kontinen, dan zona Ekonomi Eksklusif 1) Zona Laut Teritorial Batas laut Teritorial ialah garis khayal yang berjarak 12 mil laut dari garis dasar ke arah laut lepas. Jika ada dua negara atau lebih menguasai suatu lautan, sedangkan lebar lautan itu kurang dari 24 mil laut, maka garis teritorial di tarik sama jauh dari garis masing-masing negara tersebut. Laut yang terletak antara garis dengan garis batas teritorial di sebut laut teritorial. Laut yang terletak di sebelah dalam garis dasar disebut laut internal. Garis dasar adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik dari ujung-ujung pulau. Sebuah negara mempunyai hak kedaulatan sepenuhnya sampai batas laut teritorial, tetapi mempunyai kewajiban menyediakan alur pelayaran lintas damai baik di atas maupun di bawah permukaan laut. Pengumuman pemerintah tentang wilayah laut teritorial Indonesia dikeluarkan tanggal 13 Desember 1957 yang terkenal dengan Deklarasi Djuanda dan kemudian diperkuat dengan Undang-undang No.4 Prp. 1960. 2) Zona Landas Kontinen Landas kontinen ialah dasar laut yang secara geologis maupun morfologi merupakan lanjutan dari sebuah kontinen (benua). Kedalaman lautnya kurang dari 150 meter. Indonesia terletak pada dua buah landasan kontinen, yaitu landasan kontinen Asia dan landasan kontinen Australia. Adapun batas landas kontinen tersebut diukur dari garis dasar, yaitu paling jauh 200 mil laut. Jika ada dua negara atau lebih menguasai lautan di atas landasan kontinen, maka batas negara

tersebut ditarik sama jauh dari garis dasar masing-masing negara. Sebagai contoh di selat malaka, batas landasan kontinen berimpit dengan batas laut teritorial, karena jarak antara kedua negara di tempat itu kurang dari 24 mil laut. Di selat Malaka sebelah utara, batas landas kontinen antara Thailand, Malaysia, dan Indonesia bertemu di dekat titik yang berkoordinasi 98 BT dan 6 LU. Di dalam garis batas landas kontinen, Indonesia mempunyai kewenangan untuk memanfaatkan sumber daya alam yang ada di dalamnya, dengan kewajiban untuk menyediakan alur pelayaran lintas damai. Pengumuman tentang batas landas kontinen ini dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia pada tanggal 17 Febuari 1969. 3) Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Zona Ekonomi Eksklusif adalah jalur laut selebar 200 mil laut ke arah laut terbuka diukur dari garis dasar. Di dalam zona ekonomi eksklusif ini, Indonesia mendapat kesempatan pertama dalam memanfaatkan sumber daya laut. Di dalam zona ekonomi eksklusif ini kebebasan pelayaran dan pemasangan kabel serta pipa di bawah permukaan laut tetap diakui sesuai dengan prinsip-prinsip Hukum Laut Internasional, batas landas kontinen, dan batas zona ekonomi eksklusif antara dua negara yang bertetangga saling tumpang tindih, maka ditetapkan garis-garis yang menghubungkan titik yang sama jauhnya dari garis dasar kedua negara itu sebagai batasnya. Pengumuman tetang zona ekonomi eksklusif Indonesia dikeluarkan oleh pemerintah InA. Gerak Air Laut Ada 3 gerakan air laut yang akan kita bahas yaitu: arus laut, gelombang laut, dan pasang surut air laut. 1. Arus Laut Arus laut (sea current) adalah gerakan massa air laut dari satu tempat ke tempat lain baik secara vertikal (gerak ke atas) maupun secara horizontal (gerakan ke samping). Contoh-contoh gerakan itu seperti gaya coriolis, yaitu gaya yang membelok arah arus dari tenaga rotasi bumi. Pembelokan itu akan mengarah ke kanan di belahan bumi utara dan mangarah ke kiri di belahan bumi selatan. Gaya ini yang mengakibatkan adanya aliran gyre yang searah jarum jam (ke kanan) pada belahan bumi utara dan berlawanan dengan arah jarum jam di belahan bumi selatan. Perubahan arah arus dari pengaruh angin ke pengaruh gaya coriolis dikenal dengan spiral ekman. Menurut letaknya arus dibedakan menjadi dua yaitu arus atas dan arus bawah. Arus atas adalah arus yang bergerak di permukaan laut. Sedangkan arus bawah adalah arus yang bergerak di bawah permukaan laut. Faktor pembangkit arus permukaan disebabkan oleh adanya angin yang bertiup diatasnya. Tenaga angin memberikan pengaruh terhadap arus permukaan (atas) sekitar 2% dari kecepatan angin itu sendiri. Kecepatan arus ini akan berkurang sesuai dengan makin bertambahnya kedalaman perairan sampai pada akhirnya angin tidak berpengaruh pada kedalaman 200 meter. Oleh karena dibangkitkan angin, arah arus laut permukaan (atas) mengikuti arah angin yang ada. Khususnya di Asia Tenggara karena arah angin musim sangat kentara perubahannya antara musim barat dan musim timur maka arus laut permukaan juga banyak dipengaruhinya. Arus musim barat ditandai oleh adanya aliran air dari arah utara melalui laut Cina bagian atas, laut

Jawa, dan laut Flores. Adapun pada musim timur sebaliknya mengalir dari arah selatan. Musim kemarau Selain pergerakan arah arus mendatar, angin dapat menimbulkan arus air vertikal yang dikenal dengan upwelling dan sinking di daerah-daerah tertentu. Proses upwelling adalah suatu proses massa air yang didorong ke atas dari kedalaman sekitar 100 sampai 200 meter. Angin yang mendorong lapisan air permukaan mengakibatkan kekosongan di bagian atas, akibatnya air yang berasal dari bawah menggantikan kekosongan yang berada di atas. Oleh karena air yang dari kedalaman lapisan belum berhubungan dengan atmosfer, maka kandugan oksigennya rendah dan suhunya lebih dingin dibandingkan dengan suhu air permukaan lainnya. Walaupun sedikit oksigen, arus ini mengandung larutan nutrien seperti nitrat dan fosfat sehingga cederung mengandung banyak fitoplankton. Fitoplankton merupakan bahan dasar rantai makanan di lautan, dengan demikian di daerah upwelling umumnya kaya ikan. Gejala upwelling dapat dipantau oleh satelit cuaca NOAA dan dijadikan sebagai tanda akan dimulainya musim panen ikan 14 hari setelah upwelling terjadi. Bagi nelayan modern dapat memanfaatkan informasi NOAA untuk persiapan panen. Pencurian ikan di berbagai laut di Indonesia umumnya para pencuri memantau gejala upwelling. Pada saat upwelling mereka purapura mencari ikan di daerah yang jauh dari perairan laut. Akan tetapi 14 hari kemudian mereka meluncur dengan kekuatan penuh menuju perairan Indonesia. Dengan gesit mereka mengeruk ikan yang lagi banyak-banyaknya. Mereka lolos dari pengejaran patroli perairan Indonesia karena perlengkapan kita belum dapat melacak keberadaan mereka. Sinking merupakan proses kebalikan dari upwelling, yaitu gerakan air yang tenggelam ke arah bawah di perairan pantai. Agar Anda lebih jelas perhatikan perbedaan gambar gerakan upwelling dan sinking. Gb.7. (a) Daerah upwelling (b) Daerah sinking Berikut ini adalah persebaran arus laut di dunia, coba Anda perhatikaan nama-nama arus yang terdapat di samudra-samudra, dan perhatikan pula arah gerakannya dibelahan bumi utara dan belahan bumi selatan berbeda! a. Di Samudera Pasifik 1) Di sebelah utara khatulistiwa (a) Arus Khatulistiwa Utara, merupakan arus panas yang mengalir menuju ke arah barat sejajar dengan garis khatulistiwa dan ditimbulkan serta didorong oleh angin pasat timur laut. (b) Arus Kuroshio, merupakan lanjutan arus khatulistiwa utara karena setelah sampai di dekat Kepulauan Filipina, arahnya menuju ke utara. Arus ini merupakan arus panas yang mengalir dari

utara Kepulauan Filipina, menyusur sebelah timur Kepulauan Jepang dan terus ke pesisir Amerika Utara (terutama Kanada). Arus ini didorong oleh angin barat. (c) Arus Kalifornia, mengalir di sepanjang pesisir barat Amerika Utara ke arah selatan menuju ke khatulistiwa. Arus ini merupakan lanjutan arus kuroshio, termasuk arus menyimpang (pengaruh daratan) dan arus dingin. (d) Arus Oyashio, merupakan arus dingin yang didorong oleh angin timur dan mengalir dari selat Bering menuju ke selatan dan berakhir di sebelah timur Kepulauan Jepang karena ditempat ini arus tersebut bertemu dengan arus Kuroshio (terhambat oleh kuroshio). Di tempat pertemuaan arus dingin Oyashio dengan arus panas Kuroshio terdapat daerah perikanan yang kaya, sebab plankton-plankton yang terbawa oleh arus Oyashio berhenti pada daerah pertemuaan arus panas Kuroshio yang hangat dan tumbuh subur. 2) Di sebelah selatan khatulistiwa (a) Arus Khatulistiwa Selatan, merupakan arus panas yang mengalir menuju ke barat sejajar dengan garis khatulistiwa. Arus ini ditimbulkan atau didorong oleh angin pasat tenggara. (b) Arus Humboldt atau Arus Peru, merupakan lanjutan dari sebagian arus angin barat yang mengalir di sepanjang barat Amerika Selatan menyusur ke arah utara. Arus ini merupakan arus menyimpang serta didorong oleh angin pasat tenggara dan termasuk arus dingin. (c) Arus Australia Timur, merupakan lanjutan arus khatulistiwa selatan yang mengalir di sepanjang pesisir Australia Timur dari arah utara ke selatan (sebelah timur Great Barrier Reef). (d) Arus Angin Barat, merupakan lanjutan dari sebagian arus Australia timur yang mengalir menuju ke timur (pada lintang 30 40 LS) dan sejajar dengan garis ekuator. Arus ini didorong oleh angin barat. b. Di Samudera Atlantik 1) Di sebelah utara khatulistiwa (a) Arus Khatulistiwa Utara, merupakan arus panas yang mengalir menuju ke barat sejajar dengan garis khatulistiwa. Arus ini ditimbulkan dan didorong angin pasat timur laut. (b) Arus Teluk Gulfstream, merupakan arus menyimpang yang segera diperkuat oleh dorongan angin besar dan merupakan arus panas. Arus khatulistiwa utara (ditambah dengan sebagian arus khatulistiwa selatan) semula masuk ke Laut Karibia terus ke Teluk Mexiko dan keluar dari teluk ini melalui Selat Florida(sebagai Arus Florida). Arus Florida yang segera bercampur dengan Arus Antillen merupakan arus besar yang mengalir di sepanjang pantai timur Amerika Serikat ke arah Timur. Arus inilah yang disebut arus teluk sebab sebagian dari arus ini keluar dari teluk Meksiko.

(c) Arus Tanah Hijau Timur atau Arus Greenland Timur, merupakan arus dingin yang mengalir dari laut Kutub Utara ke selatan menyusur pantai timur Tanah Hijau. Arus ini didorong oleh angin timur (yang berasal dari daerah kutub). (d) Arus Labrador, berasal dari laut Kutub Utara yang mengalir ke selatan menyusuri pantai timur Labrador. Arus ini didorong oleh angin timur dan merupakan arus dingin, yang pada umumnya membawa gunung es yang ikut dihanyutkan. (e) Arus Canari, merupakan arus menyimpang dan termasuk arus dingin. Arus ini merupakan lanjutan sebagian arus teluk yang mengubah arahnya setelah pengaruh daratan Spanyol dan mengalir ke arah selatan menyusur pantai barat Afrika Utara. 2) Di sebelah selatan khatulistiwa (a) Arus Khatulistiwa Selatan, merupakan arus panas yang mengalir menuju ke barat, sejajar dengan garis khatulistiwa. Sebagian dari arus ini masuk ke utara (yang bersama-sama dengan arus Khatulistiwa Utara ke Laut Karibia) sedangkan yang sebagian lagi membelok ke selatan. Arus ini ditimbulkan dan didorong oleh angin pasat tenggara. (b) Arus Brazilia, merupakan lanjutan dari sebagian arus angin barat yang mengalir ke arah selatan menyusuri pantai timur Amerika Selatan (khususnya Brazilia). Arus ini termasuk arus menyimpang dan merupakan arus panas. (c) Arus Benguela, merupakan lanjutan dari sebagian arus angin barat, yang mengalir ke arah utara menyusuri pantai barat Afrika Selatan. Arus ini merupakan arus dingin, yang akhirnya kembali menjadi Arus Khatulistiwa Selatan. (d) Arus Angin Barat, merupakan lanjutan dari sebagian Arus Brazilia yang mengalir ke arah timur (pada lintang 30o 40oLS) sejajar dengan garis ekuator. Arus ini didorong oleh angin barat dan merupakan arus dingin. c. Di Samudera Hindia 1) Di sebelah utara khatulistiwa Arus laut samudera ini keadaannya berbeda dengan samudera lain, sebab arah gerakan arus tak tetap dalam setahun melainkan berganti arah dalam tahun, sesuai dengan gerakan angin musim yang menimbulkannya. Arus-arus tersebut adalah sebagai berikut. (a) Arus Musim Barat Daya, merupakan arus panas yang mengalir menuju ke timur menyusuri Laut Arab dan Teluk Benguela. Arus ini ditimbulkan dan didorong oleh angin musim barat daya. Arus ini berjalan kurang kuat sebab mendapa hambatan dari gerakan angin pasat timur laut. (b)

Arus Musim Timur Laut, merupakan arus panas yang mengalir menuju ke barat menyusuri Teluk Benguela dan Laut Arab. Arus ini ditimbulkan dan didorong oleh angin musim timur laut. Arus yang terjadi bergerak agak kuat sebab di dorong oleh dua angin yang saling memperkuat, yaitu angin pasat timur laut dan angin musim timur laut. 2) Di sebelah selatan khatulistiwa (a) Arus Khatulistiwa Selatan, merupakan arus panas yang mengalir menuju ke barat sejajar dengan garis khatulistiwa yang nantinya pecah menjadi dua (Arus Maskarena dan Arus Agulhas setelah sampai di timur Madagaskar). Arus ini ditimbulkan dan didorong oleh angin pasat tenggara. (b) Arus Maskarena dan Arus Agulhas, merupakan arus menyimpang dan merupakan arus panas. Arus ini juga merupakan lanjutan dari pecahan Arus Khatulistiwa Selatan. Arus Maskarena mengalir menuju ke selatan, menyusuri pantai Pulau Madagaskar Timur. Arus Agulhas juga mengalir menuju ke selatan menyusuri pantai Pulau Madagaskar Barat. (c) Arus Angin Barat, merupakan lanjutan dari sebagian arus angin barat, yang mengalir ke arah utara menyusur pantai barat Benua Australia. Arus ini termasuk arus menyimpang dan merupakan arus dingin yang akhirnya kembali menjadi Arus Khatulistiwa Selatan. Gambar 8 memberikan ilustrasi gerakan arus-arus laut di samudera-samudera. 2. Gelombang Laut Gelombang laut atau ombak merupakan gerakan air laut yang paling umum dan mudah kita amati. Helmholts menerangkan prinsip dasar terjadinya gelombang laut sebagai berikut : Jika ada dua massa benda yang berbeda kerapatannya (densitasnya) bergesekan satu sama lain, maka pada bidang gerakannya akan terbentuk gelombang. Gelombang terjadi karena beberapa sebab, antara lain: a. Karena angin. Gelombang terjadi karena adanya gesekan angin di permukaan, oleh karena itu arah gelombang sesuai dengan arah angin. b. Karena menabrak pantai. Gelombang yang sampai ke pantai akan terjadi hempasan dan pecah. Air yang pacah itu akan terjadi arus balik dan membentuk gelombang, oleh karena itu arahnya akan berlawanan dengan arah datangnya gelombang c. Karena gempa bumi. Gelombang laut terjadi karena adanya gempa di dasar laut. Gempa terjadi karena adanya gunung laut yang meletus atau adanya getaran/pergeseran kulit bumi di dasar laut. Gelombang yang ditimbulkan biasanya besar dan disebut dengan gelombang tsunami. Contoh ketika Gunung Krakatau meletus 1883, menyebabkan terjadinya gelombang tsunami yang banyak menimbulkan kerugian.

Gerakan permukaan gelombang dapat dikelompokan sebagai berikut: a. Gerak osilasi, yaitu gerak gelombang akibat molekul air bergerak melingkar. Gerak osilasi biasanya terjadi di laut lepas, yaitu pada bagian laut dalam. Adanya gelombang dibangkitkan oleh kecepatan angin, lamanya angin bertiup, luas daerah yang ditiup angin (fetch), dan kedalaman laut. Gelombang ini memiliki tinggi dan lembah gelombang. Puncak gelombang akan pecah di dekat pantai yang disebut breaker atau gelora. b. Gerak translasi, yaitu gelombang osilasi yang telah pecah lalu seperti memburu garis pantai, bergerak searah dengan gerak gelombang tanpa diimbangi gerakan mundur. Gelombang ini tidak memiliki puncak dan lembah yang kemucian dikenal dengan istilah surf. Gelombang ini dimanfaatkan untuk olah raga surfing. c. Gerak swash dan back swash berbentuk gelombang telah menyentuh garis pantai. Kedatangan gelombang disebut swash, sedangkan ketika kembali disebut back swash. 3. Pasang surut air laut (ocean ride) Pasang naik dan pasang surut merupakan bentuk gerakan air laut yang terjadi karena pengaruh gaya tarik bulan dan matahari terhadap bumi. Hal ini didasarkan pada hukum Newton yang berbunyi : Dua benda akan terjadi saling tarik mena donesia tanggal 21 Maret 1980.

Senin, 24 Januari 2011

Mengenal Lebih Detail Seluk-Beluk Gelombang Laut


Gelombang / ombak yang terjadi di lautan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam tergantung kepada gaya pembangkitnya. Pembangkit gelombang laut dapat disebabkan oleh: angin (gelombang angin), gaya tarik menarik bumi-bulan-matahari (gelombang pasang-surut), gempa (vulkanik atau tektonik) di dasar laut (gelombang tsunami), ataupun gelombang yang disebabkan oleh gerakan kapal.

Gelombang yang sehari-hari terjadi dan diperhitungkan dalam bidang teknik pantai adalah gelombang angin dan pasang-surut (pasut).

Energi gelombang akan membangkitkan arus dan mempengaruhi pergerakan sedimen dalam arah tegak lurus pantai (cross-shore) dan sejajar pantai (longshore). Pada perencanaan teknis bidang teknik pantai, gelombang merupakan faktor utama yang diperhitungkan karena akan menyebabkan gaya-gaya yang bekerja pada bangunan pantai. Apa Itu Gelombang Laut ? Gelombang adalah pergerakan naik dan turunnya air dengan arah tegak lurus permukaan air laut yang membentuk kurva/grafik sinusoidal. Gelombang laut disebabkan oleh angin.

Angin di atas lautan mentransfer energinya ke perairan, menyebabkan riak-riak, alun / bukit, dan berubah menjadi apa yang kita sebut sebagai gelombang. Dalam bidang oseanografi, Ombak dikenal sebagai gelombang dalam (internal wave). Fenomena ini juga ada dalam bidang meteorologi, dimana gelombang menjalar pada lapisan antar muka antara udara yang hangat dan dingin. Para ahli meteorologi lebih banyak berkecimpung dengan fluida dalam bentuk gas yaitu atmosfer, sedangkan para ahli oseanografi lebih banyak berkecimpung dengan fluida dalam bentuk cair yaitu air laut. Mekanisme Terjadinya Gelombang Laut

Amati gerak pelampung di dalam gambar animasi gelombang di atas. Perhatikan bahwa sebenarnya pelampungbergerak dalam suatu lingkaran (orbital) ketika gelombang bergerak naik dan turun.

Partikel air berada dalam satu tempat, bergerak di suatu lingkaran, naik dan turun dengan suatu gerakan kecil dari sisi satu kembali ke sisi semula. Gerakan ini memberi gambaran suatu bentuk gelombang. Pelampung yang mengapung di air pindah ke pola yang sama, naik turun di suatu lingkaran yang lambat, yang dibawa oleh pergerakan air.

Di bawah permukaan, gerakan berputar gelombang itu semakin mengecil. Ada gerak orbital yang mengecil seiring dengan kedalaman air, sehingga kemudian di dasar hanya akan meninggalkan suatu gerakan kecil mendatar dari sisi ke sisi yang disebut surge

Pergerakan Perjalanan Gelombang Menuju Pantai Ketinggian dan periode gelombang tergantung kepada panjang fetch pembangkitannya. Fetch adalah jarak perjalanan tempuh gelombang dari awal pembangkitannya. Fetch ini dibatasi oleh bentuk daratan yang mengelilingi laut. Semakin panjang jarak fetchnya, ketinggian gelombangnya akan semakin besar.

Angin juga mempunyai pengaruh yang penting pada ketinggian gelombang. Angin yang lebih kuat akan menghasilkan gelombang yang lebih besar. Gelombang yang menjalar dari laut dalam (deep water) menuju ke pantai akan mengalami perubahan bentuk karena adanya perubahan kedalaman laut. Apabila gelombang bergerak mendekati pantai, pergerakan gelombang di bagian bawah yang berbatasan dengan dasar laut akan melambat. Ini adalah akibat dari friksi/gesekan antara air dan dasar pantai. Sementara itu, bagian atas gelombang di permukaan air akan terus melaju. Semakin menuju ke pantai, puncak gelombang akan semakin tajam dan lembahnya akan semakin datar. Fenomena ini yang menyebabkan gelombang tersebut kemudian pecah. Tipe gelombang, bila dipandang dari sisi sifat-sifatnya : 1. Gelombang pembangun/pembentuk pantai (Constructive wave)

Yang termasuk gelombang pembentuk pantai, bercirikan mempunyai ketinggian kecil dan kecepatan rambatnya rendah. Sehingga saat gelombang tersebut pecah di pantai akan mengangkut sedimen (material pantai). Material pantai akan tertinggal di pantai (deposit) ketika aliran balik dari gelombang pecah meresap ke dalam pasir atau pelan-pelan mengalir kembali ke laut. 2. Gelombang perusak pantai (Destructive wave) Sedangkan gelombang perusak pantai biasanya mempunyai ketinggian dan kecepatan rambat yang besar (sangat tinggi). Air yang kembali berputar mempunyai lebih sedikit waktu untuk meresap ke dalam pasir. Ketika gelombang datang kembali menghantam pantai akan ada banyak volume air yang terkumpul dan mengangkut material pantai menuju ke tengah laut atau ke tempat lain.
Fungsi Luar Biasa Dari Gelombang Laut 1. Menjaga Kestabilan Suhu Dari Iklim Dunia

Jelas bahwa ombak lautan tidak dapat terjadi tanpa angin. Mula-mula menyebabkan riak di permukaan laut dan kemudian gelombang, Gelombang membantu meminimalkan suhu ekstrem di planet ini, memindahkan air dingin dari kutub, sementara pada saat yang sama bergerak air hangat dari khatulistiwa ke arah yang dingin. 2. Melalui Permukaan Ombak, Terjadi Pertukaran Gas Di permukaan gelombang laut, pertukaran gas terjadi dimana oksigen keluar dan karbon dioksida masuk ke dalam permukaan gelombang laut tersebut. 3. Meningkatkan kemampuan adaptasi dan kekuatan dari Makhluk hidup Karena gelombang pecah di pantai, makhluk yang ada di laut harus lebih kuat dan lebih beradaptasi untuk bertahan tidak terbawa oleh ombak ke pantai. Tanpa gelombang, tidak akan ada sebagian spesies yang hidup di laut. 4. Meningkatkan Adanya Keanekaragaman Hayati Gelombang laut yang disebabkan oleh angin dan ombak memungkinkan penghuni laut agar larva/telur mereka diangkut dengan jarak yang jauh, sehingga muncul spesies baru dari hasil evolusi dan adaptasi dari makhluk laut yang terbawa gelombak laut tersebut 5. Gelombang Laut Membantu Adanya Hubungan Simbiosis Mutualisme Sementara gelombang Laut yang mengikis karang dengan terus menerjang pada mereka, organisme laut telah beradaptasi dengan ini dan menempel ke karang-karag tersebut

sehingga disini membantu adanya penundaan pengikisan batu karang tersebut dalam hal ini terjadi hubungan simbiosis sejati. 6. Gelombang Laut Membantu Membuat Pantai Pantai diciptakan oleh pasir yang dibawa naik dari dasar laut oleh ombak, yang juga mencuci pasir dan dibersihkan. Pasir diaduk dan tersuspensi dalam air yang memungkinkan untuk diangkut ke pantai oleh ombak.

You might also like